Share

Bab 65 MELAWAN

Penulis: Anna Janitra
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-06 21:09:06

Namun, aku harus bisa menjaga tempat dari permasalahan kecil seperti ini yang datang tiba-tiba dan membuatku sedikit bingung. Bagaimana tidak? Aku yang sama sekali tak tahu-menahu diharuskan berhadapan dengan wanita aneh. Tatapan matanya bak seorang ratu sihir.

"Bu, tolong jelaskan duduk permasalahannya!" ujarku tegas.

"Saya bukan ibu kamu, jangan sekali-kali memanggil dengan nama ibu!"

Mencoba menarik napas panjang membiasakan supaya rongga-rongga dada ini menjadi hebat karena pengaruh dari emosi yang mulai menggumpal di otak. Bagaimana bisa aku mendapatkan kerikil ini lagi, selalu saja ada sesuatu yang baru.

"Baik, sebenarnya apa yang anda inginkan dari saya?"

"Kamu Rani? Oh, ini yang namanya wanita jalang itu, yang punya pikiran kotor dan menggoda lelaki milik orang lain. Kamu nggak tahu malu? Seharusnya kamu tahu jika perbuatan itu sama sekali nggak beretika, rendahan!" ujarnya tanpa jeda.

Kali ini aku nggak bisa lagi sakit hati, ah, mungkin rasa sakit ini sudah kebas karena se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    Bab 66 RENCANA

    "Siapa dia, Mbak? Aku jadi sakit banget hati banget mendengar umpatan dia tadi," gerutu Lusi saat aku datang kembali ke toko."Entahlah, pasti ada seseorang yang memiliki niat jahat sama aku, biarkan saja. Nanti pasti akan ketahuan belangnya," jawabku asal. Jujur aku berusaha untuk tidak marah dan diam, tapi berpikir keras siapakah dalang dibalik fitnah keji ini lagi."Apa jangan-jangan wanita yang tempo hari itu, Mbak.""Bisa jadi. Kalau memang ini semua ulahnya, tinggal waktu yang akan menjawab. Semua butuh proses, baik untuk mengumpulkan tenaga demi membalas apapun yang dia katakan!" geramku dengan amarah menggebu."Mbak, hati-hati sama orang sini, bukannya saya sok pintar. Namun, lebih baik jaga diri saja demi kebaikan Mbak Rani sendiri.""Terima kasih banyak, saya tahu. Mbak Lilik pernah pesan padaku tentang hal ini. Lagipula kalau dibiarkan terus bisa-bisa dia besar kepala. Memberikan sedikit kejutan nggak apa, 'kan?" ujarku tersenyum lebar.Ah, aku lupa caranya tersenyum dan ha

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-07
  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    Bab 67 KECELAKAAN

    "Mbak Lilik!" panggil seorang lelaki dengan postur tubuh tinggi tegap dan berkumis tebal. Kami menjeda pembicaraan, kakak iparku itu langsung berdiri dan menghampiri lelaki yang memanggilnya. Setelah memberikan sesuatu yang tak kutahu, tapi membuat diri ini semakin penasaran karena aku yakin pasti ada sesuatu."Done." Mbak Lilik memeluk bahuku pelan seraya tersenyum aneh."Apa sih?" "Kamu tenang saja nggak usah panik gitu, pokoknya nanti kita akan segera tahu dalangnya," bisik Mbak Lilik"Sukanya bisik-bisik terus, memangnya ada apa?" Mbak Lilik enggan menjawab dia justru pergi meninggalkan aku yang kebingungan dengan penuh tanda tanya. Ponselku berdering, ada nama Lusi tertera di benda pipih yang selalu aku bawa kemanapun ini."Ada apa?""Mbak, ada wanita yang ngamuk saat itu lagi. Namun, dia datang tidak sendirian, tolong cepat kesini!" Nada suara Luis terdengar bergetar, seakan ada ketakutan yang datang dalam dirinya.Bergegas aku menuju toko tanpa pamitan pada Mbak Lilik. Nanti

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-08
  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    Bab 68 POV MBAK LILIK

