“Ah! Dante lepaskan aku, Awh,” rengek Serena ketika Dante menyeretnya masuk ke sebuah ruangan aneh yang ada di gedung bawah tanah Club Valhala.Pria bringas itu menyetir denga ugal-ugalan sekana-akan dia punya nyawa cadangan. Entahlah, Serena sudah capek meneriaki Dante yang sudah seperti orang kerangsukan itu.“Hey! Kau punya telinga kan? Pelan-pelan menarikku, sakit tau gak!” Lagi, Serena berteriak kesal tapi Dante tetap menarik tangannya dengan sangat keras hingga hampir membuat Serena tersandung beberapa kali.Gadis itu mulai merasakan hawa-hawa aneh saat memasuki ruangan aneh di bawah tanah itu. Suasana gelap, dan mencekam. Serena awalnya mengira ini adalah bagian dari Valhala, namun setelah melihat ruangan-ruangan yang berisi jeruji besi Serena mulai merinding.“Tempat apa ini? Kau ingin membawaku kemana hah?” tanya Serena sambil berlari untuk menyamai langkahnya dengan Dante yang sudah kesetanan sambil menahan amarahnya.“Aku ingin keluar dari sini!” Serena berusaha menghentika
“Ahhh…. Ahhhh, Dantee…..” Desahan Serena memenuhi ruangan yang minim pencahayaan itu. Dante melumat leher Serena dengan kasar, sama sekali tidak ada kelembutan dalma sentuhannya.“Desahkan namaku, hanya namaku Serena.” Dante semakin memperdalam ciumannya di area leher Serena yang sudah tak mampu menahan desahannya itu.Tubuhnya seakan tersengat aliran listrik ketika Dante menyentuhnya. Ada hal aneh yang Serena rasakan. Walaupun dia sering melakukannya dengan Nico, tapi Serena tidak pernah merasa sebergairah ini dengan pria lain sebelumnya.Apa yang terjadi pada tubuhnya?Serena sangat ingin menolak sentuhan Dante mengingat gengsinya sangat tinggi untuk pria ini namun Serena tak kuasa menahan kenikmatan yang diberikan suaminya ini.Krek!!Dengan kasarnya, Dante berhasil merobek kemeja Serena. Entah keberapa kalinya kemeja Serena dirobek. Entah oleh Nico ataupun Dante, tak pernah ada yang menyentuh Serena dengan lembut sebelumnya.Tapi, cara Dante melakukannya kali ini sangat berbeda. W
“Ingat, jangan berani main-main di belakangku, baby girl.” Dante tak henti-hentinya memegang tangan Serena sejak perjalanan dari mansion hingga tiba di kantornya ini. SGadis cantik yang sudah memakai pakaian lengkapnya itu hanya membalasnya dengan senyuman malas. Seperti biasa, Dante sangat posesif dengannya.“Turunkan aku di sana!” Serena menunjuk posisi tepat di depan gedung kantornya. Namun, Dante malah menatapnya tajam.“Jawab aku, jangan mengalihkan pembicaraannya, Serena!” kesal Dante karena Serena terlihat menganggap ancamannya itu seperti main-main.“Baik Tuan Dante, saya tidak akan berani membantah perintah anda,” ucap Serena berlagak seperti anak buah Dante agar pria itu puas dengan jawabannya.“Ah! Tidak bisa seperti ini. Tidak bisakah kau berhenti bekerja saja? Sejujurnya ini hanya formalitas. Hartaku tak akan pernah habis untuk apa istriku harus bekerja? Aku tidak rela orang-orang menatapmu setiap hari dengan keadaan secantik ini,” keluh Dante membuat Serena ingin tert
“Bagaimana kabarmu, Serena?”Pria bertubuh tinggi kekar dengan tato yang memenuhi tubuhnya itu langsung menanyakan kabar Serena saat mereka berdua sudah sampai di ruangan kerja Serena.“Kau kesini hanya untuk menanyakan kabarku?” ucap Serena dengan nada yang tidak ramah. “Sudah hampir 7 bulan aku tidak melihatmu, kemana saja kau pergi?” Serena bertanya sambil menghidupkan komputer yang ada di depannya tapi pikirannya tak bisa lepas dari pria yang ada di depannya ini.“Kau tau, kakekmu memberiku tugas yang sangat banyak. Aku hampir tidak punya waktu untuk menemui istriku,” ucap Allesandro dengan mata yang selalu tertuju ke arah Serena.Serena berdehem pelan untuk menyembunyikan ketegangannya. Allesandro adalah orang kepercayaan kakeknya sekaligus pria paling misterius yang pernah Serena temui di hidupnya. Pekerjaannya pun tidak jelas bagi Serena, karena pria ini hanya membantu kakeknya jauh sebelum akhirnya menikah dengan Serena.“Langsung saja katakan apa keperluanmu kesini karena aku
