Rachel berkata dengan penuh kebencian, "Siapa yang bilang begitu? Aku akan mencari orang itu, lalu menuntut pertanggungjawabannya!"Berani-beraninya orang itu menyebarkan rumor yang mencemarkan nama baiknya.Wajah tampan Darian seketika membeku. Dia mengingat bahwa saat itu Jefri memang tidak mengatakan bahwa wanita itu adalah Rachel. Dia hanya mengatakan bahwa ada seseorang yang menemui Michael. Dia sendiri yang secara naluriah mengira itu adalah Rachel.Saat melihat ekspresi marah Rachel, Darian mengatupkan bibirnya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Dia jelas tidak mungkin menyeret Jefri ke dalam masalah ini.Sebelum Darian sempat berbicara, Rachel mengambil ponselnya dengan tangan yang masih bisa digerakkan, membuka pesan dari Sarah, lalu menunjukkannya ke depan wajah Darian."Ini, lihat sendiri, ini dari Sarah yang menemukan Michael dengan wanita lain. Dia yang mengatur drama itu, makanya aku datang untuk menonton. Aku nggak bohong padamu," ujar Rachel.Setelah melihat pesan itu
Pria itu melangkah masuk, lalu berujar, "Kebetulan aku berada di Kota Bansar. Aku mendengar kabar kalau kamu masuk rumah sakit, jadi aku datang untuk menjengukmu."Setelah mengatakan itu, pandangannya jatuh pada lengan Rachel. Seberkas rasa sakit terlihat di matanya.Melihat tatapan mata pria itu, Rachel merasa sangat ironis.Hingga kini, Rachel masih belum bisa melupakan bagaimana pria ini meninggalkannya dan ibunya.Dia hidup bahagia bersama istri barunya, serta telah memiliki seorang putri. Mungkin dia sudah lama melupakan mantan istri dan putrinya.Sekarang, ibunya masih terbaring di rumah sakit. Pria ini juga tidak pernah sekali pun datang untuk menjenguknya.Semua biaya pengobatan sepenuhnya Rachel tanggung sendiri dengan kerja kerasnya!Setelah mengingat hal ini, tatapan mata Rachel perlahan menjadi dingin. Tubuhnya seakan membangun dinding perlindungan. Kemudian, Rachel berkata dengan sikap dingin, "Terima kasih atas perhatiannya, Pak Harsono. Silakan pergi, aku nggak apa-apa."
Jesslyn bangkit dari lantai, menatap Rachel dari atas ke bawah sejenak, seolah-olah sedang menilai kondisi kesehatannya.Rachel segera memasang wajah dingin sambil bertanya, "Apa yang kamu lakukan di sini?"Setelah terluka, dia sempat memikirkan siapa yang mungkin mencoba mencelakainya.Tersangka utamanya adalah Jesslyn!Bagaimanapun juga, Rachel tidak mengenal banyak orang di Kota Bansar. Satu-satunya orang yang punya dendam dengannya adalah Jesslyn. Mustahil jika Michael yang merasa terganggu dengannya sampai ingin membunuhnya.Meskipun Michael memang seorang bajingan, dia tidak sampai sekejam itu.Sekarang, dia masih terbaring di ranjang rumah sakit, tidak punya waktu untuk berurusan dengan Jesslyn. Namun, begitu pulih, Rachel pasti akan membalasnya dengan baik!Jesslyn merasa sedikit kecewa saat melihat bahwa Rachel hanya dibalut perban dan tangannya digips, tapi suaranya masih terdengar kuat.Tak disangka, Rachel ternyata tidak mati.Namun, melihat tangan dan kakinya yang dibalut
"Apa kamu lapar?" tanya Darian.Begitu mendengar pertanyaannya, Rachel meraba perutnya. Dia baru menyadari bahwa kemarahannya tadi cukup menguras tenaga. Ternyata, dia memang merasa sangat lapar.Darian berkata saat melihat itu, "Aku akan membelikanmu makan."Setelah mengatakan itu, dia pun berbalik, lalu melangkah pergi.Tak lama kemudian, Darian kembali dengan membawa beberapa kantong berisi makan malam.Dia membuka bungkusnya, lalu meletakkannya di depan Rachel. Saat melihat tangan kanan Rachel yang digantung di lehernya, hingga membuatnya sulit bergerak, Darian bertanya, "Perlu aku suapi?"Meskipun merasa agak malu, Rachel memang sedang kesulitan menggunakan tangannya. Kemampuan tangan kirinya juga tidak terlalu baik, sehingga kemungkinan besar dia tidak bisa memegang sendok. Akhirnya, dia hanya bisa meminta bantuan Darian.Rachel mengangguk dengan canggung, lalu menjawab, "Ya, terima kasih."Darian membuka sendok sekali pakai, lalu menyuapkan makanan ke mulut Rachel.Saat mengunya
