Share

Bagian 5

Penulis: errie_kurnia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

POV Meylina

Aku adalah wanita kampung, terlahir dari keluarga sederhana, dan telah lama lupa sehangat apa kasih sang ayah sebagai cinta pertama setiap anak perempuan. Ayahku meninggal ketika aku masih duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar.

Sepeninggal ayah aku hanya tinggal bersama ibu dan seorang kaka perempuan yang usianya terpaut jauh dari usiaku, saat ayah meninggal kakakku Virna berusia 20 tahun, baru saja menikah dengan lelaki yang berasal dari kampung sebelah bernama Firman.

Ibu yang hanya seorang ibu rumah tangga sedikit terseok menanggung beban hidup kami berdua, meskipun terkadang kak Virna membantu tapi itu tentu tak bisa menutupi kebutuhan kami, apalagi akupun masih melanjutkan sekolah.

Saat itu ibu menggantungkan hidup dari hasil sawah yang almarhum ayah tinggalkan, dan karena tak menentu ibu pun menjual jajanan kampung berupa gorengan, dan lontong yang ia jajakan dengan berjualan keliling setiap pagi dan sore. Tak ingin melihat ibu berjuang sendiri akupun sejak masuk SMP ikut berjualan dengan membawa gorengan dan lontong ke sekolah untuk di titipkan di kantin sekolah.

Kak Virna pun tak tinggal diam, meski ia pun hidup sederhana ia selalu menyisihkan sedikit rezeki untuk membantu biaya sekolahku hingga aku bisa menyelesaikan pendidikan hingga lulus SMA.

Meski lahir dari keluarga sederhana yang tak pernah mengenyam pendidikan, aku termasuk murid pintar dan berprestasi di sekolah. Saat lulus SMA pun aku mendapat beasiswa di Universitas Negeri ternama di ibu kota.

Aku mengambil beasiswa tersebut dan pergi ke ibu kota dengan sedikit uang tabungan yang telah ku sisihkan dari uang jajanku sejak SMP. Aku berjanji pada diriku sendiri aku akan lulus tanpa membebani apapun pada ibu dan kakakku. Awalnya ibu sedikit keberatan melepasku pergi jauh, namun aku meyakinkannya bahwa aku bisa berjuang dan akan kembali setelah sukses untuk membahagiakannya.

Di ibu kota aku hanya fokus kuliah dan bekerja sampingan, apapun aku keejakan asal aku dapat tetap kuliah tanpa terganggu. dari menjadi pegawai di tempat foto copy, bekerja di tempat loundry, bekerja di warung makanpun telah kulalui. 

Hingga di saat menjelang wisuda aku mencoba peruntungan membuka usahaku sendiri yaitu menjual gamis dengan menjajakannya dengan cara berkeliling dan menjual secara online. 

Hingga aku dapat wisuda, segala perih dan keringatku telah terbayar, ibu dan kakakku tentu bangga padaku. Namun aku enggan kembali karena jika hanya membawa gelar aku belum bisa membawa kebahagiaan lebih untuk keluargaku di kampung.

Aku terus menekuni usaha gamisku, hingga aku memiliki banyak pelanggan di sekitar tempat tinggalku, dan jualan online pun mulai ramai.

Satu dari banyaknya pelangganku adalah Ibu Mirna, sosok wanita paruh baya yang pembawaannya begitu keibuan, baik dan juga penyayang. Tempat tinggal Ibu Mirna hanya berjarak 20 menit dar tempat kosku.

Jika aku sedang berkeliling di dekat rumahnya, Ibu Mirna selalu mengajakku mampir ke rumahnya, membuatkanku makanan, dan mengobrol hingga kadang lupa waktu. Kedekatanku dengannya membuatku merasa menemukan sosok ibu yang beberapa tahun ini tak bisa kuraih karena jarak.

Ibu Mirna ternyata memiliki seorang putra bernama Agung. Ibu Mirna mengenalkannya padaku, sering bercanda agar aku mau menjadi menantunya, tapi tentu aku sadar diri. Aku sama sekali tak peenah mengharapkannya. Hingga waktu mebawaku pada hubungan yang tak pernah terduga.

