Share

Salah Balas Dendam
Salah Balas Dendam
Author: PHANTOM

Rencana Awal

Author: PHANTOM
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Viona membuka tirai yang menutupi dinding penuh dengan foto seorang pria. Gadis itu mengambil salah satu foto pria tersebut dan meremasnya hingga kusut.

“Daniel Rutherford!” geram Viona, menyebut nama pria yang ada dalam foto.

Dahulu, Viona sangat mengangumi Daniel Rutherford yang selalu baik dan mengunjungi rumahnya setiap hari sabtu. Namun, kini dia membencinya. Karena pria yang ada di hadapan ibunya yang mati saat itu adalah Daniel.

Daniel Rutherford adalah pembunuh, itu lah yang ada di pikiran Viona hingga kini.

Viona membersihkan dirinya dan berpakaian rapi. Hari ini dia hendak menjalankan rencana balas dendamnya dengan mendekati dan memanfaatkan Noah yang merupakan putra Daniel. Tentu saja setelah membuatnya mempercayai Viona atau bahkan membuatnya jatuh cinta, mungkin?

Sambil membawa buku di tangannya, Viona masuk ke dalam kafe dan memesan kopi dingin. Pandangannya mencari sosok Noah yang selalu ada di kafe tersebut setiap pagi di hari minggu. Dia kemudian tersenyum ketika orang yang dia cari ternyata ada di meja dekat jendela.

Bruk!

“Akh!” erang Viona pelan. Dia sengaja berpura-pura jatuh di dekat Noah hingga berhasil menumpahkan kopinya pada kemeja dan buku pria itu.

“Kau tidak apa-apa, Nona?”

Bariton itu membuat Viona menoleh.

Noah mengulurkan tangannya ke arah Viona. Pria itu bahkan tidak marah meskipun pakaiannya basah terkena tumpahan kopi.

“Te-terima kasih.” Viona berdiri dengan menerima uluran tangan Noah, lalu melirik pada pakaian Noah yang basah. “Itu ... maafkan aku. Pakaianmu basah karena kesalahanku.”

Mengerti apa yang dimaksud Viona, Noah kemudian tersenyum. “Tidak apa-apa. Daripada itu, bukankah kau butuh pengobatan,” ucapnya sembari menunjuk lutut Viona yang terluka.

Ah, Viona bahkan tak sadar jika lututnya terluka, pantas saja terasa sakit. Sepertinya dia terlalu berlebihan ketika melakukannya tadi.

“Ini ... aku bisa mengobatinya nanti. Tapi, bagaimana dengan pakaianmu? Sepertinya aku juga menumpahkan kopi di bukumu.” Netra Viona melirik kemeja dan buku Noah yang terlanjur basah, kotor, dan berbau kopi dengan wajah menyesal. Sudut bibirnya hampir terangkat karena rencananya awalnya untuk menarik perhatian Noah berhasil.

“Buku itu,” tunjuk Noah. “Berikan buku itu padaku. Bukankah itu buku yang sama?”

“Benar, sepertinya buku ini sama dengan milikmu. Apa hanya buku ini yang kau inginkan?”

Mengapa hanya buku? Mengapa Noah tidak memintanya untuk membelikan pakaian baru? Padahal Viona ingin menghabiskan waktu sedikit lebih lama dan lebih mendekatinya lagi.

“Ya. Aku akan membacanya hingga selesai, lalu mengembalikannya padamu.”

Sebenarnya Viona bisa saja memberikan buku itu kepada Noah, tidak perlu sampai dikembalikan. Lagi pula, dia membawa buku itu hanya untuk menunjukkan bahwa dia suka membaca buku dan kebetulan bukunya sama dengan Noah, meskipun sebenarnya tidak.

“Ambil saja. Kau bisa mengembalikannya kapan-kapan.”

Viona memberikan bukunya pada Noah dan berlalu begitu saja. Noah tidak seperti yang dibayangkannya. Ternyata pria itu memiliki sikap yang tenang dan cukup ramah. Karena dalam bayangan Viona, Noah adalah seorang pria angkuh dan penuh perhitungan terhadap sesuatu.

“Nona, tunggu!” panggil Noah mencoba menghentikan Viona yang sudah pergi menjauh. Noah bingung. Bagaimana bisa dia mengembalikan buku itu kepada gadis yang baru saja dia temui dan bahkan namanya pun tidak tahu. Bahkan, gadis itu baru saja pergi begitu saja.

