Share

10. Kurang Ajar!

Author: TrianaR
last update Last Updated: 2024-11-22 08:55:04

Part 10

"Uhuk-uhuk!! Mas, tolong lepasin aku!"

Gala menggenggam leher Geni dengan kuat. Otot-otot tangannya menegang, urat-uratnya menonjol menandakan lelaki itu benar-benar marah

Gadis itu meronta, tangannya mencoba mendorong Gala namun sia-sia.

"Uhuk-uhuk!!"

"Mas, tolong lepasin. Aku minta maaf... aku benar-benar minta maaf," suara Geni tercekat, matanya memandang Gala dengan penuh ketakutan.

Geni merasakan sakit di lehernya dan juga sulit bernapas. Di dalam hati Geni, ia merasa menyesal. Sekaligus tak percaya Gala akan membvnuhnya dengan cara seperti ini.

Tiba-tiba, suara keras dari arah pintu mengalihkan perhatian mereka. Ibu Geni, yang baru pulang dari kondangan, melihat anaknya terdesak.

Buugghhtt!

Dengan cepat, Bu Wanda melangkah maju dan memukul Gala dengan tas belanjaan yang penuh. “Lepaskan anak saya!” teriaknya, suaranya penuh ketegasan.

"Toloooong .... tolooooong!" teriak Bu Wanda berharap para tetangga segera datang.

Gala, terkejut, segera melepaskan cengkramannya. Geni
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • SUAMI PENGGANTIKU SEORANG BOS   11. Pulang

    Aksara dan Dewi masuk ke dalam mobil setelah selesai membereskan semuanya. "Kita pulang dulu, izin sama bapak dan ibu, kemungkinan kita akan menginap di rumah papaku," ujar Aksara sembari mengemudikan mobil dengan pelan."Baik, Mas."Kendaraan roda empat itu melaju santai di jalanan yang cukup ramai. Alunan musik klasik mengiringi perjalanan mereka. Tanpa sadar, Dewi tertidur di mobil. Aksara menoleh, menatap istrinya sambil tersenyum. "Kamu pasti lelah ya?" lirihnya. Lelaki itu membiarkan Dewi terlelap.Mobil mulai melaju pelan saat sampai di jalan gang rumahnya. "Wi, Dewi, bangun ... kita sudah sampai," ujar aksara sembari membelai lengan istrinya dengan lembut.Dewi terkesiap, ia langsung mengerjapkan matanya pelan dan melihat ke luar jendela mobil. Ia menoleh melihat sang suami yang menatapnya."Mas, maaf aku ketiduran, tau-tau dah sampai aja di rumah.""Iya, tidak apa-apa. Kamu pasti capek banget habis bantuin aku. Ayo turun!"Dewi mengangguk. Aksara memarkirkan mobil di dep

    Last Updated : 2024-11-22
  • SUAMI PENGGANTIKU SEORANG BOS   12. Debat

    "Aku datang tidak untuk berdebat denganmu, Bel. Dimana Papa?"Bella mendengus. "Jadi, Mas menikah tanpa memberi tahu keluarga? Yang benar saja, Mas!""Aku akan menjelaskannya nanti."“Tidak bisa!” teriak Bella, terlihat kesal. “Kamu tidak bisa membawa orang asing ke sini, Mas!”"Dia bukan orang asing, Bel. Aku sudah menikahinya. Tolong bersikaplah dengan sopan! Dia kakak iparmu!"Bella berdecih, wajahnya tampak begitu sinis."Bella, dimana Papa?"Bella yang tak puas dengan kakaknya memilih menjauh, seolah mengabaikan pertanyaan Aksara. "Papa ada di belakang," ujarnya kemudian setengah berteriak.Aksara menghela napas, lalu menatap Dewi. "Maafkan adikku ya, Wi. Dia gak sopan sama kamu, sifatnya memang jutek kalau ketemu orang baru."Dewi mengangguk. "Iya, Mas, aku bisa maklum kok, dia pasti kaget lihat kamu pulang bersama seorang wanita."Aksara tersenyum kecil. "Iya. Ya sudah, Ayo, kita temui Papa! Mungkin Papa sudah menunggu."Dewi mengangguk, meski masih ragu, terlebih adik suaminya

