Sudah tak terhitung berapa kali Tara mendengar nama wanita itu di sebut oleh adik perempuannya. Tapi sepertinya Tara juga baru sadar jika Jemy memang tidak pernah membual mengani kakak perempuannya.
Tidak seperti Jemy yang terkesan glamor, Erica justru lebih sederhana dalam penampilan tapi cantik, terlalu cantik hingga Tara tidak berani lama-lama memandangnya.
Mereka pergi ke kafe tak jauh dari pantai setelah Tara berganti pakaian. Erica masih tersenyum menatap Tara yang jadi agak canggung duduk di depannya dan diperhatikan dengan sangat terus terang seperti itu.
"Sepertinya aku tahu kenapa adikku sangat menyukaimu."
"Jemy juga sangat baik," kata Tara dan Erica langsung mengangguk setuju.
"Dia akan menikah dan aku ingin mengajakmu untuk ikut bersamaku ke pernikahannya."
"Oh, aku ikut senang mendengarnya."
Walaupun berita bahagia, tapi entah kenapa rasanya terdengar aneh bagi Tara. Mungkin karena Erica masih tersenyum santai mengabarka
Sesampainya di Raja Ampat, Erica langsung mengajak Tara ke hotel yang juga merupakan milik keluarga Adam, rencananya mereka semua baru akan berangkat besok pagi jadi malam ini semua orang memang sudah berkumpul.Kebetulan waktu Erica dan Tara tiba para tamu sedang makan malam bersama di ballroom hotel yang sudah disulap menjadi ruang perjamuan mewah. Erica menarik Tara ikut masuk meskipun dia mengaku masih kenyang dan belum mau ikut makan karena mereka berdua tadi memang sempat makan snack di pesawat sebab Erica keburu lapar.Di antara keramaian keluarga, rekan kerja, dan sahabat, keluarga besar mereka, Tara yang baru datang bersama Erica sempat merasa canggung juga meskipun sebenarnya Tara tipe orang yang mudah bergaul. Mungkin karena lingkungan sosial mereka terlalu berbeda dengan keseharian Tara yang hanya anak pantai dan sebag
"Kenapa orang sepertimu harus bersembunyi?""Kadang aku juga jenuh, dan tak sesempurna yang sering diceritakan adik perempuanku padamu."Erica sudah bisa menebak jika Jemy pasti sudah sering membicarakan dirinya."Apa ini tentang pernikahannya?"Erica menggeleng. "Tidak, aku tetap ikut bahagia untuk mereka.""Bukankah Adam Haris adalah tunanganmu?" Akhirnya Tara menanyakan hal itu setelah cukup lama menjadi tanda tanya yang mengendap di kepalanya."Apa pun, jika untuk adikmu apa kau tidak rela?" Erica malah balik bertanya.Tara diam sebentar, berpikir untuk dirinya send
Entah bagaimana Tara bisa seenaknya melepas pakaian di depannya. Walaupun tidak sepenuhnya telanjang tapi tetap saja Erica tidak biasa, beda dengan Tara yang memang sudah terbiasa berbuat seperti itu di pantai. Tara baru sadar ketika dirinya keluar dari air dan Erica menolak untuk terlalu melihatnya yang masih basah dan benar-benar hanya memakai celana boxer terlalu pendek dan hampir tak berguna apalagi setelah basah seperti itu."Lain kali bisa tidak kau siapkan handuk dulu sebelum berenang!" Erica terdengar kesal ketika melempar pakaian Tara untuk segera dipakai."Sorry...." Tara cuma tersenyum sambil menangkap pakaian yang dilempar Erica dengan cekatan."Kau benar-benar barbar!"Sebenarnya Tara masih memakai celana pendek meskipun
