Share

Dua Minggu untuk Menikahi Vela

Penulis: Khanna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Elsa!”

“Bian!”

Handi dan Erwin tak bisa menahan amarahnya lagi. Sepasang manusia yang sedang berpelukan itu seakan tak memedulikan dua orang yang tak pernah menganggap keberadaan mereka.

“Bi, kamu beneran nggak melakukannya dengan Vela? Apakah aku bisa memegang perkataanmu? Kamu nggak mempermainkan aku?”

Jantung Elsa berdegup kencang. Ia tak menyangka, Bian akan langsung memeluknya dan wajahnya seakan mengharapkan banyak hal kepadanya. Tanpa sadar pula, ia mengatakan seakan hubungan mereka bukan terjadi karena sebuah perjanjian.

“Iya. Aku nggak bisa berpikir jernih gara-gara pesan yang mengaku sebagai dirimu, El. Aku takut terjadi sesuatu yang buruk padamu. Aku datang begitu saja dan mencarimu. Padahal, kalau mau dipikirkan dengan baik, nggak mungkin kamu dicelakai di sekitar hotel milik keluargamu. Aku difitnah, El. Percayalah padaku. Sudah nggak ada orang lain lagi yang mempercayaiku. Aku mohon, El.”

Perkataan Bian seakan menunjukkan dirinya sudah sangat berputus asa. Ia memeluk El
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Bertemu Rio

    “Iya, Ze. Coba kamu ikut cari tahu, ya. Mama nggak bisa ikut bertindak. Mama hanya bisa berdoa agar semua baik-baik saja. Nanti Mama kirim videonya. Bantu masmu, Ze. Semoga benar kalau dia hanya difitnah.”Air mata kembali menitik. Sejak kecil, Laras tahu luka anak laki-lakinya. Selalu dipersalahkan oleh Erwin. Sampai sekarang pun harus mendapat perlakuan yang membuatnya terluka.“Tentu saja, Ma. Zeta akan mencari tahu bersama Mbak Elsa. Dia pasti wanita baik, beda jauh dari Vela. Zeta nggak mau punya ipar kayak Vela, Ma.”Zeta memeluk Laras agar bisa lebih tenang. Ia pun merasa sakit kala Bian harus melalui kehidupan seterjal ini. Dalam hatinya bertekad untuk membantu Bian semampunya. Kebaikan pada akhirnya pasti akan menang.***“Dua minggu, hanya dua minggu. Aku harus melakukannya dengan cepat. Tapi, bagaimana? Mulai dari mana?”Elsa yang sudah di dalam kamar memijat pelipisnya secara perlahan. Ia sudah berjanji akan membantu Bian, tetapi sendirinya masih bingung harus melakukannya

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Bujukan Rio

    “Apa mungkin kita memang berjodoh, Mas?” tanya Elsa hanya untuk memancing percakapan agar semakin akrab.“Iya, bisa saja begitu, Dek. Nyatanya, sekarang kita ada di tempat favorit kita selama masih bersama. Nggak mungkin kalau kebetulan kan, Dek? O ya, aku udah pesan makanan dan minuman kesukaanmu. Kita makan dulu ya.”Tampak tak ada yang berbeda dari sikap yang Rio lakukan pada Elsa. Ia tetap perhatian dan seperti sangat mencintai Elsa.Rasa nyeri terasa di hati wanita berhidung mancung itu kala mendengar lagi cara bicara yang begitu lembut dan penuh perhatian dari seorang Rio.Seorang wanita tentu bahagia saat mempunyai pasangan dengan sikap seperti Rio. Penuh cinta dan sangat perhatian. Namun, semua itu ternyata hanya sandiwara saja. Hebat memang. Selama bertahun-tahun, Rio bisa memerankan tanpa ada cacat sedikit pun. Mungkin baginya, sambil menyelam minum air. Mana ada laki-laki tak tergiur oleh wanita cantik saat berdekatan dengannya.“Bagaimana kalau kita melanjutkan hubungan ki

