"Sayang, bangunlah, bukankah kamu berjanji akan menikah denganku? Kenapa kamu hanya bisa diam dan tidur disana," lirih Rehan sambil menatap sang kekasih yang masih setia dalam diam.
Tiga jam sebelumnya."Raina Awass!!" teriak Rehan.Lelaki itu berlari berusaha menarik sang kekasih, tapi sayang, dia terlambat, motor itu telah menghempas tubuh sang kekasih hingga terpental beberapa meter.Rehan segera berlari mendekati tubuh Raina. Melihat tubuh sang kekasih penuh dengan da*ah membuat hatinya terasa teriris. Namun, bukan itu yang menjadi prioritasnya saat ini, dia harus segera menyelamatkan nyawa sang kekasih. Lelaki matang itu segera menggendong tubuh kekasihnya, kemudian memasukkannya ke dalam mobil."Bertahanlah sayang," lirihnya.Rehan melajukan kendaraannya secepat mungkin supaya dia bisa cepat sampai di rumah sakit.Begitu sampai, lelaki itu tidak lagi memperdulikan mobilnya. "Suster, tolong," teriaknya.Begitu sampai di UGD, Rehan memeriksa sendi"Tolong Revan, aku tidak peduli dengan Keiko, tapi tolong, biarkan aku ikut, aku tidak akan mengganggu urusan kalian, aku hanya akan menjaga Raina selama 24 jam penuh," pinta Rehan setengah mengiba.Revan yang kesal akhirnya menganggukkan kepalanya. "Ikutlah, tugas kamu hanya merawatnya, bukan yang lain," putus Revan."Terima kasih, terima kasih," ujar Rehan seraya bangkit dari duduknya.Mereka akhirnya berangkat ke Jerman. Sepanjang perjalanan, semua orang hanya diam. Mereka sibuk menyalahkan diri masing masing.Seandainya waktu bisa diputar, Revan akan menolak keras keinginan Raina untuk membela lelaki tua itu kalau akhirnya akan menjadi seperti ini. Begitu pun dengan Rayyan, lelaki itu merutuki kebodohannya mengikuti kemauan sang adik.Berbeda dengan Rehan, lelaki itu tidak pernah menyesali pertemuannya dengan Raina. Dia sangat mencintai wanita yang tengah tergolek lemah di hadapannya ini.Meskipun dia tidak akan pernah bisa menikah dengan Raina, karena Leona pernah menjadi istrinya
"Pi, Raina Pi," teriak Leona.Semua mendekat ke brankar Raina. Ryu langsung memeriksa denyut nadi sang putri. Dia pun menempelkan telinganya di dada Raina. Ryu langsung memeluk tubuh sang istri."Tidaakk! Jangan pergi Nak, jangan tinggalin Mami," tangis Leona pun pecah. Semua anggota keluarga itu pun saling memeluk satu sama lain. Berharap, semua ini hanya mimpi. Namun sayang, putri tercinta mereka telah pergi untuk selama lamanya."Ayo kita pulang, kita urus pemakamannya di Indonesia saja," kata Ryu.Perawat segera mengambil alat yang masih menempel di tubuh Raina. Proses pemandian jenazah mereka serahkan pada pihak rumah sakit. Karena setelah itu, mereka akan membawanya pulang."Kita pulang ya sayang, bukankah kamu ingin pulang?" kata Ryu seraya memandang wajah sang putri untuk terakhir kalinya.Leona pingsan kembali saat melihat tubuh sang putri ditutup oleh kain putih. Sembari menunggu Leona sadar, jenazah Raina dibawa perawat keluar untuk dibersihkan.Hampir 1 jam menunggu, kini
Di belahan bumi lainnya."Nyonya mohon ditandatangani," kata sang pengacara."Apa ini Tuan?" tanya Nayumi bingung."Ini adalah surat perceraian Nyonya dengan Tuan Revan," jawab pengacara itu.DegJantung Nayumi berdetak kencang. Dia tak menyangka, setelah hampir beberapa bulan menikah, ternyata diceraikan juga."Harusnya aku sadar, kalau aku tidak akan bisa mengalahkan cinta Mya, meskipun aku saat ini mengandung anaknya," batin Nayumi.Dia menatap nanar dokumen perceraian yang sudah ditanda tangani oleh sang suami."Ini ada surat untuk Nyonya, sebelum menandatangani surat ini, Nyonya harus membacanya dulu, begitu kata Tuan," ujar sang pengacara.Nayumi membuka surat dari sang suami.Teruntuk Nayumi.Sebelumnya, aku minta maaf. Namun, aku tetap harus mengambil keputusan ini. Keiko, Mamamu telah menyuruh orang untuk menabrak adikku hingga dia meninggal hanya karena cemburu adikku dekat dengan Papamu.Dia adalah adikku satu satunya,
"Tuan, jari Nyonya bergerak."Teriakan perias istrinya membuyarkan lamunan Rehan. Lelaki itu segera berlari menuju ke kamar.Ternyata benar ucapan perias itu. Jari-jari sang istri bergerak. Rehan lalu duduk di samping sang istri."Sayang, kamu sudah sadar?" tanya Rehan sambil memeriksa tubuh sang istri.Raina pun membuka matanya. Dia tersenyum melihat wajah tampan Rehan ada di depannya."Aku ada dimana?" tanyanya."Ohhh, syukurlah, ternyata obat dari Dokter Gregory sungguh ampuh. Terima kasih Ya Allah," ujar Rehan. Lelaki itu berkali kali mencium istrinya. Dia tidak percaya dengan anugerah yang Tuhan berikan untuknya."Kakak belum jawab pertanyaan Rai," omel Raina."Ohh iya, aku lupa, maaf ya sayang. Maafkan suamimu yang pelupa ini. Saat ini, kita berada di rumah kita," jawab Rehan."Rumah kita?" ulang Raina."Iya sayang, lihat, kita baru saja menikah. Dan aku bersyukur, Allah memberiku banyak anugerah di hari kita menikah," kata Rehan.Lelaki itu tak henti-hentinya bersyukur, karena
