Home / Rumah Tangga / SURGA YANG TAK DIINGINKAN / Bab 2. Air Mata di Atas Sajadah

Share

Bab 2. Air Mata di Atas Sajadah

Author: Aryan Lee
last update Last Updated: 2025-02-11 07:41:24

Setelah berpikir lebih jauh lagi, Rani memutuskan untuk pergi dari tempat itu. Ia tidak langsung pulang ke rumah, tetapi pergi mencari tempat yang nyaman untuk menenangkan diri. Namun, Rani tidak tahu harus ke mana, mengadu sama siapa. Pikirannya terasa buntu dengan hati yang berkecamuk hebat.

Hingga matanya tertuju pada sebuah mesjid. Tanpa berpikir panjang lagi, ia segera membelokan kendaraannya. Melihat keadaan mesjid yang sepi, Rani segera menangis sejadinya di dalam mobil. Ia meraung meratapi nasibnya yang dikhianati secara diam-diam.

"Kamu jahat Mas, jahat!" pekik Rani sambil memukul-mukul stir mobil dengan penuh kemarahan. Sehingga tanpa sadar menekan klakson mobil.

"Ada apa Bu?" tanya security mesjid sambil mengetuk pintu mobil.

Rani segera menyeka air matanya dan segera mencari kaca mata dan masker. Setelah memakai kedua benda itu, ia segera membuka pintu mobil.

"Maaf Pak, ketekan!" ucap Rani yang dijawab anggukan oleh security itu. Ia segera menuju ke toilet dan mengambil wudu.

Rani kemudian masuk ke mesjid dan mencari al-quran. Ia ingin menenangkan hatinya dengan membaca ayat-ayat suci. Namun, baru saja mengucapkan kata bismillah air mataya tidak bisa ditahan lagi. Rani segera memeluk mushaf itu dengan erat.

"Ya Allah, kenapa Engkau berikan aku ujian seberat ini. Aku tidak sanggup!" lirih Rani dengan bahu yang bergetar hebat.

Hati Rani terasa sakit sekali, kecewa dan marah. Membuat cinta dan kepercayaan kepada Zian runtuh seketika. Suami yang sangat dicintainya diam-diam telah mendua. Untuk mendapatkan sesuatu yang belum bisa diberikan olehnya.

"Kenapa harus seperti ini," lirih Rani sambil membekap mulutnya dengan satu tangan. Ia tidak mengerti kenapa Zian harus mengkhianatinya untuk memiliki anak.

Setelah hampir sejam, tangis Rani pun mereda. Tidak lama kemudian azan azhar berkumandang. Orang-orang mulai berdatangan untuk menunaikan salat ashar. Rani segera melaksanakan salat berjamaah sambil sesekali air matanya jatuh di atas sajadah.

***

Lembayung tampak menoreh di ufuk barat ketika Zian pulang dari luar kota. Pria itu pelan-pelan masuk ke rumah dan berniat memberi kejutan untuk istri tercintanya.

Akan tetapi, sayang semua tidak sesuai harapan ketika melihat suasana rumah yang tampak sunyi. Zian berpikir pasti Rani belum pulang kerja dan memaklumi karena sudah libur kemarin.

"Maafkan aku ya sayang," ucap Zian yang merasa bersalah.

Sambil menunggu Rani pulang, Zian membersihkan diri. Setelah itu mulai sibuk di dapur untuk memasak makan malam. Ia berencana membuat kejutan untuk istri yang sangat dicintainya. Setelah selesai membuat spaghetti, Zian segera menghias meja makan. Tidak lupa beberapa tangkai mawar merah dan sebuah kotak kecil telah dipersiapkannya untuk suprise.

Namun, hingga menjelang magrib Rani belum juga pulang. Sehingga Zian kemudian menghubungi istrinya untuk menanyakan masuk sif pagi apa lembur hari ini. Setelah beberapa kali tidak diangkat, ia kemudian mengirim pesan tetapi, tidak dibalas juga.

