Beranda / Rumah Tangga / SURGA YANG TAK DIINGINKAN / Bab 2. Air Mata di Atas Sajadah

Share

Bab 2. Air Mata di Atas Sajadah

Penulis: Aryan Lee
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-11 07:41:24

Setelah berpikir lebih jauh lagi, Rani memutuskan untuk pergi dari tempat itu. Ia tidak langsung pulang ke rumah, tetapi pergi mencari tempat yang nyaman untuk menenangkan diri. Namun, Rani tidak tahu harus ke mana, mengadu sama siapa. Pikirannya terasa buntu dengan hati yang berkecamuk hebat.

Hingga matanya tertuju pada sebuah mesjid. Tanpa berpikir panjang lagi, ia segera membelokan kendaraannya. Melihat keadaan mesjid yang sepi, Rani segera menangis sejadinya di dalam mobil. Ia meraung meratapi nasibnya yang dikhianati secara diam-diam.

"Kamu jahat Mas, jahat!" pekik Rani sambil memukul-mukul stir mobil dengan penuh kemarahan. Sehingga tanpa sadar menekan klakson mobil.

"Ada apa Bu?" tanya security mesjid sambil mengetuk pintu mobil.

Rani segera menyeka air matanya dan segera mencari kaca mata dan masker. Setelah memakai kedua benda itu, ia segera membuka pintu mobil.

"Maaf Pak, ketekan!" ucap Rani yang dijawab anggukan oleh security itu. Ia segera menuju ke toilet dan mengambil wudu.

Rani kemudian masuk ke mesjid dan mencari al-quran. Ia ingin menenangkan hatinya dengan membaca ayat-ayat suci. Namun, baru saja mengucapkan kata bismillah air mataya tidak bisa ditahan lagi. Rani segera memeluk mushaf itu dengan erat.

"Ya Allah, kenapa Engkau berikan aku ujian seberat ini. Aku tidak sanggup!" lirih Rani dengan bahu yang bergetar hebat.

Hati Rani terasa sakit sekali, kecewa dan marah. Membuat cinta dan kepercayaan kepada Zian runtuh seketika. Suami yang sangat dicintainya diam-diam telah mendua. Untuk mendapatkan sesuatu yang belum bisa diberikan olehnya.

"Kenapa harus seperti ini," lirih Rani sambil membekap mulutnya dengan satu tangan. Ia tidak mengerti kenapa Zian harus mengkhianatinya untuk memiliki anak.

Setelah hampir sejam, tangis Rani pun mereda. Tidak lama kemudian azan azhar berkumandang. Orang-orang mulai berdatangan untuk menunaikan salat ashar. Rani segera melaksanakan salat berjamaah sambil sesekali air matanya jatuh di atas sajadah.

***

Lembayung tampak menoreh di ufuk barat ketika Zian pulang dari luar kota. Pria itu pelan-pelan masuk ke rumah dan berniat memberi kejutan untuk istri tercintanya.

Akan tetapi, sayang semua tidak sesuai harapan ketika melihat suasana rumah yang tampak sunyi. Zian berpikir pasti Rani belum pulang kerja dan memaklumi karena sudah libur kemarin.

"Maafkan aku ya sayang," ucap Zian yang merasa bersalah.

Sambil menunggu Rani pulang, Zian membersihkan diri. Setelah itu mulai sibuk di dapur untuk memasak makan malam. Ia berencana membuat kejutan untuk istri yang sangat dicintainya. Setelah selesai membuat spaghetti, Zian segera menghias meja makan. Tidak lupa beberapa tangkai mawar merah dan sebuah kotak kecil telah dipersiapkannya untuk suprise.

Namun, hingga menjelang magrib Rani belum juga pulang. Sehingga Zian kemudian menghubungi istrinya untuk menanyakan masuk sif pagi apa lembur hari ini. Setelah beberapa kali tidak diangkat, ia kemudian mengirim pesan tetapi, tidak dibalas juga.