    Last Updated : 2024-11-22
  • SUAMI PENGGANTIKU SEORANG BOS   13. Menentang

    Aksara dan Dewi masih berjalan pelan di koridor. Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar mendekat dan Ayah Aksara muncul dari ujung ruangan dengan ekspresi terkejut."Aksara, kau sudah pulang rupanya," sambut Pak Arif. Dia melirik ke arah Dewi. Keningnya mengernyit penuh pertanyaan."Siapa wanita yang kamu bawa pulang ini?" tanyanya, suaranya menggema namun penuh arti. Sebelah alisnya terangkat.Dewi terpaku sejenak. Ada rasa takut saat melihat pria paruh baya yang terlihat tegas di hadapannya itu.Aksara maju satu langkah. "Ini, Dewi, Pa. Dia istriku.""Istri?""Ya.""Sejak kapan kamu menikah?""Kemarin.""Kemarin? Kenapa kalian menikah diam-diam? Apa kalian tidak memikirkan kami?" suara Pak Arif menggema keras di ruangan itu, setiap kata yang diucapkannya bagai hantaman yang membuat Dewi semakin tertekan."Maafkan aku, Pa.""Apa di matamu keluarga sudah tidak berarti lagi?

    Last Updated : 2024-11-23
  • SUAMI PENGGANTIKU SEORANG BOS   14. Tidak Layak

    Part 12a"Aksara, jangan berani mengangkat suara padaku!” Aksara membungkukkan tubuhnya tanda memberi hormat. “Aku minta maaf, Pa. Aku pamit pulang dulu,” ujarnya dengan nada suara lebih rendah, ia tak ingin ayahnya lebih murka. Lelaki muda itu langsung beranjak hendak meninggalkan ruang kerja sang ayah.“Aksara, tunggu! Papa belum selesai bicara!”Aksara berhenti sejenak, “Aku akan bicara lagi dengan Papa setelah Papa merestui pernikahan kami. Aku tahu, Papa pasti butuh waktu untuk mencerna semua ini. Jangan terlalu menaruh harapan lebih pada anakmu yang tak berguna ini, Pa. Aku dan Dewi pamit dulu.”Tak ingin berlama-lama, pria itu lekas keluar ruangan meninggalkan ayahnya yang termangu akan ucapannya.Sementara itu ... "Oh, gadis pinggiran rupanya lagi bersantai di sini? Senang ya, gak ada beban," celetuk Bella dengan kata-kata pedasnya. Mendadak gadis itu datang mengejutkannya.Dewi menoleh melihat ke

    Last Updated : 2024-11-24
  • SUAMI PENGGANTIKU SEORANG BOS   15. Kami Pamit

    Part 12bSang ibunda menggeleng pelan.“Aksa menyayangi Dewi, Aksa juga menyayangi Mama, Aksa datang kesini karena ingin meminta restu pada Mama dan Papa, maaf ya, Ma kalau terlambat. Bukan karena kami tak menghormati kalian tapi ada suatu hal kenapa bisa begini. Tolong jangan salah memahami.”Kali ini sang ibunda mengangguk, ia menatap Dewi dengan mata berkaca-kaca seolah ingin mengucapkan sesuatu.Aksara meraih tangan ibundanya lalu diciuminya dengan lembut. “Maaf belum bisa membahagiakan Mama. Insyaallah, nanti Aksa dan Dewi akan sering datang menjenguk Mama. Tolong tetap bertahan ya, Ma. Semoga Mama bisa sembuh.”Wanita paruh baya itu Kembali mengangguk. Kali ini bibirnya terukir sebuah senyuman tipis.“Aksa dan Dewi pamit pulang dulu ya, Ma. Mama jangan lupa minum obatnya yang teratur,” ucap Aksara Kembali yang dijawab anggukkan kepala ibunya. Sebagai anak lelaki, Aksara termasuk anak yang lembut pada sang ibunda.