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Bukti Baru

    “Mas, apa benar, kamu bersama Mbak Elsa lagi merencanakan sesuatu?”Setelah kepulangan keluarga Bian dari rumah Elsa untuk membicarakan tentang perbuatan yang sebenarnya tidak Bian lakukan, Zeta meminta izin untuk masuk ke kamar Bian yang memang sedang dihukum dan membicarakan rasa penasaran yang Zeta rasakan.“Iya, Ze. Tapi, kamu diam. Jangan ada yang boleh tahu,” ancam Bian yang duduk di sofa.“Mama tahu kok. Mama kasihan sama kamu, Mas. Tapi, nggak bisa berbuat apa-apa. Mama menyuruhku untuk membantu rencana yang mungkin sedang kalian rencanakan. Mama berharap semua ini hanya fitnah, Mas.”“Kamu mau membantu juga, Ze?” Bian mulai menyunggingkan senyuman. Bahagia saat anggota keluarganya ada yang mempercayainya.“Tentu, Mas. Aku tahu kamu kok. Tentang Vela juga, dia itu jahat, Mas. Aku nggak mau punya ipar jahat kayak dia.”“Kenapa kamu baru ngomong sekarang, Ze?”“Kamu kan nggak nanya,” jawab Zeta seraya duduk di sebelah Bian.“Memangnya tahu dari mana kamu?” Bian menatap adiknya d

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Kebenaran akan Terungkap

    “Aku nggak suka Vela karena temanku bercerita tentang keburukan Vela, Mbak. Kebetulan, Mama juga melihatnya di mal, lalu merekamnya. Kata Mama, mungkin saja video keburukan Vela bisa berguna suatu hari nanti. Tentang seseorang yang memasukkan Mas Bian ke mobilnya dengan pakaian berantakan juga sudah kami ketahui orangnya, Mbak.”Elsa kembali membulatkan mata. Perkataan Zeta membuatnya terkejut campur bahagia. Bukti yang dibutuhkan malah datang dengan sendirinya. Bahkan seperti dimudahkan segala urusan yang Elsa lakukan.“Apakah itu benar, Ze? Aku senang kalau memang kamu bisa membantuku seperti itu.”Zeta tersenyum. “Mbak Elsa yang pada dasarnya bukan siapa-siapa saja bisa bahagia mengetahui bukti yang mungkin bisa melepas belenggu yang membelit Mas Bian, apalagi Zeta, Mbak. Dengan video yang aku bawa ini, semoga bisa membantumu mengungkap fitnah yang menjatuhkan Mas Bian, Mbak.”“Tadinya aku pusing banget, Ze. Mau mulai dari mana agar bisa membantu Bian keluar dari masalahnya. Tapi,

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Tunduk

    Elsa tersenyum dan berpura-pura tersipu. Padahal, di dalam hati sudah sangat enggan berurusan lagi dengan Rio. Apalagi menjalin sebuah hubungan yang hanya akan menyakiti hati semakin parah.“Katakanlah, Dek. Kamu mau menikah denganku, kan?” Rio terus membujuk agar Elsa cepat mengucapkan perkataan yang diinginkan olehnya.Elsa justru mengambil sesuatu dari dalam tas yang dibawa.“Mas, sebenarnya sejak pembatalan pernikahan kita, aku sudah tahu semuanya kok!”Beberapa berkas yang sudah disiapkan, sengaja diletakkan di meja tepat di hadapan Rio.“Dek, apa maksudmu?” Rio mengernyitkan kening.“Lihat saja biar kamu nggak banyak tanya,” ucap Elsa dengan nada yang berubah ketus.Rio pun akhirnya mengikuti perkataan Elsa. Perlahan, jemarinya memunguti kertas-kertas yang tersusun rapi di atas meja.Kening Rio mengerut. Matanya pun menyipit kala melihat berkas yang Elsa letakkan di atas meja.“Kamu menuduhku, Dek? Tentang video calon suamimu itu, kamu kira itu aku? Begitukah maksudmu?”Rio mele

