Beranda / Fiksi Remaja / Sadena / Langkah Awal

Share

Langkah Awal

Penulis: Asterona
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Berapa lama pun waktunya, aku akan setia menunggu kamu menyadari perasaan itu.

🌺🌺🌺



Langkah cowok itu tepat berhenti di depan toilet perempuan. Dengan terpaksa ia memasuki toilet tersebut membuat penghuninya yang sedang bercermin menoleh dan membulatkan mata, kaget.

Namun Sadena tidak pedulian. Ia justru bergerak cepat mencek semua bilik toilet. Dan hasilnya kosong. Tidak ada Selin di sana. Sadena mengacak rambutnya frustasi. Ia pun menatap deretan siswi di depan cermin itu yang juga menatapnya.

"Liat cewek pake sweater pink masuk sini nggak?" tanya Sadena.

Deretan siswi itu kontan menggeleng.

Sadena mengangguk singkat dan segera beranjak pergi. Tetapi, beberapa la

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sadena   Dekap Hati

    "Sepi ya rumah kita?" ucap Aldevab yang melangkah menuruni tangga. Ia baru saja selesai mandi, handuk putih kecil melingkari lehernya. Mery yang asik nyemil sambil duduk di sofa itu menoleh. Tersenyum sekilas. Di depannya, TV besar menyala menampilkan drama Korea. "Iya. Kira-kira mereka udah sampai belum ya?" "Mungkin." Aldevan menjawab usai duduk di samping istrinya. Mengulurkan handuk kecil tadi. Lalu berkedip manja. "Keringin rambut aku dongg." Mery terkekeh sesaat namun tetap menurut, sebelum menerima handuk itu. Ia bersihkan dulu tangannya menggunakan tisu. "Manja banget sih kamu." "Kesempatan, mumpung si kembar nggak ada. Hehe." Aldevan nyengir. Mery mendengus geli. Tangannya mulai bergerak di puncak kepala Aldevan. "Aku kangen banget sama mereka. Kamu?" "Ya kangenlah. Aku kan bapaknya," jawab Aldevan. Ia mengusapi pipi Mery. "Nambah yang cewek yuk, Ry!"

  • Sadena   Pertolongan

    Ucapan Sadena barusan benar-benar membuat Selin mati gaya. Bahkan masih kepikiran sampai sekarang. Dimana sekarang seharusnya ia mengistirahatkan diri usai melakukan kegiatan yang cukup menguras tenaga. Tapi cewek itu malah duduk menekuk lutut sambil memandang langit malam di luar tenda.  "Boleh gabung?" Seseorang dengan suaranya yang pelan bertanya. Selin menoleh, ditemukannya Marsha berdiri di belakangnya. "Boleh." Tanpa babibu lagi, Marsha langsung mendaratkan pantatnya di samping Selin. "Kenapa belum tidur?" tanya Marsha. Selin tersenyum sekilas. "Belum ngantuk. Hehe. Lo sendiri?" "Sama. Jam segini biasanya gue masih liat langit dari jendela kamar," jawab Marsha. Ia tersenyum, tidak kalah manis dari senyumnya Selin. "Ternyata lo suka liat langit juga ya? Apalagi kalau malem, banyak bintangnya

  • Sadena   Dandelion

    Selin kedinginan gara-gara Sadena, bibirnya gemetaran sampai sekarang. Selin bersumpah, ini rekor pertamanya mandi pukul setengah enam pagi. Satu jam lebih cepat dari biasanya. Kalaupun terpaksa, Selin pasti meminta air hangat dulu pada Raya. "Brrr shttt. Di-dingin bangett," cicit Selin terbata-bata. Khas orang kedinginan. Ia menunjuk wajah Sadena. "A-was yah. De-na. Shtt. Gu-e ba-les entar." Meskipun telah memakai tiga lapis baju, mulai dari tanktop, seragam olahraga yang berbahan tebal, hingga lapisan yang paling luar, sweaternya. Selin masih merasa kedinginan. Sadena mendengus geli. "Seger kali. Gue ngelakuin ini juga demi kebaikan lo. Supaya lo terbiasa mandi pagi. Dan asal lo tau, mandi waktu pagi itu bagus untuk kesehatan," jawab Sadena. "Makanya mulai dari sekarang lo harus nerapin itu." "Yang ada gue malah beku tauuu," gerutu Selin sambil memeluk lengannya. Ia duduk menekuk lutut sama seperti S

