Wajah Kenriki terlihat salah tingkah mendengar apa yang diucapkan oleh sang istri. Ia mengalihkan pandangannya tidak mau bertatap muka dengan Laura, namun, Laura mengarahkan wajahnya kembali hingga mereka kembali bertatapan. "Kamu enggak mau ngomong?" tanya Laura sambil menatap suaminya dengan sorot mata yang serius."Aku ..."Baru saja Kenriki bicara untuk merespon apa yang dipertanyakan oleh sang istri, tiba-tiba saja, terdengar pintu depan diketuk dari luar. Spontan Laura melepaskan pelukannya di tubuh sang suami, dan beranjak ke arah pintu untuk membuka siapa gerangan yang ada di depan sana.Sepeninggal Laura, tubuh Kenriki merosot jatuh ke lantai. Setengah mati ia melawan perasaan takutnya saat berdekatan dan menyentuh istrinya, sekarang ia sudah tidak bisa menahannya lagi. Akan tetapi pria itu bisa merasakan, ada kemajuan yang terjadi pada dirinya. Beberapa hal berkelebat kembali di otak Kenriki dan wajahnya merah betapa tadi ia begitu terseret birahi ketika Laura memancingnya
Kenriki tidak mampu bicara ketika mendengar apa yang diucapkan oleh istrinya. Kedua telapak tangannya saling menggenggam, seolah berusaha untuk terlihat baik-baik saja ketika mendengar pertanyaan istrinya yang menyangkut rahasia besarnya tersebut.Perlahan, Laura meraih telapak tangan sang suami dan menggenggamnya dengan erat. "Belum bisa cerita? Enggak papa, jangan dipaksa, aku tunggu sampai kamu bisa cerita.""Aku merasa tidak punya wajah kalau orang lain tau apa yang sudah pernah aku lewati saat itu.""Aku bukan orang lain, aku istri kamu, bagaimanapun ceritanya, aku enggak merubah keputusanku untuk tetap bersama kamu, Ken."Kenriki diam kembali, seolah mengumpulkan kekuatan agar ia mampu terbuka dengan istrinya setelah sekian lama, ia tidak bisa melakukannya karena merasa orang lain tidak akan pernah bisa menerima itu dengan hati yang lapang. Ia khawatir dihujat, karena jika dihujat, kekuatannya untuk tetap melanjutkan hidup akan musnah padahal ia berusaha untuk mengumpulkan keku
"Maksud kamu, mereka memperkosa kamu?"Kenriki tertawa getir mendengar apa yang diucapkan oleh Laura. "Apakah kamu percaya ada seorang pria yang diperkosa?""Kenapa tidak? Mitha bilang kejadian seperti itu ada, tapi kebanyakan pria tidak mau mengatakannya karena orang beranggapan itu mustahil, padahal banyak juga pria yang mengalami hal itu.""Faktanya, tidak ada yang percaya tentang seorang pria yang diperkosa, kebanyakan masyarakat menilai, pria adalah pelaku, bukan korban.""Memang, tapi aku percaya karena Mitha juga mengatakan hal itu padaku, jadi, apakah para istri pejabat itu memperkosa kamu?"Genggaman tangan Laura dilepaskan oleh Kenriki. Lalu pria tersebut menaikkan lututnya dan menyembunyikan wajah serta kepalanya di sana, sementara dua tangannya menutup kepalanya seolah-olah tidak mau kejadian itu berkelebat di otaknya. Melihat kondisi suaminya demikian, Laura maju dan memeluk sang suami dengan erat, telapak tangannya mengusap punggung suaminya berusaha untuk membuat pera
"Apa maksudmu?" Wajah ayahnya Lyoudra dan Laura terlihat sangat terkejut ketika mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh anak buah rentenir itu. Lyoudra segera menyeret pria bertubuh besar tersebut keluar setelah sebelumnya mengatakan akan mengusir pria itu pada ayah dan ibunya.Awalnya, pria bertubuh besar itu tidak mau menuruti apa yang diinginkan oleh Lyoudra. Namun, ketika melihat kode yang diberikan oleh Lyoudra, pria itu jadi patuh. "Aku punya tawaran bagus untuk kamu dan bos kamu, tapi kita tidak bisa bicara di sini karena orang tuaku nanti akan mendengar, ikuti aku, tapi jangan terlihat orang tuaku kalau kamu mengikuti aku, paham?" katanya pada pria tersebut, setelah ada di luar rumah, dan anak buah rentenir itu hanya mengiyakan.Mereka segera bergerak menjauhi rumah Lyoudra dan kedua orang tuanya, sampai akhirnya berhenti tepat di depan tikungan karena sudah merasa aman."Bos kami tidak tertarik pada wanita yang pernah sakit parah, jadi kamu tidak perlu menukar tempat La