"Hemm ... jangan-jangan Rani marah kerena aku tidak jadi pulang kemarin," lirih Zian sambil memantau ponselnya.

Setelah lama tidak mendapatkan jawaban, akhirnya Zian memutuskan untuk menjemput istrinya. Pria itu segera mengambil kunci mobil. Namun, ketika baru sampai di depan pintu, tiba-tiba ponsel Zian berdering. Ia segera mengeluarkan hand phone dan tersenyum mendapat balasan pesan dari Rani

'Aku lembur Mas.'

"Semangat Sayang!" balas Zian sambil disertai emoj love dan tidak lama kemudian ia hanya mendapat balasan kata oke. Biasanya jika Rani menjawab singkat berarti sedang sibuk dan tidak bisa diganggu.

Zian mengurungkan niatnya untuk menjemput karena jam pulang kerja Rani masih lama. Ia kemudian duduk menonton televisi sambil beristirahat.

Zian Pratama adalah seorang pengusaha di bidang property. Pria berusia empat puluh lima tahun itu terbilang cukup mapan. Ia mengakui keberhasilannya berkat doa dan dukungan dari istrinya. Dahulu dirinya hanya seorang mandor bangunan. Pekerjaan itu tidak tetap, kadang ada dan tidak. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Rani harus ikut membantu mencari nafkah.

Hingga pada suatu hari perusahaan di tempat Zian bekerja bangkrut. Dengan pengalaman dan bakat yang dimiliki, serta dukungan dari Rani, pria itu mencoba keberuntungan dengan membuka usaha di bidang yang sama. Mulai dari merenovasi rumah sampai sekarang sudah menjadi kontraktor. Berkat keuletan, kejujuran dan loyalitas yang tinggi dia kini bisa punya usaha sendiri.

Malam kian merambat jauh, Rani sengaja pulang pada jam kerja sif malam. Dengan langkah perlahan wanita itu masuk ke rumah dan melihat Zian sedang tertidur di sofa. Ia menatap pria yang sangat dicintainya itu dengan saksama.

Sungguh Rani masih tidak menyangka Zian tega mengkhianatinya. Semua itu karena anak yang belum mereka dapatkan juga. Akan tetapi, kalau solusi dari masalah mereka kenapa Zian berbohong dengan cara seperti itu, andai dia tahu rasanya sakit sekali.

Rani menatap nanar hidangan di meja makan. Ia tahu Zian sedang menyiapkan suprise untuknya. Akan tetapi, justru dia sudah mendapatkannya kemarin di rumah sakit. Kalau menuruti emosi sebenarnya bisa saja Rani melabrak. Namun, ia masih menunggu kejujuran Zian untuk menentukan langkah selanjutnya.

"Aku tunggu penjelasanmu Mas," lirih Rani sambil berlalu masuk ke kamarnya dan segera merebahkan tubuh di atas kasur. Terlihat sekali wajahnya begitu letih. Lelah menangisi nasibnya yang diam-diam dikhianati.

Malam kian beranjak jauh, Zian tampak terjaga ketika waktu menunjukan pukul satu dini hari. Ia langsung tersadar dan segera mencari Rani di kamar. Pria itu tampak menghela napas panjang ketika melihat istrinya sudah terlelap dengan wajah yang begitu lelah. Zian tidak berani mengganggu karena sangat mengerti akan kesibukan Rani.Ia kemudian naik ke atas tempat tidur dan memeluk istirnya dengan penuh cinta.

Rani tampak terkejut ketika merasakan pelukan Zian. Dengan perlahan ia segera melepaskan diri. Padahal sebelum kejadian di rumah sakit, pasti akan membalas pelukan itu. Hingga mereka bangun bersama untuk memulai aktivitas di pagi hari. Namun, Rani kini merasa risih karena sudah ada wanita lain yang berada di dalam pelukan suaminya.

Rani segera melakukan salat malam dan air matanya kembali jatuh di atas sajadah untuk kesekian kalinya. Padahal sudah dari kemarin ia menangis.