"Hemm ... jangan-jangan Rani marah kerena aku tidak jadi pulang kemarin," lirih Zian sambil memantau ponselnya.

Setelah lama tidak mendapatkan jawaban, akhirnya Zian memutuskan untuk menjemput istrinya. Pria itu segera mengambil kunci mobil. Namun, ketika baru sampai di depan pintu, tiba-tiba ponsel Zian berdering. Ia segera mengeluarkan hand phone dan tersenyum mendapat balasan pesan dari Rani

'Aku lembur Mas.'

"Semangat Sayang!" balas Zian sambil disertai emoj love dan tidak lama kemudian ia hanya mendapat balasan kata oke. Biasanya jika Rani menjawab singkat berarti sedang sibuk dan tidak bisa diganggu.

Zian mengurungkan niatnya untuk menjemput karena jam pulang kerja Rani masih lama. Ia kemudian duduk menonton televisi sambil beristirahat.

Zian Pratama adalah seorang pengusaha di bidang property. Pria berusia empat puluh lima tahun itu terbilang cukup mapan. Ia mengakui keberhasilannya berkat doa dan dukungan dari istrinya. Dahulu dirinya hanya seorang mandor bangunan. Pekerjaan itu tidak tetap, kadang ada dan tidak. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Rani harus ikut membantu mencari nafkah.

Hingga pada suatu hari perusahaan di tempat Zian bekerja bangkrut. Dengan pengalaman dan bakat yang dimiliki, serta dukungan dari Rani, pria itu mencoba keberuntungan dengan membuka usaha di bidang yang sama. Mulai dari merenovasi rumah sampai sekarang sudah menjadi kontraktor. Berkat keuletan, kejujuran dan loyalitas yang tinggi dia kini bisa punya usaha sendiri.

Malam kian merambat jauh, Rani sengaja pulang pada jam kerja sif malam. Dengan langkah perlahan wanita itu masuk ke rumah dan melihat Zian sedang tertidur di sofa. Ia menatap pria yang sangat dicintainya itu dengan saksama.

Sungguh Rani masih tidak menyangka Zian tega mengkhianatinya. Semua itu karena anak yang belum mereka dapatkan juga. Akan tetapi, kalau solusi dari masalah mereka kenapa Zian berbohong dengan cara seperti itu, andai dia tahu rasanya sakit sekali.

Rani menatap nanar hidangan di meja makan. Ia tahu Zian sedang menyiapkan suprise untuknya. Akan tetapi, justru dia sudah mendapatkannya kemarin di rumah sakit. Kalau menuruti emosi sebenarnya bisa saja Rani melabrak. Namun, ia masih menunggu kejujuran Zian untuk menentukan langkah selanjutnya.

"Aku tunggu penjelasanmu Mas," lirih Rani sambil berlalu masuk ke kamarnya dan segera merebahkan tubuh di atas kasur. Terlihat sekali wajahnya begitu letih. Lelah menangisi nasibnya yang diam-diam dikhianati.

Malam kian beranjak jauh, Zian tampak terjaga ketika waktu menunjukan pukul satu dini hari. Ia langsung tersadar dan segera mencari Rani di kamar. Pria itu tampak menghela napas panjang ketika melihat istrinya sudah terlelap dengan wajah yang begitu lelah. Zian tidak berani mengganggu karena sangat mengerti akan kesibukan Rani.Ia kemudian naik ke atas tempat tidur dan memeluk istirnya dengan penuh cinta.

Rani tampak terkejut ketika merasakan pelukan Zian. Dengan perlahan ia segera melepaskan diri. Padahal sebelum kejadian di rumah sakit, pasti akan membalas pelukan itu. Hingga mereka bangun bersama untuk memulai aktivitas di pagi hari. Namun, Rani kini merasa risih karena sudah ada wanita lain yang berada di dalam pelukan suaminya.

Rani segera melakukan salat malam dan air matanya kembali jatuh di atas sajadah untuk kesekian kalinya. Padahal sudah dari kemarin ia menangis.

