Home / Pernikahan / SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA / bab 13. Anak-anak Yang Membela Ibunya

Share

bab 13. Anak-anak Yang Membela Ibunya

Author: ananda zhia
last update Last Updated: 2023-07-25 18:22:41

"Maaf Pa. Keluarga kita sudah tidak utuh lagi saat papa selingkuh dan menikah lagi dengan perempuan lain. Papa anggap apa kami ini?" tanya Novela menahan rasa sesak di dada melihat laki-laki yang paling dia percaya bisa mengkhianati ibunya.

"Aksa, bagaimana dengan kamu?! Kamu mau kan kita tetap bersama?"

"Tidak Pa. Saya yang laki-laki saja mual dengan tindakan papa. Jadi papa lebih baik pergi dari sini sebelum saya melakukan hal-hal anarkis pada Papa karena papa telah menyakiti mama."

Andi tercengang. Dia memang sudah kehilangan seluruh keluarga nya. Lelaki itu terdiam. Suasana hening seketika.

"Jadi kamu tetap pada keputusan kamu untuk berpisah, Mawar? Baiklah. Tapi aku minta jaminan!"

"Jaminan? Jaminan apa? Kenapa justru pelaku yang meminta jaminan? Dasar kamu ini, Mas," sahut Mawar dengan menghela nafas panjang.

"Aku hanya ingin memastikan kamu tidak menyebarkan berita buruk tentang ku, tentang video, foto, atau surat pernikahan keduaku.

Kamu boleh menggugatku dan mengirimkan bu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
istriyangdisyng
secepat itu mutia minggat, kirain masih mau bersandiwara
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 14. Mutia Minggat

    Beberapa saat sebelum nya,"Mbak Mutia, tunggu!"Mutia yang sedang berjalan menuju pintu keluar kafe dengan membawa kotak makanan sterofoam menoleh saat mendengar panggilan dari Aksara. "Ada apa, Pak?" tanya Mutia heran melihat Aksara berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Mutia. "Ada yang ingin saya bicarakan, Mbak Mut. Mendadak sekali ide saya datang. Apa mbak Mutia nggak keberatan jika harus duduk lagi dengan saya?"Mutia berpikir sejenak. "Nggak apa-apa, Pak. Kalau bapak ada ide yang lebih baik untuk keluarga bapak dan saya bisa bantu, saya akan berusaha membantunya," jawab Mutia seraya berjalan ke arah tempat duduknya kembali. Aksara pun duduk kembali di depan Mutia."Bukan hanya rencana untuk keluarga saya. Tapi juga saya pikir terbaik untuk mbak Mutia. Jadi kita bisa meraih win-win solution."Mutia mengerut kan keningnya. "Win-win apa tadi, Pak?""Oh, win-win solution. Semacam simbiosis mutualisme. Masih ingat kan dengan pelajaran biologi. Hubungan saling menguntungkan,

    Last Updated : 2023-07-25
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 15. Rayuan Mutia

    Beberapa saat sebelumnya,Mutia telah selesai membuatkan teh untuk Damar. Tak lupa diambilnya dua tablet obat tidur dari dalam botol pemberian Aksara lalu dilarutkan nya ke dalam gelas berisi teh untuk suaminya itu. Dengan segera Mutia membawa teh itu ke dalam kamar dan melihat Damar sedang termenung menatap ponsel nya yang layarnya gelap. "Mas, aku bikinin teh. Aku minta maaf tentang kejadian tadi pagi," ucap Mutia sambil meletakkan cangkir berisi teh di atas nakas. Mata Damar yang semula redup menjadi berbinar melihat Mutia datang dengan membawakan teh untuk nya. "Kamu beneran mau minta maaf padaku?" tanya Damar. Mutia mengangguk. "Maaf karena aku terlalu curiga padamu sehingga aku membabi buta menuduhmu selingkuh, Mas. Kamu harus tahu kalau aku itu tipe perempuan pencemburu," sahut Mutia menyunggingkan senyum. Damar menatap istrinya tanpa berkedip. "Apa kamu masih datang bulan?" tanya Damar. Mutia menggelengkan kepalanya. "Sudah selesai," sahut Mutia berbohong. Dia memang