***

Zian segera terjaga ketika mendengar alarm berdering. Tidak lama kemudian terdengar azan subuh berkumandang. Ia segera turun dari ranjang dan masuk ke kamar mandi.

"Sayang ayo kita salat!" ajak Zian ketika melihat istrinya sedang sibuk di dapur.

"Aku lagi libur Mas," jawab Rani tanpa menoleh.

"Oh ya sudah," sahut Zian sambil masuk ke kamar lagi.

Rani langsung buru-buru melaksanakan salat subuh di kamar bawah. Setelah itu ia kembali melanjutkan menyiapkan sarapan dan menunggu suaminya di meja makan. Sebenarnya yang ditunggu adalah kejujuran Zian, semua harus jelas hari ini juga.

"Sayang, sebaiknya kamu mengajukan pensiun dini. Mas tidak mau melihat kamu kecapean lagi!" saran Zian sambil duduk di hadapan Rani dan menatapnya dengan penuh cinta.

"Iya Mas, sudah aku ajukan dan tinggal menunggu keputusan saja. Tapi kalau nanti sudah tidak kerja dan bosen di rumah terus bagaimana ya?" sahut Rani yang mulai memberikan pertanyaan menjebak.

Zian langsung menjawab, "Kamu bisa kerja di kantor aku atau buka usaha kecil-kecilan."

"Jadi sekretaris Mas gitu, terus Dahlia bagaimana?" tanya Rani langsung ke pokok inti masalah.

Dengan santai Zian menjawab, "Lia sudah risign karena sudah menikah dan ikut suaminya pindah ke kota lain!"

"Jangan-jangan Dahlia sudah hamil, jadi risign!" tebak Rani dengan spontan

Zian yang hendak minum teh langsung tersedak.

"Pelan-pelan Mas!" seru Rani kemudian.

Setelah terbatuk dan menenangkan diri Zian menjawab, "Iya, katanya sih begitu."

"Oh, Dahlia dapat suami orang mana Mas?" tanya Rani yang membuat Zian seketika bergeming.

"Ya Allah, haruskah Rani tahu rahasia ini. Sungguh aku tidak sanggup membuatnya terluka," batin Zian dengan perasaan bimbang.

"Suami Dahlia ...."

BERSAMBUNG

Bab terkait

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 3. Rahasia yang Terkuak

    Tiba-tiba ponsel Zian berdering, biasanya suka diabaikan sampai terdengar notif pesan. Namun, kali ini langsung menerimanya. Sementara itu Rani tampak fokus menyantap sarapan. Padahal kedua matanya sesekali memperhatikan Zian dengan saksama."Sayang maaf, tiba-tiba ada kendala di proyek, jadi aku harus ke kantor sekarang juga," ujar Zian mengalihkan pembicaraan. "Oh ya, bagaimana kejutan dari Mas suka nggak?" tanya pria itu yang segera menghabiskan sarapannya. "Bagus sih Mas cincinnya, tapi aku sudah punya model seperti itu," jawab Rani dengan jujur. "Oh ya lupa, ya sudah nanti kamu jual saja dan ganti dengan model lain. Mas pergi dulu ya dan akan pulang secepatnya!" pamitnya yang segera beranjak."Iya Mas, hati-hati!" pesan Rani sambil mengangguk. Tidak lama kemudian Zian sudah ganti baju dan tergesa-gesa pergi. Setelah mengantar suaminya sampai depan teras, bibir Rani tampak bergetar. "Sampai kapan kamu akan terus membohongiku Mas?" tanya wanita itu dengan air mata yang kembal

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 4. POV Rani (Luka)

