"Restuilah mereka kali ini!" pinta Sekar yang membuat Gibran tertegun, "Aku yakin Serena juga masih mencintai Kaisar. Restui mereka agar bisa bersama kembali!" Sekar mengulangi permintaannya. Permintaan Sekar membuat semua orang yang dia ruangan itu kompak menoleh padanya. "Maksud Tante?" tanya Gibran menoleh sebentar pada Aira yang juga menatapnya. "Dengarkan Tante Gibran! Selama ini Kaisar menyewa orang untuk mencari tahu tentang kehidupan Serena dan suaminya. Kaisar tahu jika selama ini Serena tidak bahagia bersama suaminya. Jadi biarkan Serena kembali bersama dengan Kaisar!" Sekar memandang penuh harap pada Gibran, "Tante mohon, biarkan mereka bahagia!" imbuhnya memelas. Gibran menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan, "Tante, bukannya saya menolak, tapi bukankah Kaisar sudah menikah?" kata Gibran dengan nada pelan agar tidak menyinggung Sekar. "Sekalipun rumah tangga Adik saya di ambang kehancuran namun saya juga tidak akan membiarkan dia membuat wanita lain menj
Siang ini Aira memutuskan untuk menemui Dirga. Dia ingin menjelaskan tentang alasan Serena mengunjungi Kaisar di rumah sakit juga sekaligus meminta izin agar Serena di perbolehkan kembali menemui Kaisar di rumah sakit. Aira sangat sadar jika dia terlihat sangat egois namun dia tidak punya pilihan lain. Melihat kondisi Kaisar yang semakin hari semakin menurun. Apa lagi kemarin setelah kedatangan Gibran detak jantung Kaisar sempat berhenti beberapa detik sehingga membuat semua orang panik dan membuat mama mertuanya jatuh pingsan. Aira mendapatkan alamat kantor Dirga dari Dewa. Aira sudah berusaha menghubungi Serena namun nomor teleponnya tidak aktif. Sedangkan Dewa tidak bersedia memberikan nomor telepon Serena yang baru. Dewa menjelaskan jika sekarang Serana masih belum siap untuk bertemu Kaisar. Dia masih butuh waktu untuk menenangkan diri. Aira langsung menuju ke resepsionis begitu sampai di loby kantor. "Selamat siang, saya ingin bertemu dengan bapak Dirgantara putra. Bisa tolon
"Kenapa kamu meminta Serena datang?" tanya Dirga penasaran. "Karena Dokter mengatakan jika suara orang yang paling dicintai dapat membuat pasien yang koma lebih cepat sadar. Dan itu memang benar setelah kedatangan Serena kondisi Mas Kaisar mengalami perkembangan yang signifikan. Mas Kaisar mulai bereaksi dengan tubuhnya, dia menangis dan beberapa kali mengerakkan jarinya." Aira menjelaskan panjang lebar. Dirga membuang pandangannya ke luar restoran. Ada rasa marah dan kesal di hatinya. Mendengar penjelasan Aira yang seolah menunjukkan betapa berpengaruhnya kehadiran Serena di hidup seorang Kaisar Danu Adtmaja. "Mas Kaisar sangat mencintai Serena, mereka berpisah karena sebuah fitnah. Mas Kaisar dan Serena menjalin hubungan sejak mereka masih berseragam putih abu-abu. Hubungan mereka terjalin selama empat tahun. Mereka berpisah bukan karena selingkuh atau bosan bahkan benci. Sampai detik ini Serena adalah satu-satunya wanita yang Mas Kaisar cintai." tutur Aira sambil menahan air mata
Setelah pertemuannya dengan Aira, Dirga tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya. Berulangkali terdengar Dirga menghela nafas panjang. Pikirannya tertuju pada Serena dan putrinya Zena yang sudah sebulan ini tidak ditemuinya. Sebenarnya selama ini bukan dia tidak berniat mencari Serena, dia sudah beberapa kali menunggu di depan rumah mertuanya namun tidak pernah dilihatnya Serena keluar dari rumah sang mertua. "Kamu kenapa?" tanya Galih teman kerja Dirga. "Kamu sakit?" tanyanya lagi melihat wajah pucat teman kerjanya itu. "Tidak." Dirga mengusap kasar wajahnya dengan mata yang memerah hampir menangis. "Kamu ada masalah? Apa proyek yang kamu pegang bermasalah atau mungkin gagal?" Galih khawatir melihat kondisi temannya yang terlihat sedang dalam mengalami masalah besar. Dirga menggeleng, "Sepertinya aku sudah melakukan kesalahan besar," jawab Dirga lalu menjambak rambutnya sendiri. "Aku harus pulang, tolong selesaikan dokumen untuk meeting besok!" pintanya lalu bergegas mengambil