***

Zian segera terjaga ketika mendengar alarm berdering. Tidak lama kemudian terdengar azan subuh berkumandang. Ia segera turun dari ranjang dan masuk ke kamar mandi.

"Sayang ayo kita salat!" ajak Zian ketika melihat istrinya sedang sibuk di dapur.

"Aku lagi libur Mas," jawab Rani tanpa menoleh.

"Oh ya sudah," sahut Zian sambil masuk ke kamar lagi.

Rani langsung buru-buru melaksanakan salat subuh di kamar bawah. Setelah itu ia kembali melanjutkan menyiapkan sarapan dan menunggu suaminya di meja makan. Sebenarnya yang ditunggu adalah kejujuran Zian, semua harus jelas hari ini juga.

"Sayang, sebaiknya kamu mengajukan pensiun dini. Mas tidak mau melihat kamu kecapean lagi!" saran Zian sambil duduk di hadapan Rani dan menatapnya dengan penuh cinta.

"Iya Mas, sudah aku ajukan dan tinggal menunggu keputusan saja. Tapi kalau nanti sudah tidak kerja dan bosen di rumah terus bagaimana ya?" sahut Rani yang mulai memberikan pertanyaan menjebak.

Zian langsung menjawab, "Kamu bisa kerja di kantor aku atau buka usaha kecil-kecilan."

"Jadi sekretaris Mas gitu, terus Dahlia bagaimana?" tanya Rani langsung ke pokok inti masalah.

Dengan santai Zian menjawab, "Lia sudah risign karena sudah menikah dan ikut suaminya pindah ke kota lain!"

"Jangan-jangan Dahlia sudah hamil, jadi risign!" tebak Rani dengan spontan

Zian yang hendak minum teh langsung tersedak.

"Pelan-pelan Mas!" seru Rani kemudian.

Setelah terbatuk dan menenangkan diri Zian menjawab, "Iya, katanya sih begitu."

"Oh, Dahlia dapat suami orang mana Mas?" tanya Rani yang membuat Zian seketika bergeming.

"Ya Allah, haruskah Rani tahu rahasia ini. Sungguh aku tidak sanggup membuatnya terluka," batin Zian dengan perasaan bimbang.

"Suami Dahlia ...."

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 3. Rahasia yang Terkuak

    Tiba-tiba ponsel Zian berdering, biasanya suka diabaikan sampai terdengar notif pesan. Namun, kali ini langsung menerimanya. Sementara itu Rani tampak fokus menyantap sarapan. Padahal kedua matanya sesekali memperhatikan Zian dengan saksama."Sayang maaf, tiba-tiba ada kendala di proyek, jadi aku harus ke kantor sekarang juga," ujar Zian mengalihkan pembicaraan. "Oh ya, bagaimana kejutan dari Mas suka nggak?" tanya pria itu yang segera menghabiskan sarapannya. "Bagus sih Mas cincinnya, tapi aku sudah punya model seperti itu," jawab Rani dengan jujur. "Oh ya lupa, ya sudah nanti kamu jual saja dan ganti dengan model lain. Mas pergi dulu ya dan akan pulang secepatnya!" pamitnya yang segera beranjak."Iya Mas, hati-hati!" pesan Rani sambil mengangguk. Tidak lama kemudian Zian sudah ganti baju dan tergesa-gesa pergi. Setelah mengantar suaminya sampai depan teras, bibir Rani tampak bergetar. "Sampai kapan kamu akan terus membohongiku Mas?" tanya wanita itu dengan air mata yang kembal

    Last Updated : 2025-02-11
  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 4. POV Rani (Luka)