Sekujur tubuh Laura membeku menerima perlakuan suaminya yang tidak pernah ia kira sebelumnya. Kenriki menciumnya! Kali ini bukan karena ingin berakting seperti sebelumnya, atau karena ia yang memancing, tapi suaminya berinisiatif sendiri melakukan hal itu, bagaimana tidak membuat Laura panas dingin?Wajah Laura merah merona, tapi wanita tersebut balik mencium pipi Kenriki untuk menyamarkan rasa salah tingkahnya di hadapan sang suami, ini membuat Kenriki tersenyum."Hati-hati, jangan pikirkan aku, aku baik-baik saja, kamu sudah mengurus aku dengan sangat baik, aku pasti akan cepat sembuh."Laura mengangguk mendengar apa yang diucapkan oleh sang suami. Wanita itu masih merasakan hatinya dipenuhi bunga hingga ia menjadi seseorang yang benar-benar bahagia sekarang ini. Suaminya yang sulit disentuh dan menyentuh sekarang justru berinisiatif untuk mencium lebih dulu, Laura benar-benar tidak bisa berhenti tersenyum sekarang.Dengan wajah riang, Laura pamit berangkat bekerja sambil mengingatk
Sambil bicara demikian, Lyoudra mendekati Kenriki, bergerak ingin mencium pria tersebut hingga Kenriki semakin merasa dirinya sekarang terancam. Pria itu mendorong Lyoudra dan apa yang dilakukan oleh Kenriki membuat Lyoudra terjajar ke belakang."Riki! Kau kasar sekali? Apa seperti ini sikapmu pada perempuan yang suka padamu? Kau tidak terpancing sama sekali melihat tubuhku?" Lyoudra yang berang karena didorong oleh Kenriki bicara demikian sambil membuka bra yang dikenakannya dan itu membuat area sensitifnya di bagian atas Lyoudra tidak lagi terhalang penutup apapun. Dalam keadaan seperti itu, Lyoudra mendekati Kenriki sambil terus menggoda suami adiknya tersebut, tidak peduli keadaan Kenriki yang benar-benar kepayahan karena perbuatannya. Kenriki yang muak dengan sikap agresif Lyoudra, berusaha mengumpulkan kekuatan untuk melangkah ke arah pintu kamar yang ditutup oleh Lyoudra meskipun tidak dikunci karena Lyoudra tahu tidak akan ada yang datang melihat apa yang mereka lakukan lant
"Kau gila!!" teriak Lyoudra tidak percaya Kenriki bisa melakukan hal itu padanya. "Kau yang gila! Apa yang ada di dalam otak kamu hingga kau melakukan hal ini padaku? Aku suami adik kamu, tapi kau melakukan perbuatan seperti ini padaku, apakah itu tidak gila? Kau gila, Lyoudra!"Kenriki balas membentak, meskipun nada suaranya gemetar. "Sial! Kenapa pria ini sangat sulit untuk aku taklukan? Padahal aku bisa merasakan kelelakiannya menegang ketika aku menyentuh, artinya dia normal, tapi kenapa dia bersikap seperti ini? Dia tidak menyentuh Laura, tapi dia normal, dan dia juga tidak tertarik padaku, apa yang sebenarnya terjadi pada pria ini?"Lyoudra bicara sendiri, sambil menatap ke arah Kenriki yang juga tengah menatapnya sambil mengacungkan gunting ke arahnya. Ucapannya tadi juga didengar oleh Kenriki, hingga pria ini semakin merasa terancam, karena Lyoudra menilai ia sedikit terpancing ketika diperlakukan agresif seperti tadi oleh sang kakak ipar.Terpancing karena ia normal, bukan
Pertanyaan sang suami membuat Laura jadi terkejut. Khawatir Kenriki tersinggung, Laura buru-buru menggenggam jemari tangan suaminya."Enggak gitu, aku enggak jijik, cuma, aku enggak rela ada wanita lain yang melakukan itu padamu, Ken, rasanya aku benar-benar tidak rela."Wajah Laura merah menahan malu ketika mengucapkan kata-kata itu pada suaminya dan hal ini membuat perasaan Kenriki jadi membuncah. Perasaan takutnya terobati karena perasaan sejuk akibat mendengar pengakuan sang istri. Ini membuat Kenriki perlahan balas menggenggam jemari tangan istrinya."Apakah, kau sekarang cemburu, Laura?" tanya Kenriki hati-hati dengan nada suara yang terdengar gemetar meskipun kondisinya tidak separah tadi.Laura yang tadi tidak mau menentang tatapan mata Kenriki akhirnya perlahan berusaha untuk mengatasi perasaan malu dan gugupnya karena ia harus menjawab pertanyaan sang suami jika tidak mau suaminya justru salah paham kembali."Aku cemburu.""Apa?""Iya, aku cemburu, siapapun yang berani menye