Awal perkanalanku dengan mas Agung terasa begitu dramatis, batin mas Agung yang kala itu tengah terluka karena wanita yang sangat ia cintai pergi begitu saja tanpa kabar apapun membuatku bersimpati padanya. Kedekatanku dengan mas Agung terus berlanjut karena ia sering berkeluh kesah tantang laranya padaku, saat itu aku hanya mencoba menjadi pendengar yang baik. Tapi kenyamanan justru hadir di antara kami hingga akhirnya mas Agung memintaku untuk menikah dengannya.

Aku tentu menerimanya karena aku memang sudah sejak lama jatuh hati padanya, aku merasa bahagia bisa menjadi pelipur segala sakit yang mas Agung derita saat itu.

Kehidupan pernikahan kami berjalan mulus, aku merasa amat sangat beruntung memilikinya sebagai imam. Ialah sosok pria penyabar, penuh perhatian dan kasih sayang, Allah Ya Robb betapa Engkau Maha Adil. Aku yang lupa hangatnya sosok ayah Kau gantikan pula sosoknya dengan menghadirkan pria sebaik mas Agung dalam hidupku.

4 tahun berumah tangga tak sekalipun kami bertengkar hebat, hanya perdebatan-perdebatan kecil yang menjadi bumbunya, pun dengan belum hadirnya malaikat kecil dalam hidup kami tak pernah jadi masalah.

Namun aku tak tau apa yang sebenarnya terjadi padaku, hampir 3 bulan ini aku merasa ada yang berbeda dengan mas Agung. Jika sebelumnya ia hampir tidak pernah menemui klien di luar jam kerja, belakangan ia sering pulang terlambat dengan alasan menemui klien hingga malam hari.

Hingga di suatu pagi saat aku sakit tanpa sengaja aku melihat dengan mata kepalaku sendiri ada nama Susan menelepon mas Agung. Mas Agung mengatakan bahwa Susan yang menelpon adalah pegawai baru di kantornya, namun entah kenapa aku merasa mas Agung menutupi sesuatu, dan di hari yang sama pada malam hari aku mebdengar mas Agung bertelepon dengan seseorang.

Hingga esok harinya sepulang aku dari rumah sakit karena pingsan aku kembali mendapati nama Susan menelpon mas Agung saat di perjalanan pulang dari rumah sakit. Sikap mas Agung yang enggab mengangkat telepon tersebut di depabku tentu membuatku semakin curiga.

Susan yang ku tau adalah nama gadis yang dulu begitu di gilai mas Agung, bahkan hampir dinikahinya meski Ibu Marni tak merestuinya namun tiba-tiba pergi menghilang membawa uang mas Agung. Aku tak pernah mengetahui sosok Susan, hanya sekilas aku pernah melihat fotonya sesaat sebelum mas Agung membakarnya. Akupun tak pernah bertanya apapun tentang Susan pada Mas Agung karena aku tak ingin membuka lukanya kembali.

Selama 4 tahun menikah tak pernah sekalipun mas Agung menyinggung tentang Susan, namun tiba-tiba saja ada nama yang sama yang muncul menelepon mas Agung, bukan aku tak mempercayainya namun bukankah terlalu naif jika dikatakan sebagai sebuah kebetulan semata di saat aku merasa ada yang berbeda dari mas Agung.

Sesampainya di rumah aku langsung menuju ke kamar merebahkan diri dan mencoba menetralkan fikiran yang mulai mengelana pada hal yang tak ingin ku bayangkan sama sekali. 

"Sayang, diminum dulu obatnya yah, baru nanti kamu istirahat." Ucap Mas Agung yang masuk kedalam kamar membawa obat dan segelas air lalu menyodorkannya padaku. Tanpa berkata apapun aku langsung meminumnya. Mas Agung kemudian menyimpan gelas dan obat tersebut di nakas samping ranjang.

Aku menatapnya lekat, keperhatikan setiap inci wajahnya, tak ada yang berubah, tatapannya masih tetap hangat, bahkan rasa khawatirnya masih begitu dalam bisa kurasakan. 

"Apa mas menyembunyikan sesuatu dariku?" tanyaku langsung tanpa berbasa basi, karena aku tak tahan dengan fikiranku. Aku ingin memastikan bahwa segala prasangkaku terhadapnya salah. Kulihat matanya mengerjap, kemudian terlihat sedikit menegang, namun hanya sepersekian detik ia langsung tersenyum sambil memelukku.