    Namaku Khairani, seorang yatim piatu yang besarkan di salah satu panti asuhan di kota Bogor. Aku sudah terdidik mandiri bahkan setelah lulus SLTA langsung kerja di perusahaan retail di Jakarta. Di tempat itulah aku bertemu dengan Mas Zian. Seorang customer yang sedang membeli keperluan pribadinya. Sejak saat itu kami jadi sering bertemu. Tenyata Mas Zian melakukan pendekatan kepadaku. Tidak butuh waktu lama ia menyatakan cintanya. Sikap Mas Zian yang ramah dan sopan santun membuatku juga menyukainya. Singkat cerita kami segera menghalalkan hubungan itu. Setelah menikah aku memutuskan berhenti bekerja dan memilih menjadi ibu rumah tangga. Namun, ketika kami mengalami masa-masa sulit di awal pernikahan dan atas izin Mas Zian. Aku kembali terjun di dunia retail dengan pengalaman yang kumiliki. Namun, setelah menikah beberapa tahun aku tidak juga kunjung hamil. Sehingga aku memutuskan melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah dan ketika lulus diangkat menjadi salah satu staf. Usa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 4b. POV Rani (Penjelasan Zian)

    Aku melihat mata Mas Zian yang tampak mengantuk sekali. Pasti dia belum tidur karena mencari ku semalaman. Namun, ada kecemasan dan kepanikan yang masih terlihat jelas dari sorot matanya. Mengetahui itu rasanya sulit percaya, kalau Mas Zian telah menduakan cintaku. "Sekarang tidurlah aku tunggu penjelasan Mas setelah makan siang nanti!" seruku kemudian. Mas Zian tampak menggeleng seraya berkata, "Nggak bisa, kita harus bicara sekarang juga!" "Baiklah aku siap mendengarkannya!" ujar ku yang sudah tidak sabar menunggu Mas Zian memberikan penjelasan. "Malam itu aku dan Dahlia meeting dengan salah satu klien orang luar untuk membahas kerjasama yang akan kami jalani. Untuk menghormatinya aku meneguk minuman keras yang disajikan. Aku mabuk dan meminta Dahlia mengantar ke kantor. Tanpa sadar aku tidur dengannya karena mengira dia adalah kamu," jelas Zian sambil mengingat kejadian di malam itu. Bulir-bulir air mata ku mulai berjatuhan ketika mendengar pengakuain Mas Zian. Ternyata suami

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 5. Keputusan Rani

    "Aku akan tinggal di sini, sampai anak itu lahir," ujarku memutuskan. Zian tampak menggeleng seraya berkata, "Mas tidak bisa jauh dari kamu, biar Dahlia aku suruh tinggal di rumah ibu saja!""Apa bedanya, nanti Mas setiap minggu akan pulang kampung juga untuk menjenguk anak itu kan?" sahut Rani dengan sengit. "Tentu saja bersama kamu," ujar Zian yang tidak mau tinggal terpisah dengan Rani. Rani kembali menolak dengan tegas, "Pokoknya aku tidak mau pulang!""Jangan seperti ini Sayang, tolong mengertilah posisi Mas!" Pinta Zian dengan memohon. "Sebelum melakukan kebohongan itu, apakah Mas mengerti sedikit saja perasaan aku?" Rani balik bertanya sambil menatap Zian dengan tajam. "Pulanglah Mas, aku mau menenangkan diri di sini!" serunya dengan ketus. "Tunggu Ran, kita belum selesai bicara!" seru Zian yang hendak menyusul, tetapi tidak enak dengan Tuan rumah. Jujur hatinya belum tenang saat ini dan tidak akan pergi sebelum Rani mau pulang bersamanya."Rani masih emosi, jadi kamu haru

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 5b. Luluh

    Tiba-tiba pembicaraan mereka terhenti ketika mendengar teriakan Kang Yahya dari kamar tamu. "Mas Zian belum pulang Teh?" tanya Rani yang terkejut mendengarnya."Belum, tadi Teteh suruh istirahat di kamar tamu. Cepat lihat dia!" jawab Teh Ratih sambil berseru. Rani segera menuju ke kamar tamu untuk mengetahui apa yang telah terjadi. Ia Kang Yahnya sedang berusaha menyadarkan Zian. "Ambil kompres, badan suamimu panas sekali!" seru Kang Yahnya yang segera dikerjakan oleh Rani. Dengan telaten Rani mengompres suaminya yang tampak pucat. Ia tidak kaget Zian tiba-tiba pingsan karena selama mereka menikah, sudah beberapa kali seperti ini kalau sedang kelelahan. "Jangan pergi Rani, maafkan Mas!" Zian mengigau yang membuat Rani tertegun mendengarnya. Tiba-tiba Rani melihat Zian terisak dan terbangun sambil menjambak rambutnya dengan ketakutan. "Tidak Rani, Mas tidak mau pisah sama kamu!" racau Zian dengan mata yang masih terpejam. "Mas tenanglah, aku di sini!" sahut Rani sambil menggeng