    Last Updated : 2023-07-27
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 16. Lapor Polisi

    Mutia sedang menatap ikan koi milik Tante Rosi di taman tengah saat mendadak ada suara laki-laki yang mengagetkan nya. "Gimana mbak Mutia? Betah nggak disini?" Mutia menoleh dan melihat Aksara datang dengan membawa dua bungkus sterofoam di tangannya. "Pak Aksa! Wah, bagaimana kisah penggerebekannya semalam?" tanya Mutia penasaran. "Wah seru banget. Sini mbak aku tunjukkan foto dan video nya sekalian sarapan bubur ayam. Mbak Mutia belum sarapan kan?" Mutia menggelengkan kepalanya. "Belum," jawab Mutia malu. Dia memang sedang menghemat uang tabungan. "Nah, ayo makan sama aku, Mbak."Mutia mengangguk dan Aksara berjalan lebih dahulu menuju ruang makan. Lelaki itu mengambil sendok dan memberikan nya satu pada Mutia. "Terimakasih, Pak Aksa. Ngomong-ngomong Tante Rosi kemana ya Mas? Kok nggak kelihatan?" tanya Mutia. "Yah, kalau hampir jam 8 ini sih, Tante Rosi biasanya sudah pergi ke butiknya. Oh ya kamu sudah kenalan sama penghuni kos?""Sudah. Sama bi Inah juga. Alhamdulillah ban

    Last Updated : 2023-07-27
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 17. Sidang Keluarga

    Andi melajukan mobilnya kerumahnya dengan kecepatan sedang. Namun begitu terkejut nya lelaki itu saat melihat ada tulisan berwarna hitam di atas papan kayu yang tergantung di pagar. "RUMAH INI DIJUAL. BAGI YANG BERMINAT, SILAKAN HUBUNGI 081XXX."Andi terbengong-bengong melihat rumahnya yang sudah berlabel. Dengan mata melotot, dia mengucek matanya. Memastikan dia sedang tidak salah lihat. "Ya Tuhan, benar-benar si Mawar ini tidak bisa ditebak! Awas saja dia ya," gerutu Andi kesal. Dia segera meraih ponselnya dan menelepon istrinya. Nada sambung terdengar, tapi istri nya tidak menerima panggilan telepon darinya. "Ck, sialan. Dimana sih si Mawar ini!" Dicobanya sekali lagi untuk menghubungi ponsel sang istri. Tapi tetap saja istrinya tidak mau menerima panggilan darinya. "Duh, coba aku hubungi Aksara dan Novela dulu. Dimana mereka sekarang."Tanpa putus asa, Andi menekan kembali nomor telepon kedua anaknya. Hasilnya sama saja, Aksara tidak mau menerima panggilan telepon darinya.

    Last Updated : 2023-07-27
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 18. Larasati vs Mertua

    "Assalamualaikum." Andi dan Larasati menyapa seluruh penghuni rumah itu dengan dada berdebar. Ambar, mami Andi menatap Andi dan Larasati bergantian. Kemudian serta merta berdiri."Waalaikumsalam.""Kamu? Kamu perempuan yang datang merusak rumah tangga anak saya? Berapa tidak tahu malunya kamu!" seru Ambar sambil menuding wajah Larasati yang memucat. "Saya ...""Pelakor kan? Nggak usah menjelaskan diri. Saya sudah paham kamu adalah perebut laki orang. Dasar perempuan nggak tahu malu! Kamu itu cantik. Masa sama lajang nggak laku sih? Kenapa harus mau sama suami orang? Menikah diam-diam tanpa tanpa sepengetahuan istri pertama lagi! Malu-maluin perempuan! Kayak nggak punya harga diri saja!" sembur Ambar. Larasati dan Andi tercengang.'Astaga, sialan nih perempuan bau tanah. Berani-beraninya dia marahin aku. Awas saja ya, anaknya aku buat bucin dan menguasai harta maminya!' umpat Larasati dalam hati. "Mi, jangan begitu. Dia itu istri siriku. Aku sudah menikahi nya dengan sah menurut a