    Namaku Khairani, seorang yatim piatu yang besarkan di salah satu panti asuhan di kota Bogor. Aku sudah terdidik mandiri bahkan setelah lulus SLTA langsung kerja di perusahaan retail di Jakarta. Di tempat itulah aku bertemu dengan Mas Zian. Seorang customer yang sedang membeli keperluan pribadinya. Sejak saat itu kami jadi sering bertemu. Tenyata Mas Zian melakukan pendekatan kepadaku. Tidak butuh waktu lama ia menyatakan cintanya. Sikap Mas Zian yang ramah dan sopan santun membuatku juga menyukainya. Singkat cerita kami segera menghalalkan hubungan itu. Setelah menikah aku memutuskan berhenti bekerja dan memilih menjadi ibu rumah tangga. Namun, ketika kami mengalami masa-masa sulit di awal pernikahan dan atas izin Mas Zian. Aku kembali terjun di dunia retail dengan pengalaman yang kumiliki. Namun, setelah menikah beberapa tahun aku tidak juga kunjung hamil. Sehingga aku memutuskan melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah dan ketika lulus diangkat menjadi salah satu staf. Usa

    Last Updated : 2025-02-11
  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 4b. POV Rani (Penjelasan Zian)

    Aku melihat mata Mas Zian yang tampak mengantuk sekali. Pasti dia belum tidur karena mencari ku semalaman. Namun, ada kecemasan dan kepanikan yang masih terlihat jelas dari sorot matanya. Mengetahui itu rasanya sulit percaya, kalau Mas Zian telah menduakan cintaku. "Sekarang tidurlah aku tunggu penjelasan Mas setelah makan siang nanti!" seruku kemudian. Mas Zian tampak menggeleng seraya berkata, "Nggak bisa, kita harus bicara sekarang juga!" "Baiklah aku siap mendengarkannya!" ujar ku yang sudah tidak sabar menunggu Mas Zian memberikan penjelasan. "Malam itu aku dan Dahlia meeting dengan salah satu klien orang luar untuk membahas kerjasama yang akan kami jalani. Untuk menghormatinya aku meneguk minuman keras yang disajikan. Aku mabuk dan meminta Dahlia mengantar ke kantor. Tanpa sadar aku tidur dengannya karena mengira dia adalah kamu," jelas Zian sambil mengingat kejadian di malam itu. Bulir-bulir air mata ku mulai berjatuhan ketika mendengar pengakuain Mas Zian. Ternyata suami

    Last Updated : 2025-02-11
  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 5. Keputusan Rani

    "Aku akan tinggal di sini, sampai anak itu lahir," ujarku memutuskan. Zian tampak menggeleng seraya berkata, "Mas tidak bisa jauh dari kamu, biar Dahlia aku suruh tinggal di rumah ibu saja!""Apa bedanya, nanti Mas setiap minggu akan pulang kampung juga untuk menjenguk anak itu kan?" sahut Rani dengan sengit. "Tentu saja bersama kamu," ujar Zian yang tidak mau tinggal terpisah dengan Rani. Rani kembali menolak dengan tegas, "Pokoknya aku tidak mau pulang!""Jangan seperti ini Sayang, tolong mengertilah posisi Mas!" Pinta Zian dengan memohon. "Sebelum melakukan kebohongan itu, apakah Mas mengerti sedikit saja perasaan aku?" Rani balik bertanya sambil menatap Zian dengan tajam. "Pulanglah Mas, aku mau menenangkan diri di sini!" serunya dengan ketus. "Tunggu Ran, kita belum selesai bicara!" seru Zian yang hendak menyusul, tetapi tidak enak dengan Tuan rumah. Jujur hatinya belum tenang saat ini dan tidak akan pergi sebelum Rani mau pulang bersamanya."Rani masih emosi, jadi kamu haru

    Last Updated : 2025-02-24
  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 5b. Luluh

    Tiba-tiba pembicaraan mereka terhenti ketika mendengar teriakan Kang Yahya dari kamar tamu. "Mas Zian belum pulang Teh?" tanya Rani yang terkejut mendengarnya."Belum, tadi Teteh suruh istirahat di kamar tamu. Cepat lihat dia!" jawab Teh Ratih sambil berseru. Rani segera menuju ke kamar tamu untuk mengetahui apa yang telah terjadi. Ia Kang Yahnya sedang berusaha menyadarkan Zian. "Ambil kompres, badan suamimu panas sekali!" seru Kang Yahnya yang segera dikerjakan oleh Rani. Dengan telaten Rani mengompres suaminya yang tampak pucat. Ia tidak kaget Zian tiba-tiba pingsan karena selama mereka menikah, sudah beberapa kali seperti ini kalau sedang kelelahan. "Jangan pergi Rani, maafkan Mas!" Zian mengigau yang membuat Rani tertegun mendengarnya. Tiba-tiba Rani melihat Zian terisak dan terbangun sambil menjambak rambutnya dengan ketakutan. "Tidak Rani, Mas tidak mau pisah sama kamu!" racau Zian dengan mata yang masih terpejam. "Mas tenanglah, aku di sini!" sahut Rani sambil menggeng