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 6. POV ZIAN( Istriku Berubah)

    Sejak memaafkan kesalahan dan menerima alasanku menikah lagi, Rani mulai menjaga jarak denganku. Apalagi sejak aku mulai membagi waktu untuk kedua istriku. Memang dia tetap melayaniku seperti biasanya. Akan tetapi, perasaanku mengatakan Rani sangat terluka dan belum bisa menerima telah dimadu secara diam-diam.Aku juga melihat ketakutan di mata Rani yang biasanya selalu menatapku dengan penuh cinta. Padahal sudah berulang kali aku katakan, kalau cinta ini hanya untuknya seorang. Aku memang sangat mencintai Rani yang tidak akan tergantikan oleh siapa pun.Jujur sebenarnya akulah yang sangat takut kehilangan Rani. Dia wanita mandiri dan bisa saja mengajukan gugatan atas pengkhianatan yang telah kulakukan. Namun, aku merasa bersyukur, Allah masih mempersatukan kami dalam ikatan cinta ini. Sungguh aku tidak pernah punya niat menyakiti Rani sedikitpun dengan menikah lagi ini. Namun, aku juga tidak mengerti kenapa bisa melakukan aib itu. Sehingga dengan mudahnya menyusun rencana kebohongan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 7. Pertemuan.

    Akhirnya Rani membuka cafe dengan mengontrak di salah satu ruko yang berada tidak jauh dari rumahnya. Ia memperkerjakan dua orang teman dekatnya. Cafe itu diberi mana 'Rain' karena Rani suka melihat hujan.Hujan masih turun membasuh rindu bumi. Membuat sebagian orang enggan untuk ke luar rumah. Seperti Rani yang tampak mematung sambil menatap ke luar jendela. Rintikan air membuat angannya mengingat kebiasaan ia dan Zian di saat seperti ini. Biasanya Rani akan membuat teh aroma melati dan semangkuk mie instan untuk dimakan berdua.Rani hanya bisa tersenyum mengenang masa-masa itu karena kini keadaan telah berbeda. Sudah tiga hari ini Zian tidak pulang ke rumah karena sedang bersama Dahlia, besok baru dengannya. Ia mencoba untu menjalani pernikahan poligami ini dengan ikhlas. Lagi pula hanya sembilan bulan, setelah itu mereka akan selalu bersama-sama lagi tanpa orang ketiga. Namun, bukan itu yang Rani risaukan. Ia takut suatu hari nanti suaminya jatuh cinta kepada Dahlia. Apalagi ada s

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 7b. Dilema

    Sebelum kenal dengan Zian, Rani pernah menyukai Azka. Namun, pria itu sangat dingin dan tidak merespon sebaliknya. Ketika pria itu sedang perbantuan ke luar pulau, Rani bertemu dengan Zian. Pada saat ia menjadi pengantin baru Azka kembali dan menyatakan perasaannya. "Maaf Azka, aku sudah menikah," ujar Rani sambil menunjukan cincin di jadi manis kanan. "Aku tidak tahu," ujar Azka dengan penuh penyesalan. Setelah pembicaraan mereka yang terakhir, Azka pergi ke luar kota. Sejak saat itu Rani tidak tahu kabarnya lagi. Kini takdir mempertemukan mereka kembali, ketika Rani sedang dilema dipoligami, entah untuk apa. "Ya Allah, jangan sampai kehadiran Azka menjadi ujian lagi untuk rumah tanggaku," lirih Rani dengan ketakutan yang kian melanda. Tidak lama kemudian terdengar suara ponsel berdering, Rani segera menerima vidio call yang ternyata dari suaminya. "Kamu di mana, kenapa belum pulang?" tanya Zian terdengar cemas. "Aku di ruko Mas, rencananya mau menginap di sini. Mas kok sudah

