Di Perusahaan Ar-Rayyan Group.
"Apa yang kamu lakukan di kantorku?" Bentak Rayyan pada seorang wanita yang tengah membersihkan ruangan Rayyan.Wanita yang tengah memandangi dan menciumi foto atasannya itu terperanjat hingga menjatuhkan bingkai foto yang dia bawa tadi. Alhasil, pecahlah kaca pigura foto itu."Astaghfirullah," ucapnya.Gadis itu segera membersihkan pecahan kaca itu dan mengambil fotonya."Siapa kamu? Kenapa kamu ada di ruangan saya? Dan kenapa kamu memegang foto keluarga saya?" Cecar Rayyan.Gadis itu tampak ketakutan. Badannya sudah gemetar mendengar bentakan Rayyan."Ma-af Tuan, saya tidak bermaksud apa-apa. Tadinya, saya mau membersihkan ruangan Anda, tapi saat melihat foto Anda, sebelum saya membersihkannya, saya melihatnya dulu," ucapnya sambil tertunduk.Rayyan tersenyum tipis, lelaki tampan itu memperhatikan gadis yang ada di hadapannya ini dengan seksama. Wajahnya sangat cantik, kulitnya putih dan terawat. Bibirnya yang merah alRumah Sakit di daerah K"Jadi ini sugar baby-nya dokter Rehan. Pantas saja dokter Rehan tidak pernah peduli ketika aku menggodanya," ujar seorang perawat senior saat membuka grup chat rumah sakit."Kok, wanita itu mau ya? Padahal, dia kan cantik, untuk mencari pria muda, tentu tidaklah sulit. Kenapa harus memilih menjadi sugar baby," sahut perawat B."Dokter Rehan kan kaya, pastilah dia mau," celetuk perawat C.Gosip tentang Raina dan Rehan semakin panas, apalagi saat keluar foto-foto Rehan yang sedang menggendong Raina. Sementara orang yang mereka gosipkan sedang bergelung dalam selimut setelah menghabiskan malam panas mereka. Hari ini mereka libur, jadi mereka memanfaatkan kebersamaan mereka dengan aktifitas ranjang."Sayang, tidak lapar kah?" tanya Rehan yang baru saja terbangun."Jangan ganggu aku Daddy, aku masih ngantuk," kesal Raina.Wanita itu marah karena sang suami yang tak henti-hentinya mengajak dia bercinta."Aku lapar sayang, kita cari makan yuk," ajak Rehan."Pesan saja
Rumah Sakit di kota J."Dokter, kemarin dokter Revan kemari," kata perawat yang mendampinginya."Ohh iya, kenapa dia tidak menemuiku?" gumam Silvia."Maaf dokter, kemarin dokter Revan menemui wanita yang kemarin baru saja melahirkan," sahut perawat itu."Siapa dia? Kenapa Revan mengenalnya?" gumam Silvia."Kita visit dulu saja, biarkan pasien di poli yang menunggu," kata Silvia.Wanita itu penasaran, siapa wanita yang ditemui oleh kekasihnya itu. Saat akan mendatangi ruangan Nayumi, dokter Silvia bingung karena tidak ada siapapun disana."Suster, kemana pasien 316?" tanya Silvia pada perawat jaga."Dipindahkan di ruang VVIP Dok, sama dokter Revan," sahut perawat itu.Hati Silvia sudah bergemuruh, dia yakin, kalau sang kekasih punya hubungan dengan wanita yang dia tolong kemarin.Saat Silvia akan membuka pintu, air mata Silvia jatuh dengan sendirinya. Disana, sang kekasih tengah mencium kening wanita yang dia tolong kemarin. Bahkan kedua orang tua Revan juga ada disana."Ehem ehem," Deh
Mata Rehan membola mendengar ucapan sang istri. "Apa-apaan mereka, sekarang Daddy tanya ama Mami, apa menurut Mami Daddy ini jelek?" tanya Rehan dengan kesal."Tidak, Daddy sangat tampan, meski usianya sudah cukup matang," jujur Raina."Berarti, Mami suka sama Daddy karena ketampanan Daddy," ujar Rehan sedikit narsis."Tidak Dad, bukan karena itu. Mami sendiri juga tidak tahu kenapa Mami suka sama Daddy, mungkin, karena ketulusan cinta yang Daddy berikan untuk Mami. Melihat Mami Leona begitu dicintai oleh Papi Ryu, membuat Mami menginginkan suami yang seperti itu. Dan itu terlihat di diri Daddy," ujar Raina penuh rasa cinta."Terima kasih Mami, Daddy tidak akan pernah menyakiti dan menyia-nyiakan Mami. Seperti yang pernah Daddy lakukan dulu," tentunya, kalimat di akhir hanya Rehan ucapkan dalam hati.Sementara itu, di Perusahaan Ar Rayyan, Mala sedang menunggu majikannya datang. Atasannya menginginkan jika dia membersihkan ruangannya saat dia ada disana, takut ada dokumen yang hilang k
"Rayyan! Apa yang kalian lakukan?" Sentak wanita yang telah menemani Rayyan sejak mereka masih duduk di bangku SMA.Mala langsung menjauh dari atasannya. Wanita itu merutuki kebodohannya yang terhanyut oleh ciuman sang atasan."Ck, ganggu aja," batin Rayyan."Siapa dia?" tanya wanita itu penuh selidik."Udah, loe nggak perlu tahu. Kamu ngapain kesini?" tanya Rayyan."Gue kesini karena disuruh ama Nyokap loe," kesal wanita yang menjadi sahabat Rayyan itu."Maaf Tuan, Nyonya, saya permisi dulu," ujar Mala sambil tertunduk malu."Hei, siapa yang memperbolehkan kamu pergi? Siapa kamu? Dan kenapa kamu mencium calon suami aku?" Bentak wanita cantik itu pada Mala.Mata Rayyan melotot, dia kesal pada sahabatnya yang selalu mengaku kalau dia adalah suaminya. Biasanya Rayyan tak pernah peduli, karena memang dia merasa beruntung dengan pengakuan yang dibuat oleh Siska. Namun, tidak untuk saat ini, Rayyan sangat menyukai Mala, dan dia tidak rela Mala menjauh