    Last Updated : 2025-02-24
  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 6. POV ZIAN( Istriku Berubah)

    Sejak memaafkan kesalahan dan menerima alasanku menikah lagi, Rani mulai menjaga jarak denganku. Apalagi sejak aku mulai membagi waktu untuk kedua istriku. Memang dia tetap melayaniku seperti biasanya. Akan tetapi, perasaanku mengatakan Rani sangat terluka dan belum bisa menerima telah dimadu secara diam-diam.Aku juga melihat ketakutan di mata Rani yang biasanya selalu menatapku dengan penuh cinta. Padahal sudah berulang kali aku katakan, kalau cinta ini hanya untuknya seorang. Aku memang sangat mencintai Rani yang tidak akan tergantikan oleh siapa pun.Jujur sebenarnya akulah yang sangat takut kehilangan Rani. Dia wanita mandiri dan bisa saja mengajukan gugatan atas pengkhianatan yang telah kulakukan. Namun, aku merasa bersyukur, Allah masih mempersatukan kami dalam ikatan cinta ini. Sungguh aku tidak pernah punya niat menyakiti Rani sedikitpun dengan menikah lagi ini. Namun, aku juga tidak mengerti kenapa bisa melakukan aib itu. Sehingga dengan mudahnya menyusun rencana kebohongan

    Last Updated : 2025-02-24
  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 7. Pertemuan.

    Akhirnya Rani membuka cafe dengan mengontrak di salah satu ruko yang berada tidak jauh dari rumahnya. Ia memperkerjakan dua orang teman dekatnya. Cafe itu diberi mana 'Rain' karena Rani suka melihat hujan.Hujan masih turun membasuh rindu bumi. Membuat sebagian orang enggan untuk ke luar rumah. Seperti Rani yang tampak mematung sambil menatap ke luar jendela. Rintikan air membuat angannya mengingat kebiasaan ia dan Zian di saat seperti ini. Biasanya Rani akan membuat teh aroma melati dan semangkuk mie instan untuk dimakan berdua.Rani hanya bisa tersenyum mengenang masa-masa itu karena kini keadaan telah berbeda. Sudah tiga hari ini Zian tidak pulang ke rumah karena sedang bersama Dahlia, besok baru dengannya. Ia mencoba untu menjalani pernikahan poligami ini dengan ikhlas. Lagi pula hanya sembilan bulan, setelah itu mereka akan selalu bersama-sama lagi tanpa orang ketiga. Namun, bukan itu yang Rani risaukan. Ia takut suatu hari nanti suaminya jatuh cinta kepada Dahlia. Apalagi ada s

    Last Updated : 2025-02-24
  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 7b. Dilema

    Sebelum kenal dengan Zian, Rani pernah menyukai Azka. Namun, pria itu sangat dingin dan tidak merespon sebaliknya. Ketika pria itu sedang perbantuan ke luar pulau, Rani bertemu dengan Zian. Pada saat ia menjadi pengantin baru Azka kembali dan menyatakan perasaannya. "Maaf Azka, aku sudah menikah," ujar Rani sambil menunjukan cincin di jadi manis kanan. "Aku tidak tahu," ujar Azka dengan penuh penyesalan. Setelah pembicaraan mereka yang terakhir, Azka pergi ke luar kota. Sejak saat itu Rani tidak tahu kabarnya lagi. Kini takdir mempertemukan mereka kembali, ketika Rani sedang dilema dipoligami, entah untuk apa. "Ya Allah, jangan sampai kehadiran Azka menjadi ujian lagi untuk rumah tanggaku," lirih Rani dengan ketakutan yang kian melanda. Tidak lama kemudian terdengar suara ponsel berdering, Rani segera menerima vidio call yang ternyata dari suaminya. "Kamu di mana, kenapa belum pulang?" tanya Zian terdengar cemas. "Aku di ruko Mas, rencananya mau menginap di sini. Mas kok sudah