  • Sadena   Berusaha Menyadari

    Perasaan itu harus disadari lebih cepat sebelum semuanya terlambat.🌺🌺🌺 Suara peluit terdengar sebanyak tiga kali. Itu artinya semua murid diminta berkumpul. Selin baru saja beringsut turun dari gazebo namun, Marsha menghampiri dan langsung menahan lengannya. Selin menoleh dan menatap cewek itu. "Kenapa, Sha?" "Lo udah ngelakuin apa yang gue minta?" tanya Marsha. Sebenarnya ragu. Takut Selin merasa terkekang karenanya. Tetapi, cewek itu justru tersenyum tipis dan mengangguk. "Udah, dan jawaban Dena tetap sama. Dia nggak mau ngasih tau gue alasannya." Marsha menghela napas. Sekali lagi ia merasa gagal. Menyadari raut Marsha berubah kecewa, Selin menyentuh pundak cewek itu. "Lo tenang aja. Gue bakal berusaha membujuk Dena. Nggak usah khawatir, oke?" Marsha mengangguki. Ia meras

  • Sadena   Maaf

    Setiap manusia memiliki hak untuk dicintai dan mencintai. Jadi, jangan paksa aku untuk mengakhiri perasaan ini. 🌺🌺🌺  "Ankaa!" panggil Selin pada seorang cowok yang berjalan melewati tendanya. Ankaa menoleh. Dia menghampiri Selin. "Kenapa, Sel?" Selin berdiri. Ia menelisik penampilan Ankaa dari atas ke bawah. "Habis sholat ya?" tanyanya. Dilihat dari Ankaa yang saat ini mengenakan peci. Cowok itu mengangguk. "Emang kenapa?" Selin menggeleng samar. Kemudian matanya menyisir sekitar. "Dena mana?" "Belum selesai sholatnya. Dena mah kalo sholat bacaannya beuhh. Panjanggg," jawab Ankaa. Selin terkikik kecil. Namun dalam hati sangat bersyukur, ternyata selain pintar, Sadena juga tipe cowok yang taat beragama

  • Sadena   Tersesat

    Selin menangis sesegukan di dalam tenda. Air matanya mengucur deras membasahi pipinya. Cewek itu tidak membiarkan siapa pun untuk masuk dan melihat keadaannya. Tak terkecuali Vega dan Marsha yang sedari tadi meminta Selin membuka kuncian resleting tenda agar mereka berdua bisa masuk. "Enggak! Biarin gue sendiri! Tinggalin gue sekarang!" perintah Selin pada Vega dan Marsha. Air kembali menggenang di pelupuk matanya. Terdengar derap langkah kaki yang menjauh. Selin menyimpulkan jika kedua temannya menyerah dan memilih pergi. Selin pun mengusap air mata lalu duduk menekuk lututnya. Ia melipat tangan di atas lututnya tersebut kemudian menenggelamkan wajahnya di sana. Seharusnya lo sadar diri, lo bukan tipe gue. Semua perhatian yang gue berikan ke elo nggak lain karena gue manusia. Gue punya simpati. Salah gue ngasih itu ke elo? Salah gue bersikap seperti manusia biasa? Dan lo nggak usah kecakepan deh. Muka dibawah rata-

  • Sadena   Jadian?