    Last Updated : 2023-07-27
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 19. Keanehan di kantor Andi

    Larasati tercengang mendengar kata-kata Ambar. Dengan tergesa, dia menggoyang-goyangkan bahu Andi. "Mas, Mas. Bangun dulu deh. Kenapa mami kamu nyuruh-nyuruh aku bikin sarapan?" tanya Larasati. Mukanya ditekuk dan terlihat kecut. Andi mengucek-ngucek matanya. Lalu melihat ke arah jam bulat yang menempel di dinding kamar. Sementara itu suara ketukan di pintu kamar berubah menjadi gedoran. "Laras! Bangun kamu! Kamu jangan enak-enakan molor! Kok bisa nggak sungkan sama orang tua?" Andi menatap wajah Larasati. "Kamu tururin apa kata mami dong. Kasihan mami gedor-gedor pintu. Beliau sudah tua. Kamu harus banyak ngalah sama beliau."Bibir Larasati mengerucut. "Ck, Mas. Gimana sih konsepnya? Aku kan istrimu bukan pembantu lho. Kalau bi Inah pulang ke kampungnya, harusnya cari asisten rumah tangga lain dong! Masa aku yang membereskan pekerjaan rumah tangga?" tanya Larasati merajuk. "Nyari ART itu nggak mudah, nanti lah aku cari lagi. Sekarang kamu turutin dulu apa kata mami. Mas nggak i

    Last Updated : 2023-07-27
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 20. Diturunkan dari Jabatan

    Andi berjalan di koridor kantor nya dengan dada berdebar. "Duh, kenapa nih si Bos manggil aku?" gumam Andi bingung. Andi berdiri di depan ruangan bosnya dan menata hati beberapa saat. Di kepalanya berkecamuk pertanyaan apa kesalahannya sehingga bos memanggil nya. Tangan Andi terangkat dan mengetuk pintu ruang direktur. "Masuk."Andi lalu masuk ke dalam ruangan Herman, direkrut perusahaan nya. "Ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya Andi. Herman menatapnya dengan serius. "Duduk, Pak Andi!" Andi menghela nafas lalu duduk di hadapan direktur utama perusahaan mobil itu. Herman menegakkan tubuhnya di kursi lalu menatap Andi dengan serius. "Kami mendapat laporan bahwa kamu dan tim kamu memanipulasi penjualan bulan lalu. Dan perusahaan merugi sampai 500 juta. Dan kamu sebagai ketua hanya ada dua pilihan, kembalikan uangnya atau kamu mau saya laporkan pada polisi."Andi mendelik. Dia baru ingat kalau diam-diam mengambil uang penjualan dari perusahaan nya sebagai tambahan untuk membeli

    Last Updated : 2023-07-27
  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 21. Larasati Kabur

    Beberapa saat sebelumnya, "Lho, kok kamu udah leha-leha sih? Kan cucian belum kamu bereskan? Rumah belum kamu bersihkan?" tanya Ambar mendelik saat melihat Larasati sedang mengecat kuku tangannya. Larasati langsung memandang mertuanya dengan menghela nafas panjang. "Haduh, Tante. Aku kan capek. Masa nggak boleh sih santai bentar. Lagian tuh Te, nggak jaman kalau sekarang itu istri masak. Istri itu yang penting bisa memuaskan suami agar suami nggak melirik ke perempuan lain," sahut Larasati cuek. "Kamu itu capek habis ngapain? Orang cuma masak mie dan telur gosong aja ngeluh. Kamu beda banget sama Mawar!"Mendengar nama Mawar disebut, Larasati yang semula berniat cuek dan acuh tak acuh pada mertuanya menjadi berani. "Duh, saya harus saingan sama lansia? Jelas bedalah saya dengan Mawar. Saya itu masih muda, cantik, seksi, lincah di ranjang, beda sama Mawar, Te. Jangan menyamakan kami dong!"Larasati memajukan bibirnya saat mendengar ocehan Ambar. "Kamu itu apa yang kamu tawarkan p