"Apa yang harus aku sembunyikan darimu?" Tanya mas Agung dengan tetap memelukku. 

"Susan." Ucapku lirih sambil melepas pelukannya kemudian aku menatapnya kembali mencoba mencari kebenaran dari sorot matanya. Mas Agung tampak menghela nafas berat.

"Aku tak ingin membahasnya sayang. Bahkan selama ini aku tak lagi pernah menyebut namanya" Mas Agung menunduk, jujur aku merasa bersalah karena aku merasa tengah menguliti luka lamanya, namun rasa penasarannku terlalu besar.

"Wanita yang bersamamu di rumah ujung komplek siapa?" Tanyaku sambil menggengam erat tangannya. Seketika mas Agung tampak kaget mendengar pertanyaanku. Ia terdiam cukup lama untuk menjawab sebuah pertanyaan sederhana.

Akankah Agung jujur pada Meylina?

Atau Agung akan meneruskan kebohongan yang ia anggap wajar tersebut??

Bab terkait

  • Saat Cinta Pertama Kembali   Bagian 6

    POV Meylina"Wanita yang bersamamu di rumah ujung komplek siapa?" Tanyaku sambil menggengam erat tangannya. Seketika mas Agung tampak kaget mendengar pertanyaanku. Ia terdiam cukup lama untuk menjawab sebuah pertanyaan sederhana.Aku menatap matanya lekat untuk mencari kejujuran di dalam sana, berharap jawaban dari mas Agung akan membuatku melupakan segala fikiran buruk yang sedari kemarin menggangguku."Wanita? Maksud kamu apa?" Tanyanya dengan ekspresi yang tampak sedikit bingung, kemudian aku menjelaskan padanya bahwa ibu kemarin bertanya tentang rumah di ujung komlek karena bu Ida memberitahunya bahwa bu Ida melihat Mas Agung bersama seorang wanita yang tampak seperti akan pindah rumah.Aku menangkap sedikit rasa cemas dari mata mas Agung, matanya kini tak lagi menatap mataku."Mungkin bu Ida salah liat sayang, waktu itu mas kan udah kirim pesan ke kamu kalo mas harus ketemu klien, masa kamu lupa sih." Ucapnya lagi tan

  • Saat Cinta Pertama Kembali   Bagian 7

    "Dialah Susanti, wanita kurang ajar yang membawa kabur uang suami kamu dulu."Ucapan ibu mertuanya membuat Meylina tertegun sejenak, mencoba mencerna semuanya, namun hati dan fikirannya seolah menolak kenyataan yang baru saja ia dengar.Jika wanita di hadapannya adalah Susan berarti saat di rumah sakit Agung dan Susan bersandiwara seolah saling tidak mengenal, dan apa mungkin Susan yang beberapa kali di dapati oleh Meylina menguhubungi Agung pun adalah Susan sang mantan kekasih? Berbagai pertanyaan muncul dalam benaknya.Meylina terhunyung memikirkan segalanya, mulutnya seolah terkunci dan sama sekali tak dapat mengatakan apapun meski hatinya begitu bergejolak dengan berbagai pertanyaan atas ketidak fahamannya terhadap situasi yang tengah ia alami saat ini.Ibu Mirna dengan sigap memapah tubuh Meylina, sedangkan Susan hanya berdiri mematung tengan tatapan yang tak bisa diartikan. Namun kemudian Susan ikut mendekati Ibu Mirna dan jiga Meyli

  • Saat Cinta Pertama Kembali   Bagian 8

    Hati siapa yang tak patah mendapati sang belahan jiwa dengan begitu mudahnya menyemai cinta pada hati lain? Sebegitu dalamnya kah cinta Agung pada Susan hingga luka yang dulu ia tinggalkan begitu mudah menguap hingga tumbuh rasa yang harusnya telah lama mati? atau sebegitu dangkalnya kah cinta Agung terhadap Meylina hingga membuatnya begitu mudah membagi rasa dengan yang bukan haknya?Tepat pukul 3 Meylina terbangun, ia tak mendapati Agung disampingnya, namun ia tak menghiraukannya. Yang ingin ia lakukan saat ini adalah mengadu pada Tuhannya.Setelah berwudhu ia membentangkan sajadah untuk bermunajat pada Sang Pemilik semesta."Robbi apakah aku terlalu sombong karena mengira suamiku tak mungkin berbagi hati? Apakah aku akan menjadi wanita egois jika sekuat tenaga aku ingin mengingkari rasa lain yang tumbuh di hati suamiku dan memaksanya meninggalkan cinta itu?""Sungguh aku ingin rumah tangga ini berakhir di pelataran syurga bersama, namun jika begini apa