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24

Bab terbaru

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 10a. Aku Harus Pergi

    Rani kemudian menceritakan awal kisah cintanya dengan Zian. Selain itu masa-masa sulit diawal pernikahannya mereka. Hingga suaminya bisa sukses menjadi seorang kontraktor seperti sekarang ini. Mendengar cerita Rani, membuat Dahlia terenyuh. Ia merasa bersalah telah hadir di antara mereka. Tanpa wanita itu sadari ada rasa sesal yang mulai tumbuh di hatinya. Namun, ia tetap yakin cintanya kepada Zian bukanlah sebuah kesalahan.Tiba-tiba ponsel Rani berdering, sehingga pembicaraan mereka harus terhenti. "Halo Mas," ucap Rani yang mendapat telepon dari Zian."Halo sayang, apa kabar? Maaf baru bisa menghubungimu, Mas sangat sibuk sekali," sahut Zian dari seberang sana. "Alhamdulillah .., aku baik. Semoga pekerjaan Mas lancar dan sukses. Aaminn ...," jawab Rani sambil mendoakan. "Terima kasih Sayang, oh ya apakah Dahlia berulah atau merepotkan mu?" tanya Zian dengan penuh perhatian. Rani menoleh ke arah Dahlia dan menjawab, "Lia tidak menyusahkan sama sekali.""Baguslah sudah dulu ya.

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 10. Dusta

    "Tentu saja tidak," jawab Dahlia dengan gugup. "Sikap manjaku selama ini karena bawaan bayi yang ingin diperhatikan dan dekat dengan ayahnya. Apakah perasaan itu salah?" elaknya kemudian. Sambil tersenyum Rani kembali menyahuti, "Tidak salah dan wajar sekali, tapi tolong mengertilah posisi Mas Zian yang harus bekerja dan membagi waktu," sambungnya kemudian. Mendengar itu Dahlia serasa ditampar, akan keegoisannya yang telah memanfaatkan anak itu. "Maaf aku mau kembali ke kamar dulu . Takut masuk angin, kalau kelamaan di luar," pamit Dahlia yang enggan melanjutkan pembicaraan itu. Setelah bicara dan menatap Dahlia secara langsung. Rani dapat menyimpulkan, kalau wanita itu sangat mencintai Zian. Sehingga membuatnya semakin takut, kehilangan cinta suaminya suatu hari nanti. "Ya Allah, aku sangat mencintai Mas Zian. Tolong jangan pisahkan kami!" doa Rani di dalam hati sambil melihat senja. Ia tidak mau cinta Zian suatu hari nanti seperti senja yang hilang dipeluk malam. ***Beberapa

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 9. Tinggal Bersama Maduku

    "Baiklah, Mas boleh bawa Dahlia ke rumah!" sahut Rani mengizinkan. "Terima kasih atas pengertianmu," ucap Zian yang merasa beruntung sekali mempunyai istri sangat pengertian seperti Rani. Setelah mendapat izin dari Rani, Zian kembali menemui Dahlia. Ia menatap istri mudanya itu seraya berpesan, "Baiklah kamu boleh tinggal di rumah Mas, tapi ingat jangan pernah gunakan alasan kehamilanmu untuk menyakiti Rani""Iya Mas," sahut Dahlia sambil mengangguk kecil. "Aku harus tahu kenapa Mas Zian sangat mencintai Mbak Rani," ujarnya di dalam hati.Dahlia sangat senang sekali ketika diperbolehkan tinggal satu atap dengan Rani. Dengan begitu ia bisa bertemu suaminya setiap hari. Ketika sampai di tempat tujuan, wanita itu pun tampak terkagum melihat kediaman yang ditempati Rani jauh lebih besar dari rumahnya. Dengan perasaan yang berdebar-debar Dahlia mengikuti langkah Zian untuk memasuki kediaman itu."Assalamualaikum...," ucap Zian ketika pulang bersama Dahlia dan seorang asisten."Waalaikums