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Menyampaikan Kenyataan

    Meski sedikit ragu, akhirnya Rio mau mengirim video yang sengaja direkam secara sembunyi-sembunyi ke nomor Elsa.“Pegang janjimu, El. Jangan sampai menyebar luas dan pastikan Vela bisa kudapatkan.”“Tentu saja, tapi kalau nanti ada suatu hal yang mengharuskan video ini menyebar, itu artinya bentuk usahaku juga agar Vela mau menikah denganmu, Mas.”“Usahakan jangan melakukan hal itu, El. Kasihan Vela, dia pasti akan malu.”Mendengarnya, dada Elsa terasa nyeri. Laki-laki yang selama ini dicintai dengan sepenuh hati, nyatanya, begitu cinta kepada wanita lain. Rasa sakit di dadanya kembali berdenyut-denyut.“Oke! Aku akan coba untuk berhati-hati sesuai perkataanmu. Padahal, kamu sangat peduli tentang rasa malu yang akan Vela rasakan begini ya? Lalu, saat menyebar video editan itu, apakah kepedulian itu lenyap seketika? Memang sih, kalau udah punya tujuan bersama dengan orang yang sangat dicintai, semua terlupakan begitu saja.”“Aku tak butuh kata-kata yang keluar dari mulutmu itu, El. Lak

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Akui, Vel!

    Nani dan Vela pun bergeming. Mereka tak lagi berkata-kata, hanya suasana yang kian terasa memanas dan gemuruh hebat yang Nani rasakan, serta kegundahan di dalam hati Vela sebab dia tahu identitas aslinya sekarang.“Oke Mama Nani, diam ya? Aku akan bicara sama Vela dulu. Tolong jangan membantah perkataanku sebelum aku menyelesaikannya dan harus menjawab dengan jujur kalau aku bertanya sesuatu.” Elsa berbicara sangat santai sambil tersenyum. Kini dirinya memang sudah seperti seorang pemenang sejati.“Vela, jawab jujur ya, sebenarnya apa yang terjadi padamu waktu itu? Benarkah Bian yang melecehkanmu, atau kamu sengaja membuat fitnah agar Bian mau menikahimu? Jawablah dengan jujur, karena aku sudah pegang beberapa bukti tentang keburukanmu.”Sorot mata Elsa menatap tajam ke arah Vela. Ia ingin cepat menyelesaikan rencananya. Ia berharap, Vela akan langsung mengakui perbuatan-perbuatannya.“Mb—mbak, Bian yang melecehkanku, mana mungkin aku berhubungan sama Mas Rio. Dia orang yang sangat me

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Menikahlah dengan Rio

    Deru napas terdengar memburu. Vela harus menahan amarahnya setelah Elsa mengancamnya dengan begitu tegas. Nani pun mempengaruhi Vela agar mau mengikuti cara main yang Elsa inginkan.Dengan sangat terpaksa, Vela akhirnya duduk lagi. Wajahnya masam dengan alis yang hampir menyatu. Gejolak kemarahannya begitu membara. Namun, ia tak bisa melampiaskannya karena posisinya penuh ancaman.“Nah, duduklah. Nggak usah banyak tingkah.”Vela membuang napasnya kasar setelah duduk lagi di hadapan Elsa.“Begini ya, Vel. Aku nggak mau buang-buang waktu. Karena semua rencana busukmu sudah aku ketahui, ikutilah cara mainku. Batalkan semua keinginanmu untuk menikah dengan Bian. Akui perbuatanmu yang hanya menjebak Bian dengan cara kotormu secara kekeluargaan. Aku akan membantumu agar bisa melakukannya dengan mudah. Cukup batalkan dan akui saja. Terus, menikahlah dengan Mas Rio. Kalau kamu menolak, tentu saja, aku batalkan semua bantuanku tadi. Ditambah, aku akan bocorkan identitas aslimu kepada Ayah dan

