“Dante…ahh tunggu.” Serena menahan dada bidang suaminya saat pria itu mulai menjelajahi leher jenjang miliknya dan mulai melepas pakaian kerja milik Serena.
Dante manatap istrinya dengan tatapan yang penuh gairah dan mendambakan tubuh istrinya yang memang sudah lama tidak dia sentuh setelah mereka bertengkar terakhir kali. “Kenapa sayang? Aku sudah tidak tahan kau pikir aku tidak menderita selama beberapa hari ini menahannya?” kesal Dante sambil memperhatikan wajah Serena.
“Aku tau!” jawab Serena cepat. “Tapi lihat ini, dadamu masih berdarah aku akan memanggil Dominic untuk mengobatimu dul—
Belum sempat Serena berucap dan hendak meraih Hpnya untuk menelpon Dominic yang merupaka seorang dokter, Dante langsung mencegahnya untuk pergi dengan menahan pinggang gadis itu.
“Aww…” lirih Serena saat Dante menariknya mendekat sehingga Serena kini duduk di pangkuan pria itu dengan kedua kaki d
"Apa yang kau katakan tadi, sayang? Coba ulangi?" Dante bertanya sambil menatap istrinya dengan intens. Tatapan penuh gairah dari manik mata cokelat milik Dante tak pernah gagal membuatnya jantungnya berdebar kencang. "Ahh...Dante cepatlah aku sudah tidak tahan," keluh Serena saat Dante malah berhenti menjelajahi tubuhnya, padahal dia sudah siap untuk diterjang habis habisan malam ini, karena mereka sudah tidak melakukannya selama beberapa hari semenjak Serena ketahuan bertemu dengan Nico secara diam-diam. "Kau ingin apa hm? Kau ingin aku mencium setiap inci tubuhmu tanpa terkecuali? Katakan secara jelas Serena, katakan hanya aku yang bisa melakukannya," ucap Dante dengan suara beratnya dan hembusan napas panasnya yang membara. Posisi Dante tepat menindih tubuh mungil namun seksi Serena dengan kedua tangan wanita itu yang diletakkan di atas, sehingga Serena tak mampu berkutik selain menatap manik mata penuh gairah suaminya. "Hmm....yaa aku menginginkannya," ucap Serena dengan desa
“Ahhh Dantee aku sudah sangat lelah, lanjutkan besok saja,” ucap Serena dengan suara pelannya saat suaminya itu mulai melancarkan aksinya di sebuah bathup kamar mandi mewah.Keduanya tengah telanjang di bawah air hangat yang penuh dengan busa itu, ditambah lilin aroma terapi yang menambah keintiman suasana itu. Tapi bagi seorang konglomerat seperti mereka itu hanya hal biasa.Tapi kali ini Serena merasa mandi di bath up menjadi hal yang spesial karena melihat senyum tampan suaminya ini bersamanya. “Bagaimana ini aku belum puas sama sekali!” ucap Dante dengan entengnya sambil menatap Serena dengan cemberut.Serena langsung menjauhkan wajah suaminya itu karena berada dekat sedikit saja pria itu akan mencium Serena habis-habisan. “Dante, kita sudah melakukannya 3 kali apa kau gila, hm? Aku sungguh lelah tidak bisakah kita menikmati suasana ini saja sambil berpelukan?” tanya Serena.Melihat wajah lelah istrinya, Dante langsung merubah posisinya yang awalnya menindih wanita itu menjadi mem
Cup!“Apa yang kau pikirkan sampai melamun seperti itu hm?” Dante berucap sambil mencium leher Serena yang sedang mengeringkan rambutnya di meja rias yang ada di sana.Serena hanya menggeleng sambil tersenyum. Pikirannya masih tenggelam jauh. “Ah, tidak aku hanya sedikit kelelahan,” jawab Serena jujur. Sejak dia kejadian itu terjadi sebenarnya Serena masih sedikit syok.Dante langsung tersenyum sambil memegang pundak istrinya itu dan memandnag wajah cantiknya melalui cermin. “Serena tenanglah mulai sekarang tak akan ada yang menganggu kita lagi aku berjanji, kita sudah memutuskan untuk menjaga bayi ini bukan?” ucap Dante dengan senyun manisnya membuat Serena seakan-akan terhipnotis.Gadis itu hanya mengangguk sebelum akhirnya Dante tiba-tiba mengangkat tubuhnya. “AKHH! Dante apa yang kau lakukan?” pekik Serena terkejut tapi pria itu tak menjawab dia hanya mengangkat tubuh Serena di depan semua pelayan yang ada di mansion itu kemudian mendudukkan Serena tepat di meja makan.“Makanlah,