"Mami, apa Mami mimpi buruk lagi?" tanya Ryu sambil mengusap dahi sang istri yang penuh dengan keringat."Hiks, hiks, Mami mimpi Raina Pi, dia masih hidup, tapi dia lebih memilih tinggal dengan seorang lelaki yang wajahnya tidak terlihat jelas di mimpi Mami," tangis Leona.Ryu mengusap usap bahu sang istri. Dia tahu kalau kepergian Raina sangat mengguncang istrinya, sejak kematian sang putri tujuh belas tahun yang lalu, Rainalah yang mampu membuat Leona kembali ceria.Flashback"Maaf Tuan, putri Anda meninggal saat berada dalam kandungan," kata dokter yang membantu Leona melahirkan.Ryu terduduk di lantai mendapati putri satu-satunya meninggal bahkan sebelum dia melihat dunia. Sementara Leona pingsan karena shock mendengar kabar kematian putrinya."Maafkan Papa sayang, Papa menyesal, seandainya Papi tidak mengajak Mamimu, mungkin kamu masih ada," sesal Ryu.Ya, Leona terpaksa melahirkan sebelum waktunya karena kecelakaan saat pergi menemani Ryu seminar. Mobil mereka dihantam oleh truk
Di Belahan Bumi lainnya."Madam, aku punya barang baru," ujar lelaki dengan tubuh penuh tato itu."Mana, coba lihat," kata wanita dengan berambut pirang itu yang biasa disebut Madam Rachel ituLelaki itu segera membuka penutup kepala Keiko. Madam Rachel memandang Keiko dari bawah sampai atas."Apa kamu gila? Wanita tua begini, siapa yang mau," decak Madam Rachel.Memang benar sih ucapan Madam Rachel, wanita tua seperti Keiko mana laku kalau disandingkan dengan wanita-wanita seksi dan cantik lainnya. Namun, dia sudah diberi uang oleh atasannya untuk membawa wanita ini ke rumah bordil."Terus gimana dong Madam? Aku udah dikasih uang ama Bos, suruh bawa dia kesini," keluh lelaki bertato itu."Kamu bawa balik aja, kamu jadikan dia teman tidurmu juga nggak apa. Daripada dia ada di sini, merusak rating rumahku saja," omel Madam Rachel.Lelaki itu tampak berpikir, sedetik kemudian dia tersenyum licik. Setidaknya, wanita ini berguna untuknya."Ayo ikut aku," kata lelaki itu.Dia menyeret Keik
Rumah Ryu di Jepang."Kak, bolehkah aku meneleponmu?" pesan Nayumi pada Revan.Hampir setengah jam menunggu, tak kunjung mendapat balasan dari sang suami. Karena sudah tak tahan lagi, wanita itu pun nekat menelepon mantan suaminya.Nayumi menunggu dengan gelisah, karena sudah hampir 3 kali mengulang masih juga belum ada jawabanWanita berperut buncit itu pun menangis. Dia sangat merindukan sang mantan suami. Berbulan bulan dia menahan rindu pada mantan suaminya. Hampir setiap malam dia tidur mengenakan kemeja sang suami agar sedikit mengobati rasa rindunya.Kini, dia sudah tidak tahan lagi. Entah itu karena bawaan orok atau karena dirinya sendiri."Sabar ya sayang, bagaimana kalau kita menjenguknya ke Indonesia? Kamu pasti senang bisa melihat Papamu," gumam Nayumi sambil mengusap-usap perutnya.Kandungan Nayumi saat ini sudah berusia 8 bulan lebih. Perkiraan dokter, 3 minggu lagi, dia akan melahirkan. Meski dia tahu resiko penerbangan yang akan dia jalani
Di Perusahaan Ar-Rayyan Group."Apa yang kamu lakukan di kantorku?" Bentak Rayyan pada seorang wanita yang tengah membersihkan ruangan Rayyan.Wanita yang tengah memandangi dan menciumi foto atasannya itu terperanjat hingga menjatuhkan bingkai foto yang dia bawa tadi. Alhasil, pecahlah kaca pigura foto itu."Astaghfirullah," ucapnya.Gadis itu segera membersihkan pecahan kaca itu dan mengambil fotonya."Siapa kamu? Kenapa kamu ada di ruangan saya? Dan kenapa kamu memegang foto keluarga saya?" Cecar Rayyan.Gadis itu tampak ketakutan. Badannya sudah gemetar mendengar bentakan Rayyan."Ma-af Tuan, saya tidak bermaksud apa-apa. Tadinya, saya mau membersihkan ruangan Anda, tapi saat melihat foto Anda, sebelum saya membersihkannya, saya melihatnya dulu," ucapnya sambil tertunduk.Rayyan tersenyum tipis, lelaki tampan itu memperhatikan gadis yang ada di hadapannya ini dengan seksama. Wajahnya sangat cantik, kulitnya putih dan terawat. Bibirnya yang merah al