    Malam tiba. "Laperr..." gumam Selin sambil mengelus perutnya. Dia letih dan akhirnya berhenti menangis. Dia tidak tahu sedang berada di pelosok mana. Semuanya terlihat sama. Cuma pepohonan saja yang memenuhi pemandangannya.  "Mama... Selin takut. Di sini gelap. Badan Selin juga pegel-pegel," ucapnya. Kini cewek itu bersandar di salah satu pohon. Ia benar-benar lelah. Haus, lapar, dan ketakutan. Wajahnya memucat. "Apa mungkin ini akhir dari kehidupan gue ya? Kira-kira mereka nyari gue nggak sih? Ya Allah. Tolongin Selin. Selin nggak mau mati di sini." Selin mengusap air matanya yang kembali turun. "Ankaa pasti nyariin gue. Kalo Dena? Ck, dia pasti seneng liat gue begi

  • Sadena   Sweet&Fact

    "Azeekk, canon merk terbaru!!" seru Ankaa sambil meninju udara. Usai Selin memberitahu bahwa ia dan Sadena resmi berpacaran. "PJ-nya jangan lupa ya, Na." Kehebohan Ankaa itu sukses memancing puluhan pasang mata yang berada di bis ini berbisik-bisik dengan tampang kecewa. Sedangkan Selin tersipu malu karenanya. "Berisik monyet!" imbuh Sadena yang membawa tas jinjing milik Selin. Ya, hari ini camping mereka selesai dan diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing. Ankaa menepuk pundak sahabatnya itu. "Yaelah, santai bro kayak di pantai. Hahaha. Akhirnya, doa gue terkabul Ya Allah. Selin sama Sadena jadian! Alhamdulillah." "Apa? Jadian?! Siapa yang jadian?!" pekik Sadava yang baru saja menaiki bis ini bersama Marsha. Kedua manusia itu kebingungan dan berjalan mendekati Ankaa. "Dena, Dav. Jadian sama Selin," jawab Ankaa dengan semangat 45 membuat Sadena yang baru saja dud

Bab terbaru

  • Sadena   Kehidupan Baru

    Selin mengunyah dengan lahap sosis bakar di mulutnya hingga pipi perempuan itu membulat, ia menyengir menatap Sadena, pria itu terkekeh geli menatap wajahnya.Sadena membelikan banyak sekali makanan, bukan hanya sosis bakar, tapi juga es krim serta permen manis. Dan yang Selin tak habis pikir, sosis bakar, es krim dan permen manis tersebut masih sama merknya seperti yang pernah Sadena belikan dulu untuknya saat mereka SMA. Pedagang sosis bakar tersebut bahkan masih mengingat Sadena saking seringnya dulu mereka datang ke taman ini lalu jajan sosis bakar beliau.Jika saja Sadena tidak melanjutkan studinya ke Amerika, mungkin di masa kuliah, mereka akan menambah kenangan di sini.Melihat Sadena tidak makan, hanya duduk di samping sembari mengusap-ngusap kepalanya, Selin pun menawarkan sosis bakarnya pada pria itu."Dena mau?" kebiasaan Selin, apa pun yang dimakan selalu di tawarkan padanya. Apalagi, Selin termasuk perempuan yang tidak

  • Sadena   Bernostalgia Bersama

    Pagi menyapa seperti biasa, bedanya hari ini hari libur, jadi Sadena berencana mengajak Selin jalan-jalan. Bukan cuma Selin, ia juga berniat mengajak Mou. Kasihan Sadena melihat bocah itu beberapa minggu ini hanya berdiam diri di rumah. Mery dan Aldevan sibuk, mungkin karena itu mereka tidak punya waktu mengajak Mou jalan-jalan, begitu pula dengan Ken.Mou bilang Ken sering curhat dia bosan berada di rumah. Oleh karenanya, Sadena juga mengajak Ken agar Mou punya teman bermain.Mou mengenakan sweater berwarna pink dan rok selutut, gadis kecil itu tampak sangat gemas mengenakan pakaian seperti itu. Ah, dia salah, ada lagi yang lebih menggemaskan, yaitu istrinya yang baru saja selesai bersiap lalu keluar dari kamar. Selin, memakai warna sweater yang sama dengan Mou. Mereka sangat kompak."Apa gue harus pakai yang pink-pink juga nih?" batin Sadena tertawa. Ia duduk di sofa menunggu kedua bidadarinya selesai bersiap.Mou turun dari tang