    Setiap malam aku selalu memikirkan Rani, adik ipar yang datang kesini demi mencapai masa depan indah dan juga melupakan masa lalu yang kelam. Tidak bisa berbuat banyak, aku hanya mengajarkan hidup ini penuh dengan orang-orang yang jahat di belakang kita.Apalagi setelah masalah Sari itu, wanita yang dulu pernah menaruh rasa terhadap Mas Bima. Dendam kepadaku seakan tambah besar sehingga dia ingin mencari gara-gara dengan keluarga ini.Tidak habis pikir jika Rani adalah istri dari Mas Bima, sebuah fitnah kejam karena tidak banyak yang tahu jika dia adalah adik kandung suamiku. Hatiku sangat geram dan ingin saja memakinya habis-habisan."Pokoknya cari tahu apa yang akan dilakukan Sari terhadap keluargaku, bisa-bisanya dia membuat ulah," geramku yang tak kalah kasar dari sikap Sari dahulu.Orang yang aku bayar untuk mencari info tentang Sari mengangguk dan pergi dari rumah ini kala semua perintah telah didengarnya.Pekerjaan di toko tak bisa ku lepas karena Mina, wanita yang selalu memba

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-09
  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    Bab 69 JANGAN GANGGU RANI

    "Kamu jangan sombong jadi orang, mentang-mentang sudah kaya lalu berlagak sok jago disini!" teriak Sari saat melihatku yang datang menghampirinya di sebuah warung bakso.Sejenak aku melihat di sekeliling kami, banyak mata yang memasang dan telinga yang siap untuk tahu apa perihal kami saling beradu mulut. Akan tetapi, aku tidaklah orang yang bi doh, masih mempunyai rasa malu andai semua kegaduhan ini terjadi di tempat keramaian."Kita cari tempat untuk menyelesaikan masalah ini, itupun kalau kamu mau. Aku nggak memaksa, asal kamu pikir saja dulu jika aku membalas dan mengatakan apa yang sudah kamu perbuat pada kami yang malu itu kamu!" gertakku dingin.Sepertinya Sari mengerti apa yang aku maksud, dia langsung celingukan dengan mata yang berputar bak bola yang menggelinding di lapangan. Aku menang selangkah lebih dari dia. Mau tidak mau dia memang harus menuruti dengan apa yang aku katakan.Di tempat parkiran deru napas Saat memburu hingga terdengar sampai di telinga ini. Andai dia ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-10
  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    Bab 70 SEHAT

    Badan ini sudah kembali sehat dan saatnya bekerja. Hampir tiga hari aku di rumah membuat tulang terasa kaku. Duduk, makan lalu tidur, seperti itulah kegiatan sehari-hari selama ini."Kamu mau kemana?" tanya Mas Bima saat melihat diriku yang sedang memanasi motor."Toko.""Yakin sudah baikan?" Kembali Mas Bima bertanya dengan pandangan menelisik."Mas, ada masalah apa dengan Sari? Kenapa jadi panjang seperti ini?" Mata tajam itu memicing.Hening, suasana mendadak mendung bak berkabut. Ada sesuatu apa yang disembunyikan Kakak lelakiku ini? Tampangnya menjadi pias seperti seseorang yang dilema. Apakah aku bersalah karena menanyakan hal yang tidak berhak kutahu?Pikiran ini berkecukupan, ada sisi kesalahan yang telah terlampau jauh dan aku merasa bersalah detik ini. "Lupakan!" ucapku sambil tersenyum lalu mencoba untuk tetap tenang. Padahal dalam hati tak karuan."Cintanya pernah kutolak." Akhirnya jawaban itu ku dengar sendiri dari si empunya masalah.Iya, aku rasa bukan diriku yang mas

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-11
  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    Bab 71 MENJELASKAN

    "Kamu sudah kesini lagi? Aku kira nggak ada nyali untuk datang." Wajahnya yang sebenarnya cantik itu berubah seolah menjadi angkuh nan pongah.Sedang dua lelaki di sampingnya dengan badan penuh tato itu terlihat menyeramkan. Aku yang belum pernah sekalipun bertemu dengan seseorang seperti mereka mendadak panas dingin.Akan tetapi, di depan mereka aku harus tampil sempurna dan seolah tidak pernah takut akan apapun. Bukankah dalam hati ini sudah merencanakan untuk bisa melawan apapun badai yang menghantam?"Ini tempat usaha saya, lalu kenapa harus takut untuk datang? Selama saya benar kaki ini nggak akan pernah berhenti melangkah maju, sama seperti Mbak, siapa saya lupa," ujarku terkekeh."Mari silahkan masuk, kita duduk bersama. Nggak baik jika saling membenci tanpa tahu akar permasalahannya. Kita bukan domba, jadi nggak ada hasilnya jika di adu!"Aku berjalan menuju toko, berharap wanita itu pun turut serta masuk karena akan selalu begini jika tidak ada penyelesaian. Lagi pula kita bu

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-12
  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    Bab 72 AKHIRNYA

