Share

45. Sebuah Syarat

Penulis: TrianaR
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-25 13:09:48

Part 27b

Nova menepuk dahinya pelan. "Ya elah ini anak, mau dikasih kehidupan enak dan layak kok gak mau! Nih lihat foto Saga yang terbaru!" Nova menunjukkan foto-foto di ponselnya yang menampilkan wajah Saga yang dipotret diam-diam dari jarak tertentu oleh anak buahnya itu.

"Wow!" Mata Selina membulat melihat foto-foto Saga yang tengah menaiki motornya.

"Kok fotonya beda, gak seperti yang tante tunjukkin waktu itu? Yang ini terlihat lebih macho dan tampan."

"Ini foto terbarunya, Lin."

Selina mengangguk. "Ceritakan sedikit tentang Saga dan istrinya itu, Tante. Kenapa mereka bisa menikah, kata Tante mereka kepergok berbuat mesum?"

"Iya, itu benar."

"Apa istrinya Saga sudah hamil?"

"Hmmm sepertinya sih belum hamil."

Selina terdiam sejenak, lalu tiba-tiba tersemyum.

"Bagaimana kalau Tante pertemukan aku langsung dengan Saga? Tapi jangan sampai ada yang curiga kalau pertemuan dengannya sudah diatur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mansyur Hajje
yaelah ka, saya nunggu dari tadi pagi update tannya, kok yg di update sedikit² ka... ayo ka update lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   46. Keputusan Ayah

    Part 28a Saga terkejut, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Saga menatap ayahnya dengan tatapan heran dan sedikit kecewa. "Tapi ayah, masalah kehamilan itu tidak bisa dipaksakan begitu saja. Kehamilan adalah anugerah Allah dan--" Ayahnya, Pak Biru, mengangguk tegas. "Ayah mengerti, Saga. Tapi kamu harus paham, ini penting bagi kelangsungan keluarga kita. Kau tahu betapa pentingnya memiliki keturunan untuk meneruskan garis keturunan keluarga kita?!" Saga menggigit bibirnya. Dia mencoba menahan kekesalannya. "Ayah, kita tidak bisa memaksakan kehendak seperti ini. Kehamilan itu butuh waktu dan proses yang alami. Dan hanya Allah yang bisa menentukan kapan waktu yang tepat." Pak Biru menghela nafas panjang. "Aku tahu kamu ingin melindungi istrimu, tapi ini penting bagi keluarga kita. Kami butuh keturunan untuk meneruskan nama keluarga ini." Saga merasakan tekanan semakin bertambah.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   47. Baju Couple

    Part 28b"Boleh, Mas, lagi pula kan orang tuamu yang mengundang kita. Sepertinya kita memang tidak sopan, habis nikah malah belum silaturahmi kesana karena banyak kegiatan.""Tapi yang kukhawatirkan, kamu akan bertemu mama tiriku. Apa kamu tidak apa-apa?"Damay mengangguk mengerti. "Aku tidak apa-apa, Mas. Bukankah ada kamu di sampingku? Jadi aku gak perlu khawatir bukan?"Saga mengangguk sambil tersenyum. Ia menyesap teh buatan sang istri. "Manis, seperti kamu," ucapnya menggoda Damay.'Sepertinya aku harus membuat Damay nyaman dan jatuh cinta padaku,' batin Saga. Ia memejamkan mata sejenak. ***Pukul 19.30 WIBSaga dan Damay duduk di ruang tengah, menatap layar televisi yang menyala. Saga meraih remote control dan mematikan televisi itu. "Bagaimana kalau kita keluar sebentar, Sayang?" ajaknya kepada Damay.Damay menoleh ke arah suaminya den ekspresi heran. "Keluar? Ke mana?"Saga tersenyum l

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   48. Kabar Buruk

    Part 29aDering telepon membuyarkan mereka membuat suasana jadi canggung. "Mas, angkat dulu teleponnya," ujar Damay saat telepon itu berbunyi berkali-kali.Saga mengangguk dan meraih ponselnya."Halo?" "Halo, Mas Saga, ini Mega." Suara itu terdengar ragu dan gemetar."Oh, hai, Mega. Ada apa?""Mas, sampaikan ke Mbak Damay, ada berita buruk."Saga mengernyitkan keninganya. "Apa yang terjadi?""Bapak, dia..." Suara Mega terputus sebentar, sebagai upaya untuk mengendalikan emosinya. "Bapak kecelakaan, jatuh dari motor, Mas, sekarang dibawa ke rumah sakit.""Bagaimana kondisinya?""Katanya cedera cukup parah. Dokter sedang melakukan pemeriksaan lebih lanjut.""Dimana bapak di rawat?""Tadinya di puskesmas, Mas, tapi langsung dirujuk ke RSUD.""Baiklah, kami segera datang."Saga menutup panggilan telepon itu. Menatap sang istri yang tampak bertanya-tany

