Share

Bab 20

Mas Darius membalik badan.

"Eeeee! Tunggu, tunggu. Nggak bisa! Enak-enakan pulang ke rumah tetangga. Mau ke rumahnya Bu Meta? iya!"

"Makanya, suami pulang itu disambut dengan terhormat, dengan senyum dan cinta."

"Hmmmm ..." Ku buka senyum lebar-lebar.

"Gitu dong! Ayo masuk!" ajaknya.

***

Tidak ada salahnya jika aku meniru gaya Mas Darius dalam berbicara. Biar dia tau rasanya dikecoh dengan dengan plesetan kata. Ku pikir ini menarik.

"Mas, kira-kira diulang tahunmu bulan depan kamu mau minta apa?" tanyaku saat bersenda gurau di kamar.

"Mas nggak minta apa-apa."

"Yakin?"

"Aku cuma minta cintamu."

"Kalau cinta nggak perlu minta. Aku mau mendampingimu itu artinya aku mencintaimu, Mas. Yang ku tanya, barang. Misalnya Mas mau jam jangan atau apa gitu."

"Jam tangan juga tidak apa-apa," katanya.

"Itu saja, Mas. Nggak ada yang lain?"

"Nggak ada. Mas nggak suka barang aneh-aneh."

"Kira-kira mau dirayain nggak, Mas?" tanyaku lagi.

"Nggak perlu. Sudah tua juga. Malu sama umur.

"Tumben ngaku tua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status