Share

Akui, Vel!

Penulis: Khanna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Nani dan Vela pun bergeming. Mereka tak lagi berkata-kata, hanya suasana yang kian terasa memanas dan gemuruh hebat yang Nani rasakan, serta kegundahan di dalam hati Vela sebab dia tahu identitas aslinya sekarang.

“Oke Mama Nani, diam ya? Aku akan bicara sama Vela dulu. Tolong jangan membantah perkataanku sebelum aku menyelesaikannya dan harus menjawab dengan jujur kalau aku bertanya sesuatu.” Elsa berbicara sangat santai sambil tersenyum. Kini dirinya memang sudah seperti seorang pemenang sejati.

“Vela, jawab jujur ya, sebenarnya apa yang terjadi padamu waktu itu? Benarkah Bian yang melecehkanmu, atau kamu sengaja membuat fitnah agar Bian mau menikahimu? Jawablah dengan jujur, karena aku sudah pegang beberapa bukti tentang keburukanmu.”

Sorot mata Elsa menatap tajam ke arah Vela. Ia ingin cepat menyelesaikan rencananya. Ia berharap, Vela akan langsung mengakui perbuatan-perbuatannya.

“Mb—mbak, Bian yang melecehkanku, mana mungkin aku berhubungan sama Mas Rio. Dia orang yang sangat me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Menikahlah dengan Rio

    Deru napas terdengar memburu. Vela harus menahan amarahnya setelah Elsa mengancamnya dengan begitu tegas. Nani pun mempengaruhi Vela agar mau mengikuti cara main yang Elsa inginkan.Dengan sangat terpaksa, Vela akhirnya duduk lagi. Wajahnya masam dengan alis yang hampir menyatu. Gejolak kemarahannya begitu membara. Namun, ia tak bisa melampiaskannya karena posisinya penuh ancaman.“Nah, duduklah. Nggak usah banyak tingkah.”Vela membuang napasnya kasar setelah duduk lagi di hadapan Elsa.“Begini ya, Vel. Aku nggak mau buang-buang waktu. Karena semua rencana busukmu sudah aku ketahui, ikutilah cara mainku. Batalkan semua keinginanmu untuk menikah dengan Bian. Akui perbuatanmu yang hanya menjebak Bian dengan cara kotormu secara kekeluargaan. Aku akan membantumu agar bisa melakukannya dengan mudah. Cukup batalkan dan akui saja. Terus, menikahlah dengan Mas Rio. Kalau kamu menolak, tentu saja, aku batalkan semua bantuanku tadi. Ditambah, aku akan bocorkan identitas aslimu kepada Ayah dan

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Tolong Kabulkan Permintaanku

    Elsa memacu mobilnya menuju ke rumah Bian. Sekarang sudah pukul tujuh malam. Waktu yang tepat untuk bertamu dan membicarakan semuanya.“Mama Nani dan Vela masih ketakutan gara-gara rahasianya kuketahui, mereka pasti belum merencanakan sesuatu. Untuk saat ini, mungkin masih aman bepergian sendiri. Itu memang harapanku sih.”Dari mulutnya, Elsa mengembuskan udara. Mengetahui tindakan Vela yang berani membekap Bian, membuat Elsa menjadi waspada. Apalagi ada Nani yang ikut berperan nantinya. Bian juga mewanti-wanti agar Elsa berhati-hati.Akhirnya, Elsa sampai juga di rumah Bian. Sebelum turun, Elsa kembali membuang napas. Kali ini, ia harus berhadapan lagi dengan Erwin yang sikapnya tidak bersahabat.Baru saja turun, Elsa disambut oleh Zeta. Padahal, Elsa tidak mengatakan ke siapa pun kecuali Bian. Pasti laki-laki itu yang telah memberi tahu.“Mbak, Zeta senang, Mbak Elsa datang ke sini. Sendirian lagi. Mbak Elsa emang keren banget. Tapi, hati-hati loh, Mbak.”Zeta menggandeng Elsa untuk