Ke esokan harinya Dirga menghubungi salah satu teman kuliahnya dulu yang diketahuinya menikah dengan teman Nurida dan Serena. Dirga meminta tolong temannya untuk menanyakan alamat rumah Nurida. Dia yakin jika Serena dan Zena berada di rumah sahabat istrinya itu. Sekalipun jika Serena tidak disana. Dirga yakin jika Nurida pasti tahu dimana sekarang Serena tinggal.Selam ini Dirga tidak terlalu akrab dengan Nurida dan Dewa. Dirga selalu merasakan jika dia sahabat istrinya itu tidak menyukainya karena itu Dirga sedikit menjaga jarak dengan dua sahabat istrinya itu. Dirga sedang mengunci pintu rumahnya ketika tetangga depan rumahnya memanggilnya di depan pintu pagar rumah, "Pak Dirga,," panggil Citra. "Iya, ada apa Mbak Citra?" tanyanya setelah membuka pagar rumahnya. "Kemarin ada yang ngantar surat ke rumah Pak Dirga. Karena gak ada orang jadi sama pengantarnya di titipin ke pembantu saya." Citra menyerahkan amplop coklat, " Maaf kemarin saya pulang kerja malam jadi baru bisa saya ser
Rahma sedang menyirami tanaman hiasnya ketika sebuah mobil berhenti di pinggir jalan depan rumahnya. Rahma menyipitkan matanya untuk melihat siapa yang datang, mengapa tidak memasukkan mobilnya di halaman jika memang ingin bertamu kerumahnya. Tiba-tiba raut wajah Rahma berubah ketus melihat siapa yang turun dari mobil lalu berjalan mendekatinya yang berdiri di teras rumah sambil memegang slang air. "Bibi," panggilnya pada asisiten rumahh tangganya, "Tolong suruh orang itu keluar! Rumah ini tidak menerima kehadirannya disini." perintahnya setelah asisten rumah tangganya datang. "Baik Bu," jawab Bibi lalu mendekati Dirga yang berdiri di tangga teras. "Maaf Mas Dirga, silahkan kembali pulang saja!" Bibi mempersilahkan Dirga untuk pergi. "Saya mencari Serena Bi," kata Dirga menolak untuk pergi. "Mbak Serenanya gak ada di sini Mas. Maaf saya hanya menjalankan perintah Ibu." Bibi berdiri di depan Dirga. Rahma memandang sinis pada Dirga. Hatinya sakit setelah tahu menantu yang sangat
Sudah dua jam Dirga duduk termenung di atas bagasi mobilnya menatap pada tanah kosong di depannya. Dua jarinya mengapit sebatang rokok yang sesekali di hisapnya untuk menenangkan diri. Ponselnya sudah berdering puluhan kali menampilkan panggilan dan pesan dari ayah juga adiknya namun sama sekali tak ia hiraukan. Pandangannya menerawang jauh mengingat semua perbuatannya dulu pada Serena. Dalam hati kecilnya Dirga membenarkan semua ucapan ibu mertua dan kakak iparnya namun ia tidak rela jika harus melepas Serena. Bagaimanapun dia sangat mencintai Serena hanya saja selama ini dia tidak bisa menunjukkan rasa cintanya. Dirga orang yang cuek dan dingin sehingga semua perhatian Serena berikan menjadi beban untuknya. Bukan berarti ia tidak menghargai perhatiannya tapi Dirga takut tidak bisa membalas semua perhatian Serena seperti yang diharapkan karena itu Dirga meminta Serena untuk berhenti terlalu perhatian padanya. "khemm." Galih sudah berdiri di samping mobil kemudian ikut duduk di seb
Setelah beberapa hari merenung dan mendekatkan diri pada Alloh, Tuhan yang ia yakini, kini Dirga kembali bangkit dan menjalani hidupnya seperti sebelumnya. Dirga kembali masuk kantor dan melanjutkan rencananya untuk membuka usaha bersama Galih dan seorang temannya lagi yang baru pulang dari luar negeri. Pagi ini Dirga sengaja meminta izin tidak masuk kerja karena ia ingin memperbaiki semua barang-barang di rumahnya yang rusak akibat perbuatanya saat bertengkar dengan Serena. Sebenarnya ia sangat mampu untuk membeli yang baru tapi Dirga sengaja ingin menunjukkan pada Serena jika semua yang rusak masih bisa di perbaiki. Pertama dia memasuki kamar putrinya. Mengambil pakaian Serena yang masih tersisa di almari pakaian milik Zena untuk ia kembalikan ke posisi awal yaitu di alamari mereka di kamar utama. Setelahnya Dirga ingin memperbaiki bingkai foto yang pecah. Kemarin sepulang kerja Dirga mampir membeli dua kaca seukuran bingkai foto untuk mengganti bingkai foto pernikahannya dan Ser