Eliot terdiam di tempatnya berdiri. Tatapannya merendah, sekilas tampak rasa kecewa dan benci yang dipendamnya.
Dia tidak berharap bahwa yang akan menerima panggilannya adalah Noah. Dia juga tahu apa artinya jika yang menerima panggilan itu bukan si pemilik ponsel.
Eliot menghela napas, tidak mau memikirkannya lebih lama. Tidak berguna. Lagi pula dia tidak terkejut juga setelah mendengar suara Noah menjawab panggilan itu.
“Apa kabar, Noah? Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali kita bertemu. Apa kau merindukanku?”
Eliot masih seperti biasa, lelaki yang menyukai basa-basi itu memilih untuk mengalihkan pembicaraan. Padahal dia tahu betul hal besar apa yang terjadi di antara mereka. Atau lebih tepatnya, Eliot tahu betul hal besar apa yang baru saja diperbuatnya.
“Kau ingin bertemu, Noah? Atau ka
Setelah terjebak hujan untuk waktu yang lama, juga dengan hal mengecewakan yang ia dengar dari mulut lelakinya, Sun berpikir akhirnya ia bisa pulang dan menenangkan diri.Tapi demi apa pun, Sun tidak menyangka kalau dirinya akan diberi kejutan lagi yang tak kalah dari sebelumnya.Sun membuka pintu dengan terburu, tapi bukan berarti ia tidak akan begitu terkejut ketika kedatangannya disambut suara pecahan vas yang memekakkan telinga dan menggetarkan tubuhnya. Belum lagi ketika ia melihat sosok yang baru saja melemparkan vas itu tepat di depannya.“Selamat datang, Nona McRay ....”Tidak jauh berbeda dengan reaksi Sun, Eliot juga tampak sedikit terkejut, tidak menyangka jika Sun datang tepat ketika ia melemparkan vas itu. Eliot tidak mengira jika emosinya akan memuncak ketika orang yang ia tunggu itu memasuki ruangan.Sun tentu saja terlihat sangat ketakutan saat ini. Terlebih k
Setelah sering kali mendengar tentangnya dari Ayah dan Ibu, akhirnya aku dan Noah bertemu.Aku dan Noah pertama kali bertemu ketika dia berusia 13 tahun, dan aku saat itu masih 7 tahun.Tidak banyak hal yang terlintas dipikiran ketika aku melihat anak laki-laki bertubuh kurus yang lebih tua dariku itu. Dia hanya anak laki-laki biasa, tapi dia tidak banyak bicara, jadi aku selalu mengajaknya bicara lebih dulu.Noah tidak pernah bersikap ramah atau hangat kepada siapapun, bahkan pada Ayah dan Ibu yang selalu mengelus kepalanya dengan lembut. Tidak terkecuali dengan diriku.Ketika aku mendekatinya lebih dulu, Noah jarang meresponsnya. Jika aku mengajaknya bicara, dia tidak menjawab. Ketika aku mengajaknya bermain, dia menolak—dan memilih pergi tanpa suara.“Noah, apa kau tidak bosan terus duduk dan membaca?” Aku yang berumur 7 tahun, kala itu mungkin menjadi gangguan terbesar bagi Noah yang b
Aku pikir apa yang ada dalam kepalaku bukanlah hal yang benar, jadi aku segera menampiknya dan kembali tersenyum tanpa ragu pada Noah—kendati anak itu tidak pernah membalasku dengan hal serupa.Sejak usia 18 tahun, Noah memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya dan memilih untuk masuk dan menjadi anggota Little Boy—organisasi mafia yang dipimpin oleh ayahku.Sementara aku bersekolah seperti biasa, diperlakukan seperti tuan muda yang hidup dalam sebuah istana.Noah melalui tahun-tahun pertamanya dengan usaha keras. Dia bukan seseorang yang langsung menjadi penguasa karena keberadaan orang penting di belakangnya. Dia dengan naifnya berkata akan bekerja keras dan mendapatkan apa yang dia mau—kendati itu dalam organisasi kejahatan sekalipun.Ayah dan Ibu tentu saja akan menghargai keputusannya, aku juga ikut saja. Karena aku berpikir Noah sudah berada dalam usia yang dewasa dan s