    Last Updated : 2023-07-27

Latest chapter

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 87. Dilamar dengan Mobil Ambulance (Ending)

    Aksara tampak tampan mengenakan kemeja lengan panjang keemasan dan celana hitam dari bahan drill. Di samping nya tampak Mutia yang berdandan natural dengan gaun selutut warna gold dari bahan perpaduan sifon dan kain tile.Di tempat duduk depan, tampak Riska sedang duduk manis mengenakan gaun dari satin setumit dengan ditemani oleh seorang laki-laki berkebangsaan Australia. Lelaki berambut pirang dan berwajah bule itu terlihat sangat mencintai Riska. Bule itu menggenggam erat tangan Riska lalu menciumnya dengan lembut. "Acara selanjutnya adalah acara yang pasti dinanti-nantikan oleh para undangan, yaitu melempar kan buket bunga kepada para undangan. Diharap semua tamu yang ingin mendapatkan lemparan bunga segera berkumpul di depan pelaminan."Suara pembawa acara membahana dan membuat aula hotel menjadi riuh. Beberapa tamu perempuan dengan bersemangat berkumpul di depan pelaminan dengan wajah harap-harap cemas. Aksara menyenggol Mutia dan memberikan kode pada kekasih nya untuk ikut b

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 86. Pernikahan Novela dan Ridho

    Novela berjalan perlahan memasuki kafe Gardenia. Hatinya berdebar kencang saat melihat laki-laki yang sangat dirindukannya. Sudah beberapa kali Novela mencoba membuka hati dan berkenalan dengan laki-laki lain di selama lebih dari enam bulan ini. Tapi entah kenapa tidak ada yang spesial seperti Ridho. Dan walaupun sudah lama sekali tidak bertemu dengan lelaki itu, Novela tetap masih hafal potongan rambut dan bentuk kepalanya sekalipun dari arah belakang. Novela menghentikan langkahnya sejenak lalu menghela nafas sebelum akhirnya dia maju lagi mendekat ke arah Ridho. "Mas Ridho."Ridho menoleh dan melihat ke arah Novela. Dua pasang mata saling menatap dengan penuh rindu. Dalam diam, tanpa kata, hanya hening di sekitarnya sudah cukup membuat sepasang anak manusia itu tahu bahwa mereka saling mencintai dan saling merindukan. "Kamu sudah datang dari tadi, Mas?" tanya Novela pelan. "Barusan kok. Oh ya, duduk Nov. Aku sudah memesan kan makanan favorit mu. Kwetiau kuah dengan jus jeruk d

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 85. Kematian Damar

    Lalu kedua anggota Intel itu melompat dan membekap mulut dan memukul leher belakang anak buah Damar. "Hmmmph! Hhmphhh!"Kedua anak buah Damar yang sedang berjaga di luar pintu depan lainnya berpandangan. Mereka langsung memahami jika telah terjadi sesuatu yang mencurigakan. Kedua anak buah Damar langsung mencabut pistol dari pinggang mereka dan langsung menuju ke arah semak-semak tempat kedua teman mereka menghilang. Namun baru berjalan beberapa langkah, dua anggota polisi melompat dari arah belakang. Dorrr! Dorrr! Namun sayang sekali kedua anggota polisi yang terakhir hendak melakukan penyergapan, tertembak karena rupanya anak buah Damar lebih dulu menarik pelatuk nya. Kedua anggota polisi itu langsung roboh di atas rerumputan. Kedua anak buah Damar mendelik lalu menodongkan pistol ke arah kepala anggota polisi. "Jangan bergerak! Katakan siapa yang menyuruh kalian!" seru salah seorang anak buah Damar.Salah seorang anak buah Damar lalu menunduk mendekat ke arah salah seorang