    Last Updated : 2024-11-25
  • SUAMI PENGGANTIKU SEORANG BOS   16. Video Viral

    Part 13Aksara tersenyum, lalu mengangguk. “Iya benar, aku mencintai kamu, Wi, bahkan jauh sebelum kamu berhubungan dengan Gala.”Dewi tercengang mendengarnya. "Tapi Mas gak pernah bilang apa-apa sama aku."Aksara tersenyum lagi. "Itulah yang aku sesali. Aku kurang gentleman. Kupikir dengan melihatmu setiap hari saja sudah cukup membuatku bahagia. Aku takut kamu menolakku dan akhirnya hubungan kita menjadi renggang. Atau bahkan yang terburuk kamu keluar kerja dari sini."Dewi terdiam sejenak. "Aku tidak ingin hal itu terjadi. Jadi kupikir, dengan melihatmu setiap hari tersenyum saja itu sudah cukup. Hingga akhirnya kamu bilang kamu sudah punya pacar dan serius ingin menikah. Saat itu, aku sempat tak bisa tidur selama berhari-hari, perasaanku kalut. Sampai aku coba untuk nenangin diri. Berkali-kali aku yakinin diri. Mungkin kamu memang bukan jodohku, aku harus legowo melihatmu bahagia dengan pria lain yang kamu cintai.""Sampai

    Last Updated : 2024-11-26
  • SUAMI PENGGANTIKU SEORANG BOS   17. Polisi?

    Part 13bAksara bangkit dari tempat tidur. Menatap jam bundar yang bertengger manis di dinding. "Ayo kita sholat dulu, biar hati dan pikiran kita tenang dan gak terpancing emosi. Masalah ini, biar aku yang urus ya," ucap Aksara.Mata Dewi memandang Aksara penuh harap. Ia pun segera menganggukkan kepalanya.Usai melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim, Dewi mulai membersihkan ruangan kamar dan juga toko, yang akan dibuka pukul delapan pagi. Sementara itu, Aksara sudah bersiap-siap, memakai kemeja kotak-kotak lengan panjang. "Aku tinggal dulu ya, Wi. Titip toko sebentar ya, nanti kalau yang lain sudah pada datang langsung suruh bikin bomboloni sama kue sus ya.""Sepertinya toko bakal sibuk hari ini ya, Mas.""Iya, yang masuk udah ada pesanan 200 kotak untuk bomboloni sama cupcake. Belum pesanan yang lain.""Alhamdulillah, berkah rezeki."Aksara tersenyum. "Sama seperti biasa ya, restock

    Last Updated : 2024-11-27
  • SUAMI PENGGANTIKU SEORANG BOS   18. Ini Tidak Adil

    Part 14 "Pak, tolong jangan bawa putri saya, Pak. Ini pasti salah paham! Putri saya tidak mungkin melakukan hal itu!" teriak Bu Wanda dengan jantung yang berdebar kencang. "Kami akan menyelidiki lebih lanjut. Jika ada bukti yang menunjukkan bahwa dia tidak terlibat, kami akan memperlakukannya sesuai hukum." "Ini semua tidak adil!" Geni berteriak, berusaha menahan tangis. Bu Wanda menggenggam tangan putrinya lebih erat, berusaha memberi dukungan. "Geni, tenang. Kita akan mencari cara untuk membuktikan bahwa kamu tidak bersalah." Bu Wanda termangu saat melihat anaknya digiring ke mobil polisi, ia pun bingung apa yang harus dilakukan sekarang. Terlebih para tetangga mulai berkumpul dan saling berbisik. “Bu, tolongin aku, Bu. Bebasin aku, Bu. Aku gak bersalah!” teriak Geni sesaat sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil. Mobil polisi itupun langsung melesat pergi meninggalkan halaman rumah