Dante : Temui aku di rooftop kantormu jam 9 malamSerena langsung menegang ketika membaca pesan dari suaminya itu. Mereka terakhir kali bertemu pagi tadi saat Dante mengantar Serena ke kantor dengan manja.Namun, Serena dapat merasakan aura dingin dari pesan yang dikirim Dante kepadanya.“Bagaimana ini? Apa Dante sudah tahu aku bertemu dengan pria lain?” tanya Serena pada dirinya sendiri dengan nada khawatir. “Ah! Tidak mungkin, aku hanya berbicara 10 menit dengan Allesandro tidak mungkin Dante tau secepat itu kan?”“Argh! Aku bisa gila memikirkan ini,” lirih Serena sambil merebahkan tubuhnya di kursi kerjanya. Semenjak menerima pesan itu saat makan siang Serena sudah tak bisa tenang lagi.Dante sudah memperingatinya untuk tidak dekat-dekat dengan pria lain selama jauh darinya. Tapi keadaan ini berbeda bukan? Allesandro yang mendatanginya, bukan Serena yang sengaja menemui Allesandro diam-diam di belakang Dante.“Ah! Lebih baik aku tidak memikirkan itu, masih banyak pekerjaan dan ini
“Kau sudah siap, sayang?” Dante memegang tangan Serena yang terulur ke arahnya. Tatapan pria itu tak pernah lepas dari Serena semenjak dia muncul di hadapannya.Gaun merah darah yang Dante belikan terlihat sangat pas di tubuh seksi gadis itu. Ditambah dengan rambut panjangnya yang bergelombang menambah keanggunan Serena. Ah! Dante bahkan berharap ini bukan mimpi, karena dia sudah menantikan hal ini sepanjang hidupnya semenjak dia mulai menyadari Serena adalah cintanya, hidupnya.“Apa yang akan kita lakukan?” tanya Serena membuat Dante tersenyum kecil. Pria itu tak menjawab hanya menuntun Serena ke arah helikopter yang ada di rooftop gedung perusahaan Serena yang luas itu.Dengan hati-hati, Dante menuntun Serena yang memakai high heels untuk menaiki helikopter itu perlahan. Serena duduk tepat di samping suaminya. “Tunggu!” Serena menghentikan Dante yang hendak memakai peralatan yang ada di helikopter itu. “Apa kau bisa menerbangkan helikopter?” pekik Serena terkejut.Tidak ada siapapun
“Langsung saja katakan tujuanmu ke sini, aku tidak suka basa basi!” Dante menghembuskan asap rokok dari dalam mulutnya, membuat seisi ruangan yang gelap itu semakin mencekam.Sementara itu, pria yang ada di depan Dante terlihat sangat menyukai respon Dante yang tidak suka bertele-tele itu. Matteo Rodriguez, pemilik aliansi mafia yang tersebar hingga ke Amerika, sekaligus partner kerja Dante di Eropa, terutama Italia.“Apa begitu caramu bernegosiasi, Tuan Dante? Anda bisa terkena masalah jika masih mempertahankan sifat otoriter anda itu, karena terkadang dunia tidak berjalan sesuai keinginan kita,” ujar Matteo sambil menatap Dante dengan tatapan gelapnya yang sarat akan ancaman.Dante hanya menyenderkan punggungnya di sofa yang ada di ruang bawah tanahnya itu. Walaupun terlihat santai, pria itu memikirkan banyak hal di otaknya, mulai dari memperhatikan gerak-gerik lawan bicaranya, sampai memikirkan alasannya kemari.Dante memang penuh dengan perhitungan, oleh karena itulah dia tidak pe
“Baiklah, sebelum acara ulang tahun hotel Serenity yang ke-50 tahun ini dimulai, kita akan mendengarkan sambutan dari calon CEO hotel kita yaitu Nyonya Serena Massimo.” Ucapan dari pembawa acara itu mengundang riuh tepuk tangan dari pemimpin-pemimpin dan tamu undangan yang hadir pada acara besar itu.Serena, selaku manager Serenity dan calon CEO dari hotel bintang lima itu langsung berdiri dari mejanya dan berjalan dengan percaya diri menuju ke panggung dan podium yang sudah disediakan.Gadis itu selalu menjadi pusat perhatian dimanapun dia berada dan malam ini, Serena mengenakan gaun berwarna hitam dengan model punggung terbuka yang menjuntai panjang hingga kebelakang. Semua mata teruju dan terpukau melihat gadis itu.Namun, mereka cukup sayang dengan nyawa mereka sendiri karena kini gadis itu tidak hanya menyandang nama Ambrose, melainkan kini Serena sudah menyandang nama belakang suaminya, yaitu Massimo. Seluruh pria yang tertarik dengan Serena di sana cukup tau diri untuk tidak be