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 84. Penggerebekan

    Beberapa saat yang lalu,"Aksa, lokasi mobil pak Damar sudah ditemukan. Dua mobil ada di kota ini. Dan satu mobil di luar kota. Saat ini sedang dikejar oleh Ragil dan anak buahnya."Aksara yang sedang duduk di mobil di samping Ridho yang sedang mengemudikan mobilnya, sontak menoleh ke arah Ridho. "Mas, minta para polisi itu untuk share loct posisi nya sekarang! Ayo kita ikuti mobil polisi itu dan menuju ke tempat Mutia!""Tapi bahaya, Aksa! Biar polisi saja yang mengurus dan menyelamatkan Mutia!""Nggak bisa, Mas! Aku tidak akan bisa makan dan minum dengan tenang kalau belum memastikan Mutia baik-baik saja."Ridho tampak berpikir sejenak. "Tapi mereka bersenjata, apa kamu tidak takut terjadi sesuatu pada diri kamu?" "Aku juga punya senjata, Mas."Aksara menengok jok tengah mobilnya dan berdiri lalu menjulurkan badannya ke belakang untuk mengambil tas olahraga dari dalam nya.Mata Ridho membeliak saat melihat isi tas milik Aksara. Sepasang senjata api lars pendek, pelurunya, stunt g

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 83. Operasi Penyelamatan Mutia

    "Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu itu, Mas! Kamu sudah melakukan banyak hal yang membuat orang lain menderita. Kamu bukan lagi mas Damar yang aku kenal dulu!" seru Mutia tegas. Damar tertawa. "Hahaha, kamu benar sekali, Mutia. Aku memang bukan Damar yang miskin dulu. Damar yang dulu kan nggak punya apa-apa. Tapi lihatlah aku sekarang! Aku punya semuanya! Kamu bisa bahagia kalau menikah dengan ku!"Mutia terdiam sejenak. "Kalau kamu memang kaya, kenapa kamu malah ingin kembali padaku? Kamu kan bisa memilih perempuan lain yang masih gadis, ataupun janda lain yang lebih cantik dan seksi dariku kan banyak? Kenapa harus kembali padaku?! Atau kamu kan bisa kembali pada Larasati?" tanya Mutia. Damar tertawa menyeringai. "Karena aku mencintaimu, Mut!""Jangan bohong, Mas. Kalau kamua mencintaiku, kamu nggak akan selingkuh dengan Larasati! Jadi katakan saja apa alasan dan rencana kamu menculikku sampai melukai teman kosku?""Hm, nggak ada alasan khusus sih. Aku cuma merasa kalau ka

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 82. Menghubungi Polisi

    Aksara dan Ridho sampai di polres dan langsung bertemu dengan Ragil, intel polisi yang juga merupakan teman Ridho. Ragil mendengarkan penuturan Aksara dan Ridho secara sungguh-sungguh. "Baiklah ini harus diselidiki lebih lanjut. Karena masalahnya begitu kompleks, aku tidak bisa menyelesaikan hal ini sendirian. Perlu bantuan dari teman-teman ku yang lain, Dho," seru Ragil. Aksara menangkup kedua tangan Ridho. "Saya mohon tolong temukan Mutia secepatnya. Saya bersedia membayar berapapun agar Mutia ditemukan," sahut Aksara dengan sungguh-sungguh. Ragil menatap ke arah Aksara. "Saya akan melakukan upaya semaksimal mungkin untuk menemukan Bu Mutia. Bapak tenang dulu untuk menjawab beberapa pertanyaan yang akan saya ajukan," sahut Ragil. Lalu tak kemudian Ragil meraih ponsel dan menghubungi seseorang, lalu menjauh dari Aksara dan Ridho. "Halo, Elang darat satu. Cari semua Informasi tentang lelaki bernama Damar Wiryawan dan semua aset dan alamatnya. Saya membutuhkan jawaban secepatnya."