Bab terbaru

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Pernikahan Sesungguhnya

    “Bebaskan aku! Aku nggak bersalah! Mas Aryo yang menyuruhku selama ini! Dia yang awalnya punya rencana busuk itu. Aku nggak bersalah!”Nani histeris kala hakim telah memvonis hukuman penjara selama beberapa tahun kepadanya.“Mas Aryo yang jahat! Dia yang bersalah! Bukan aku!” ulang Nani dengan suara yang masih lantang.“Kita sama-sama berbuat kejahatan. Kita yang merencanakan semuanya! Bukan hanya aku!” balas Aryo tak mau disalahkan.“Diam kamu! Aku nggak mau di penjara!” hardik Nani.“Kita sama-sama salah! Jangan limpahkan semua kesalahan kepadaku! Brengsek!” Aryo kesal karena Nani selalu menyalahkannya.“Tolong diam semuanya! Keputusan sudah ditentukan! Tidak ada gunanya kalian bertengkar seperti sekarang! Silakan bawa tersangka ke dalam sel yang telah disediakan.”Kemarahan Nani tak bisa dilampiaskan lagi karena memang telah mendapatkan keputusan dari pihak berwenang. Percuma saja meski dia marah hingga berteriak-teriak. Vonis itu akan tetap menimpa dirinya sebab perbuatan jahat ya

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Kebusukan yang Terkuak

    Kasus kejahatan yang dilakukan oleh Nani dan Aryo sudah ditangani pihak berwenang. Nani diringkus oleh pihak kepolisian. Namun, Handi memohon untuk menunda kepergian mereka sampai Vela datang.“Yah! Sebenarnya ada apa? Kenapa Ayah datang bersama polisi yang akan menangkapku? Aku nggak melakukan apa-apa, Yah!” bela Nani wajahnya memucat. Ia duduk dengan tangan yang telah diborgol.“Kau selingkuh dengan Aryo kan? Kalau mengelak, hukumanmu akan tambah berat,” ancam Handi.Kata-kata Handi yang Nani dengar itu bagai dentuman bom yang meluluh-lantahkan perasaan di dalam hatinya. Ada ketakutan yang dirasakan di detik yang sama. Tak menyangka, semua yang telah ditutup rapat-rapat akan terkuak begitu saja.“A—apa maksudmu, Yah?” Ya, tentu Nani tak akan mengakuinya dengan mudah meski nasibnya sudah di ujung tanduk.“Kau mendorong Pak Umar dari atas tangga gara-gara dia melihatmu sedang bermesraan dengan Aryo kan? Akui saja Nani.”Nani hanya menggelengkan kepalanya. Ia ingin menyangkal lagi, tet

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Aku Mau Menikah Denganmu

    Sehari setelah Wulan menyampaikan alasannya kepada orang-orang dari masa lalunya, menjadikan hubungan itu kembali membaik. Penyesalan dari masing-masing orang bisa saling diterima dengan lapang dada. Mereka saling memaafkan dan memulai dengan hubungan yang lebih baik dari sebelumnya.Handi dan Wulan belum membicarakan lagi tentang hubungan pernikahan keduanya. Mereka ingin fokus pada kesembuhan Elsa terlebih dulu.Ketika sedang bercengkerama, ponsel Handi berbunyi. Ia mengambil benda itu. Di layar itu tertulis istriku. Ya, Nani orang yang menelepon Handi.Aku harus mengganti nama kontak ini. Dia wanita jahat dan licik. Aku akan menyudahi hubungan pernikahan kami. Tapi, sampai Elsa belum bisa dibawa pulang, aku harus berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Ini demi kelancaran rencanaku untuk menjebloskannya ke penjara.Handi menyingkir dari orang-orang. Kemudian, mengangkat telepon yang berasal dari istrinya.“Halo, Yah. Ayah mau pulang kapan? Jangan lama-lama. Aku sendirian di rumah.”Nan