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Rencana Nani

    “Asalkan kamu bisa menjaminnya. Harga diri keluarga Abimana lebih dari apa pun, kamu tahu kan, El? Kalau Vela tidak masuk penjara, pastikan hidupnya akan menderita. Seandainya kamu hanya membodohiku dan hanya ingin melindungi keluargamu, aku pastikan kamu sendiri yang akan rugi. Pernikahan yang kamu impikan bersama Bian pun hanya sebatas impian yang tak pernah terwujud. Mengerti kamu, El?”“Saya sangat mengerti, Om. Saya juga akan memegang ucapan saya, begitu juga dengan Anda, Om. Tolong maafkan Vela dan suruh dia untuk mengklarifikasi kesalahannya lewat media sosial tanpa pergi ke kepolisian. Saya berterima kasih karena Anda mau mengikuti saran dan rencana saya.”“Jangan merasa terlalu senang, aku melakukannya karena masih punya otak. Kamu yang sudah membantu kasusnya Bian dan membuktikan kalau Bian hanya difitnah saja. Ini hanya sekali. Untuk selanjutnya, hal semacam ini mungkin tidak akan terulang lagi. Tentang pernikahanmu dengan Bian, urus semuanya sendiri. Itu pun kalau sampai V

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Kemarahan Handi

    “Kita harus pulang sekarang, Yah. Bian yang akan menunggu Elsa,” bisik Nani pada Handi.“O ya, Om. Pastikan Vela mengakui semuanya besok. Kami tidak mau mengulur waktu hanya untuk mendengar omong kosong dari anak Anda itu,” ucap Bian sebelum memasuki ruangan tempat Elsa dirawat.“Maksudnya apa? Kenapa juga harus kamu yang menunggu Elsa di sini. Masih ada kami. Kamu itu calon suaminya Vela. Kamu harus bertanggung jawab karena pelecehan yang kamu lakukan. Jangan asal ngomong bisa menunggu Elsa di sini!” hardik Handi pada Bian. “Kamu juga, Ma. Kenapa diam saja waktu Bian ingin menunggu Elsa di sini? Dia harus menikahi Vela kan, Ma?” Sorot matanya berpindah menatap Nani.Karena kata-kata yang terlontar dari lisan Handi membuat Bian terpancing untuk menjelaskan segalanya, laki-laki itu mengurungkan niat untuk memasuki ruangan Elsa dirawat.“Oh, jadi Om belum tahu apa-apa?”“Bicara yang jelas! Jangan berbelit-belit dan bikin orang makin kesal!”“Yah,” panggil Nani agar Handi menekan emosiny

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Pengakuan Vela

    “Ya sudah, sana tidur! Mau bagaimana lagi!”Handi keluar dari kamar Vela dengan hati penuh kekecewaan. Wanita yang dikira darah daging satu-satunya itu, yang seharusnya mengharumkan nama besar keluarga, malah bertindak semaunya sendiri tanpa memikirkan akibat yang nantinya akan terjadi.“Bukan hanya rasa malu, keluarga Abimana pasti tidak akan mau bekerja sama lagi. Padahal aku membutuhkan modal yang besar untuk memulihkan hotel-hotel yang terancam bangkrut. Memang Vela yang melakukan hal konyol itu, tapi kalau Elsa tidak sembarangan ingin menikah sama Bian, Vela pasti tidak akan bertindak gegabah seperti sekarang. Kalau semua kekacauan ini terus berlanjut, mau tak mau, Hotel Tulip harus menanggung semuanya. Itu adalah jawaban pasti. Elsa yang mengawali semuanya, dia juga yang harus bertanggung jawab.”Di dalam kamar, sambil duduk menatap ruang kosong, Handi memikirkan cara agar hotel yang dikelolanya bisa terselamatkan meski ada banyak kejadian yang akan menghambatnya.***“Bi, bangu