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   49. Kehilangan

    Part 29bDamay mengangguk pelan. Waktu terus berlalu tanpa tanda-tanda bapak akan sadar. Suasana makin terasa hening. Detik-detik terasa begitu berat Denyut jantung bapaknya adalah detik yang berharga baginya. Damay merindukan senyumnya, suara tawanya, dan kehangatan pelukannya.***Damay terbangun saat tangannya digenggam oleh tangan bapaknya. Dia menoleh dan melihat mata bapaknya kini sedang terbuka, meskipun lemah."Pak?!" seru Damay, air mata bahagia mengalir di pipinya. "Alhamdulillah, bapak sadar! Aku panggil dokter dulu, Pak!"Tangan lemah Pak Taryo justru menggenggam erat putrinya. Kepalanya menggeleng lemah. "Kenapa, bapak butuh sesuatu?"Pak Taryo beralih menatap Saga. Lelaki itupun mendekat. "Ada apa, Pak?"Tangan Pak Taryo yang gemetaran meraih tangan Saga lalu disatukan dengan tangan putrinya. Mulutnya sedikit terbuka seolah memberikan isyarat mengatakan sesuatu. Saga

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   50. Keras Kepala

    Part 30a "Damay, kami ikut berduka atas kepergian Pak Taryo, semoga amal ibadah almarhum diterima oleh Allah SWT dan ditempatkan di sisi yang terbaik," ujar Aksara yang datang bersama para karyawan toko kue, rekan kerja Damay. "Terima kasih ya Mas dan teman-teman semua sudah datang." "Iya, May, kamu yang sabar ya, jangan bersedih lagi, kalau ada apa-apa kamu masih punya aku buat tempat cerita, " ucap Dewi berusaha menenangkan teman dekatnya. Dewi merangkul Damay yang kembali terisak. Di saat hati tengah melankolis, butiran bening itu tanpa sadar menitik di pipi. Kehadiran mereka cukup mengusir rasa sedih untuk sementara waktu. *** Dua hari setelah kepergian bapak, Damay masih terlihat murung. Bukan hanya Damay, tapi ibu dan Mega pun masih terlihat berduka, seolah tak ada semangat di rumah itu, meskipun selebihnya mereka tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Hanya saja, Damay yang terlihat l

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   51. Karangan Bunga

    Part 30b Iya, Mas, aku gak apa-apa kok. Masalah di rumah masih ada ibu dan Mega yang handle. Mumpung orang tua kita masih hidup dan sehat, bukankah sudah selayaknya kita berbakti?" "Ya tapi--" Damay meraih tangan suaminya. "Kita hanya bisa berdoa, agar ayah dilembutkan hatinya." Saga mengangguk. *** Pagi harinya .... "May, tolong ke pasar beliin ibu bahan-bahan ini," ucap Bu Siti pada anak tirinya itu. "Iya, Bu," sahut Damay seraya menatap selembar kertas berisi tulisan daftar belanja. "Minta antar suamimu, biar cepat! Jadi kamu gak usah jalan kaki!" "Baik, Bu." Damay berlalu ke kamarnya dan mengajak Saga untuk mengantarnya ke pasar. "Mas, ayo antarkan aku ke pasar. Ibu minta tolong belikan ini semua buat keperluan 7 harinya bapak nanti." "Iya baiklah." Dengan cepat, Saga men