    Tangan itu mengepal, ada seseorang yang disembunyikan. Sejenak kami pun saling diam, tapi bukan denganku. Minuman ini aku nikmati dengan senang hati. Tidak ada yang nggak mungkin jika memang semua bisa dilakukan dengan hati.Orang benar akan selalu mendapatkan jalan baik, tidak memfitnah, memperburuk keadaan ataupun menghina seseorang demi kebaikan dirinya sendiri. Itu bukan sifatku."Lalu siapa yang mencoba meracuni otakku?" gumamnya nyaris tak terdengar."Siapa yang mengatakan jika aku bermain api dengan suamimu?" tanyaku penuh harap.Mata yang tajam dengan hiasan eyeshadow berwarna hitam itu terlihat sedikit menyeramkan. Menandakan si empunya seorang yang garang dan tidak mau mengalah dalam hal apapun.Aku harus lebih sabar untuk mengetahui siapa dalang di balik ini semua. Bukankah dia yang berani mengadu kami seharusnya mendapatkan kejutan kecil yang tidak akan pernah dilupakannya seumur hidup?"Ada apa?" Suara berat dari belakang membuat aku mengalihkan pandangan.Lelaki dengan p

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    Bab 73 ROSA

    Semua sudah selesai, harapanku. Semoga saja benar adanya dan tidak akan ada lagi kesalahpahaman yang membuat otak ini berpikir keras demi menyelesaikan masalah yang tengah terjadi. Kini aku kembali disibukkan dengan segala aktivitas harian, pelanggan semakin banyak.Pesanan pun berjibun hingga terkadang untuk makan siang saja mengulur waktu demi kepuasan pembeli. Namun, lagi-lagi Mas Bima selalu setia mengingatkan jika kesehatan adalah hal utama. Jadi tidak ada yang namanya kerja keras lalu lupa segalanya."Mbak Rani, besok saya mau cuti sehari karena ada hal penting, boleh?" tanya Rosa saat kami sedang duduk santai."Boleh, bilang saja jika kamu perlu sesuatu. Jangan sungkan, ya," balasku mengulum senyum.Aku tak ingin yang bekerja bersama diriku menjadi takut atau tertekan karena sesuatu itu. Jadi aku menjadi teman kerja, saudara bahkan pemimpin mereka disini. Meskipun tidak ada jarak, aku berharap mereka masih menghargai aku sebagai sesama manusia."Mau tunangan?" celetuk Lusi.Ros

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-14

Bab terbaru

  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    BAB 124 RIZKI

    Perjalanan rumah tangga selama hampir satu tahun bersama Mas Aldi terasa indah. Adakalanya menangis, tertawa bercampur dan berganti bagaikan musim yang sedang terjadi di dunia ini.Kerikil-kerikil kecil menghalangi jalan kami, tapi Alhamdulillah masih bisa dilalui dengan baik karena pemikiran yang dewasa dan tenang dari suamiku itu membuat diriku semakin jatuh cinta dan bersyukur betapa memilikinya adalah anugerah paling indah juga beruntung.Bulan ini adalah bulan di mana aku akan melahirkan. Segala keperluan sudah aku penuhi, tinggal menunggu lahiran. Malam ini udara terasa panas, kipas angin yang selalu berputar seolah tidak terasa sama sekali. Bahkan pakaian tidur yang aku kenakan pun sudah berganti yang tipis, tapi masih saja terasa gerah."Mungkin memasuki musim baru, ayo, tidur di dalam saja!" ajak Mas Aldi saat melihatku yang tengah mencari tempat paling nyaman.Di teras, di ruang tamu, di depan televisi juga di ruang makan sudah aku jelajahi. Akan tetapi, masih saja sama tid

  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    BAB 123 HAMIL

    Seminggu sudah aku dan Mas Aldi memulai babak baru di rumah ini. Semua sudah lengkap, rumah disulap menjadi tempat ternyaman saat lelah raga melanda. Berbagai macam tanaman pelengkap sayuran berada di taman belakang.Sedang ditaman depan, aku berikan sedikit sentuhan dengan bunga mawar dan tanaman lainnya. Sejuk jika dipandang mata sambil menikmati teh hangat di kala pagi ataupun senja tiba.Begitulah kami menikmati indahnya hidup ini, saling bercengkrama dan bercerita tentang pekerjaan dan juga rumah. Iya, meskipun aku sudah menjadi istri, tapi toko yang ku punya tetap berjalan hingga detik ini.Tidak dilarang untuk bekerja oleh Mas Aldi, karena itulah caranya untukku supaya bisa tetap bahagia. Sebab, dirumah aku kesepian jika dia bekerja. Semuanya lancar, pekerjaan, rumah tangga juga hubungan dengan orang tuanya.Alhamdulillah, itulah yang aku inginkan sejak dulu. Selalu harmonis dan terjaga meskipun terkadang dalam berumah tangga itu ada kerikil kecil yang menghalangi jalannya. Pem