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Klarifikasi di Media Sosial

    “Mas Bi, apa yang harus aku lakukan?” tanya Mona setelah datang ke rumah Elsa.“Vela akan mengakui kesalahannya dan harus disebar ke media sosial. Itu kerjaanmu kan? Bersiaplah melakukan siaran langsung di berbagai media sosial.”“Oh tentu saja, Mas Bi. Dengan senang hati.”Beberapa orang menyiapkan tempat agar pengambilan videonya lebih mudah. Handi, Nani dan Vela wajahnya tampak masam. Tidak berapa lama lagi, orang-orang akan mengetahui borok yang sengaja dibuat sendiri oleh Vela.Semua telah disiapkan. Vela duduk dengan didampingi oleh Handi dan Nani.“Ayo, sekarang sudah bisa dimulai,” ucap Mona dengan memberikan isyarat pula.Vela menoleh bergantian pada Nani dan Handi. Nani tetap memberikan isyarat agar Vela baik-baik saja. Sedangkan Handi, tampak sangat kecewa.Sebelum berbicara ke kamera, Vela membuang napasnya. Tentu saja ada gemuruh yang hebat di dalam dadanya. Rencana yang dikira akan berhasil, sekarang malah menjerumuskan dirinya sendiri ke lubang kenistaan.“Selamat pagi,

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Keluar dari Rumah

    Tak berselang lama, Elsa telah kembali dengan membawa tas. Bian yang melihatnya langsung menghampiri Elsa, lantas mengambil alih tas yang dibawanya itu.“Kamu ini, ngerti lagi luka malah bawa berat begini. Aku ikut nggak boleh,” omel Bian karena merasa khawatir.“Aku bisa kok. Kamu aja yang berlebihan,” jawab Elsa seraya tersenyum.“Ya udah, ayo, kita langsung ke Hotel Tulip,” ajak Bian agar Elsa bisa segera beristirahat.“Tunggu, Bi. Aku harus ngomong dulu sama Vela.”Tanpa menjawab, Bian hanya menganggukkan kepala.“Vel, ingat ya! Kurang dari satu minggu, kamu harus menghubungi Mas Rio untuk merencanakan pernikahan kalian. Lebih cepat, akan lebih baik. Meski keadaanku seperti ini, aku akan tetap mengawasimu,” tegas Elsa pada Vela yang masih menitikkan air mata.“El, sekarang kamu makin berani ya! Ingat kan, kamu itu hanya anak pungut. Harusnya kamu itu lebih pantas memikirkan balas budi untuk keluarga ini. Bukan malah seperti ini, El.”“Ayah belum tahu apa-apa. Jadi, tolong, diam sa

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Menghubungi Mantan Calon Mertua

    “Kalau ingin tahu identitas aslinya secara jelas, bukankah aku harus mengetes darah yang mengalir di tubuh anak itu, Sep? Tes DNA bukankah jawaban pasti agar aku mengetahui siapa sesungguhnya Elsa itu?”Kening yang mengerut menunjukkan kalau Wulan begitu serius saat mengutarakan pendapatnya. Harapan tentang rencananya itu bisa berjalan lancar tentu menjadi doa meski tak terucap.“Iya, Lan. Memang cara itu yang paling efektif. Tapi, bagaimana caranya? Harus ada sampel dari bagian tubuhnya Elsa kan, Lan?”“Nah itu, aku mau minta tolong sama kamu, Sep.”Alis Septi hampir menyatu. Ia belum memahami apa yang seharusnya dilakukan untuk membantu temannya itu.“Nggak mungkin kalau tiba-tiba aku meminta darahnya kan, Sep? Mencurigakan banget nantinya.”“Kapan arisan diadakan lagi, Sep?” tanya Wulan seakan tak menghiraukan perkataan dari Septi.“Arisannya sih, sebulan dua kali. Tapi, ada acara lain juga selain arisan asalkan sudah mendaftar jadi peserta arisan di sini. Kamu sih, disuruh ikut ma