Tak mengindahkan panggilan Noah, Viona tetap berjalan menjauh. Sejurus kemudian, dia membuka ponselnya dan menghubungi seseorang.

“Tuntut RF Group seperti yang sudah aku rencanakan sebelumnya. Kau bisa melakukannya, bukan?” ucap Viona entah pada siapa.

***

Para dewan direksi tengah berkumpul di ruang rapat dan berdebat satu sama lain. Sebagai seorang CEO, Daniel duduk di kursi utama dan memimpin rapat dengan tujuan memecahkan masalah yang sedang terjadi para RF Group.

“Jadi, bagaimana kita akan menyelesaikannya? Mereka menuntut perusahaan kita!” seru salah satu dewan direksi.

“Benar. Lagi pula, apa produk baru yang kita luncurkan tersebut benar-benar aman? Mengapa ada seseorang yang alergi setelah memakai produk tersebut dan akhirnya menuntut kita?!” sambung dewan direksi lainnya.

Hampir semua dewan direksi menyalahkan Daniel karena satu kasus yang sedang terjadi. Mereka panik lantaran ada sebuah tuntutan ganti rugi dan pencemaran nama baik terhadap perusahaan. Jika situasi tetap seperti ini, harga saham akan anjlok ke titik terendah, itulah yang mereka khawatirkan.

Dasar picik! Padahal mereka semua tahu kalau produk baru yang telah dipasarkan sudah lulus uji klinis dan terbukti aman. Bahkan, produk baru tersebut sudah mengantongi label BPOM. Hanya karena takut harga saham yang mereka miliki turun, mereka berbondong-bondong menyalahkan Daniel dan lepas tangan dari perusahaan yang sedang terpojok.

“Harap diam!” teriak Daniel melalui pengeras suara.

Sontak para dewan direksi yang sejak tadi beradu mulut, diam seketika. Mereka ingin tahu dengan apa yang akan Daniel katakan.

“Aku tahu jika kalian khawatir dengan tuntutan yang diterima perusahaan. Oleh sebab itu, sebagai seorang CEO, aku akan menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan, tanpa harus pergi ke jalur hukum.”

“Apa yang akan kau lakukan? Apa kau bisa menjamin kalau cara yang akan kau gunakan berhasil?”

Tampaknya masih ada seseorang yang belum puas dengan jawaban Daniel. Jika begitu, Daniel akan meyakinkan mereka dengan bertaruh.

“Aku akan menyuruh Noah membujuk korban agar mencabut tuntutannya. Aku yakin dan percaya pada anakku. Namun, jika ternyata hasilnya tidak bagus, aku siap mengundurkan diri dari posisiku sekarang!”

Pernyataan Daniel membuat semua orang terkejut. Noah memang penerus perusahaan dan memiliki otak yang cerdas. Meskipun begitu, bukankah Daniel terlalu mempercayai Noah hingga berani mempertaruhkan posisi CEO-nya?

Di samping itu, Daniel menyuruh Noah membujuk korban untuk mencabut tuntutan? Tuntutan itu sudah masuk ke kejaksaan dengan bukti yang cukup kuat. Jika gagal, bukan hanya ganti rugi dan nama baik perusahaan yang tercoreng, tetapi juga produk-produk yang sudah dipasarkan bisa ditarik kembali dan bisa menyebabkan kebangkrutan.

“Aku rasa mengundurkan diri tidak cukup untuk menyelesaikan masalah yang gagal ditangani. Jika ternyata Noah gagal, harga saham akan turun drastis, dan kami akan rugi besar.”

Ah, kakek-kakek itu terus saja memprovokasi dewan direksi lainnya. Sejak awal, dia memang berniat menyudutkan Daniel. Sepertinya orang tua itu menaruh dendam pada Daniel karena Daniel berencana menyerahkan jabatannya pada Noah, bukan kepada dirinya.

Daniel tersenyum dan berniat mengikuti permainan orang tua tersebut. “Baiklah. Jadi, apa yang kau inginkan?”

“Jika Noah gagal, aku ingin kau mengganti saham kami dengan harga saham yang sekarang.”

Daniel hampir tertawa lepas. Semua orang yang sudah dibutakan uang dan kekuasaan memang selalu berubah menjadi gila. Mereka bahkan hanya memedulikan diri sendiri dan tidak memedulikan perusahaan yang sedang dalam masalah.