  • Saat Cinta Pertama Kembali   Bagian 9

    "Berapa banyak yang kau sembunyikan dariku mas? Sejauh mana kau berbohong padaku?"Meylina melangkah gontai ke dalam rumah mendapati kebohongan lain dari suaminya. Ia tak mengerti kenapa Agung menutupi semuanya hingga sejauh ini. Dalam hati kecilnya Meylina sangat ingin mempertahankan cintanya, namun jika kebohongan Agung sudah sejauh ini Meylina tak begitu yakin semuanya bisa berlanjut dengan baik seperti sedia kala.Jam menunjukkan pukul 5 sore, terdengar suara mobil masuk ke pekarangan rumah. Meylina sudah hafal itu adalah mobil suaminya yang selalu ia nanti kedatangannya, untuk membagi cerita tentang apa yang ia lalui hari itu. Namun kini ia enggan melakukannya. Ia hanya duduk di depan televisi tanpa menghiraukan kedatangan Agung.Setelah mengucapkan salam, Agung langsung masuk ke dalam rumah yang terasa berbeda. Tak ada sambutan hangat istrinya, tak ada celotehan yang Meylina lontarkan seperti yang sudah-sudah. Agung melongok ke arah meja makan, di sana sud

  • Saat Cinta Pertama Kembali   Bagian 10

    "Mas..." ucap Meylina pelan nyaris tak terdengar.Meylina tak dapat melanjutkan ucapannya, tubuhnya seolah membeku melihat pemandangan yang menyesakkan dada. Kemudian ia mengerjapkan mata untuk memastikan apa yang di lihatnya tidaklah salah."Meylina" sapa Agung lembut seraya mendekati Meylina. Namun Meylina mundur beberapa langkah, ia mencoba menyadarkan diri."Kenapa kamu membawa Susan kemari mas?""Susan sedang dalam masalah, aku tak bisa menceritakannya sekarang, tapi bisakah kamu mengizinkan Susan untuk bermalam disini malam ini?"Meylina mencoba mencerna ucapan Agung, namun sungguh ia sama sekali tak bisa memahaminya. Bagaimana bisa seorang suami membawa wanita yang notabene "mantan cinta pertama" suaminya untuk menginap di rumah?Ada yang begitu hancur dalam diri Meylina. Ya hatinya benar-benar hancur. Apapun masalah Susan, Meylina benar-benar tak menyangka suaminya dengan sadar membawa Susan ke rum

  • Saat Cinta Pertama Kembali   Bagian 11

    POV SusantiTerlahir dari keluarga sederhana dan orang tua yang sama sekali tak mengenyam pendidikan membuatku semangat belajar, semenjak SD selalu mendapat peringkat pertama, mungkin inilah yang menjadi alasan kedua orang tuaku begitu gigih mencari rupiah demi membiayai pendidikan hingga aku bisa kuliah di Universitas Negeri di kota besar.Banyak yang mereka korbankan, mulai dari meminjam uang kepada tetangga, hingga pada rentenir. Aku sebagai anak semata wayang mereka tentu ingin membalas segala jasa mereka.Di kota saat kuliah, aku tak hanya belajar, namun juga bekerja untuk meringankan beban orang tua, hingga di semester 6 aku mengenal Agung.Pria yang tak pernah memandang latar belakangku. Perkenalanku dengannya tidaklah di sengaja, kami bertemu di taman dekat masjid kampus, saat itu dia seperti sedang kebingungan, dan aku menolongnya. Sampai aku tahu bahwa dia berada di kampus sebagai arsitek yang mendesain dan memantau pembangunan a

