Akhir dari kencan satu hari yang Sun dan Noah nikmati berakhir dengan kunjungan mereka ke tempat Emily berada.
Hari sudah gelap. Semua hal yang ingin Sun lakukan bersama Noah juga sudah rampung dan cukup. Dia melalui kencan yang manis, bergandengan tangan dengan Noah sepanjang kakinya melangkah untuk mengeksplorasi tempat-tempat indah yang dia kunjungi. Memilih baju yang senada untuk dipakai ke pesta, lalu makan malam romantis.
Sun benar-benar meras
“Tuksedo yang indah,” ujar lelaki dengan mata hazelnya, pada wanita berambut pendek yang berdiri di depannya. “Kapan kau membelinya?”Joana tersenyum lebar, senang karena barang pilihan yang dia belikan untuk Eliot ternyata direspons dengan baik oleh lelaki itu. Ia bergegas menuju kekasihnya, duduk di pangkuan Eliot dengan mesra sembari mengalungkan tangannya di leher sang lelaki.“Aku sudah lama membelinya tapi karena kau terus sibuk akhir-akhir ini, aku jadi sulit mencari waktu yang tepat untuk memberinya,” ujar Joana, menjelaskan lebih rinci. Eliot mengangguk saja sembari tersenyum simpul, kendati hatinya masih dingin seperti biasa. “Kau menyukainya?” Pertanyaan Joana mengalihkan tatapan Eliot dari hadiah miliknya.Lelaki itu tersenyum manis, semakin lebar. “Tentu saja,” jawabnya, mengecup pipi Joana dengan lembut.Joana bukan main merasa senang. Dia lalu tanpa ragu mencium sekilas bibir
Di hari yang cerah ini, Sun memutuskan untuk kembali mengunjungi Emily. Kali ini dia datang seorang diri, Noah tidak bisa mendampinginya sebab ia memiliki urusan yang mengharuskannya untuk pergi. Sun tidak masalah, dia bisa pergi sendiri. Untungnya Noah tidak seprotektif itu padanya, Sun diizinkan untuk pergi tanpa ditemani satu pun orangnya Noah. Sun mengunjungi kamar Emily, tapi kamar itu kosong. Dia jadi bingung. “Apa aku datang di waktu yang salah?” tanyanya pada keheningan. Tapi tak lama, sebuah suara mengejutkannya dari belakang. “Nona McRay?” suara yang membuat bahu Sun sampai berjengit saking kagetnya itu adalah milik Jack. Sepertinya lelaki itu baru kembali dari suatu tempat dan mendapati Sun berdiri di depan kamar rawat anaknya. “Ah, Tuan Grayson.” “Maaf. Apa aku membuatmu terkejut?” tanya Jack dengan suara yang lembut. “Iya ... sedikit,” balas Sun sembari tersenyum kikuk. Jack kembali menanyainya. “Kau datang untuk menjenguk
Malam pesta yang Sun tunggu akhirnya datang juga.Sun tahu, pesta itu bukanlah sebuah perayaan besar yang diadakan untuk dirinya. Tapi entah mengapa, ia sangat senang dan berdebar-debar ketika menunggunya. Apakah itu karena dia akan berdansa dengan Noah?Ketika memasuki gedung di mana pesta diadakan, Sun terpesona dengan suasana mewah yang menyambutnya. Rasanya dia seperti memasuki sebuah istana yang hanya dihiasi oleh emas dan permata. Semuanya tampak berkilau, termasuk gaun-gaun para wanita yang ada di sana.“Sun ...!” Sebuah suara memanggil dari kejauhan. Sun mencari sumbernya, dan mendapati Emma, Lucy dan Alexa yang berjalan terburu mendekatinya. Setibanya di hadapan Sun, Emma langsung memeluk gadis itu dengan erat. Seakan-akan ini adalah pertemuan pertama mereka setelah berpisah 20 tahun lamanya. “Apa kabarmu?” tanya Emma setelah melepas pelukannya.Sun tersenyum kikuk, lalu menjawab, “Aku baik-baik saja, Nona Emma.&rdqu
Seusainya dansa pertama Sun dengan William, lelaki itu kembali ke tempat istrinya berada, bersiap untuk memulai pesta dengan sambutan kedua tuan rumah.Sun masih berdiri di tempat terakhirnya, mengamati William dari jauh. Berkat obrolan singkat yang mereka berdua lakukan selama dansa tadi, Sun jadi tidak berhenti terus memikirkan kata-kata yang William ucap padanya. Pertanyaan yang Sun berikan sangatlah jelas, tapi William terus menjawabnya dengan kalimat yang ambigu.