Related chapters

  • Salah Balas Dendam   Gagal Menuntut RF Group

    Noah melirik arloji yang melingkar di tangannya. Sepertinya dia datang terlalu cepat dari waktu yang dijadwalkan. Ya, mungkin karena dia terlalu bersemangat untuk menangani tugas penting yang diberikan ayahnya.Selang beberapa menit, seorang wanita berumur akhir 30-an datang dengan wajah yang penuh bintik-bintik merah. Wanita itu duduk di hadapan Noah dengan sebuah meja di antara mereka.“Apa masih ada yang perlu kita bicarakan? Bukankah tuntutan terhadap perusahaan kalian sudah jelas?” ucap wanita itu dengan nada sinis.“Ya, tapi ada yang harus saya pastikan terlebih dahulu.”Noah menjentikkan jarinya, memberikan kode kepada asistennya untuk menyiapkan makanan yang sudah disiapkan sejak tadi. Di antara banyak makanan yang tersaji di atas meja, Noah menyodorkan gelas berisi air kehijau-hijauan ke hadapan wanita itu.“Saya akan merasa terhormat jika Nyonya mau meminum air yang sudah saya siapkan ini,” ucap Noah lagi.Wanita itu menatap lekat-lekat minuman yang mirip seperti teh, akan t

  • Salah Balas Dendam   Bertemu Lagi

    Noah menoleh dan pupilnya sedikit melebar. “Ah, Gadis Kopi!”Viona sontak tersenyum. Siapa sangka jika dia akan bertemu Noah di tempat seperti ini. Haruskah dia memulai percakapan? Ini adalah kesempatan emas untuk lebih dekat dengan Noah.“Kau sudah menyelesaikan bukunya?” tanya Viona.“Buku?” Noah terlihat sedikit bingung, namun segera melanjutkan perkataannya. “Ah, benar! Aku sudah membacanya hingga selesai dan ingin mengembalikannya, tapi aku tidak membawanya sekarang.”Alasan! Sebenarnya Noah belum sempat membacanya hingga selesai karena sibuk mempersiapkan rencana untuk menangani tuntutan yang didapat RF Group. Dia bahkan lupa menaruh bukunya di mana.Noah melihat penampilan Viona yang terkesan lebih dewasa dibanding pertemuan sebelumnya. Tatapannya kemudian berhenti pada bibir mungil yang dilapisi lipstik warna merah. Jarinya tanpa sadar mengusap bibir merah Viona dan membuat Viona tersentak.“Maaf, aku hanya berpikir kalau warna merah tidak cocok untukmu dan tanpa sadar ingin m

  • Salah Balas Dendam   Aku Tidak Mau Menikah

    Noah memasang wajah serius. Jika perkataannya kurang meyakinkan maka dia akan membuat ayahnya yakin dan mempercayainya.“Aku serius, Ayah. Jika Ayah tidak percaya, aku akan memperkenalkannya lain kali.”“Besok! Bawa kekasihmu ke hadapan Ayah saat makan malam.”Besok? Tampaknya ayahnya belum mempercayai Noah sebelum melihat buktinya secara langsung. Namun, besok adalah waktu yang terlalu cepat. Bagaimana cara Noah mencari seorang gadis yang bisa diajak bersandiwara dalam waktu sesingkat itu? Ya, Noah benar-benar terjebak dalam permainannya sendiri.“Baiklah! Aku akan membawanya besok ke hadapan Ayah. Tapi ....” Noah mengalihkan pandangannya pada Karin. “Ayah harus berjanji untuk tidak membahas pernikahanku lagi dengan Karin.”“Baiklah. Ayah berjanji!”Noah berdiri dan langsung pergi ke kamarnya. Dia harus berpikir dan mencari cara untuk menemukan seorang gadis untuk diperkenalkan pada ayahnya besok. Bukan gadis sembarangan, gadis itu harus cantik dan memiliki otak yang cerdas.Sementara