    Last Updated : 2024-11-28

Latest chapter

  • SUAMI PENGGANTIKU SEORANG BOS   32. Kelakuan Geni

    Part 21aDewi mendongak. "Geni? Kau sudah bebas?"Geni tersenyum sinis. "Kenapa? Mbak berharap aku terus di penjara?"Dewi menatap Geni dengan sorot mata terkejut. Kalung di tangannya nyaris terjatuh, tapi ia segera menggenggamnya erat. Ia menghela napas, mencoba menguasai diri."Bukan begitu, tapi siapa---""Hahaha, Mbak gak usah kepo tentang siapa yang menjaminku keluar, yang jelas aku udah ada di sini sekarang."Geni terus mendekat. Langkahnya yang percaya diri menciptakan suara yang memecah keheningan ruangan. Ia menyapu pandangannya ke sekitar rumah, lalu tertawa kecil—tertawa yang terdengar lebih seperti ejekan.Dewi bangkit berdiri, menghadapi Geni. Matanya menyipit, menyembunyikan kebingungannya."Lalu mau apa kamu kesini, Geni?"Geni mengangkat bahu. "Sepertinya aku akan sering main ke sini. Aku suka melihat ekspresi Mbak yang seperti ini—bingung, takut, tapi berpura-pura tegar."Senyumnya melebar, dan ia melangkah lebih dekat hingga wajah mereka hanya terpisah beberapa inci.

  • SUAMI PENGGANTIKU SEORANG BOS   31. Tak Sengaja Bertemu

    Part 20b“Kamu baik-baik aja kan?” Arjuna bertanya dengan nada khawatir.Dewi mengangguk. “Iya, terima kasih banyak, Mas! Aku hampir—” Dewi mulai menjelaskan, tapi Aksara tiba-tiba muncul, ia berlari tergopoh-gopoh menghampirinya.“Dewi! Apa yang terjadi?” Aksara melihat ke arah mereka berdua dan terkejut. “Kamu di sini, Arjuna?”“Aku cuma bantuin istrimu, dia hampir tertabrak,” jawab Arjuna, terlihat sedikit canggung.Aksara menghela napas, merasa lega melihat Dewi baik-baik saja. "Terima kasih, Arjuna."“Gak masalah. Yang penting dia selamat,” jawab Arjuna datar. Ia segera bangkit berdiri dan melangkah pergi meninggalkan mereka.Aksara menatap saudara kembarnya, yang saat ini hanya memakai kaos oblong, dan beberapa noda bekas oli di celana jeansnya."Tunggu!" Aksara mencegat langkahnya. "Kenapa kamu selalu pergi sebelum aku selesai bicara?" Arjuna menghentikan langkahnya. "Aku harus kembali kerja."

  • SUAMI PENGGANTIKU SEORANG BOS   30. Hampir Tertabrak

    Part 20Aksara dan Dewi duduk santai di teras belakang sambil menikmati secangkir kopi. Mereka menanti kue yang dibuat Aksara untuk sampel produksi besok pagi. Suasana malam itu tenang, dengan angin sepoi-sepoi yang menyegarkan.“Maaf ya, Wi, aku belum bisa memberikan rumah yang nyaman untukmu. Kita masih sempit-sempitan tinggal di sini,” ucap Aksara, matanya menerawang jauh ke depan, merenungkan keadaan mereka.“Tidak apa-apa, Mas. Aku justru senang. Di sini terasa lebih hangat. Apalagi ada aroma kue yang manis,” Dewi menjawab dengan lembut, matanya berbinar saat merasakan kehangatan dalam situasi sederhana itu.Aksara tersenyum, merasa lega mendengar jawaban Dewi. “Aku sengaja tidak memperpanjang sewa di perumahan, karena tadinya ingin pulang saja dan tinggal di rumah, tapi kenyataannya berkata lain.”“Mas, kamu sudah memberikan banyak untukku. Kalau kamu rindu suasana rumah, kita bisa pulang ke rumah orang tuaku. Kita kan sudah menjadi