“Dante, apa kau akan diam saja di depan istrimu, hm?” ucap Cassandra seperti sengaja memanas manasi Serena tapi wanita itu hanya menatap suaminya, Dante yang masih duduk dengan tenang.Serena tak pernah merasa minder atau tak percaya diri sebelumnya, apalagi untuk wanita pembuat onar seperti Cassandra ini, bukan itu yang akan membuatnya bungkam tapi melihat kepercayaan diri Serena yang akan membuatnya bungkam denga sendirinya.“Cassandra, apa kau tidak melihat suamiku masih makan? Jika memang pembicaraanmu sangat penting tunggu kami menyelesaikan sarapan ini dulu, jika tidak pintu itu terbuka lebar untukmu,” ujar Serena mengusir wanita itu secara halus tapi dengan tatapan yang tajam.Hal itu membuat Dante beralih menatap istrinya yang duduk tepat di seberangnya sambil tersenyum tipis. Dante sangat suka sikap to the point Serena yang langsung terlihat jika dia suka atau tidak suka dengan orang lain, tidak seperti kebanyakan orang yang Dante kenal, kebanyakan palsu dan apa yang terlihat
“Apa? Pria lain? Apa maksudmu?” Cassandra langsung berdiri seketika saat mendengar ucapan Dante. Wanita itu mengernyit dengan dahi berkerut sambil menatap ke arah Dante yang hanya duduk dengan tenang seakan-akan dunia berada di bawah kendalinya.Dante beralih menyisip teh yang dibawakan pelayan ke mejanya dan menaruhnya dengan santai, membiarkan wanita di sampingnya ini tenggelam dalam kebingungan. “Ya, kau akan menikah seperti yang aku janjikan,” jawab Dante kini beralih menoleh menatap Cassandra yang sudah kesal menahan amarah.“Dante jangan mempermainkanku, aku hanya akan menikah denganmu!” bentak Cassandra membuat Dante langsung menoleh ke arah kepala pelayan sebagai pertanda kalau Dante ingin berbicara hanya berdua di sana.Kumpulan pelayan itu langsung berjalan keluar sesuai dengan titah tuannya. Kini Dante berdiri sambil menatap Cassandra yang tingginya tidak sebanding dengan pria itu sama sekali. “Kau akan menikah dengan pria pilihanku, dan itu sudah disetujui oleh papamu!” Uc
“Nich-olas? Apa maksudmu kau gila?” pekik Cassandra dengan suara yang bergetar. Wanita itu langsung berkacak pinggang sambil mencegah Dante melangkah pergi, dia sangat penasaran hingg rasanya ingin mati jika Dante tak mengatakannya dengan jelas.Wajah Casandar sudah memerah dengan amarah yang mendidih, dia menatap nyalang ke arah pria tampan yang jauh lebih tinggi darinya itu hingga dia harus menengadah untuk menatap Dante.“Kenapa?” tanya Dante singkat, dia terlihat sangat ingin menyudahi pembicaraannya dengan Cassandra, terbukti dari beberapa kali pria itu terlihat melihat jam di pergelangan tangannya. Dia ingin segera menemui istrinya, Serena karena dia merasa tidak nyaman membuat wanita tersayangnya itu curiga memikirkan ada mantannya yang tiba-tiba datang ke mansion dan mengajak menikah.Hanya orang gila yang melakukan itu, dan orang gila itu adalah Cassandra Camilo, dia memang terkenal dengan sikap gegabah dan cerobohnya, tapi Dante tak pernah mengira wanita ini benar-benar puny