"Huek … huek." Raina terus mengeluarkan isi perutnya. Sejak subuh tadi, perutnya terus bergejolak. Dia bahkan sampai harus ijin tidak membuka kantornya karena keadaannya.Rehan tidak dapat menemani sang istri karena hari ini dia ada 2 jadwal operasi."Sayang, bagaimana kalau kamu ikut aku saja ke rumah sakit?" ujar Rehan yang tak tega meninggalkan sang istri di rumah sendirian.Mereka memang tidak memiliki pembantu. Rehan selalu membantu Raina membersihkan rumah. Memasak Raina lakukan jika wanita itu tidak lelah. "Tidak perlu, aku tidak apa. Mungkin sedikit masuk angin. Daddy pergilah," ujar Raina."Aku khawatir kamu kenapa-napa?" ujar Rehan."Tidak Daddy …" Belum sempat Raina meneruskan kalimatnya, wanita itu sudah tak sadarkan diri.Untungnya, Rehan segera menangkapnya. Jadi wanita itu tidak sampai terjatuh di lantai."Ya Tuhan, kamu kenapa sebenarnya? Suhu tubuhmu juga hangat," gumam lelaki tampan itu.Rehan segera membawa sang istri ke rumah sakit. Sampai di UGD Rehan segera meng
"Selingkuh? Siapa yang selingkuh?" tanya Rehan bingung."Daddy. Sejak kapan Daddy selingkuh sama suster Weni?" Ketus Raina."Aku? Selingkuh sama suster Weni?" tunjuk Rehan pada dirinya."Iya, dia bilang kalau Daddy telepon dia setiap hari, bahkan ngasih makanan ama dia," ketus Raina.Rehan menepuk dahinya, lelaki itu sedikit kesal dengan Weni yang telah berkata jujur pada sang istri. Kini, dia bingung harus berkata apa pada sang istri."Dengerin penjelasan Daddy. Daddy itu nggak pernah telepon dia, kalau Mami nggak datang kesini" terang Rehan."Maksudnya gimana?" ketus Raina."Begini Mami sayang. Biasanya, kalau Daddy ada operasi, kan Mami suka nungguin Daddy di ruangan Daddy. Nah terus, Daddy pesen sama suster Wenny buat jagain Mami," aku Rehan."Jagain Mami gimana?" ketus Raina yang masih kesal dengan sang suami."Ya, Daddy bilang sama dia kalau jangan ada yang masuk ke ruangan Daddy kalau Mami ada di dalam. Mami tahu, kedatangan Mami ke sini aja sudah menggemparkan seluruh isi rumah
"Raina," pekik Rayyan."Iya, aku Raina," jawabnya."Kamu beneran Raina?" tanya Rayyan setengah tidak percaya."Aku memang Raina. Darimana Anda tahu namaku? Dan siapa Anda?" Ketus Raina."Mamiii … Mamiii," teriak Rayyan sambil berlari ke dalam."Ada apa Ray? Kenapa teriak-teriak?" omel Leona."Raina Mi, Raina," ujar Rayyan sambil menyodorkan gawainya pada sang Mama.DegJantung Leona berdegup kencang saat pandangan mereka bertemu. Leona mengucek matanya kemudian melihat kembali gawai sang putra."Raina Sayang, kamu masih hidup Nak," tangis Leona pun pecah.Ryu, dan Revan langsung mendekati sang Mama kemudian mengalihkan pandangannya ke arah gawai Rayyan.Raina terdiam. Dia seperti dejavu melihat wajah orang-orang yang bergantian melihatnya."A-pa ka-lian semua mengenalku?" tanya Raina bingung."Sayang, kamu tidak ingat sama Mami? tanya Leona diiringi isak tangis."Mami?" Raina kembali bertanya."Iya Sayang, wanita yang sedang menangis ini Mamimu, aku Papimu, ini Kakak pertamamu, dan itu
"Bajingan, apa yang kamu lakukan di kamar putriku, hah!" Ryu pun menghajar Rehan membabi buta, meski usianya sudah matang tapi tenaganya masih cukup kuat untuk membuat Rehan babak belur.Bugh bugh bugh bughDarah segar mengalir di bibir Rehan. Lelaki tampan itu tidak berani melawan, karena memang, dia bersalah dalam hal ini."Pi, sudah Pi, cukup," teriak Raina.Ryu lalu memukul perut Rehan sebagai akhir pukulannya. Lelaki itu hanya meringis, sambil menahan sakit di perutnya.Leona memegangi suaminya. "Sudah Pi, kita disini mau bertemu Raina, bukan berkelahi," tekan Leona.Kedua pasangan itu pun beralih memeluk putri kesayangan mereka. Mereka tidak menghiraukan Rehan yang tidak bisa bangkit karena kesakitan.Melihat sang putri ada di depannya membuat Leona menangis karena bahagia, ternyata, sang putri masih hidup."Bagaimana kabarmu Sayang?" tanya Leona seraya membelai rambut sang putri.'Nyaman' itulah yang dirasakan oleh Raina saat ini."Baik, Mi," ucap Raina canggung."Mana suamimu?