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   52. Undangan Makan Malam

    Part 31Saga makin memperhatikan istrinya. "Nah melihat senyuman dan tawa kamu yang seperti ini yang aku rindukan. Jangan sedih lagi ya!""Insyaallah, Mas, aku sudah ikhlas dengan kepergian bapak, karena setiap yang hidup pasti akan mati. Kita cuma bisa mengirim doa yang terbaik untuknya. Terima kasih ya, sudah menghiburku sejauh ini.""Iya, tentu saja. Emmh ya udah, siap-siap dulu gih, aku panaskan mobil dulu.""Gak naik motor, Mas?""Gak, Sayang. Jaraknya lumayan jauh."Damay mengangguk. Ia menuju kamarnya. Berganti baju gamis yang tempo hari di belinya. Damay duduk di depan cermin, mata cokelatnya menatap pantulan dirinya, tersenyum tipis saat menyaksikan dirinya sendiri. "Hari ini aku ingin terlihat fresh," gumamnya pada dirinya sendiri.Dengan lembut, ia mengambil kuas make up dan menyentuh wajahnya dengan tipis-tipis. Foundation yang dia aplikasikan hanya cukup untuk menyamarkan beberapa noda ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   53. Pemenang Hati

    Part 31bKami mengundang kerabat dekat doang kok, mereka ingin lihat istri kamu, Saga," sahut Nova sambil tersenyum.Nova langsung menggamit lengan suaminya dan berjalan mendahului. Saga menatap Damay sejenak. "Jangan takut, ada aku di sini.""Tapi aku malu, Mas, aku takut nanti kamu malah dihina karena kita tidak sepadan.""Ssstt, jangan merasa rendah diri seperti itu. Kamu sudah jadi bagian hidupku. Aku tak peduli dengan penilaian orang." Saga menggenggam erat tangan istrinya yang terasa dingin.Benar saja, sampai di halaman belakang .... Damay terkesima. Latar makan malam mewah yang terpampang di depan matanya melebihi ekspektasinya. Meja besar dipenuhi dengan perabotan porselen antik, dan lilin-lilin mewah menyala dengan lembut, menambahkan sentuhan romantis yang elegan."Tuan dan Nona, selamat datang," sapa seorang pelayan dengan sopan, memecah keheningan yang menggantung di udara.Damay berjalan mendekat

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28

Bab terbaru

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   204. Makan Malam

    Sementara itu ...Di kantor, ponsel Saga kembali bergetar. Ia mengambilnya dan membaca pesan itu. Alisnya sedikit berkerut.Dia mengetik balasan dengan hati-hati.[Aidan, aku masih banyak pekerjaan. Nanti aku kabari lagi, ya.]Pesan terkirim. Tapi tak sampai lima menit, balasan dari Aidan masuk lagi.[Bro, nggak ada alasan untuk nggak luangin waktu buat sahabat lama. Lagian, aku sudah pesan meja di restoran favoritku. Aku janji, cuma makan santai kok. Kamu bisa bawa istri dan anak kamu. Aku penasaran lihat keluarga bahagiamu.]Saga menghela napas panjang. Ada sesuatu tentang Aidan yang selalu sulit ia tolak. Ia menutup matanya sejenak, lalu mengetik balasan.[Baiklah, aku akan datang. Tapi jangan buat kejutan aneh-aneh.]Balasan dari Aidan langsung muncul hanya beberapa detik kemudian.[Hahaha, tenang aja, Bro. Aku cuma mau ngobrol dan nostalgia. Nggak sabar ketemu kalian semua!][Kirim lokasi

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   203. Kedatangan Tak Terduga

    "Maaf cari siapa ya?"Pria itu tersenyum lebar, senyuman yang tampaknya ingin mencairkan suasana. “Damay, kan?""Anda mengenal saya?"Pria itu tertawa. "Tentu saja. Bukankah kita pernah bertemu di Rumah Sakit Korea beberapa hari yang lalu? Nona yang mengembalikan dompet saya."Deg! Damay mulai mengingat insiden di RS kala itu. 'Jadi dia pria yang dompetnya jatuh? Kenapa penampilannya berbeda sekali?'Bukan hanya penampilan fisik tapi juga perangainya. Pria yang ada di hadapannya kini terlihat lebih ramah dan bersahabat, tak seperti waktu itu yang terlihat dingin dan kaku.'Lalu untuk apa dia datang ke sini dan kenapa bisa mengenalku?'"Hahaha, sepertinya nona kebingungan. Tentu saja saya tahu tentang Nona, karena Nona adalah istri sahabat saya. Kenalkan, saya Aidan," ucap lelaki itu seraya menyodorkan tangannya.Damay mengangguk, tapi tak membalas uluran tangannya. Ia hanya menangkupkan tangannya di depan dada. "Oh, maaf Mas Aidan. Tapi Mas Saga sudah berangkat ke kantor. Mungkin nan