Bab terbaru

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Pernikahan Sesungguhnya

    “Bebaskan aku! Aku nggak bersalah! Mas Aryo yang menyuruhku selama ini! Dia yang awalnya punya rencana busuk itu. Aku nggak bersalah!”Nani histeris kala hakim telah memvonis hukuman penjara selama beberapa tahun kepadanya.“Mas Aryo yang jahat! Dia yang bersalah! Bukan aku!” ulang Nani dengan suara yang masih lantang.“Kita sama-sama berbuat kejahatan. Kita yang merencanakan semuanya! Bukan hanya aku!” balas Aryo tak mau disalahkan.“Diam kamu! Aku nggak mau di penjara!” hardik Nani.“Kita sama-sama salah! Jangan limpahkan semua kesalahan kepadaku! Brengsek!” Aryo kesal karena Nani selalu menyalahkannya.“Tolong diam semuanya! Keputusan sudah ditentukan! Tidak ada gunanya kalian bertengkar seperti sekarang! Silakan bawa tersangka ke dalam sel yang telah disediakan.”Kemarahan Nani tak bisa dilampiaskan lagi karena memang telah mendapatkan keputusan dari pihak berwenang. Percuma saja meski dia marah hingga berteriak-teriak. Vonis itu akan tetap menimpa dirinya sebab perbuatan jahat ya

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Kebusukan yang Terkuak

    Kasus kejahatan yang dilakukan oleh Nani dan Aryo sudah ditangani pihak berwenang. Nani diringkus oleh pihak kepolisian. Namun, Handi memohon untuk menunda kepergian mereka sampai Vela datang.“Yah! Sebenarnya ada apa? Kenapa Ayah datang bersama polisi yang akan menangkapku? Aku nggak melakukan apa-apa, Yah!” bela Nani wajahnya memucat. Ia duduk dengan tangan yang telah diborgol.“Kau selingkuh dengan Aryo kan? Kalau mengelak, hukumanmu akan tambah berat,” ancam Handi.Kata-kata Handi yang Nani dengar itu bagai dentuman bom yang meluluh-lantahkan perasaan di dalam hatinya. Ada ketakutan yang dirasakan di detik yang sama. Tak menyangka, semua yang telah ditutup rapat-rapat akan terkuak begitu saja.“A—apa maksudmu, Yah?” Ya, tentu Nani tak akan mengakuinya dengan mudah meski nasibnya sudah di ujung tanduk.“Kau mendorong Pak Umar dari atas tangga gara-gara dia melihatmu sedang bermesraan dengan Aryo kan? Akui saja Nani.”Nani hanya menggelengkan kepalanya. Ia ingin menyangkal lagi, tet

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Aku Mau Menikah Denganmu

    Sehari setelah Wulan menyampaikan alasannya kepada orang-orang dari masa lalunya, menjadikan hubungan itu kembali membaik. Penyesalan dari masing-masing orang bisa saling diterima dengan lapang dada. Mereka saling memaafkan dan memulai dengan hubungan yang lebih baik dari sebelumnya.Handi dan Wulan belum membicarakan lagi tentang hubungan pernikahan keduanya. Mereka ingin fokus pada kesembuhan Elsa terlebih dulu.Ketika sedang bercengkerama, ponsel Handi berbunyi. Ia mengambil benda itu. Di layar itu tertulis istriku. Ya, Nani orang yang menelepon Handi.Aku harus mengganti nama kontak ini. Dia wanita jahat dan licik. Aku akan menyudahi hubungan pernikahan kami. Tapi, sampai Elsa belum bisa dibawa pulang, aku harus berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Ini demi kelancaran rencanaku untuk menjebloskannya ke penjara.Handi menyingkir dari orang-orang. Kemudian, mengangkat telepon yang berasal dari istrinya.“Halo, Yah. Ayah mau pulang kapan? Jangan lama-lama. Aku sendirian di rumah.”Nan