  • Sadena   Titipan Tuhan dan Kemesraan

    Selin mengeluari kamar kecil dengan perasaan lega. Sebab ia baru saja berhasil lancar buang air besar setelah berhari-hari mengalami sembelit. Perempuan itu lantas menjatuhkan dirinya di atas kasur sembari mengelus-ngelus perutnya yang rata.Entah kenapa tingkah Selin itu menarik perhatian Sadena yang tadinya asik berkutat di depan laptop mengerjakan tugas kantor, sekarang malah tersenyum menatap Selin lalu mengusap rambut istrinya."Habis boker?" tanya Sadena. Selin menyengir malu-malu."Hehe, iya. Dari kemarin aku sembelit makanya tadi pas keluarnya lancar aku lega bangett," jawabnya. Sadena mengacak gemas rambut Selin. Ya, setelah menikah, istrinya itu semakin terlihat menggemaskan."Udah minum susu?" Sadena bertanya lagi, membuat Selin menepuk jidatnya."Oh iya lupa, aku bikin dulu ya." Selin sudah hendak turun dari kasur, namun Sadena menahan pergelangannya."Enggak usah kamu diisi aja, biar aku yang

  • Sadena   Promise

    Sadava menyantap dengan lahap hidangan makan siang yang dibawakan oleh Marsha, bahkan sudut bibir laki-laki itu jadi belepotan.Marsha lantas dibuat gemas melihat tingkah calon suaminya itu, dia pun mengambil selehai tisu basah dan menyeka sudut bibir Sadava yang comot oleh sambal. Empunya langsung tergelak, Sadava menyengir lebar menampilkan gigi putihnya yang terdapat sisa cabai, alhasil tawa Marsha meledak memenuhi ruangan."Ih Dava lucu banget sih, di gigi kamu ada cabai tau!" ledek Marsha, Sadava hanya terkekeh ringan tanpa dosa.Sudah berapa tahun dia menjalin hubungan bersama perempuan itu, jadi untuk apa malu? Justru Sadava pikir hal ini bagus karena dia bisa membuat Marsha tertawa. Kalau bisa, ia akan setiap hari bertingkah konyol agar Calon istrinya itu selalu tersenyum."Masakanmu enak banget, By. Besok bawain yang ini lagi yaa," pinta Sadava sembari mencomot sisa-sisa sambal di jarinya seperti anak kecil.M

  • Sadena   Setelah 5 Tahun

    Takdir, tidak ada yang bisa mengubah takdir yang digariskan oleh Tuhan untuk makhluknya.Semua bisa terjadi tanpa kita duga sebelumnya, apalagi kita tebak.Seseorang yang dulu bersikap sangat buruk bisa berubah baik atas kehendak Tuhan, kita contohkan saja laki-laki bernama Zoe Navvare yang sedang sibuk berkutat dengan laptop di hadapannya.Dulu, dia adalah sosok jahat yang ditakuti semua orang, penuh dendam, serta pribadi yang suka berkelahi. Tapi sekarang dia berbeda, dia sudah berubah menjadi orang baik yang disegani semua orang, pekerja keras, ramah, penyayang, juga taat beribadah.Meski label "Penjahat" pernah melekat pada laki-laki itu, namun seiring waktu berjalan, tahun demi tahun berlalu, Zoe mendapatkan hidayah dan menebus kesalahannya dulu.Sekarang dia telah sukses menjalankan perusahaan bernama Gemilang Angkasa milik mendiang ayahnya Bella. Setahun berjalan, perusahaan yang dikabarkan akan bangkrut i

  • Sadena   Gemilang Angkasa

    Hari ini Selin mendapati suatu kebenaran yang tak pernah ia duga sebelumnya. Bahwa Zoe telah banyak berubah setelah keluar dari penjara.Bella adalah orang yang membuktikan semua perubahan itu pada Selin. Meski belum melihatnya secara langsung, Selin sudah yakin Zoe banyak berubah karena gadis itu.Hidayah memang datang tanpa pandang bulu, seburuk apa pun seseorang, dia pantas mendapatkan pengampunan dan berhak mengubah perilakunya menjadi lebih baik.Maka sehabis menyiapkan sarapan dan mengerjakan pekerjaan rumah, Selin bergegas berkunjung ke rumah Marsha, dia ingin menceritakan kejadian ini pada calon adik iparnya itu.Mengetuk pintu rumah Marsha, Selin disambutlangsung oleh Tuan rumah. Marsha saat itu masih mengenakan pakaian tidur."Selin?" kejutnya. Marsha tersenyum segera membuka pintu lebih lebar dan mempersilahkan Selin masuk. Dia dituntun menuju sofa. Dan for your Information saja, rumah Marsha sekarang lebih besar dan nyaman