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   202. Terorganisir

    Saga mengangguk. "Hmmm .... Jadi yang semalam telepon itu nomornya dia.""Oalah, terus?"Saga melirik arloji yang melingkar di tangannya. "Katanya dia mau datang ke sini. Mungkin sore nanti. Dia ingin bertemu, tapi aku tidak tahu apakah itu ide yang bagus?"Damay terdiam sejenak melihat suaminya yang tengah bingung. "Ya udah yuk, kita sarapan dulu! Makanannya udah siap lho, Mas pasti suka!" ajak Damay mengalihkan perhatiannya.Sagara mengangguk. Mereka menikmati makan bersama sebelum akhirnya Pak Tom memberi tahu agar Saga segera datang ke kantor karena ada meeting darurat."Ya, aku segera datang!" ujar Sagara di ujung telepon. Ia meletakkan ponselnya ke dalam saku lalu berpamitan dengan sang istri."Sayang, aku berangkat dulu ya!""Hmmm, iya mas, semoga pekerjaanmu lancar," ucap Damay sambil tersenyum manis.Saga langsung mengecup kening istrinya dengan lembut."Terima kasih, Sayang. Jaga dir

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   201. Sahabat Lama

    “Aku tidak tahu, panggilan dari nomor asing.”"Abaikan saja.""Iya, Mas."Damay mendekat ke arah sang suami lalu menatap Rain yang sudah tertidur kembali di pelukan ayahnya."Dia sudah tidur lagi," ucap Saga sambil tersenyum.Damay tersenyum lalu mengecup pipi mungil Rain. "Hmmm .... cuma Rain aja nih yang dicium? Ayahnya enggak?"Damay menoleh menatap wajah sang suami, ia tertawa pelan. "Untuk ayahnya tidak perlu, kan udah sering!"Saga tersenyum lebar, senang melihat Damay kembali ceria. "Ah, jadi aku harus bersaing dengan baby Rain sekarang, ya?" gurau Saga sambil menggoda.Damay tertawa kecil, lalu mendekatkan wajahnya pada Saga, memberikan kecupan hangat di pipinya. "Mas," Damay memulai lagi, suaranya sedikit lebih serius"Hmmm, kenapa Sayang?" Saga menatapnya dengan penuh perhatian.Saga menaruh kembali baby Rain dalam boks bayi, setelah Rain tertidur dengan tenang. "

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   200. Hal Tersulit

    Kenangan itu membekas di hati Saga. Sejak saat itu, Pak Jerry menjadi lebih dari sekadar pendamping; dia adalah teman, pengganti figur keluarga yang hilang. Tapi kini, saat nama Pak Jerry disebut dalam masalah besar perusahaan, kenangan itu terasa seperti pisau yang menusuk hati Saga lebih dalam.***Sementara di tempat lain ...Pak Tom pulang ke markas sendirian, disambut oleh anak-anak pilihan. "Akhirnya yang ditunggu-tunggu pulang juga. Pak, saya bawa oleh-oleh liburan buat Pak Tom, Pak Jerry, dan anak-anak," seru Lanang menghampirinya dengan senyum yang lebar. Anak-anak pilihan mengangguk dengan ceria, senyuman tulus terpancar dari binar matanya.Tapi tidak dengan Pak Tom yang ekspresi wajahnya terlihat muram. "Mana Pak Jerry? Kok belum muncul juga? Apa masih di mobil?" tanya Lanang kembali seraya tolah toleh ke belakang."Pak Jerry gak pulang.""Oh, masih ada tugas dari Mas Bos?"Pak Tom menggele

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   199. Flashback

    Damay mematung di tempatnya, memandang Saga dengan tatapan sedih, mencoba memahami ucapan suaminya. Tapi Saga tetap terdiam, hanya menunduk sambil memutar cangkir kopinya yang sudah dingin.Baby Rain bergerak sedikit, gumaman lembut suara bayi terdengar samar. Damay menoleh, tatapannya beralih ke sosok mungil itu sejenak, lalu kembali ke Saga. Ia meraih pundaknya perlahan, mencoba memecahkan kebekuan di antara mereka.“Mas,” bisiknya, suaranya nyaris pecah. “Kenapa bilang Pak Jerry terlibat? Apa ada bukti?”Saga mengangkat wajahnya, mata merahnya bertemu dengan tatapan istrinya. Ia membuka mulut, namun tak ada kata-kata yang keluar. Hanya napas berat yang terdengar, mengisi ruang yang terasa semakin sempit.“Semua datanya mengarah ke dia,” gumamnya akhirnya, pelan, nyaris tak terdengar. Jari-jarinya mengusap wajahnya yang penuh kelelahan. “Aku nggak bisa mengerti… bagaimana bisa? Aku selalu percaya sama dia, Damay. Aku selalu melihat dia seba