  • Saat Cinta Pertama Kembali   Bagian 12

    Agung menatap lekat ke arah Susan yang tersipu malu dengan pipi merah merona, hingga membuatnya begitu gemas. Ada dorongan dalam hatinya untuk mendekati Susan yang tampak begitu cantik dan menggoda.Agung pun berdiri dan mendekati Susan, kemudian di peluknya begitu erat, seolah tak sadar bahwa itu adalah hal yang tak boleh mereka lakukan.Susan bersorak riang dalam hati. Taman bunga dalam hati langsung bermekaran. Dan langaung membalas pelukan Agung dengan begitu erat."Tapi bukankah perasaan kita berdua ini salah mas? Tak seharusnya kita seperti ini kan? Bagaimana dengan Meylina? Aku benar-benar merasa bersalah padanya." Ucap Sysan seraya melepaskan pelukannya dengan memasang ekspresi seolah merasa bersalah dan mencoba memancing Agung agar lebih simpati padanya."Ini bukan salahmu, Susan. Tapi perasaan manusia siapa yang tahu, kita tak bisa memaksa pada siapa kita melabuhkan hati bukan?""Bagaimana rumah tanggamu dengan M

  • Saat Cinta Pertama Kembali   Bagian 13

    "Tadi Meylina kesini untuk membereskan barang-barangnya. Aku sempat melarangnya tapi dia bersikeras ingin mengemasi semuanya karena tak ingin jika harus bertemu denganmu lagi" Ucap Susan berbohong."Apa?" Tanya Agung dengan ekspresi terkejut juga hati yang terasa kecewa. "Benarkah Meylina bilang begitu?" Agung memastikan lagi."Iya mas, aku aja gak nyangka dia bisa bilang gitu, padahal gimanapun juga kan kalian belum resmi bercerai secara hukum, tapi dia kok gitu yah?" Susan mulai menebar racun dengan mengatakan yang tidak-tidak, untuk mengadu domba Agung dengan Meylina, tentu dengan tujuan agar mereka saling membenci hingga tak mungkin bisa kembali lagi."Sudahlah Susan, tak perlu di bahas lagi, mungkin Meylina melakukan itu agar hatinya tak tersakiti lagi, bukan semata-mata karena membenciku, karena sorot matanya mengatakan bahwa ia masih mencintaiku" Agung berucap penuh percaya diri.Sedangkan Susan tentu merasa kesal mendengarnya."Kalo Meylina

Bab terbaru

  • Saat Cinta Pertama Kembali   Bagian 29

    Bu Mirna kini telah di pindahkan ke ruang rawat inap. Risti memandangi wajah tua Bu Mirna dengan mata sembab. Tangannya terus menggenggan jemari Bu Mirna, dengan do'a yang terus ia panjatkan dalam hati agar Bu Mirna bisa segera pulih."Nak Meylina." panggil Bu Mirna dengan suara parau begitu ia mulai siuman."Bu..." Mata Meylina langsung berbinar melihat Bu Mirna sudah siuman."Ibu dimana?" tanya Bu Mirna yang tampak bingung."Ibu di rumah sakit. Tadi pas Meylina dateng, Ibu pingsan di kamar. Kata dokter Ibu kena serangan jantung." jelas Meylina dengan tangan yang tetua menggenggam jemari Bu Mirna.Bu Mirna tampak seperti sedang mengingat sesuatu. Namun kemudian air matanya luruh."Loh, Ibu kenapa? Apa ada yang sakit? Mey panggilkan dokter dulu sebentar yah."Saat Meylina akan bangkit, Bu Mirna menarik tangan Meylina dan menahannya. kemudian memeberi isyarat agar Meylina kembali duduk."Susan!" L

  • Saat Cinta Pertama Kembali   Bagian 28

    Riza kembali masuk ke dalam rumah setelah menyerahkan urusan Agung pada kedua satpam tadi. Riza mendapati Meylina yang duduk di ruang tamu dengan wajah cemas."Mas Agung udah pergi?" tanya Meylina saat Riza duduk di hadapannya."Sepertinya dia sudah pergi, karena tadi aku menelepon satpam untuk menyeretnya pergi dari sini.""Aku bener-bener nggak faham kenapa Mas Agung bisa jadi senekad ini. Apa yang sebenrnya dia pengen dari aku?" tanya Meylina frustasi."Dia pasti sangat menyesal melepaskanmu, hingga tak bisa mengontrol emosi." ungkap Riza yang yakin bahwa Agung memang sangat menyesal memilih berpisah dari wanita sebaik Meylina."Bukankah seharusnya Mas Agung sekarang sedang bahagia dengan Susan? Tapi kenapa malah selalu datang menggangguku?" ungkap Meylina yang benar-benar tak faham dengan apa yang di inginkan Agung sebenarnya."Sepertinya sesuatu terjadi diantara mereka, hingga membuat Agung berbalik m