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 81. Diculik Damar

    Damar tersenyum menyeringai. Lalu segera meraih pistol yang memang telah disiapkan nya di pinggang nya lalu mengarahkan nya ke arah para penghuni kos. "Awas, kalian! Berani berteriak atau memanggil polisi, kalian akan kutembak!"Mutia dan warga kos lainnya terhenyak dan terkejut melihat perbuatan Damar. Damar segera melihat ke arah gelas berisi teh dan obat tidur di dekatnya. Lelaki itu dengan cepat mencengkeram bahu Mutia dan menodongkan pistol ke kepala Mutia. "Minum teh itu sampai habis sekarang! Atau kuledakkan kepala kamu!"Mutia terdiam. Sampai matipun dia tidak akan pernah mau minum teh dengan obat tidur itu. Mutia juga berusaha untuk mengulur waktu agar Aksara bisa membujuk Ridho untuk lapor polisi dan membuka kembali kasus adik dan ayahnya. "Heh, kenapa kamu diam, Hah! Kamu tuli, Mut? Minum tehnya atau aku tembak teman kamu ini!"Mutia terkesiap. Dalam hati bertanya-tanya apakah Damar tega menembak beneran. Tapi dia yang menduga Damar melakukan pembunu han terhadap Herman,

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 80. Rencana Cadangan

    Beberapa saat sebelumnya, firasat Mutia yang mengatakan bahwa ada yang aneh dalam diri Damar, membuatnya mempunyai sebuah ide. Mulai dari pertemuan mereka hingga cerita Damar tentang orang yang memberikan kepercayaan pada Damar untuk mengelola tiga bentuk usahanya membuat Mutia sangat meragukan keterangan mantan suaminya itu. Maka dari itu dia meminta Damar untuk mampir ke apotik terdekat dengan alasan membeli obat merah dan plester untuk Damar padahal Mutia juga membeli obat tidur. Untung saja Damar tidak ikut masuk ke dalam apotik, dan bersedia menunggu di mobil. Sesampainya di kos miliknya Mutia segera turun dari mobil Damar dan menuju ke kamarnya. Mutia yang beralasan mengisi ulang ponselnya ternyata menelepon Aksara. "Halo, apa kamu sibuk, Mas?" tanya Mutia terdengar panik. "Baru saja jalan ke klinik. Mau praktek di klinik. Kenapa, Mut?""Aku bertemu dengan mas Damar.""Astaga, Damar mantan suami kamu itu?""Iya. Dan kejadian nya sangat aneh, Mas. Apa kamu ada waktu untuk me

  • SUAMIKU DI RANJANG SANG NYONYA    bab 79. Adu Siasat

    Mutia tercengang mendengar kata-kata Damar. Setahu Mutia, saat dia terakhir bertemu dengan Damar, Damar dan ibunya sedang mengemis di jalan. Mendadak sebuah ide melintas di kepala Mutia. Diam-diam dia ingin menyelidiki apakah ada hubungan motor nya yang terkena paku dengan kedatangan Damar, ataukah hanya murni sebuah kebetulan saja. Sekaligus Mutia ingin tahu bagaimana mungkin Damar bisa menjadi kaya dalam waktu singkat. "Ya sudah. Ayo, Mas."Mutia berjalan mengikuti langkah Damar memasuki mobilnya dengan waspada. Begitu masuk ke dalam mobil, langsung tercium aroma wangi yang menyergap hidung Mutia. Damar menyalakan mesin dan AC mobil nya. Keheningan menyergap sesaat. "Apa kabarmu, Mutia? Aku tidak sengaja lewat daerah sini saat bermaksud menengok kost-an ku di timur jalanan ini," ujar Damar tanpa diminta. "Alhamdulillah, baik. Sekali lagi aku mengucap kan terimakasih padamu karena telah menolong ku, Mas," sahut Mutia tersenyum. "Yah, sudah kewajiban ku kan menolong kamu, Mut.""O

DMCA.com Protection Status