  • SUAMI PENGGANTIKU SEORANG BOS   29. Curi Kesempatan

    Part 19b.Bella terdiam, pertanyaan ayahnya mengusik pikirannya. “Aku cuma gak mau Mas Aksara seperti Mas Arjun, ia benar-benar pergi dan bahkan gak peduli lagi dengan kita!”Pak Arif menatap Bella lebih dalam setelah mendengar nama Arjuna disebut. Wajahnya mengeras sejenak, mengingat putranya yang lebih memilih pergi menjauh dari keluarga dan tidak pernah kembali. Suasana makan malam itu tiba-tiba terasa semakin tegang, seolah beban masa lalu ikut hadir di antara mereka.“Arjuna berbeda, Bella. Jangan bandingkan Aksara dengan Arjun,” ujar Pak Arif dengan nada dingin, jelas menunjukkan bahwa topik Arjuna bukanlah sesuatu yang ingin ia bahas lebih jauh.“Tapi Pa, Mas Aksa bisa aja mengikuti jejak Mas Arjun kalau Papa terus membiarkan ini terjadi. Dewi bisa mempengaruhinya, dan dia akan meninggalkan kita juga!” Bella mengucapkannya dengan nada getir dan penuh kekhawatiran.Pak Arif meletakkan kedua tangannya di meja, menatap putri

  • SUAMI PENGGANTIKU SEORANG BOS   28. Minta Maaf

    Part 19Bella terdiam sejenak, matanya menatap tajam ke arah Aksara. “Minta maaf? Serius, Mas? Kamu suruh aku minta maaf sama dia?”Aksara mengangguk tegas. “Iya, Bella. Dewi gak bersalah, dan video itu sudah terbukti palsu. Polisi sudah menangkap orang yang menyebarkan dan mengeditnya. Jadi, gak ada alasan lagi untuk kamu menuduh Dewi.”Bella menghela napas panjang, lalu memutar bola matanya dengan kesal. “Mas, aku cuma khawatir sama kamu. Gak mungkin aku sengaja nyakitin perasaan kalian. Tapi aku gak bisa langsung percaya begitu aja!”“Percaya atau nggak, fakta sudah berbicara, Bella. Dewi sudah difitnah, dan kita harus berdiri di sampingnya, bukan malah menambah bebannya,” tegas Aksara.Dewi yang mendengar pembicaraan itu dari balik kasir, merasa hatinya kacau. Di satu sisi, ia senang karena Aksara begitu membelanya, tapi di sisi lain, ia juga merasa terluka oleh cara Bella menilainya.“Bella,” Dewi akhirnya angkat bicara, sua

  • SUAMI PENGGANTIKU SEORANG BOS   27. Penyelidikan

    Part 18b “Istri Aksara, awasi dia juga apa yang dia lakukan selama ini.” “Baik, Bos.” “Laporkan apapun yang mereka lakukan.” “Siap, Bos!” Panggilan itupun berakhir. Satu jam kemudian, teleponnya berdering. Nama Gito tertera dalam layar ponselnya. Ia adalah asisten pribadinya yang melaporkan hasil penyelidikan awal soal Dewi. “Pak Arif, saya sudah mencari informasi soal Dewi. Data tentang Dewi saya kirim ke email bapak ya!” “Hmmm …” “Ternyata, dia tidak punya catatan buruk ataupun riwayat pekerjaan yang mencurigakan. Dia juga tidak pernah bekerja di tempat-tempat yang seperti dugaan Bapak. Justru dia bekerja di tempat Mas Aksara." Pak Arif terdiam sejenak, lalu mendengus kasar. “Itu tidak mungkin! Tapi bagaimana dengan video itu? Video itu jelas-jelas menunjukkan dia melakukan sesuat