Sun tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada dirinya saat ini.Dia sangat sadar untuk menyadari bahaya besar yang berada di depannya dengan bertahan dalam ruangan yang sama dengan seorang pembunuh dan penjahat seperti Eliot Redwood. Sejak tadi hanya cara untuk melarikan diri yang ada dikepalanya, tapi tidak satu pun dari pikiran itu yang mampu untuk menggerakkan tubuhnya.Sun malah masih berada di tempatnya, meringkuk di lantai dengan Eliot yang memandangnya dari singgasananya. Sun seakan sedang memohon untuk Eliot agar mau melepaskannya, memohon untuk nyawanya.Tapi tidak seperti itu sebenarnya jika melihat betapa santainya Eliot menghadapi kekacauan yang dibuatnya sendiri. Dia sejak tadi hanya bercerita, seakan-akan memang hanya itulah tujuannya menemui Sun.Apa ini maksud dari ucapannya yang mencari penghibur untuk hatinya itu? Tapi Sun masih tidak tahu hal besar apa yang membuat Eliot melakukan hal ini.Sun member
Hari ini masih sama mendungnya dengan hari kemarin. Langit yang gelap itu seperti melatari suasana sendu yang mengiri hari pemakaman William Odolf hari itu.Pemakaman pemimpin kelompok mafia paling bergengsi di New Orleans itu dihadiri banyak orang, tempat itu dipenuhi orang-orang yang menghormati William karena berbagai alasan—tidak terkecuali Sun yang berdiri di tempat terjauh dari yang lainnya.Bukan tanpa alasan, Sun datang sedikit lebih terlambat dari yang lain, jadi dia harus menerima konsekuensi untuk berada di tempat yang paling jauh dari William dan Noah yang tak merenggangkan jaraknya dari jenazah lelaki itu.Sun diselimuti perasaan duka, kendati belum lama dirinya mengenal sosok William Odolf yang disegani dan ditakuti banyak orang itu. Dia tidak bisa membayangkan perasaan Ashtelle yang menerima berita kematian suaminya secara tiba-tiba itu. Sun berpikir Ashtelle pasti sangatlah syok.Tapi Sun tidak bisa mendekatinya saat ini, dan hanya m
“Mama akan kembali besok pagi?” Sun bertanya, memastikan kembali apa yang didengarnya dari mulut sang ibu.Wanita di hadapannya mengangguk, membenarkan. “Aku tidak bisa meninggalkan peternakan lebih lama lagi, jadi aku memutuskan untuk kembali besok pagi.” Tetapi sejurus kemudian, matanya menatap Sun dengan serius. “Jadi, bagaimana keputusan akhirmu?”Sun terdiam, menatap ibunya tanpa berkata-kata. Tahu jika keputusannya untuk menolak akan membuat ibunya kecewa, Sun tidak mampu bersuara. Bahkan dia hanya bisa memberi tatapan rendah.Tanpa berkata, Karina sudah cukup tahu apa yang ada dalam kepala gadis itu. Sedikit mengecewakan, Sun memutuskan untuk menolak ajakannya untuk pulang dan memilih bertahan bersama Noah.Sedikit skeptis dengan pernyataan sang anak yang berkata bahwa dirinya jatuh cinta pada seseorang yang bahkan membawanya secara paksa. Tetapi apa boleh buat? Karina juga ingin percaya Noah bisa menjaga putriny
Sun sedikit mendongak, melihat wajah Noah yang menatapnya dengan dingin. Sun terkejut, tentu saja, tapi memang Noah tidak?Ketimbang terkejut, Noah lebih bertanya mengapa Sun berdiri di depan pintu begitu lama.“Ah, Noah ... kau sudah kembali,” ucap Sun dengan sedikit gugup, tidak tahu apa yang akan dikatakannya dengan jelas untuk saat ini.Tetapi Noah seakan tidak peduli dengan basa-basinya dan berkata, “Kenapa kau berdiri di sini?” ujarnya bertanya. Noah tidak mengerti apa yang membuat Sun sampai harus berpikir keras hanya untuk menjawab pertanyaannya yang mudah, sedangkan Noah tidak ingin membuang waktu hanya untuk menunggu gadis itu menjawab pertanyaannya. “Apa kau tahu bahaya bisa saja mendatangimu kalau kau berdiri di depan pintu seperti tadi?”Noah tidak memberikan Sun kesempatan untuk menjawab dan dia langsung menggenggam gadis itu, membawanya masuk ke apartemen. Tak lupa Noah mengunci pintunya, menegaskan jika
Karina dibawa ke suatu tempat, rapih dan tampak mewah. Dia tidak tahu di mana itu berada, tetapi ia yakini mungkin itu adalah tempat di mana orang yang mengundangnya tinggal. Eliot Redwood. “Selamat datang, Nyonya McRay.”