Setelah selesai bekerja, Jesslyn berjalan ke tempat parkir. Baru saja dia hendak membuka pintu mobilnya, tiba-tiba sebuah tangan besar menutup mulutnya dari belakang.Sesaat kemudian, Jesslyn mendengar suara pria yang familier di telinganya, "Ini aku."Jesslyn merasa ketakutan hingga wajahnya pucat. Suaranya gemetaran saat dia berujar, "Cal ... Calvin? Kenapa ... kenapa kamu ada di sini?"Bukankah pria ini sudah ditangkap?Calvin mengusap pipi Jesslyn sambil tertawa mesum, lalu berujar, "Aku hampir saja tertangkap karena kamu. Bagaimana kamu akan memberi kompensasi padaku?"Sejak awal, Jesslyn hanya berniat memanfaatkan Calvin, tanpa pernah berniat memberikan keuntungan apa pun padanya.Saat mendengar perkataannya sekarang, kening Jesslyn tanpa sadar berkerut."Pak Calvin, bukankah masalahmu sudah terungkap? Seharusnya kamu segera kabur sekarang. Apa kamu nggak takut Pak Darian akan menuntut tanggung jawabmu? Biar aku bantu mengurus tiket pesawatmu," ujar Jesslyn.Jesslyn sudah merenca
"Aku nggak bisa meninggalkanmu sendirian," kata Darian dengan suara acuh tak acuh.Namun, di telinga Rachel, kata-kata itu terasa sangat hangat. Pria itu khawatir dirinya sendirian, jadi dia sengaja tinggal untuk menemaninya."Oh." Sebuah senyum simpul muncul di sudut bibir Rachel, hatinya terasa hangat.Tatapan Darian tertuju pada tangannya saat dia bertanya, "Mau mandi?"Rachel mengangguk."Butuh bantuan?" tanya Darian.Pipi Rachel langsung memerah. Dia segera menolak, "Nggak perlu! Aku bisa melakukannya sendiri. Nggak perlu merepotkanmu!"Meskipun dia dan pria ini sudah menjadi suami istri, mereka belum sampai pada tahap di mana mereka bisa benar-benar terbuka satu sama lain. Rachel lebih memilih untuk bersusah payah sendiri.Darian melihat wajah Rachel yang memerah.Matanya sedikit menyipit, lalu dia berkata perlahan, "Maksudku aku bisa memanggilkan perawat untuk membantumu. Apa yang kamu pikirkan?"Ternyata Rachel sudah salah paham, betapa memalukannya!Akhirnya, untuk membuktikan
Keesokan harinya, Rachel membuka matanya perlahan. Dia tertegun sejenak sebelum mengingat bahwa dirinya sedang dirawat di rumah sakit.Malam sebelumnya, dia tidur cukup nyenyak tanpa merasa asing dengan tempat tidurnya.Ada suara napas pelan di sampingnya. Saat dia menoleh, dia melihat tubuh tinggi besar Darian yang meringkuk di atas tempat tidur lipat, tampak begitu menyedihkan.Perasaan bersalah melintas di hati Rachel. Namun, di saat yang sama dia merasa tersentuh. Meskipun pernikahan mereka terjadi secara tak terduga, pria ini ternyata memiliki rasa tanggung jawab yang besar.Perasaan aneh mulai tumbuh di dalam hati Rachel.Darian juga sudah bangun. Mata yang tadinya tertutup rapat kini terbuka, menampilkan sepasang mata yang dalam, yang masih tampak mengantuk.Rachel menyadari bahwa dia sudah menatapnya terlalu lama, jadi dia buru-buru mengalihkan pandangannya.Setelah bangun dan membersihkan diri, Darian segera meninggalkan kamar rumah sakit.Tak lama kemudian, seorang perawat da
Jesslyn keluar dari hotel dengan kaki yang lemas.Sejak tadi malam hingga sekarang, dia sudah melayani Calvin dengan sebaik mungkin, hampir membuat dirinya mati kelelahan. Pria bodoh itu begitu tergila-gila padanya, bahkan sempat berkata bahwa dia hampir mati di pelukannya. Selain itu, dia tidak hanya setuju untuk mengakui bahwa dia yang menjebak Rachel.Namun, setelah Jesslyn menjanjikan sejumlah uang, dia bersedia menculik Rachel, lalu merekam video dirinya bersama Rachel untuk diberikan pada Jesslyn.Rachel, wanita yang selalu menjaga kesucian dirinya itu, belum pernah disentuh oleh Michael.Jika Michael melihat Rachel yang begitu polos terbaring di bawah pria lain dengan cara yang begitu memalukan, tidak bisa dibayangkan betapa marahnya pria itu nanti.Setelah itu, Michael pasti tidak akan pernah lagi melihat Rachel dengan cara yang sama!Jesslyn tersenyum puas dengan pemikiran itu, lalu melangkah pergi.Sementara itu, di rumah sakit, Rachel sudah membereskan barang-barangnya. Dia