    Last Updated : 2025-02-24

Latest chapter

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 34. Surat Terakhir

    "Kalau Mas Zian sudah membaca surat ini, berarti aku sudah pergi jauh. Jangan merasa bersalah karena keputusan ini murni pilihanku sendiri. Setelah tahu Mas Zian menikah lagi aku selalu berusaha menerima takdir ini dengan ikhlas. Tapi aku gagal, tidak bisa fokus beribadah terutama salat karena setiap saat bayangan kebersamaan kalian yang terus menggerogoti pikiranku."Tiba-tiba air mata Zian berjatuhan membayangkan betapa sakit dan hancurnya perasaan Rani. Dibalik kata tidak apa-apa dan sikapnya yang selalu pengertian ternyata Rani sangat menderita. Terpuruk, kesepian dan selalu merasa sendirian. Setelah menyeka air matanya, ia kembali melanjutkan membaca surat itu lagi. "Aku doakan Mas Zian bisa hidup bahagia bersama Dahlia dan Rizqi selamanya. Maafkan kalau selama ini sebagai istri aku banyak membangkang dan tidak menurut. Sungguh aku sudah belajar menerima, tetapi tetap tidak bisa. Apa pun yang Mas ketahui nanti pesanku jangan pernah lakukan kesalahan yang sama lagi. Selamat tingg

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 33. Penyesalan Zian

    Sebenarnya berat bagi Zian untuk menceraikan Rani. Akan tetapi, pengkhianatan wanita itu baginya sudah fatal. Seandainya saja mereka baru melakukannya, mungkin Zian masih bisa memaafkan. Sayang ternyata sudah cukup lama dan tidak bisa ditolelir lagi. Terlebih Rani membandingkannya dengan Azka. Zian tidak menyangka Rani tega melakukan itu. Padahal selama ini selalu pengertian dan mengalah. Ternyata semua itu hanya kamuflase untuk menutupi perselingkuhan mereka. Zian memang masih mencintai Rani, tetapi perpisahan mungkin yang terbaik bagi keduanya. Zian dan Rani memilih untuk tidak hadir dalam panggilan sidang. Mereka hanya diwakili pengacara dari kedua belah pihak. Selama masa persidangan Rani tetap menempati rumahnya. Hingga tepat sebulan kemudian hakim mengetuk palu. Mengakhiri hubungan cinta dari yang pernah menyatukan mereka. Sebagai mantan istri, tentu saja Zian telah memberikan harta gono-gini yang sesuai untuk Rani. Ia berencana akan menemui wanita itu pada siang ini. Anggap

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 32b. Keputusan Zian

    Seiring berjalannya waktu, Zian lebih memperhatikan Rani. Ia bahkan berusaha membagi waktu dengan seadil mungkin. Zian juga melarang Dahlia dan keluarganya memposting apa pun soal Rizqi. Namun, apa pun yang Zian lakukan belum bisa mengembalikan cinta Rani seperti dulu lagi."Sebaiknya aku anterin makan siang buat Mas Zian," ujar Rani yang ingin memperbaiki hubungannya dengan Zian agar bisa seperti dulu lagi. Selesai masak Rani langsung bersiap-siap. Setelah rapih, ia segera pergi ke kantor Zian. Dengan mengunakan taksi online. Ketika sampai di tempat tujuan, waktu menunjukan pukul setengah dua belas siang. Seorang security langsung menghampiri Rani yang memakai kaca mata dan masker. "Selamat siang Bu, ada yang bisa kami bantu?" tanya security itu dengan ramah. "Saya membawakan pesanan makan siang buat Pak Zian. Beliau minta saya untuk mengantarkan langsung ke ruangannya," jawab Rani yang berpura-pura sebagai pegawai catering. Dengan bingung security itu berkata, "Pak Zian baru s