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Titik Terang

    Septi dan Wulan memasuki ruangan tempat Elsa terbaring tak berdaya. Orang-orang yang ada di ruangan itu, tentu menyambutnya dengan senyum yang lebar. Namun, kala menyadari kalau Wulan adalah orangnya, Wicaksono dan Elsa tercengang. Keduanya tak percaya kalau Wulan masih hidup dan sekarang berdiri di hadapan mereka.“Apa benar kamu Wulan?” tanya Wicaksono menghampiri wanita yang berdiri di sebelah Septi.Wulan mengangguk sambil menahan rasa khawatir. Lisannya bagai terkunci. Meski senang bisa berjumpa lagi dengan mertuanya, tetap ada rasa tidak nyaman yang menyeruak dari lubuk hati terdalam.“Kakek mengenalnya?” Laras tentu tak tahu apa-apa. Juga, suasana ruangan itu berubah canggung karena pertemuan mereka. Hingga Laras makin penasaran.Wicaksono malah terdiam. Pelan-pelan sorot matanya tertuju ke arah Elsa. Hatinya yang mendesir pun mengundang perasaan haru.“El, ternyata bundamu masih hidup. Apa yang kamu lihat, mungkin memang dia. Ini benar-benar keajaiban,” kata Wicaksono pada Els

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Pengakuan Umar

    “Pak, saya mau mengabarkan berita bahagia tentang Ayah saya. Beliau sudah mulai bisa berbicara. Ayah saya ingin mengatakan tentang kejadian saat beliau jatuh di tangga. Kalau berkenan, saya akan mengeraskan suara panggilan ini agar Anda bisa mendengarnya juga. Saya akan merekamnya sekalian sebagai bukti kalau seandainya nanti dibutuhkan.”Rendi menjelaskan tujuannya sebelum Umar mengatakan apa yang ia alami di masa lalu.“Oh, syukurlah kalau memang begitu. Loadspeaker saja, biar kami ikut mendengar,” jawab Handi, kini lebih menghargai Rendi.“Ayah saya masih terbata-bata saat berbicara, mohon pengertiannya kalau ucapannya sulit dipahami.” Rendi menjelaskan lagi secara spesifik tentang kondisi ayahnya.“Tidak masalah, Ren.”“Baik, Pak. Terima kasih.”Apa nantinya, kebusukan Mama Nani akan terbongkar? Menurut Elsa dari ceritanya dulu kan, Mama Nani orang yang sudah mendorong ayahnya Rendi. Kira-kira, apa sebabnya ya?Bian hanya diam saat Rendi mengatakan tujuannya. Ia masih menutupi rah

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Mencecar Aryo

    “Di mana bajingan itu, ha! Sudah diberi kepercayaan, tapi malah berniat membunuh Elsa? Apa alasan bajingan itu, ha! Pengkhianat!”Ketika Handi dan yang lain sudah sampai di rumah sakit tempat Aryo dirawat, ia tak bisa membendung emosinya lagi. Ia tak sabar ingin bertemu dengan Aryo yang mungkin sedang terkulai tak berdaya di ranjang pesakitan.“Mari, Pak. Saya antar.” Salah satu bodyguard mempersilakan mereka untuk mengikutinya ke ruangan tempat Aryo dirawat.“Iya! Cepat antar aku ke sana!” jawab Handi makin geram sambil melangkahkan kakinya.Kemurkaan terlukis di wajahnya. Orang yang begitu dipercaya, ternyata menusuknya dari belakang. Apalagi Handi telah tahu siapa Elsa sebenarnya, kemarahan makin tak terbendung.Sampai di ruangan tempat Aryo dirawat, Handi menautkan alisnya seraya menatap tajam ke arah Aryo yang terbaring lemah. Orang itu telah sadar setelah tadi sempat pingsan.“Yo! Apa maksudmu! Kamu sengaja mencelakai Elsa? Kamu berniat membunuhnya, ha! Apa yang ada di pikiranmu