  • Salah Balas Dendam   Kekasih Palsu

    Di lantai 8, lift berhenti. Viona berjalan di belakang resepsionis yang sedang memandunya berjalan menuju ruangan Noah. Resepsionis itu kemudian berhenti di sebuah pintu berwarna putih dan mengetuk pintu tersebut sebanyak tiga kali. “Direktur Noah, tamu Anda sudah datang.” “Masuklah!” Resepsionis membukakan pintu untuk Viona. Dia masuk bersama Viona hanya untuk membungkuk kepada Noah, lalu pergi begitu saja. “Apa aku datang di waktu yang kurang tepat? Sepertinya kau masih sibuk dengan pekerjaanmu,” ucap Viona yang berusaha membuka percakapan. Resepsionis itu berkata kalau Noah sudah menunggu Viona di ruangannya. Menunggu apanya? Noah bahkan masih sibuk berkutat dengan laptopnya. Seperti mengetahui isi pikiran Viona, Noah sontak menutup laptop dan melepas kaca mata yang bertengger di hidung mancungnya. Dia beranjak dari kursi kerjanya dan beralih menuju sofa. “Silakan duduk,” sambut Noah dengan ramah. Viona duduk di sofa yang berhadapan dengan Noah. Dia duduk dengan menyilangka

  • Salah Balas Dendam   Makan Malam Dengan Orang Itu

    Viona sudah rapi menggunakan gaun panjang berwarna biru dengan sedikit polesan make-up di wajahnya. Kini dia tengah berdiri di depan gerbang rumahnya, menunggu Noah menjemputnya untuk makan malam. Selang beberapa waktu, sebuah mobil ferrari berwarna merah berhenti di depan Viona. Sang pemilik mobil mahal tersebut kemudian keluar dari mobilnya dan menghampiri Viona yang tengah berdiri mematung. “Apa kau menunggu lama?” tanya Noah yang baru saja turun dari mobil. “Tidak, aku baru saja keluar dari rumah,” jawab Viona. Noah membukakan pintu mobil untuk Viona layaknya seorang kekasih sebenarnya. Ya, pria itu memang terlalu perhatian hingga bisa membuat Viona jatuh hati padanya. Penampilannya juga sempurna meskipun memakai tuksedo berwarna biru muda yang senada dengan gaun Viona. Gaun yang dipakai Viona dan tuksedo Noah adalah sepasang. Setelah sampai rumah tadi siang, Noah tiba-tiba menghubungi Viona dan meminta alamat rumahnya. Dia tak menyangka jika Noah akan membelikannya gaun untu

  • Salah Balas Dendam   Makan Malam Dengan Orang Itu (2)

    Memang benar jika Karin hanya diam saja sejak tadi, namun dia tidak benar-benar diam. Dia benci melihat wajah Viona dan melampiaskannya pada makanan. Dia mengiris kecil-kecil sepiring steik dan mengunyahnya dengan kasar. Karin menaruh pisau dan garpu, lalu mengelap mulutnya dengan tisu. “Jika Noah memang sudah memiliki kekasih, aku tidak akan memaksanya untuk menikah denganku, Paman. Noah berhak bahagia,” jawab Karin dengan memasang wajah tenang.“Kau memang baik, Karin. Paman harap, kau masih bisa berhubungan baik dengan kami meskipun kau tidak jadi menikah dengan Noah.” Daniel mengalihkan pandangannya kepada Viona. “Viona ... mulai hari ini kau bisa berbicara santai padaku. Berhentilah memakai bahasa formal.” “Baik, saya –ah tidak!” Viona menggelengkan kepala. “Aku mengerti, Paman.” Ah, perut Viona terasa digelitik. Sudah lama sekali dia tidak menyebut Daniel dengan sebutan paman. Dahulu, dia kerap kali menyebut kata itu tatkala Daniel berkunjung ke rumahnya setiap sabtu dan mem

  • Salah Balas Dendam   Jebakan Karin

    Di balik meja kerjanya, Noah hanya diam dan hanyut dalam pikirannya sendiri. Dokumen-dokumen yang menumpuk di mejanya bahkan belum tersentuh sedikit pun. Pria itu masih memikirkan kejadian semalam saat Viona tiba-tiba menciumnya dan pergi tanpa mengatakan apa pun.Mengapa gadis itu menciumnya? Apa yang ingin dia pastikan? Apakah dia selalu melakukan hal itu kepada semua pria atau hanya kepada Noah seorang? Noah sungguh tidak bisa menemukan jawabannya. Noah menghela napas, lalu menggelengkan kepala. “Ck! Berhentilah memikirkannya, Noah!” gumamnya mencoba menepis bayang-bayang Viona yang terus melintas di kepalanya.Suara dering singkat yang menandakan pesan masuk melalui ponselnya membuat fokus Noah teralihkan. Dia kemudian meraih ponselnya yang ada di samping laptop dan segera membuka pesan tersebut.‘Aku ingin makan malam berdua denganmu. Datanglah ke Kingfood Restaurant jam tujuh malam. Aku janji, setelah ini aku tidak akan mengganggumu lagi.’Noah menden