  • SUAMI PENGGANTIKU SEORANG BOS   26. Fitnah

    Part 18 Dewi terdiam, terkejut dengan permintaan buliknya. "Tapi, Bulik, Geni sudah melakukan kesalahan. Dia harus menghadapi konsekuensinya." "Dia tidak bersalah, Dewi! Bulik yakin dia tidak bersalah. Dia hanya terjebak dalam situasi yang tidak adil. Tolong, pikirkan lagi, Nak. Bulik mohon," ujar Bu Wanda dengan nada penuh harap. Dewi menatap buliknya yang berlutut, rasa cemas dan bingung menyelimuti pikirannya. Belum lagi para pembeli yang menatap ke arah mereka sambil saling berbisik. "Bulik, bangunlah. Kita bicara di belakang saja," ujar Dewi. Bu Wanda menggeleng pelan. "Bulik gak akan bangun sebelum kamu mau membantu Geni. Kamu tahu kan, Geni itu satu-satunya putri Bulik, dia kehidupan Bulik, Bulik gak bisa hidup tanpa dia." "Aku tidak tahu apakah aku bisa membantu. Itu bukan keputusan yang bisa diambil secara sembarangan." "Jadi, kamu benar-benar gak mau membantu Bulik, De

  • SUAMI PENGGANTIKU SEORANG BOS   25. Tolong Bulik, Wi!

    Part 17bLho terus, apa yang lu lakuin di sana.""Itu dia, ceritanya cukup rumit ...." Arjuna mulai menceritakan kejadian yang baru saja di alami olehnya di toko saudara kembar."Jadi dia salah paham dikira lu yang berantakin toko dan nyakitin istri lu?""Hmmm begitulah. Suasananya gak enak banget tadi. Bener-bener bikin gue panas. Pengin marah tapi gak bisa."Rudi mengulum senyum lalu menepuk-nepuk punggung sahabatnya itu. "Lain kali saja kau coba lagi untuk bicara sama dia.""Halaaah males gue! Mungkin memang seharusnya putus hubungan saja dengan mereka. Biar bebas ...""Hei, itu tidak adil sama diri lu sendiri. Mungkin sekarang lu masih butuh waktu, gue paham itu. Tapi percaya sama gue, seiring berjalannya waktu lu akan berdamai dengan keadaan itu. Pokoknya lu jangan nyerah, Sob. Masih ada banyak jalan menuju roma.""Huuu sok iyee lu!""Hahaha, Sob, gue lagi jadi motivaror lho, harusnya lu dukung. Ud

  • SUAMI PENGGANTIKU SEORANG BOS   24. Dua Kemungkinan

    Part 17"Ada dua kemungkinan, Mas."Aksara mengerutkan keningnya. "Apa?""Kemungkinan pertama mungkin memang hanya kebetulan, dan ini cara Allah mempertemukan kalian lagi."Aksara mengangguk. "Terus?""Kemungkinan kedua, mungkin saja dia sengaja datang dan ada sesuatu yang ingin dia bicarakan denganmu, hanya saja situasi tak mendukung. Jadi dia belum"Kamu benar, Dewi. Harusnya tadi aku tak bersikap gegabah. Tapi sekarang aku tidak tahu dimana dia tinggal."Dewi meraih tangan Aksara. "Mas, kita sholat dulu yuk. Biar pikiran kita fresh. Yang lainnya kita pikirkan nanti."Aksara mengangguk, merasakan ketenangan saat Dewi mengajaknya sholat. Setelah selesai, mereka duduk sejenak, mencoba merenungkan apa yang terjadi."Bagaimana kalau kita mencari tahu Mas Arjuna dari teman-temannya?" saran Dewi. "Mungkin mereka bisa memberi tahu di mana dia tinggal.""Ya, itu ide yang bagus," jawab Aksar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status