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Titik Terang

    Septi dan Wulan memasuki ruangan tempat Elsa terbaring tak berdaya. Orang-orang yang ada di ruangan itu, tentu menyambutnya dengan senyum yang lebar. Namun, kala menyadari kalau Wulan adalah orangnya, Wicaksono dan Elsa tercengang. Keduanya tak percaya kalau Wulan masih hidup dan sekarang berdiri di hadapan mereka.“Apa benar kamu Wulan?” tanya Wicaksono menghampiri wanita yang berdiri di sebelah Septi.Wulan mengangguk sambil menahan rasa khawatir. Lisannya bagai terkunci. Meski senang bisa berjumpa lagi dengan mertuanya, tetap ada rasa tidak nyaman yang menyeruak dari lubuk hati terdalam.“Kakek mengenalnya?” Laras tentu tak tahu apa-apa. Juga, suasana ruangan itu berubah canggung karena pertemuan mereka. Hingga Laras makin penasaran.Wicaksono malah terdiam. Pelan-pelan sorot matanya tertuju ke arah Elsa. Hatinya yang mendesir pun mengundang perasaan haru.“El, ternyata bundamu masih hidup. Apa yang kamu lihat, mungkin memang dia. Ini benar-benar keajaiban,” kata Wicaksono pada Els

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Pengakuan Umar

    “Pak, saya mau mengabarkan berita bahagia tentang Ayah saya. Beliau sudah mulai bisa berbicara. Ayah saya ingin mengatakan tentang kejadian saat beliau jatuh di tangga. Kalau berkenan, saya akan mengeraskan suara panggilan ini agar Anda bisa mendengarnya juga. Saya akan merekamnya sekalian sebagai bukti kalau seandainya nanti dibutuhkan.”Rendi menjelaskan tujuannya sebelum Umar mengatakan apa yang ia alami di masa lalu.“Oh, syukurlah kalau memang begitu. Loadspeaker saja, biar kami ikut mendengar,” jawab Handi, kini lebih menghargai Rendi.“Ayah saya masih terbata-bata saat berbicara, mohon pengertiannya kalau ucapannya sulit dipahami.” Rendi menjelaskan lagi secara spesifik tentang kondisi ayahnya.“Tidak masalah, Ren.”“Baik, Pak. Terima kasih.”Apa nantinya, kebusukan Mama Nani akan terbongkar? Menurut Elsa dari ceritanya dulu kan, Mama Nani orang yang sudah mendorong ayahnya Rendi. Kira-kira, apa sebabnya ya?Bian hanya diam saat Rendi mengatakan tujuannya. Ia masih menutupi rah

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Mencecar Aryo

    “Di mana bajingan itu, ha! Sudah diberi kepercayaan, tapi malah berniat membunuh Elsa? Apa alasan bajingan itu, ha! Pengkhianat!”Ketika Handi dan yang lain sudah sampai di rumah sakit tempat Aryo dirawat, ia tak bisa membendung emosinya lagi. Ia tak sabar ingin bertemu dengan Aryo yang mungkin sedang terkulai tak berdaya di ranjang pesakitan.“Mari, Pak. Saya antar.” Salah satu bodyguard mempersilakan mereka untuk mengikutinya ke ruangan tempat Aryo dirawat.“Iya! Cepat antar aku ke sana!” jawab Handi makin geram sambil melangkahkan kakinya.Kemurkaan terlukis di wajahnya. Orang yang begitu dipercaya, ternyata menusuknya dari belakang. Apalagi Handi telah tahu siapa Elsa sebenarnya, kemarahan makin tak terbendung.Sampai di ruangan tempat Aryo dirawat, Handi menautkan alisnya seraya menatap tajam ke arah Aryo yang terbaring lemah. Orang itu telah sadar setelah tadi sempat pingsan.“Yo! Apa maksudmu! Kamu sengaja mencelakai Elsa? Kamu berniat membunuhnya, ha! Apa yang ada di pikiranmu