  • Salah Balas Dendam   Menyelamatkan Noah

    “Kau ...,” ucap Noah dengan suara lemah sebelum kesadarannya menghilang.Karin menggoyang-goyangkan bahu Noah untuk memastikan apakah pria itu sudah benar-benar tertidur atau belum. Dia kemudian tertawa kecil dan berbisik di telinga Noah. “Aku pasti akan membuatmu menikahiku ... Noah.”Karin menjentikkan jari kepada pria yang duduk tak jauh darinya. Tak lama setelahnya, pria yang merupakan asistennya itu datang dan berdiri di hadapan Karin.“Bawa Noah ke dalam ruanganku dan baringkan dia di ranjang,” titah Karin.Karena Kingfood Restaurant dikelola olehnya, Karin membuat ruangan kerjanya seperti kamarnya sendiri. Dia memiliki ranjang berukuran besar dan kamar mandi di dalam ruangan kerjanya.Asisten Karin mengangguk. Pria berbadan besar itu kemudian memapah tubuh Noah menuju ruangan Karin dan membaringkannya di atas ranjang. Karena tugasnya sudah selesai, dia berniat pergi dan berjaga di luar ruangan. Namun, Karin lagi-lagi menahannya.“Tetap di sini! Ka

Latest chapter

  • Salah Balas Dendam   Terungkap

    Viona menutup buku harian yang sempat dibacanya. Betapa dia masih tidak menyangka dengan semua tulisan-tulisan tersebut. Daniel ayah kandungnya? Selain itu, ibunya bunuh diri? Hal-hal seperti itu masih membuatnya tak habis pikir. Bagaimana dengan Noah? Bukankah itu artinya pria itu adalah saudara tirinya?Seketika Viona menaruh dahinya di atas meja, matanya terpejam, memikirkan semua hal konyol dan tidak masuk akal ini. Namun, jika melihat Demian yang menemuinya dengan wajah serius, tentu saja dia tidak berpikir bahwa pria itu sedang main-main. Jika semua ini memang adalah kebenarannya maka Viona tidak bisa diam saja. Dia sudah membalas dendam kepada orang yang tidak bersalah dan ternyata orang itu adalah ayah kandungnya. Sekarang dia mengerti, mengapa Daniel Rutherford selalu bersikap baik padanya sejak kecil. Daniel sudah mengetahui identitas Viona, namun pria itu tidak berniat mengungkapkan kebenaran yang selama ini terkubur rapat. Mengapa? Apa karena pria itu merasa sangat b

  • Salah Balas Dendam   Di Balik Masa Lalu

    Viona menatap gelas yang penuh dengan air berwarna oranye dan bulir-bulir bening di luar gelasnya. Kini, dia tengah berhadapan dengan Demian di sebuah kafe yang dekat dengan jalanan ramai. Sudah beberapa menit sejak mereka saling duduk berhadapan, namun tidak ada satu pun dari mereka yang memulai pembicaraan. Setelah cukup lama diselimuti keheningan, akhirnya Demian menghela napas panjang dan mengeluarkan sebuah dokumen yang entah apa isinya, lalu menyodorkannya ke hadapan Viona yang kemudian membuat gadis itu menatapnya bingung. “Bukalah.”Demian menyuruh Viona membuka dokumen yang dibawanya, sedangkan Viona langsung membukanya tanpa banyak bertanya. “Mengapa Anda memberikan ini kepada saya?”Viona sama sekali tidak mengerti, mengapa Demian memberikannya sebuah dokumen tes DNA yang hanya melihat sekilasnya pun dia sudah tahu.“Apa Nona sudah membacanya?”Viona lantas menggeleng. “Bacalah terlebih dahulu.”Sebelah alis Viona terangkat, namun dia berniat untuk tidak bertanya lebih