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 8. Kemarahan Zian

    "Mas Zian mana Mbak?" tanya Dahlia sambil mencari sosok yang sangat dirindukan itu."Tidak tahu, tapi tadi Pak Zian menelepon saya menanyakan kabar Ibu dan Bilang akan datang secepatnya ke sini!" jawab asisten itu yang membuat Dahlia semakin kesal. "Pasti Mas Zian mengira aku sengaja masuk rumah sakit, kalau sampai terjadi sesuatu sama anak ini semua itu karena kesalahanmu Mas," batin Dahlia dengan pikiran yang kalut. Dahlia tidak terima Zian pulang ke rumah Rani. Dalam situasi hujan membuatnya jadi panik dan takut sendirian. Sehingga ia mencari cara untuk dapat membuat Zian kembali bersamanya. Tiba-tiba perutnya sakit dan minta diantar asisten berobat. Akhirnya pukul enam pagi, Zian sudah sampai di rumah sakit Dahlia dirawat. Ia melihat istri mudanya itu langsung tersenyum senang, seperti tidak terjadi apa pun."Mas," panggil Dahlia dengan seulas senyum yang mengembang. "Kamu egois Dahlia, selalu saja memanfaatkan kehamilanmu!" sahut Mas Zian sambil menatap Dahlia dengan tajam.

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 7b. Dilema

    Sebelum kenal dengan Zian, Rani pernah menyukai Azka. Namun, pria itu sangat dingin dan tidak merespon sebaliknya. Ketika pria itu sedang perbantuan ke luar pulau, Rani bertemu dengan Zian. Pada saat ia menjadi pengantin baru Azka kembali dan menyatakan perasaannya. "Maaf Azka, aku sudah menikah," ujar Rani sambil menunjukan cincin di jadi manis kanan. "Aku tidak tahu," ujar Azka dengan penuh penyesalan. Setelah pembicaraan mereka yang terakhir, Azka pergi ke luar kota. Sejak saat itu Rani tidak tahu kabarnya lagi. Kini takdir mempertemukan mereka kembali, ketika Rani sedang dilema dipoligami, entah untuk apa. "Ya Allah, jangan sampai kehadiran Azka menjadi ujian lagi untuk rumah tanggaku," lirih Rani dengan ketakutan yang kian melanda. Tidak lama kemudian terdengar suara ponsel berdering, Rani segera menerima vidio call yang ternyata dari suaminya. "Kamu di mana, kenapa belum pulang?" tanya Zian terdengar cemas. "Aku di ruko Mas, rencananya mau menginap di sini. Mas kok sudah

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 7. Pertemuan.

    Akhirnya Rani membuka cafe dengan mengontrak di salah satu ruko yang berada tidak jauh dari rumahnya. Ia memperkerjakan dua orang teman dekatnya. Cafe itu diberi mana 'Rain' karena Rani suka melihat hujan.Hujan masih turun membasuh rindu bumi. Membuat sebagian orang enggan untuk ke luar rumah. Seperti Rani yang tampak mematung sambil menatap ke luar jendela. Rintikan air membuat angannya mengingat kebiasaan ia dan Zian di saat seperti ini. Biasanya Rani akan membuat teh aroma melati dan semangkuk mie instan untuk dimakan berdua.Rani hanya bisa tersenyum mengenang masa-masa itu karena kini keadaan telah berbeda. Sudah tiga hari ini Zian tidak pulang ke rumah karena sedang bersama Dahlia, besok baru dengannya. Ia mencoba untu menjalani pernikahan poligami ini dengan ikhlas. Lagi pula hanya sembilan bulan, setelah itu mereka akan selalu bersama-sama lagi tanpa orang ketiga. Namun, bukan itu yang Rani risaukan. Ia takut suatu hari nanti suaminya jatuh cinta kepada Dahlia. Apalagi ada s