  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    BAB 122 RUMAH BARU

    Hampir tiga hari kami baru sampai di rumah lagi. Bermalam di kediaman Mas Bima semalam lalu ke rumah Mas Aldi. Disini aku memulai babak baru menjadi istri sepenuhnya.Rumah mungil minimalis yang begitu indah, Mas Aldi membelinya saat masih sendiri. Uang tabungan yang selama ini di simpan di belikan rumah sebagai tempat bermuaranya kami dalam rumah tangga. Meskipun di tinggal lama, tapi bersih karena selalu dijaga dengan baik oleh seseorang yang diminta Mas Aldi untuk membersihkannya."Ini rumah kita, rumah kamu dan aku. Rawatlah dan jaga seperti rumah sendiri. Semoga kelak kita menua disini bersama anak dan cucu." Tangan itu menggenggamku erat.Ada rasa haru dan bahagia kala memiliki istana mungil ini. Kebahagiaan seorang istri adalah mempunyai rumah, hidup bersama keluarga kecilnya. Kasarnya makan dengan garam tak mengapa jika bersama suami dan anak."Aamiin," balasku tersenyum senang.Mengucapkan salam saat pintu rumah mulai terbuka perlahan-lahan. Lantai yang putih bersih dan perle

  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    BAB 121 MENINGGALKAN KAMPUNG HALAMAN

    Mobil travel sudah sampai di depan rumah, Pakde Nyomo beserta anak istrinya datang ke rumah. Padahal sehabis sarapan tadi kami semua berkunjung kesana untuk meminta doa restu supaya perjalanan yang kami tempuh selamat sampai tujuan.Namun, namanya juga keluarga, mereka berduyun-duyun datang dan memberikan doa kepada kami lagi. Ada haru, bahagia dan sedih bercampur aduk menjadi satu disini. Bahkan isakan mengiringi langkah kaki kami untuk pergi ke pulau seberang kembali."Kini saatnya kami mengawali kehidupan yang sebenarnya, mohon doanya semoga diberikan kelancaran dan kesuksesan dalam meraih mimpi yang indah," ucapku haru."Jika ada umur panjang, kesehatan dan rezeki yang melimpah kami akan berkunjung kembali kesini lagi melihat kampung terindah beserta keluarga besar yang selalu aku rindukan ini," imbuhku.Bu Fatimah memeluk tubuh ini lagi, seolah enggan untuk melepaskan. Beliau begitu berat berpisah dariku. Entahlah, sebenarnya aku pun ingin bersama mereka selamanya. Namun, ada ses

  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    BAB 120 SARAPAN

    Pagi yang cerah secerah mentari yang mulai menampakkan warna Indahnya ke dunia ini. Tumbuh-tumbuhan bergoyang syahdu seiring dengan kicauan burung yang berdiri manja di rantingnya. Dihiasi dengan tetesan embun yang seolah memberikan kesejukan saat menikmati alam yang nyata juga indah ini.Ciptaan Tuhan yang begitu sempurna. Apalagi saat suara Kokok ayam bersahutan di antara cicitan anak-anak ayam membuat suasana pagi yang selalu aku rindukan kala di pulau seberang itu membuatku tersenyum melihatnya.Di belakang rumah Ayah, hewan piaraan kembali saling bersahutan, kambing, ayah juga burung yang hinggap di dahan pohon. Selalu aku menikmatinya dulu saat masih tinggal bersama mereka.Sedang, sayuran yang ditanam ibu di sini terlihat segar dan siap untuk dipetik. Warna cabai yang berwarna-warni menggiurkan dan seolah berteriak meminta untuk diambil dan dimasak. Pun demikian dengan sayuran bayam, kangkung juga terong, ibu memang super lincah.Apapun akan di tanamnya di lahan kosong, memanfa