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Sikap Handi

    “Baiklah, aku akan mengikuti solusimu. Aku ingin melihatnya dalam kondisi baik-baik saja, Sep. Jangan sampai aku menyesali seumur hidup.”Wulan menghapus air matanya. Ia telah menentukan pilihan yang paling baik menurutnya.“Itu pilihan yang paling tepat, Lan. Aku akan langsung mencari tiket pesawat untuk pergi ke tempat mereka setelah mendapat jawaban dari Bu Laras. Kamu persiapkan segalanya. Bawa hasil tes DNA-nya siapa tahu dibutuhkan.”“Baiklah, aku pulang dulu.”“Hati-hati. Jangan terlalu mencemaskan kondisi Elsa. Dia pasti ditangani sebaik mungkin.”Wulan menganggukkan kepala. Kemudian, bangkit dari kursi dan perlahan pergi dari toko bunga itu.Kamu harus baik-baik saja. Kita belum bertemu, Sayang. Bertahanlah.Air mata kembali luruh kala Wulan mengingat kondisi Elsa yang membuatnya merasa ketakutan sendiri.***“Ayo, Sayang. Minum jus jeruknya ya? Kamu harus cepat sembuh,” ucap Handi. Di tangannya sudah ada segelas jus jeruk.Sikap Handi kini berubah 180 derajat dari sebelumnya

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Penyesalan

    “Bi, kenapa kamu duduk di situ?” tanya Elsa meski suaranya lemah. Ia juga mendengar kalimat terakhir yang Bian katakan sambil mengecup tangannya.“Elsa! Kamu sudah sadar, Sayang?” Bian seketika bangkit kala mendengar suara lirih itu.Kedua mata lelaki itu makin berbinar. Ia senang bercampur haru. Tatapannya lekat melihat gadis yang dicintainya itu telah pulih dari masa kritisnya.Elsa hanya tersenyum. Bian begitu mengkhawatirkannya terlihat dari raut wajahnya saat ini. Elsa tak mengingat sama sekali apa saja yang terjadi setelah mobilnya mengalami kecelakaan.“Aku takut banget, Sayang. Aku takut kamu nggak sadar lagi. Aku nggak tahu lagi kalau seandainya kamu meninggalkanku untuk selamanya. Aku nggak bisa, Sayang.”Bian memeluk Elsa meski hati-hati. Air matanya pun tumpah lagi. Di hadapan Elsa, lelaki itu begitu lemah. Rasa cintanya memang tulus. Bukan sekadar omong kosong belaka.“Bi, aku kan masih bisa ngobrol sama kamu. Jangan ngomong begitu.”“Darahmu banyak yang hilang, Sayang. W

  • Saat Calon Suamiku Mencintai Adik Tiriku   Bulan Madu yang Tak Diharapkan

    “Oh, salam kenal. Saya Zeta, adiknya Mas Bian. Sesuai penjelasan yang Mbak Elsa katakan, saya hanya ingin berterima kasih kepadamu karena sudah mau membantu Mas Bian. Walau melalui Mbak Elsa, tetap saja saya harus berterima kasih padamu,” ucap Zeta sambil mengulurkan tangan.“Salam kenal, saya Rendi. Tentang masalah itu, memang sudah tugas saya. Tidak perlu berterima kasih, tidak masalah.” Rendi menyambut uluran tangan itu.“Baiklah.” Zeta bingung harus berbicara apa lagi.“Ya sudah, saya harus kembali bekerja. Permisi.”“Iya, Ren. Terima kasih sudah mau datang sebentar ke sini,” kata Elsa.Rendi mengangguk seraya pergi.“Dia nggak pernah tersenyum ya, Mbak?” bisik Zeta.“Iya, dia sangat serius orangnya.”“Oh, pantas, pasti nggak asik.”“Tapi, dia baik banget, Ze.”Zeta hanya mangut-mangut. Sorot matanya masih tertuju ke arah perginya Rendi.“Ayo, Sayang. Kita harus berangkat sekarang,” ajak Bian.“Ya udah, ayo!”Bian dan Elsa berpamitan pada semua orang yang telah mengantarnya. Merek

DMCA.com Protection Status