  • Salah Balas Dendam   Aku Akan Bersamamu

    Cukup lama Viona memeluk Noah, hingga akhirnya dia melepaskan pelukan itu dan menarik lengan Noah menuju ranjang.Noah tidak tahu apa yang hendak Viona lakukan, dan dia pun sengaja tidak bertanya. Namun, dia terkejut ketika Viona tiba-tiba naik ke atas pangkuannya. Kedua matanya terbelalak, lalu dialihkan ke tempat lain. Dia bisa melihat jelas di balik pakaian basah Viona, dan itu membuatnya tak kuasa menelan ludah.“Viona, sebaiknya kau ganti pakaian lebih dulu. Aku akan meminjamkan bajuku.”Namun, Viona tak mengindahkan perkataan Noah. Gadis itu justru membungkam mulut Noah dengan bibirnya. Memagut daging tanpa tulang tersebut secara perlahan-lahan.Sontak Noah kembali membelalakkan mata. Hari ini Viona terlihat sangat agresif dari biasanya, padahal gadis itu tak pernah seperti ini.Viona melepaskan pakaiannya di hadapan Noah dan mengalungkan kedua tangannya di leher pria itu. Tatapannya tertuju pada kedua iris hitam Noah, tak berniat untuk menatap ke arah lain.“Apa kau akan menola

  • Salah Balas Dendam   Aku Hanya Ingin Memeluk

    Di sebuah kafe, Viona tengah duduk berhadapan dengan seorang pria yang terlihat jauh lebih tua darinya. Cukup lama mereka di sana, membicarakan sesuatu yang penting dan berbahaya.“Kau sudah mengambil semuanya?”Viona sontak bertanya pada pria itu. Kedua matanya melirik tas besar yang dia yakini adalah uang.“Totalnya 1.4 miliar. Aku sudah bersusah payah mendapatkan uang ini, jadi semua ini adalah milikku. Selain itu, aku ingin kau segera mengirim uang yang kau janjikan padaku.”Pria itu adalah seorang magang di perusahaan RF Group yang membawa kabur uang di dalam brankas. Tentu saja itu pun karena suruhan dari Viona karena gadis itu menjanjikan sejumlah uang yang cukup menggiurkan.Mengerlingkan matanya, Viona kemudian memberikan selembar cek ke hadapan pria itu.“Aku akan membayarnya setengahnya dulu. Jika kau berhasil membuat orang itu mati karena penyakitnya kambuh maka aku akan membayarkan sisanya. Bukankah itu kesepakatan kita?”Sengaja Viona memilih seseorang yang mata duitan u

  • Salah Balas Dendam   Kematian Sang Presdir

    Daniel memijit pangkal hidungnya sembari memikirkan masalah yang terjadi di ruang produksi. Para audit tidak akan tinggal diam jika mereka menemukan sesuatu yang dianggap tidak pantas telah memasuki area produksi. Bagaimana bisa hewan menjijikkan itu bisa masuk ke sana? Padahal setiap hari selalu ada pembersihan besar-besar untuk menjaga kebersihan area produksi.Saat Daniel hendak membuka laptopnya, kemudian Demian datang secara terburu-buru. Wajahnya terlihat tidak baik, seolah ada sesuatu yang sangat buruk telah terjadi. Dan entah mengapa, Daniel memiliki firasat buruk tentang itu.“Presdir silakan lihat ini.”Demian menyodorkan dokumen yang dibawanya ke hadapan Daniel. Itu adalah dokumen yang dikirim oleh audit, dan baru sampai pagi ini.Tanpa banyak bicara, seketika Daniel mengambil dokumen tersebut dan langsung membaca setiap kata di dalamnya. Kedua matanya terbelalak dan mulutnya menjadi kelu hingga tak bisa berkata-kata. Pria itu memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sakit. T

  • Salah Balas Dendam   Percaya

    Setelah makan malam bersama, Noah mengantarkan Viona pulang dengan mobilnya. Makan malam mereka hanya diselimuti keheningan, mengingat ada masalah yang sedang menimpa RF Group.Seperti biasa, Noah menurunkan Viona di depan rumahnya. Saat dia hendak turun dan mengantar gadis itu hingga depan pintu rumah, tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri mereka dengan penuh emosi.“Vionaaa!”Dengan perasaan kesal, Bardi mengampiri Viona yang sejak tadi ditunggunya. Kedua tangannya mengepal sempurna, bahkan rahangnya mengeras. Pria itu sungguh tidak bisa menahan amarahnya. Sejurus kemudian, dia menarik kerah baju Viona secara paksa meski di samping gadis itu ada seorang pria yang tengah berdiri tegak.“Pasti kau yang sudah memberitahu mereka soal keberadaanku, bukan?”Tak tanggung-tanggung, Bardi langsung melontarkan pertanyaan yang sangat dia yakini jawabannya. Sementara Viona, gadis itu tersenyum mengejek meski hanya bisa dilihat sekilas. Hal itu membuat Bardi semakin naik darah hingga tanpa sa