  • Sadena   Siapa Perempuan Itu?

    Memang benar kata orang menjadi seorang istri susah-susah gampang, harus bangun pagi, memasak untuk keluarga, mencuci pakaian ditambah mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Terlebih, jika seorang perempuan ini adalah wanita karir sebab dia harus pandai mengatur waktu antara keluarga dan karirnya.Selin termasuk dalam kategori wanita karir tersebut, namun di kurun waktu beberapa hari ini menjadi seorang istri ia belum kesulitan sama sekali mengatur pekerjaan rumah dan pekerjaannya di butik. Hal itu karena ia didukung penuh oleh kedua mertuanya yang sangat menyayanginya. Mery dan Aldevan, mereka selalu membantu Selin sekecil apa pun kesulitan yang perempuan itu dapatkan.Seperti memasak misalnya. Meskipun Selin lahir dari keluarga yang berkecukupan, dalam hal mengenali bahan masakan ia masih kurang. Bukan tidak bisa, tapi Selin belum menguasai beberapa resep rumahan.Jadi, pagi ini dia meminta Mery membuatkan daftar bahan say

  • Sadena   Pagi Pertama

    Sinar mentari pagi menyusup masuk dari celah gorden, membuat kedua insan yang masih bergelung dalam selimut itu mulai terjaga.Sadena mengerjapkan matanya berulang kali demi mengumpulkan kesadarannya, kala nyawanya sudah penuh, barulah laki-laki tampan itu bangun dan menggeliat sebentar. Menengok ke samping, Sadena terkekeh geli melihat Selin yang masih tidur nyenyak seolah dunia ini tidak pernah pagi.Imut sekali, Sadena tidak pernah bosan memandangi wajah istrinya itu sejak mereka SMA.Sikap jahilnya pun muncul ketika Selin menggeliat lalu menyamping menghadapnya, Sadena menyingkirkan rambut yang menutupi wajah perempuan itu kemudian mengecup pelan pipinya. Sadena tidak mau Selin ikutan terjaga.Sadena ikut berbaring mensejajarkan wajahnya dengan wajah perempuan itu, disatukannya hidung mereka hingga Sadena dapat merasakan hembusan napas Selin yang teratur.Tidak ia pungkiri memang ada bau-bau khas orang tidur, tapi

  • Sadena   SAH!!

    Dua minggu usai menggelar acara lamaran dan akad nikah, Selin dan Sadena akhirnya melangsungkan resepsi pernikahan mereka yang bertempat di hotel berbintang di tengah kota. Semuanya dipersiapkan dengan mewah dan matang oleh tim wedding yang dipilih sendiri oleh Selin.Tema resepsi mereka adalah Vintage yang menonjolkan gemerlap tahun 20-an. Mereka sengaja mengusung tema ini agar terkesan lebih berbeda dari pernikahan biasanya. Karena bertema Vintage, maka semua dekorasi kental akan warna putih serta pastel. Menambah kesan kagum, elegan nan mewah bagi para tamu yang hadir. Selain turut menyanjung betapa cantik dan tampannya sang calon mempelai, mereka pun memuji betapa indahnya dekorasi resepsi.Sadena dan Selin berdiri di atas pelaminan untuk menyalimi semua para tamu dengan senyum bahagianya, Selin menerima doa dan ucapan selamat dari mereka semua.Betapa bahagianya perempuan itu, meski demikian rasa lelah mulai menyapa tubuhnya.Ketika tak ada lagi tamu

DMCA.com Protection Status