Suasana di dalam mansion yang megah itu berubah drastis. Dari ketegangan yang membara hingga keheningan yang mencekam, kini hanya ada tatapan-tatapan penuh kebingungan dan keterkejutan. Fredrick duduk dengan lemas di kursi besar, matanya menatap kosong ke arah Serena, Jack, dan Dante. Semua dalih, semua kebohongan yang ia ciptakan selama bertahun-tahun, akhirnya terungkap.Sementara itu Serena merasa baru melihat cahaya di dalam kehidupannya yang selama ini penuh dengan intrik dna teka tekiu. Raasanya dia terlahir kembali dan semua puzzles yang selama ini ada sudah terjawab dengan jelas.Kakeknya, Fredrick adalah dalang dari balik semua ini. Ternyata selama ini orang yang Serena pikir melakukan semuanya demi kebaikannya bukan melakukannya dnegan tujuan itu. Teryata selama ini Serena salah besar.Dia bahkan rela mengorbankan masa mudanya untuk menikah dengan banyak pria dna melawan semua ras atrauma dan takutnya untuk mengetahui fakta bahwa Fredrick bukanlah kakek kandungnya sendiri te
Ruangan besar di mansion Fredrick dipenuhi dengan ketegangan yang semakin memuncak. Fredrick yang masih syok setelah Jack memberitahukan semua tentang siapa sebenarnya orang-orang di sekeliling Serena, kini berusaha mencari celah untuk memutarbalikkan keadaan. Di sisi lain, Dante dan Serena tidak bisa mengabaikan firasat buruk yang muncul setelah melihat cara Fredrick mencoba memanipulasi Jack.Dante, yang sudah cukup lama mengamati gerak-gerik Fredrick, memutuskan untuk mengambil langkah terakhir yang ia harap tidak perlu dilakukan. Dengan isyarat yang hampir tak terlihat, dia memanggil semua anak buahnya yang juga merupakan suami Serena untuk memasuki ruangan. Mereka muncul satu per satu, berdiri berjajar di belakang Dante, dengan sikap penuh hormat dan waspada.“Kalian bisa masuk sekarang!” Suara berat milik Dante sontak membuat semua orang yang ada di sana menoleh, terutama Fredrick dan betapa terkejutnya dia saat melihat semua orang yang sudah dia bayar untuk menjadi suami Serena
Ruangan di mansion Fredrick semakin tegang setelah Jack, dengan bodohnya, mempercayai setiap kata yang keluar dari mulut Fredrick. Fredrick, yang tadinya terlihat rapuh setelah diberitahu tentang kenyataan yang mengejutkan oleh Jack, kini bangkit kembali dengan penuh semangat untuk memanipulasi putranya. Serena dan Dante, yang sebelumnya mengamati percakapan tersebut melalui CCTV dan alat pendengaran, kini berada dalam keadaan panik. Jack, dalam momen kebingungannya, memutus semua akses mereka terhadap percakapan itu. Dante menyadari situasi semakin tidak terkendali, dan mereka harus bertindak cepat.“Dia menutup aksesnya!” Dante berkata dengan nada tajam, jelas menunjukkan kekesalannya. Serena, yang berdiri di sampingnya, merasakan kekhawatiran yang mendalam. Wajahnya terlihat panik, apalagi saat melihat Dante yang panik dia menjadi semakin panik. PAdahal Serena yakin dia bisa tenang kalau Dante tenang karena dialah inti dari semua ini, dia yang menjalankan rencana ini dna dia juga y
Jack berdiri tegak di depan Fredrick, matanya penuh amarah dan kebingungan. Fredrick, yang selama ini dikenal sebagai pria berkuasa dan tak tergoyahkan, kini terlihat berbeda—rentan dan terguncang. Setelah Jack mengungkapkan bahwa semua suami Serena adalah anak buah Dante, bukan Fredrick, suasana di ruangan itu berubah drastis. Fredrick yang biasanya tenang, tiba-tiba terlihat syok, wajahnya memucat seolah darahnya mengalir keluar dari tubuhnya.Apa yang barusaja dia dengar dari mulut putranya adalah hal terakhir yang mungkin terlintas di otaknnya, saking terkjeutnya dia saat ini. Apa katanya? Semua orang yang sudah dia sewa selama ini untuk memata matai Serena ternyata adalah anak buah Dante? Orang kriiman pria itu?Wah! Bahkan jantung Fredrick bergetar hebat saat ini, dia merasa sesuatu yang berbeda, seakan akan dia bisa mencium sesuatu bruuk akan segera terjadi. Tapi tidak! dia sudah sampai sejauh ini dan dia tak akan menyerah begitu saja.Fredrick memegang dadanya dengan tangan ge