  • Salah Balas Dendam   Jangan Meremehkanku

    Sejauh ini rencana Viona berjalan dengan lancar. Dalam hatinya dia sangat ingin tertawa keras, namun tentu saja tidak bisa ditunjukan di hadapan Noah. Sebaliknya, dia harus menunjukan rasa simpati dan menghibur Noah yang tengah menyalahkan diri sendiri.Yang sangat ingin Viona lihat saat ini adalah ... bagaimana ekspresi Daniel? Membayangkannya saja tidak cukup. Dia ingin melihat ekspresi pria paruh baya itu dengan mata kepalanya sendiri.“Noah, itu salahmu. Tikus adalah hewan liar yang bisa muncul kapan saja. Suatu kebetulan karena tikus itu terlihat oleh para audit di hari ini.”Viona tidak tahu harus menghibur Noah dengan cara apa. Bersandiwara di hadapannya saja sudah cukup melelahkan, namun dia memang harus melakukannya.Noah masih memejamkan mata, namun otaknya sedang berpikir keras. Bagaimana bisa ada tikus yang masuk ke ruang produksi di saat para audit sedang melakukan peninjauan? Kebetulan juga karena Viona ada di sana? Namun, apa benar itu suatu kebetulan?Sebenarnya Noah t

  • Salah Balas Dendam   Tikus

    Noah pergi lebih padi dari biasanya ke kantor, sedangkan Viona akan datang lebih siang dan setelah para audit hadir di RF Group. Tentu saja itu hanya alasan. Lagi pula, Viona harus menyiapkan sebuah kejutan untuk RF Group sebelum dia datang ke sana. Viona pergi ke toko hewan liar yang menyediakan berbagai macam hewan liar yang tidak seharushnya dijadikan peliharaan. Dia membeli satu tikus kecil yang hendak dibawa ke RF Group sebagai kejutan. Memasukkannya ke dalam tas make-up yang dilubangi sedikit untuk memberinya udara. Audit adalah orang yang memeriksa kualitas produksi secara langsung. Jika mereka menemukan sesuatu yang kotor dan menjijikkan di ruang produksi maka akan mempengaruhi penilaian terhadap RF Group. Dengan langkah gontai, Vioan berjalan menuju ruangan Noah. Namun, sebelum memasuki ruangan, dia terlebih dahulu menanyakan keberadaan Noah kepada Bella yang merupakan sekretarisnya. “Noah?” Viona memanggil Noah begitu dia masuk ke dalam ruangan. Tampak pria itu yang masi

  • Salah Balas Dendam   Dinding Bertirai

    Tengah malam, Viona keluar dari kamar untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Dia pergi ke dapur, namun saat melewati ruang tengah, dia mendapati Noah yang masih belum tidur dan sedang memainkan laptop.Viona berinisiatif menghampirinya, menanyakan apa yang dilakukan pria itu di saat orang-orang sudah lelap dalam tidurnya.“Sedang mengerjakan apa?”Mendengar suara feminim tersebut, sontak Noah menoleh dan tersenyum. Lingkaran hitam di bawah mata pria itu terlihat sangat jelas, menandakan bahwa pria itu sama sekali belum memejamkan mata barang sedetik pun.“Ah, aku sedang mempersiapkan laporan untuk audit besok. Mereka akan datang ke RF Group untuk mengecek produk secara langsung, dan aku sedang mebuat laporan singkat mengenai produk terbaru kami.”“Audit?”Seketika Viona menarik sudut bibirnya secara tipis. Itu adalah kesempatan bagus untuk menjatuhkan nama baik RF Group dalam waktu yang singkat. Dia bersyukur karena Noah selalu terbuka mengenai pekerjaannya, padahal seharu

DMCA.com Protection Status