  • Saat Cinta Pertama Kembali   Bagian 27

    "Elea..." panggil Meylina setelah menyiapkan menu makan siang di atas meja."Kita makan dulu yuk, Nak" ajak Meylina pada Elea yang masih sibuk bermain dengan bonekanya. Karena Elea tak juga beranjak, Meylinapun mendekatinya, kemudian mencubit gemas pipi Elea hingga gadis kecil tersebut tertawa."Makan duku yuk, tante masak ayam kecap kesukaan kamu loh." Meylina menuntun tangan kecil Elea menuju ruang makan.Meylina menyendok nasi dab lauknya ke atas piring untuk Elea, setelah itu baru ia mengambil makanan untuk dirinya sendiri."Berdo'a dulu tante" ucao Elea dengan tangan menengadah untuk berdo'a. Meylina pun mengikuti do'a yang di ucapkan dengan lantang oleh Elea. Setelah itu mereka langsung menyantak makanannya.Namun setelah suapan oertama Elea tampat cemberut, dan tak melanjytkan makannya. Meylina pun ikut meletakkan sendok dan pindah duduk ke kursi sebelah Elea."Kenapa, Nak? apa masakan tante nggak enak?" Tanya

  • Saat Cinta Pertama Kembali   Bagian 26

    Beberapa hari berlalu, kini Susan sudah tinggal bersama suaminya lagi. Namun hati dan fikirannya tak pernah lepas dari Agung. Susan segera menyusun rencana jahat agar tak ada lagi yang menghalanginya untuk kembali bersama Agung, dan juga harta milik suaminya kini akan menjadi milik Susan seutuhnya tanpa bisa di ambil lagi."Urus dengan baik, jangan sampai meninggalkan jejak apapun. Aku ingin semuanya cepat selesai." Ucap Susan tegas pada seseorang di seberang telepon."Baiklah, dua hari lagi aku ingin selesai!" Ucap Susan lagi dengan suara berbisik, karena ia menelpon di dalam kamar dan tak ingin membuat suaminya terbangun karena suara bising.Susan langsung merebahkan diri setelah menutup telepon dengan seseorang. Ia menatap suaminya dengan seeingai yang tampak menyeramkan."Tunggulah, aku akan segera membuatmu tak bisa lagi menggangguku." bisik Susan sembari terkekeh.🥀🥀🥀🥀🥀"Kamu ini bagaimana sih? Kenapa belak

  • Saat Cinta Pertama Kembali   Bagian 25

    Di dalam mobil Meylina duduk di kursi belakang, sedangkan Riza di kursi samping penumpang karena Riza tahu Meylina tak mungkin mau ikut bersamanya jika hanya berdua, maka ia membawa sopir.Tak ada percakapan. Meylina hanya menundukkan kepala dengan air mata yang terus menetes. Sesekali Riza menatapnya melalui kaca. Hatinya ikut terasa sakit melihat Meylina menangis. Riza yakin Meylina merasa harga dirinya tercoreng karena lelaki yang bukan mahromnya berani memeluknya seperti tadi."Kita sudah sampai!" Tutur Riza saat mereka telah sampai di rumah bercat putih kombinasi abu muda dengan desain minimalis.Meylina melongok ke luar jendela, mengamati sekitar, ia tampak bingung karena dia bukan berada di depan rumahnya."Untuk sementara kamu lebih baik tinggal di sini" Jelas Riza yang seolah faham kebingungan Meylina."Tapi... ""Sudah turun saja dulu, kamu bisa liat-liat rumahnya dulu, kalo merasa tidak cocok nanti akan cob