Noah dibuat kebingungan.Dia hanya pergi sejenak dari sana untuk menerima telepon dari anak buahnya, dan ketika ia kembali ke tempatnya semula, Sun yang sejak tadi dia awasi sudah tidak ada lagi. Noah mengedarkan pandangannya dalam diam, fokus menemukan keberadaan Sun yang tidak dia temukan di mana-mana. William sudah kembali ke tempat Ashtelle berada, tapi Sun bahkan tidak terlihat di dekatnya. Ke mana gadis itu berada?“Noah?” Disaat d
Setelah kepergian Eliot dari tempat pesta, Noah dinyatakan hilang.Tidak ada satu pun yang tahu di mana lelaki itu berada, semakin memperkuat praduga Sun yang sebelumnya sudah diberi semacam peringatan lewat telepon.Sun tentunya tahu jika ini adalah ulah lelaki bernama Connor, dan kemungkinan besar ia bekerja sama dengan Eliot. Tapi sayangnya, Sun sama sekali tidak mendapat petunjuk di mana mereka menyembunyikan Noah. Karena itulah, Sun hanya bisa menangis cemas sepanjang malam.Untungnya, Sun tidak sendirian. Selagi William dan orang-orangnya sedang berusaha keras untuk menemukan keberadaan Noah, Sun bersama Ashtelle dan yang lainnya.Sun berusaha membantu dengan memberikan informasi yang ia tahu sebanyak mungkin, tapi itu belum cukup untuk memberi mereka petunjuk. Itu semakin membuat Sun merasa kecewa dan putus asa, terlebih karena dia tahu apa yang akan Connor rencanakan pada Noah.“Noah ...,” gumam Sun,
Sun bergegas pergi secepat yang ia bisa segera setelah ia mendapat petunjuk dari Jack.Setelah melalui percakapan dan adu argumen yang alot, akhirnya hasil yang diinginkan didapatkan dengan Jack yang mau bekerja sama dan mengakui kesalahannya. Sun juga mengatakan kalau Noah sebenarnya berencana untuk memberikan Emily jantung baru, maka dari itu Jack langsung meluluh. Sun jadi merasa tidak enak karena sudah mengingkari janjinya pada Noah untuk tetap menjaga itu menjadi rahasia, tetapi sebagai hasilnya, Jack memberi tahu Sun kalau dalam ruangan rahasia yang ada di gedung rumah sakit itu, Noah pasti berada di sana.“Ada satu dokter bayaran yang biasa melakukan operasi ilegal untuk uang, dia akan melakukan operasi pukul 2 dini hari.” Itulah sekiranya kata-kata Jack yang mampu Sun ingat dengan jelas. Sayangnya, Jack berkata kalau dia tidak tahu di mana ruangan tempat Noah berada sekarang. Dia hanya diperintah sang ayah untuk menjaga Emily, sedangkan sebagian ren
Entah sudah berapa Sun tidak sadarkan diri, ia tidak tahu sebanyak apa detik yang ia lewatkan untuk menyelamatkan Noah. Karena itu, ketika ia terbangun yang dilakukannya adalah panik. Perasaan menggebu yang membuatnya ingin cepat-cepat bergerak itu membuat Sun tidak menyadari kalau saat ini ia dalam keadaan terikat di atas kursi kayu yang didudukinya.Gadis itu termenung, mengingat kembali apa yang membuatnya bisa jadi seperti ini. Ah ... hatinya jadi berdenyut sakit. Selain mengingat orang yang ia cintai sedang berada dalam bahaya saat ini, Sun juga masih dibuat bersedih hati ketika ia tahu kalau orang yang ia percaya selama ini, justru malah membantu musuh yang ingin mencelakai sang lelak