  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    BAB 119 BALIK

    Dua Minggu sudah aku, Mas Aldi, Mbak Lilik dan juga Mas Bima di kampung. Kini saatnya kami kembalikan lagi ke aktivitas masing-masing. Tidak bisa berlama-lama juga kami disini karena ada pekerjaan yang menanti di sana.Sehabis makan malam, kami berkemas, segala pakaian pun sudah siap untuk dibawa pulang kembali ke tempat semula. Bahkan Ibu Fatimah pun memberikan beberapa oleh-oleh khas kampung ini. Juga titipan buat ibu mertua sudah siap sedia untuk dibawa."Ibu nggak bisa memberikan banyak oleh-oleh, hanya segini saja semoga cukup dan bermanfaat buat keluarga disana," ucapnya saat memberikan beberapa plastik berisi penuh itu."Ini beras ketan buat mertuamu, beliau bilang disana mahal jadi Ibu titip ini, ya," imbuhnya dengan senyum merekah."Terima kasih banyak, Bu. Apa ini nggak merepotkan?" Mas Aldi bertanya saat melihat kami saling memegang plastik hitam itu.Bu Fatimah mengembangkan senyumnya, beliau duduk di sampingku sambil terus mengulum senyum tipis. Pun demikian dengan Ayah y

  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    BAB 118 SUDAH SELESAI

    Kini hanya tinggal Pak Joko dan putrinya yang cantik di sini. Sebab, semua orang sudah meninggalkan rumah Ayah tanpa lagi bertanya atau bersuara. Mereka diam dan berlalu begitu saja bergantian.Aku maju, ingin sekali menampar pipi mulus itu dengan tanganku sendiri. Emosi ini naik ke ubun-ubun. Amarah yang salam ini terpendam ingin aku salurkan pada Nabila. Namun, saat aku hendak berbicara, Pakde Nyomo sudah mendahuluinya."Angkat kaki dari sini! Bukankah kamu mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh menantuku?" ujar Pakde Nyomo lantang dan tegas."Aku tahu kamu sendirilah yang menyebar fitnah keji itu pada keluarga adikku, satu kali kesempatan aku berikan padamu. Andai aku tidak memandang kamu sebagai seorang bapak dan suami yang dianggap baik oleh keluargamu maka sejak awal aku akan mengatakan pada semua warga di kampung ini siapa dirimu yang sebenarnya." Entah pembicaraan macam mana ini. Sepertinya ada sesuatu lagi yang ditutupi oleh Pakde Nyomo."Kamu terlalu sombong karena memp

  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    BAB 117 TAMU LAMA

    Pintu rumah digedor dengan keras dari luar saat kita semua jendela menunjukkan peraduan. Yang ada didalam saling menoleh satu sama lain. Entah tangan siapa yang menggedor pintu tanpa jeda itu.Ayah yang hendak membuka dicegah oleh Yoga yang dengan cepat menuju pintu. Suami dari Mita itu membukanya perlahan dan memperlihatkan ada dua orang yang bertamu, tapi memasang wajah tidak bersahabat.Mereka adalah Nabila dan ayahnya, Pak Joko. Terlihat ada yang ingin mereka bicarakan, karena dari sorot mata itu tertuju padaku."Wa'alaikumsalam, ada apa, ya, Pak. Malam-malam kok bertamu?" tanya Yoga sopan.Aku kalau jadi dia nggak akan bersikap seperti itu, terlalu jengah jika harus berpura-pura baik padahal sikap mereka kurang sopan. Sebagai orang tua bukankah harus memberikan contoh yang baik pada anaknya? Namun, tidak dengan Pak Joko, entahlah memang sifat orang beda-beda."Yoga, biarkan mereka masuk. Ayah mengizinkan tamu istimewa kita untuk duduk. Silahkan!" ujar Ayah yang kembali duduk di k

  • SUAMIKU LUPA JALAN PULANG    BAB 116 SEDIKIT TAHU

    Sampai rumah aku duduk di teras, menghela napas panjang dan mencoba menenangkan diri sendiri karena kejadian barusan. Entah apa yang aku lakukan dahulu sehingga mengalami kejadian seperti ini.Bermimpi melihat Nabila saja tidak apalagi ada kenyataan yang membuat jantung ini seolah berdisko ria dengan irama yang membuat kepala sakit. Tuduhan yang terbalik seakan meruntuhkan segala tembok telah aku bangun untuk tidak mengingat kejadian lampau."Ada apa?" Suara Ibu Fatimah mengagetkan dieku yang menatap langit-langit teras dengan seksama."Kenapa Nabila selalu mengusik ketenanganku, ya, Bu? Padahal aku, lho, sama sekali nggak kepikiran untuk balikan sama Mas Rendi.""Kamu ketemu Nabila?" Lagi, suara ibu terlihat sedikit panik saat mendengar penjelasan tentang masa laluku.Aku mengangguk, lalu menengadah melihat lagi rumah laba-laba yang berada di antara kayu tempat genting. Serta warna hitam yang melekat pada kayunya, seolah menandakan kalau dia sudah lama berada di sini."Ibu juga nggak

DMCA.com Protection Status