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   198. Hilang Kepercayaan

    Pak Jerry membuka mulutnya, tapi tidak ada kata-kata yang keluar. Tubuhnya sedikit gemetar, ia menatap Saga, Pak Tom serta Pak Riko bergantian, tatapan matanya tampak berkaca-kaca. “Saya… saya tidak tahu apa-apa, Pak. Seseorang pasti menyabotase saya.” Saga tidak berkata apa-apa, hanya menatapnya tajam. Hening di ruangan itu begitu tegang, hingga detik jam dinding terdengar seperti pukulan palu. “Pak Riko,” ujar Saga akhirnya, tanpa melepaskan tatapannya dari Pak Jerry, “amankan semua akses Pak Jerry. Jangan biarkan dia menyentuh sistem apa pun sampai kita tahu kebenarannya. Dan Pak Jerry…” Dia mendekat, suaranya rendah tapi dingin. “Kalau Bapak benar-benar tidak bersalah, buktikan. Tapi kalau Bapak berbohong…” Saga berhenti sejenak, matanya menyipit. “Bapak tahu akibatnya.” Pak Jerry tertunduk. "Pak Bos, Anda tahu sendiri, saya sudah mengabdi pada Pak Bos dan perusahaan ini bukan satu tahun dua tahun, tapi lebih dari itu.

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   197. Kabar baik dan buruk

    “Pak Saga, kami punya kabar baik dan buruk,” suara Pak Riko terdengar tergesa-gesa di ujung telepon.“Apa itu?” “Kabar baiknya, kami berhasil melacak sebagian besar transaksi ilegal itu. Kami menemukan aliran dana mengarah ke sebuah akun di luar negeri. Tapi buruknya, ada indikasi bahwa pelaku masih memiliki akses ke beberapa sistem kami. Kami menduga mereka sedang menunggu momen berikutnya untuk menyerang.”Saga mengerutkan kening. “Sudahkah kalian memutus semua akses yang mencurigakan?”“Sudah, Pak, tapi pelaku ini sangat terampil. Mereka bisa menggunakan backdoor lain kapan saja. Kami juga mencurigai adanya aktivitas mencurigakan dari beberapa karyawan yang memiliki akses tinggi.”Saga terdiam sesaat. Curiga ini semakin menguatkan dugaan adanya orang dalam yang terlibat.“Baik,” katanya akhirnya. “Saya akan segera ke kantor. Pastikan semua data cadangan aman dan awasi aktivitas siapa pun yang mencurigakan. Jangan ambil risiko

  • SUAMIKU TERNYATA BUKAN BERANDAL BIASA   196. Terlalu Berat

    Damay tersenyum tipis, matanya tak lepas dari wajah Saga. Dia tahu, meski suaminya mengatakan akan terus berjuang, ada sesuatu yang belum sepenuhnya lepas dari pikirannya. “Mas,” bisiknya sambil menyandarkan kepala di bahu Saga, “kalau terlalu berat, Mas bisa ceritakan semuanya ke aku. Aku mungkin nggak bisa bantu banyak, tapi aku selalu ada untuk Mas.” Saga terdiam, tatapannya masih pada Baby Rain. Detik-detik berlalu tanpa jawaban, sampai akhirnya dia berbicara, pelan tapi tegas. “Di kantor tadi, kami diserang. Sistem keuangan kita diretas. Uang perusahaan hilang dalam hitungan menit, dan datanya sekarang dienkripsi. Mereka meminta tebusan.” Damay membeku. Tubuhnya kaku sesaat, tapi dia berusaha tetap tenang. “Berapa yang hilang, Mas?” Saga menghela napas panjang, pandangannya jatuh ke lantai. “Dua puluh lima miliar,” jawabnya lirih. “Dan aku curiga ada orang dalam yang terlibat.” Damay menut

DMCA.com Protection Status