“Kemarilah, jika kau ingin mendengarkan,” ujar Dante membuat Serena merutuki dirinya yang tengah menguping di dekat tembok itu, Dante pasti melihatnya karena dia ada berdiri di dekat tangga yang melingkar di mansion megah itu.Serena sungguh sangat malu dan khawatir pada saat yang bersamaan karena Dante kini tau ia masih penasaran degan kabar Nico. “Argh! Sial!” kesal Serena saat dia terpaksa berbalik ke sana menemui Dante dan mantan tunangannya itu dengan wajah yang dibuat-buat biasa saja, karena dia tak ingin Cassandra melihatnya dalam keadaan seperti ini.“Aku memang mau turun tadi jadi aku berhenti di sana,” bohongnya dengan wajah memelas sambil menatap Dante yang menatapnya dengan tatapan yang cukup tajam. Serena sungguh bingung harus berbuat apa sekarang.Cassandra yang mengetahui tadi Serena ternyata menguping langsung melipat tangannya di dada sambil menatap wanita itu. “Dante, bukankah seharusnya Serena yang menikah degan Nicholas dan kau menikah denganku saja? Maka semua mas
“AHHHHH! Dante turunkan aku! Hey!” pekik Serena sambil mengguncangkan kedua kakinya agar Dante mau menurunkannya tapin nihil, tangan kekar Dante sudah memegang erat tubuh mungil Serena dengan tatapan yang mengarah lurus ke arah kamar mereka.“Dante…please kau dengar aku, kan?” teriak Serena lagi di lorong mansionya, ketika Dante lebih memilih menaiki tangga dengan langkah kaki lebar dibanding menaiki lift yang ada di sana. Serena sungguh sangat lelah pagi ini apalagi kemarin dia sudah digempur habis habisan oleh Dante dan pria ini mau lagi hari ini?Oh, sungguh Serena tidak kuat!Dalam hati Serena membandingkan stamina Dante dan Nico secara tak sadar saat dia melamun sepanjang di perjalanan Dante membawanya. Entah apa yang berbeda tapi walau Nico sangat bergairah setiap bersamanya, tapi Nico tak pernah bisa membantah titah Serena jika dia tak mau melakukannya, sementara itu saat bersama Dante, Serena seperti tak ada apa-apanya karena suaminya ini lebih mendominasi.Itu perbedaan palin
Suasana di dalam mansion yang megah itu berubah drastis. Dari ketegangan yang membara hingga keheningan yang mencekam, kini hanya ada tatapan-tatapan penuh kebingungan dan keterkejutan. Fredrick duduk dengan lemas di kursi besar, matanya menatap kosong ke arah Serena, Jack, dan Dante. Semua dalih, semua kebohongan yang ia ciptakan selama bertahun-tahun, akhirnya terungkap.Sementara itu Serena merasa baru melihat cahaya di dalam kehidupannya yang selama ini penuh dengan intrik dna teka tekiu. Raasanya dia terlahir kembali dan semua puzzles yang selama ini ada sudah terjawab dengan jelas.Kakeknya, Fredrick adalah dalang dari balik semua ini. Ternyata selama ini orang yang Serena pikir melakukan semuanya demi kebaikannya bukan melakukannya dnegan tujuan itu. Teryata selama ini Serena salah besar.Dia bahkan rela mengorbankan masa mudanya untuk menikah dengan banyak pria dna melawan semua ras atrauma dan takutnya untuk mengetahui fakta bahwa Fredrick bukanlah kakek kandungnya sendiri te
Ruangan besar di mansion Fredrick dipenuhi dengan ketegangan yang semakin memuncak. Fredrick yang masih syok setelah Jack memberitahukan semua tentang siapa sebenarnya orang-orang di sekeliling Serena, kini berusaha mencari celah untuk memutarbalikkan keadaan. Di sisi lain, Dante dan Serena tidak bisa mengabaikan firasat buruk yang muncul setelah melihat cara Fredrick mencoba memanipulasi Jack.Dante, yang sudah cukup lama mengamati gerak-gerik Fredrick, memutuskan untuk mengambil langkah terakhir yang ia harap tidak perlu dilakukan. Dengan isyarat yang hampir tak terlihat, dia memanggil semua anak buahnya yang juga merupakan suami Serena untuk memasuki ruangan. Mereka muncul satu per satu, berdiri berjajar di belakang Dante, dengan sikap penuh hormat dan waspada.“Kalian bisa masuk sekarang!” Suara berat milik Dante sontak membuat semua orang yang ada di sana menoleh, terutama Fredrick dan betapa terkejutnya dia saat melihat semua orang yang sudah dia bayar untuk menjadi suami Serena