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 32. Emosi

    Alunan musik pop mengalun merdu di cafe Rain. Dua insan sedang duduk bercakap-cakap sambil menikmati coffee latte dan cappucino. Rani semakin dekat dengan Azka. Bahkan hampir setiap hari mereka bertemu di cafe untuk ngobrol sambil minum kopi. Tina dan Laras sudah biasa melihat keakraban mereka. Bahkan terkadang ikut nimbrung, kalau cafe sedang sepi."Kamu tidak bilang sama Zian, kalau madumu dan ibunya matre?" tanya Azka setelah mendengar cerita Rani. "Percuma, pasti Mas Zian menganggap aku cemburu. Lagipula mereka akan menggunakan anak itu sebagai ahli waris. Biarkan saja waktu yang memberitahunya kelak!" sahut Rani yang tidak mau menjelek-jelekan Dahlia dan ibunya. "Aku yakin sekali Zian pasti akan menyesal suatu hari nanti," timpal Azka kembali. Sambil mengangkat kedua bahunya Rani menimpali, "Entahlah, kalau aku lihat Mas Zian sekarang sedang bahagia menjadi seorang ayah. Menjalani kehidupan yang harmonis dan bahagia, semoga selamanya seperti itu.""Tapi tidak adil untukmu," c

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 31. Hambar

    Hari demi hari berlalu Rani mulai merasakan ketidak adilan. Zian lebih sering berada di rumah Dahlia dengan berbagai macam alasan. Mulai dari anaknya sakit, rewel sampai hal-hal sepele yang sebenarnya bisa diatasi sendiri oleh Dahlia. Dari tiga hari jatahnya, paling hanya sehari Zian bersamanya itu pun hanya malam saja. Entah mengapa Rani merasa seperti wanita simpanan yang hanya dijenguk kalau diperlukan saja. Apakah seperti ini nasib istri yang tidak bisa punya anak. Harus sering mengalah demi kebahagian orang lain. Di perusahaan juga sudah banyak karywanan yang tahu perihal Zian menikah lagi dan mempunyai anak. Bahkan di media sosial Dahlia dan keluarga suaminya sudah terang-terangan memposting kebersamaan Zian dan Rizqi. Mereka sudah tidak lagi menjaga perasaan Rani. Apa yang Rani takutkan dulu kini bagaikan mimpi yang menjadi kenyataan. Dipaksa menerima keadaan dan kenyataan, sungguh sakit tak berdarah. "Sayang maaf ya, hari ini Mas tidak pulang, Rizqi sakit," ujar Zian member

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 30. Cinta yang Berlebihan

    Mentari baru saja meninggi ketika Zian kedatangan tamu. Ia yang mau berangkat kerja menyempatkan diri untuk menemui orang itu. "Permisi Pak, apa benar di sini rumah Ibu Khairani?" tanya seorang pria yang berpakaian cukup rapi. "Iya benar, ada apa Mas?" jawab Zian sambil balik bertanya. Pria itu kembali menjawab, "Kami dari tim marketing Abadi Jaya mau mengantarkan pesanan motor Ibu Rani!" Zian tampak terkejut mengetahui istrinya membeli motor. Setelah marketing itu menyerahkan motor dan kuncinya, ia segera menemui Rani di kamar. "Buat apa kamu beli motor, Mas bisa belikan mobil yang sama kayak punya kamu dulu?" tanya Zian dengan heran. "Naik mobil macet," jawab Rani secara logis. Zian tampak menghela nafas panjang mendengar jawaban Rani yang hanya seperlunya saja. "Mas nggak bolehin kamu bawa mobil apalagi motor. Resikonya lebih besar, Sayang!" tegas Zian yang tidak mau terjadi sesuatu sama Rani. "Hidup mati kita sudah ditakdirkan Allah, jadi jangan terlalu mencemaskan aku!"