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Sikap Handi

    “Baiklah, aku akan mengikuti solusimu. Aku ingin melihatnya dalam kondisi baik-baik saja, Sep. Jangan sampai aku menyesali seumur hidup.”Wulan menghapus air matanya. Ia telah menentukan pilihan yang paling baik menurutnya.“Itu pilihan yang paling tepat, Lan. Aku akan langsung mencari tiket pesawat untuk pergi ke tempat mereka setelah mendapat jawaban dari Bu Laras. Kamu persiapkan segalanya. Bawa hasil tes DNA-nya siapa tahu dibutuhkan.”“Baiklah, aku pulang dulu.”“Hati-hati. Jangan terlalu mencemaskan kondisi Elsa. Dia pasti ditangani sebaik mungkin.”Wulan menganggukkan kepala. Kemudian, bangkit dari kursi dan perlahan pergi dari toko bunga itu.Kamu harus baik-baik saja. Kita belum bertemu, Sayang. Bertahanlah.Air mata kembali luruh kala Wulan mengingat kondisi Elsa yang membuatnya merasa ketakutan sendiri.***“Ayo, Sayang. Minum jus jeruknya ya? Kamu harus cepat sembuh,” ucap Handi. Di tangannya sudah ada segelas jus jeruk.Sikap Handi kini berubah 180 derajat dari sebelumnya

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Penyesalan

    “Bi, kenapa kamu duduk di situ?” tanya Elsa meski suaranya lemah. Ia juga mendengar kalimat terakhir yang Bian katakan sambil mengecup tangannya.“Elsa! Kamu sudah sadar, Sayang?” Bian seketika bangkit kala mendengar suara lirih itu.Kedua mata lelaki itu makin berbinar. Ia senang bercampur haru. Tatapannya lekat melihat gadis yang dicintainya itu telah pulih dari masa kritisnya.Elsa hanya tersenyum. Bian begitu mengkhawatirkannya terlihat dari raut wajahnya saat ini. Elsa tak mengingat sama sekali apa saja yang terjadi setelah mobilnya mengalami kecelakaan.“Aku takut banget, Sayang. Aku takut kamu nggak sadar lagi. Aku nggak tahu lagi kalau seandainya kamu meninggalkanku untuk selamanya. Aku nggak bisa, Sayang.”Bian memeluk Elsa meski hati-hati. Air matanya pun tumpah lagi. Di hadapan Elsa, lelaki itu begitu lemah. Rasa cintanya memang tulus. Bukan sekadar omong kosong belaka.“Bi, aku kan masih bisa ngobrol sama kamu. Jangan ngomong begitu.”“Darahmu banyak yang hilang, Sayang. W

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Bulan Madu yang Tak Diharapkan

    “Oh, salam kenal. Saya Zeta, adiknya Mas Bian. Sesuai penjelasan yang Mbak Elsa katakan, saya hanya ingin berterima kasih kepadamu karena sudah mau membantu Mas Bian. Walau melalui Mbak Elsa, tetap saja saya harus berterima kasih padamu,” ucap Zeta sambil mengulurkan tangan.“Salam kenal, saya Rendi. Tentang masalah itu, memang sudah tugas saya. Tidak perlu berterima kasih, tidak masalah.” Rendi menyambut uluran tangan itu.“Baiklah.” Zeta bingung harus berbicara apa lagi.“Ya sudah, saya harus kembali bekerja. Permisi.”“Iya, Ren. Terima kasih sudah mau datang sebentar ke sini,” kata Elsa.Rendi mengangguk seraya pergi.“Dia nggak pernah tersenyum ya, Mbak?” bisik Zeta.“Iya, dia sangat serius orangnya.”“Oh, pantas, pasti nggak asik.”“Tapi, dia baik banget, Ze.”Zeta hanya mangut-mangut. Sorot matanya masih tertuju ke arah perginya Rendi.“Ayo, Sayang. Kita harus berangkat sekarang,” ajak Bian.“Ya udah, ayo!”Bian dan Elsa berpamitan pada semua orang yang telah mengantarnya. Merek

DMCA.com Protection Status