  • Saat Cinta Pertama Kembali   Bagian 24

    "Lepas, mas!" Pinta Meylina dengan suara lirih beserta tangisan.Tapi tiba-tiba saja sebuah pukulan mendarat di wajah Agung hingga ia terdorong ke belakang dan Meylina bisa terlepas dari pelukan Agung."Mas Riza!" Meylina terkejut melihat Riza yang tiba-tiba bisa berada di rumah Bu Mirna.Agung memegangi rahangnya yang terkena pukulan keras Riza, ia melotot dengan emosi ke arah Riza yang tak ia sangka-sangka bisa betada di rumah ibunya.Agung mendekati Riza untuk membalas pukulan, namun Riza berhasil memgelak, dan sejurus kemudian terjadi perkalahian sengit. Agung mendapat beberapa pukulan telak di wajah dan juga perutnya, sedangkan Agung hanya terkena pukulan satu kali di ujung bibir yang membuat bibirnya mengeluarkan darah.Meylina dan Bu Mirna hanya bisa berteriak dengan tangisan histeris meminta keduanya berhenti, namun emosi menguasai keduanya hingga kalap.PrangMeylina melempar sebuah guci berukuran

  • Saat Cinta Pertama Kembali   Bagian 23

    Pagi itu Meylina bangun lebih pagi, menyiapkan segala keperluan dan dokumen yang ia butuhkan untuk pekerjaannya di butik, karena akan ada penanda tanganan kerj sama dengan salah satu brand lokal yang sudah terkenal.Rencananya siang ini Meylina akan di temani Riza sebagai pendamping. karena kerja sama ini lumayan besar jadi butuh masukan dari pengacara agar kedepannya tak bermasalah dengan hukum.Setelah sarapan dan memesan taxi online Meylina langsung keluar rumah, namun ia terkejut mendapati Agung yang terlelap di kursi teras rumah. Meylina menatap Agung seksama. Lagi, rasa sakit itu kembali menelusup dalam hatinya. Meskipun Meylina telah mengikhlaskan semuanya, namun sakit hati karena pengkhianatan Agung sangatlah dalam."Bangun, Mas!" Meylina menepuk pelan pundak Agung.Agung mengerjap-ngerjapkan mata, kemudian menoleh ke arah Meylina yang sudah terlihat rapih. Agung langsung terpesona oleh keanggunan Meylina, hingga tak mengedipkan ma

  • Saat Cinta Pertama Kembali   Bagian 22

    Akhirnya dengan terpaksa Susan menuruti Marwan untuk kembali ke Kalimantan. Sepanjang perjalanan tentu saja Susan tak bisa beehenti memikirkan Agung yang sudah dengan susah payah ia raih. Bahkan banyak yang ia korbankan agar Agung berpisah dari Meylina, tapi kini tujuannya yang hanya tinggal selangkah lagi harus terhalang karena Marwan."Aku harus mencari cara agar pria tua ini tak lagi mengejar-ngejarku namun hartanya akan tetap menjadi milikku." Gumam Susan dalam hati.🥀🥀🥀🥀🥀Pagi itu Meylina bangun lebih pagi, menyiapkan segala keperluan dan dokumen yang ia butuhkan untuk pekerjaannya di butik, karena akan ada penanda tanganan kerj sama dengan salah satu brand lokal yang sudah terkenal.Rencananya siang ini Meylina akan di temani Riza sebagai pendamping. karena kerja sama ini lumayan besar jadi butuh masukan dari pengacara agar kedepannya tak bermasalah dengan hukum.Setelah sarapan dan memesan taxi online Meylina langsun

  • Saat Cinta Pertama Kembali   Bagian 21

    "Elea..." panggil Meylina setelah menyiapkan menu makan siang di atas meja."Kita makan dulu yuk, Nak" ajak Meylina pada Elea yang masih sibuk bermain dengan bonekanya. Karena Elea tak juga beranjak, Meylinapun mendekatinya, kemudian mencubit gemas pipi Elea hingga gadis kecil tersebut tertawa."Makan duku yuk, tante masak ayam kecap kesukaan kamu loh." Meylina menuntun tangan kecil Elea menuju ruang makan.Meylina menyendok nasi dab lauknya ke atas piring untuk Elea, setelah itu baru ia mengambil makanan untuk dirinya sendiri."Berdo'a dulu tante" ucao Elea dengan tangan menengadah untuk berdo'a. Meylina pun mengikuti do'a yang di ucapkan dengan lantang oleh Elea. Setelah itu mereka langsung menyantak makanannya.Namun setelah suapan oertama Elea tampat cemberut, dan tak melanjytkan makannya. Meylina pun ikut meletakkan sendok dan pindah duduk ke kursi sebelah Elea."Kenapa, Nak? apa masakan tante nggak enak?" Tanya

DMCA.com Protection Status