Ruangan di mansion Fredrick semakin tegang setelah Jack, dengan bodohnya, mempercayai setiap kata yang keluar dari mulut Fredrick. Fredrick, yang tadinya terlihat rapuh setelah diberitahu tentang kenyataan yang mengejutkan oleh Jack, kini bangkit kembali dengan penuh semangat untuk memanipulasi putranya. Serena dan Dante, yang sebelumnya mengamati percakapan tersebut melalui CCTV dan alat pendengaran, kini berada dalam keadaan panik. Jack, dalam momen kebingungannya, memutus semua akses mereka terhadap percakapan itu. Dante menyadari situasi semakin tidak terkendali, dan mereka harus bertindak cepat.“Dia menutup aksesnya!” Dante berkata dengan nada tajam, jelas menunjukkan kekesalannya. Serena, yang berdiri di sampingnya, merasakan kekhawatiran yang mendalam. Wajahnya terlihat panik, apalagi saat melihat Dante yang panik dia menjadi semakin panik. PAdahal Serena yakin dia bisa tenang kalau Dante tenang karena dialah inti dari semua ini, dia yang menjalankan rencana ini dna dia juga y
Jack berdiri tegak di depan Fredrick, matanya penuh amarah dan kebingungan. Fredrick, yang selama ini dikenal sebagai pria berkuasa dan tak tergoyahkan, kini terlihat berbeda—rentan dan terguncang. Setelah Jack mengungkapkan bahwa semua suami Serena adalah anak buah Dante, bukan Fredrick, suasana di ruangan itu berubah drastis. Fredrick yang biasanya tenang, tiba-tiba terlihat syok, wajahnya memucat seolah darahnya mengalir keluar dari tubuhnya.Apa yang barusaja dia dengar dari mulut putranya adalah hal terakhir yang mungkin terlintas di otaknnya, saking terkjeutnya dia saat ini. Apa katanya? Semua orang yang sudah dia sewa selama ini untuk memata matai Serena ternyata adalah anak buah Dante? Orang kriiman pria itu?Wah! Bahkan jantung Fredrick bergetar hebat saat ini, dia merasa sesuatu yang berbeda, seakan akan dia bisa mencium sesuatu bruuk akan segera terjadi. Tapi tidak! dia sudah sampai sejauh ini dan dia tak akan menyerah begitu saja.Fredrick memegang dadanya dengan tangan ge
Di dalam ruangan yang dingin dan penuh dengan ketegangan, Jack berdiri tegak di depan ayahnya, Fredrick, yang masih terguncang oleh pertanyaan-pertanyaan tajam yang dilontarkan putranya. Fredrick hendak keluar, namun Jack dengan tegas menghalangi jalannya, sesuatu yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Dante, yang menyaksikan semua ini dari ruangan pengawasan bersama Serena, terkejut melihat Jack berani menahan ayahnya sendiri—tindakan yang bukan bagian dari rencana mereka.Netra kedua pasangan suami istri itu langsung fokus menatap layar monitor yang ada di depan mereka. Awalnya niat Dante dan Serena ingin melepas headset yang mereka pakai untuk alat bantu pendengaran tapi niatnya langsung mereka urungakn saat melihat Jack menghentikan Fredrick untuk berjalan keluar.“Dante!” Suara Serena terdengar menggema di ruangan pengawasan itu. walau Dante memakai headset dia bisa mendengarnya, suara Serena bergetar hebat. Apa dia juga memikirkan hal yang sama dengannya?Dante sontak menoleh