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 6. POV ZIAN( Istriku Berubah)

    Sejak memaafkan kesalahan dan menerima alasanku menikah lagi, Rani mulai menjaga jarak denganku. Apalagi sejak aku mulai membagi waktu untuk kedua istriku. Memang dia tetap melayaniku seperti biasanya. Akan tetapi, perasaanku mengatakan Rani sangat terluka dan belum bisa menerima telah dimadu secara diam-diam.Aku juga melihat ketakutan di mata Rani yang biasanya selalu menatapku dengan penuh cinta. Padahal sudah berulang kali aku katakan, kalau cinta ini hanya untuknya seorang. Aku memang sangat mencintai Rani yang tidak akan tergantikan oleh siapa pun.Jujur sebenarnya akulah yang sangat takut kehilangan Rani. Dia wanita mandiri dan bisa saja mengajukan gugatan atas pengkhianatan yang telah kulakukan. Namun, aku merasa bersyukur, Allah masih mempersatukan kami dalam ikatan cinta ini. Sungguh aku tidak pernah punya niat menyakiti Rani sedikitpun dengan menikah lagi ini. Namun, aku juga tidak mengerti kenapa bisa melakukan aib itu. Sehingga dengan mudahnya menyusun rencana kebohongan

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 5b. Luluh

    Tiba-tiba pembicaraan mereka terhenti ketika mendengar teriakan Kang Yahya dari kamar tamu. "Mas Zian belum pulang Teh?" tanya Rani yang terkejut mendengarnya."Belum, tadi Teteh suruh istirahat di kamar tamu. Cepat lihat dia!" jawab Teh Ratih sambil berseru. Rani segera menuju ke kamar tamu untuk mengetahui apa yang telah terjadi. Ia Kang Yahnya sedang berusaha menyadarkan Zian. "Ambil kompres, badan suamimu panas sekali!" seru Kang Yahnya yang segera dikerjakan oleh Rani. Dengan telaten Rani mengompres suaminya yang tampak pucat. Ia tidak kaget Zian tiba-tiba pingsan karena selama mereka menikah, sudah beberapa kali seperti ini kalau sedang kelelahan. "Jangan pergi Rani, maafkan Mas!" Zian mengigau yang membuat Rani tertegun mendengarnya. Tiba-tiba Rani melihat Zian terisak dan terbangun sambil menjambak rambutnya dengan ketakutan. "Tidak Rani, Mas tidak mau pisah sama kamu!" racau Zian dengan mata yang masih terpejam. "Mas tenanglah, aku di sini!" sahut Rani sambil menggeng

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 5. Keputusan Rani

    "Aku akan tinggal di sini, sampai anak itu lahir," ujarku memutuskan. Zian tampak menggeleng seraya berkata, "Mas tidak bisa jauh dari kamu, biar Dahlia aku suruh tinggal di rumah ibu saja!""Apa bedanya, nanti Mas setiap minggu akan pulang kampung juga untuk menjenguk anak itu kan?" sahut Rani dengan sengit. "Tentu saja bersama kamu," ujar Zian yang tidak mau tinggal terpisah dengan Rani. Rani kembali menolak dengan tegas, "Pokoknya aku tidak mau pulang!""Jangan seperti ini Sayang, tolong mengertilah posisi Mas!" Pinta Zian dengan memohon. "Sebelum melakukan kebohongan itu, apakah Mas mengerti sedikit saja perasaan aku?" Rani balik bertanya sambil menatap Zian dengan tajam. "Pulanglah Mas, aku mau menenangkan diri di sini!" serunya dengan ketus. "Tunggu Ran, kita belum selesai bicara!" seru Zian yang hendak menyusul, tetapi tidak enak dengan Tuan rumah. Jujur hatinya belum tenang saat ini dan tidak akan pergi sebelum Rani mau pulang bersamanya."Rani masih emosi, jadi kamu haru

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status