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 29. Janji di Atas Ingkar

    "Biarkan Dahlia tinggal di sini, dia dan anak itu lebih membutuhkan Mas daripada aku!" ujar Rani yang membuat Zian terkejut. "Tolong jangan bicara seperti itu, kamu juga sangat berarti di dalam hidup Mas. Tapi bukankah kamu bilang dalam satu istana tidak boleh ada dua ratu?" sahut Zian yang tidak mengerti dengan pemikiran Rani. Rani tampak mengangguk kecil dan membenarkan dengan berkata, "Memang benar, tapi Dahlia sudah melahirkan anak Mas. Jadi biarkan aku yang ke--""Cukup!" potong Zian yang sudah tahu arah pembicaraan Rani. Ia kemudian berkata dengan tegas, "Bagiku kamu adalah ratu di rumah ini sampai kapan pun!""Baiklah, kalau begitu Dahlia dan anak itu tidak boleh pergi dari rumah ini. Aku berangkat dulu, assalamualaikum!" pamit Rani yang segera menyalami tangan Zian dan segera berlalu. Zian ingin sekali melarang setidaknya menemani Rani pergi karena tidak bekerja hari ini. Akan tetapi, ia ingat pesan Teh Ratih yang tidak boleh memaksakan kehendak karena Rani masih perlu wakt

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 28. Permintaan Rani

    Sebuah mobil tampak berhenti di parkiran ruko. Tidak lama kemudian Zian turun dari kendaraan itu dan tergesa-gesa masuk ke cafe Rain. Tentu saja ia sudah diberitahu oleh asisten, kalau Rani telah pulang. Akan tetapi, pergi lagi setelah membawa sebuah tas berukuran cukup besar. Zian bertemu dengan Teh Ratih di lantai dasar. Setelah berbicara sebentar, ia segera naik ke lantai atas untuk menemui Rani. "Sayang, alhamdulilah kamu sudah sadar. Mas kangen sekali sama kamu, ayo kita pulang!" ujar Zian sambil memeluk Rani dengan penuh kerinduan. Namun, Rani tidak membalas pelukan suaminya. Ia begitu dingin, sampai Zian melepas pelukannya. Zian menatap Rani dengan saksama, masih cantik alami seperti sebelum tragedi itu terjadi. Akan tetapi, sangat dingin seolah bukan Rani yang dikenalnya. Tentu saja ia tahu apa yang menyebabkan istrinya berubah. "Maaf, Mas tidak pernah bermaksud menduakan kamu dengan menikahi Dahlia secara sah. Tapi anak itu butuh kepastian hukum secepatnya karena kata do

  • SURGA YANG TAK DIINGINKAN   Bab 27. Setelah Koma

    Rani tidak tahu berada di mana karena sekelilingnya hanya berwarna putih. Tidak ada siapa pun di tempat itu, baik orang hewan atau tumbuhan. Hanya terdengar suara yang sangat jauh. Seolah menuntunnya untuk terus berjalan ke arah sumber suara. Rani terus melangkah hingga suara yang tadi jauh mulai terdengar samar. Lalu sedikit-sedikit ia mulai tahu kata-kata itu dan akhirnya semakin jelas. "Mas Zian," batin Rani sambil membuka matanya dengan perlahan, tetapi cahaya terang membuatnya harus berkali-kali mencoba lagi. Sampai akhirnya ia dapat mengetahui siapa pemilik suara merdu itu. "Shodaqallah hul'azim ....""Teh Ratih," panggil Rani dengan suara yang lemah. Teh Ratih menoleh dan tampak terkejut melihat Rani sudah siuman dari komanya. Dengan spontan ia berucap, "Allahu Akbar, Alhamdulillah .., Rani akhirnya kamu sadar juga," ujarnya dengan haru. "Aku kenapa ada di sini Teh?" tanya Rani ketika menyadari berada di kamar inap. Teh Ratih tidak menyahuti dan langsung memanggil tenaga

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status