Walaupun kemarin sempat turun hujan untungnya dua hari ini lumayan cerah. Sepertinya pesta yang sudah susah payah Erica siapkan tidak sia-sia. Semuanya sudah sempurna dan selesai tepat waktu.Erica cuma tinggal menunggu mempelai perempuan yang masih tidur dan tidak boleh dibangunkan oleh Adam. Padahal Erica masih harus mempercantik adik perempuan, tapi Adam benar-benar tidak mengijinkan siapapun mengusik istrinya. Jadilah sekarang Erica harus menunggu Jemy bangun dengan sendirinya, padahal di luar tamu mereka telah ramai berkumpul.Erica sudah ingin mengomel karena telah lewat jam tujuh pagi dan Jemy juga belum bangun, entah apa saja yang mereka lakukan semalam sampai jam segini belum juga bergerak dari selimut.Begitu Jemy keluar dengan wajah pucat dan bingung rasanya Erica juga
"Kau sangat cantik."Tara menyambut tangan Jemy yang baru turun dari tangga masih dengan gaun putihnya."Aku suka kemejamu!" balas wanita itu untuk memuji pemuda tampan yang sudah meraih tangannya.Tara cuma sedikit mengedikkan bahu tidak bilang jika Erica yang memilihkannya.Jemy mengajak Tara untuk duduk di meja yang kebetulan sedang kosong karena para tamu sedang pindah ke meja perjamuan."Terimakasih sudah datang." Jemy meraih tangan Tara dan menggenggamnya untuk meyakinkan bertapa bahagianya ia bisa melihat pemuda itu ikut datang di hari bahagianya."Berterimakasihlah pada suamimu, karena dia yang mengundangku kemari."
Hari sudah mulai sore ketika mereka masih berjalan menyusuri pantai. Tara segera berhenti ketika kembali melihat gubuk ayahnya. Tara pikir entah kapan dia bisa melihatnya lagi, ada perasaan sedih tiap kali dirinya membayangkan sesulit apa hari-hari yang harus dihadapi ayahnya waktu itu.Tara meraih tangan Erica dan membawanya kembali menghampiri makam ayahnya. Erica ikut duduk dan berdoa bersama Tara yang masih menggenggam jemari tangannya."Aku tidak tahu apa bisa kemari lagi.""Dimanapun kau berada semua doamu tetap akan sampai padanya." Erica bisa sangat mengerti perasaan Tara karena dia sendiri bahkan sampai sekarang tidak pernah tahu di mana makam saudaranya.Tara cuma menoleh wanita di sampingnya kemudian mengajaknya kembali ber
Setelah semalaman hampir tidak bisa tidur karena memikirkan kekonyolannya kemarin hari ini Erica sudah kembali bangun pagi-pagi bersiap sarapan bersama yang lainnya walau biasanya dia lebih suka sarapannya di antar ke kamar untuk bisa segera beraktifitas yang lain. Erica adalah tipe orang yang disiplin dan efektif dengan semua waktunya yang terjadwal.Baru saja Erica datang untuk bergabung dengan yang lain ibu Adam terlihat melambai padanya dari meja mereka. Erica langsung berjalan menghampiri meja mantan calon mertuanya itu dengan senyum paginya yang sudah begitu menyenangkan."Perkenalkan sepupu Adam, kemarin kulihat kau masih terlalu sibuk untuk memperkenalkan kalian."Erica langsung balas tersenyum pada pemuda yang duduk di seberang meja tepat di sebelah ayah Adam. Mereka langsung berkenalan."Aku sudah banyak bercerita tentangmu," tambah ibu Adam dengan bangganya seolah sedang memamerkan Erica
Caroline langsung menghampiri Tara begitu melihat pemuda itu memasuki klub."Bagaimana dengan adikmu? ""Mina sudah jauh lebih baik."Tara baru sampai sore ini dan langsung pergi bekerja."Aldi yang memberitahuku.""Kudengar dia juga sedang kurang enak badan? ""Kau tahu sendiri dia agak keras kepala," gerutu Catroline tiap kali mereka mulai membahas Aldi."Besok aku akan mengunjunginya," kata Tara, dengan sedikit harapan agar sahabatnya itu mau sedikit mengalah dengan wanitanya."Sebenarnya aku hanya tidak tahu dengan jalan pikir