Malam itu di mansion utama, ketegangan terasa begitu kuat, hampir seperti udara berat yang memenuhi setiap sudut ruangan. Jack, dengan wajah tenang tapi penuh tekad, melangkah ke dalam rumah besar tempat ia dulu dibesarkan, kini di bawah bayang-bayang kegelapan yang lebih dalam dari sekadar usia tua. Ia tahu, malam ini adalah waktu untuk mengungkap kebenaran, untuk menguji apakah Fredrick, ayahnya sendiri, benar-benar dalang di balik semua kekacauan yang telah menghancurkan hidup putrinya, Serena.Jack sebenarnya masih tak habis pikir dengan apa yang terjadi, tapi melihat semua bukti yang Dante berikan membuatnya juga mempertanyakan dirinya selama ini. DIa tau apa yang dilakukan Fredrick pada Serena dan alasnanya adalah karena ingin menyembuhkan Serena ia tau itu tapi pertanyaan Dante tentang itu membuatnya juga bertanya tanya.Selama hampir 6 tahun ini Jack tak pernah bertanya kenapa ayahnya itu begitu terobsesi ingin menyembuhkan Serena. Bahkan Jack tak pernah bertnaya karena selma
Konferensi pers yang menghebohkan itu berakhir dengan tiba-tiba. Serena, yang semula berdiri dengan percaya diri di hadapan puluhan kamera, kini merasa dunianya mulai runtuh dan sedikit panik. Kedatangan Jack, papanya, merubah segalanya. Sebelum dia bisa menyelesaikan semua pengakuannya, dia terpaksa meninggalkan panggung dengan tergesa-gesa."Serena, kita harus pergi sekarang," desak Jack, menarik lengannya dengan cengkeraman yang tegas namun penuh kekhawatiran. Wajah Serena juga tak kalah syok saat melihat pria yang paling dia kenal ini ada di sini secara tiba-tiba padahal selama berbulan bulan Jack tak pernah pulang karena ada urusan bisnis yang Serena yakini disuruh oleh kakeknya untuk pergi menjauh tapi akhirnya ia kembali sekarang.Serena berusaha menolak, matanya melirik ke arah Dante yang masih berdiri tenang di dekatnya, tetapi tatapan ayahnya yang penuh dengan ketegangan membuatnya sadar bahwa perlawanan tidak akan ada gunanya. Dengan berat hati, Serena menundukkan kepala da
Konferensi pers Serena berjalan dengan tegang, menggemparkan semua orang yang hadir. Ruangan itu dipenuhi dengan kilatan kamera dan suara berdesir dari wartawan yang tak sabar menunggu pernyataan lebih lanjut dari Serena, yang berdiri tegak di tengah panggung. Di sisinya, Dante berdiri tenang, sementara di belakang mereka, empat belas pria yang mengaku sebagai suami Serena berdiri dalam formasi yang rapi, wajah mereka tanpa ekspresi, seolah sudah siap menghadapi apa pun.Serena menatap lurus ke depan, matanya menyapu para wartawan yang sibuk mencatat setiap kata yang diucapkannya. "Saya tahu ini sulit dipercaya," katanya dengan suara tegas, "tetapi saya ingin mengklarifikasi semuanya di hadapan kalian semua." Ucapan Serena seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja dan mereka para wartawan sama sekali tak ingin kehilangan sedikitpun dari semua momen menegangkan ini.Seorang wartawan di barisan depan dengan cepat mengangkat tangannya, suaranya penuh rasa ingin tahu. "Bagaimana bisa
Pagi yang cerah di Milan berubah menjadi hari yang penuh kejutan saat berita tentang konferensi pers mendadak yang diadakan oleh Serena menyebar. Wartawan dari berbagai media berkumpul di depan sebuah gedung megah, berdesak-desakan, mencoba mendapatkan posisi terbaik untuk meliput acara yang telah memicu kehebohan luar biasa. Kamera-kamera siap merekam setiap detik, sementara mikrofon dari berbagai stasiun berita diarahkan ke arah podium yang masih kosong.Bayangkan saja, seorang Serena Ambrose yang tanpa skandalpun bisa menghebohkan masyarakat hanya dengan konferensi pers dadakannya itu, apalagi kini, wanita itu sedang menjadi bualan seantero Italia karena videonya yang menikah dengan banyak pria sudah beredar di kalangan masyarakat dan membuat heboh semuanya.Bahkan, ke-14 pria yang Serena nikahi waktu itu tidak diblur wajahnya dan membuat nama mereka juga ikut terseret, seperti Dominic yang terkenal merupakan anak buah Fredrick dan Vicenzo yang memang terkenal karena keahlian bela