Di dalam ruangan yang dingin dan penuh dengan ketegangan, Jack berdiri tegak di depan ayahnya, Fredrick, yang masih terguncang oleh pertanyaan-pertanyaan tajam yang dilontarkan putranya. Fredrick hendak keluar, namun Jack dengan tegas menghalangi jalannya, sesuatu yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Dante, yang menyaksikan semua ini dari ruangan pengawasan bersama Serena, terkejut melihat Jack berani menahan ayahnya sendiri—tindakan yang bukan bagian dari rencana mereka.Netra kedua pasangan suami istri itu langsung fokus menatap layar monitor yang ada di depan mereka. Awalnya niat Dante dan Serena ingin melepas headset yang mereka pakai untuk alat bantu pendengaran tapi niatnya langsung mereka urungakn saat melihat Jack menghentikan Fredrick untuk berjalan keluar.“Dante!” Suara Serena terdengar menggema di ruangan pengawasan itu. walau Dante memakai headset dia bisa mendengarnya, suara Serena bergetar hebat. Apa dia juga memikirkan hal yang sama dengannya?Dante sontak menoleh
Malam itu di mansion utama, ketegangan terasa begitu kuat, hampir seperti udara berat yang memenuhi setiap sudut ruangan. Jack, dengan wajah tenang tapi penuh tekad, melangkah ke dalam rumah besar tempat ia dulu dibesarkan, kini di bawah bayang-bayang kegelapan yang lebih dalam dari sekadar usia tua. Ia tahu, malam ini adalah waktu untuk mengungkap kebenaran, untuk menguji apakah Fredrick, ayahnya sendiri, benar-benar dalang di balik semua kekacauan yang telah menghancurkan hidup putrinya, Serena.Jack sebenarnya masih tak habis pikir dengan apa yang terjadi, tapi melihat semua bukti yang Dante berikan membuatnya juga mempertanyakan dirinya selama ini. DIa tau apa yang dilakukan Fredrick pada Serena dan alasnanya adalah karena ingin menyembuhkan Serena ia tau itu tapi pertanyaan Dante tentang itu membuatnya juga bertanya tanya.Selama hampir 6 tahun ini Jack tak pernah bertanya kenapa ayahnya itu begitu terobsesi ingin menyembuhkan Serena. Bahkan Jack tak pernah bertnaya karena selma
Konferensi pers yang menghebohkan itu berakhir dengan tiba-tiba. Serena, yang semula berdiri dengan percaya diri di hadapan puluhan kamera, kini merasa dunianya mulai runtuh dan sedikit panik. Kedatangan Jack, papanya, merubah segalanya. Sebelum dia bisa menyelesaikan semua pengakuannya, dia terpaksa meninggalkan panggung dengan tergesa-gesa."Serena, kita harus pergi sekarang," desak Jack, menarik lengannya dengan cengkeraman yang tegas namun penuh kekhawatiran. Wajah Serena juga tak kalah syok saat melihat pria yang paling dia kenal ini ada di sini secara tiba-tiba padahal selama berbulan bulan Jack tak pernah pulang karena ada urusan bisnis yang Serena yakini disuruh oleh kakeknya untuk pergi menjauh tapi akhirnya ia kembali sekarang.Serena berusaha menolak, matanya melirik ke arah Dante yang masih berdiri tenang di dekatnya, tetapi tatapan ayahnya yang penuh dengan ketegangan membuatnya sadar bahwa perlawanan tidak akan ada gunanya. Dengan berat hati, Serena menundukkan kepala da
Konferensi pers Serena berjalan dengan tegang, menggemparkan semua orang yang hadir. Ruangan itu dipenuhi dengan kilatan kamera dan suara berdesir dari wartawan yang tak sabar menunggu pernyataan lebih lanjut dari Serena, yang berdiri tegak di tengah panggung. Di sisinya, Dante berdiri tenang, sementara di belakang mereka, empat belas pria yang mengaku sebagai suami Serena berdiri dalam formasi yang rapi, wajah mereka tanpa ekspresi, seolah sudah siap menghadapi apa pun.Serena menatap lurus ke depan, matanya menyapu para wartawan yang sibuk mencatat setiap kata yang diucapkannya. "Saya tahu ini sulit dipercaya," katanya dengan suara tegas, "tetapi saya ingin mengklarifikasi semuanya di hadapan kalian semua." Ucapan Serena seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja dan mereka para wartawan sama sekali tak ingin kehilangan sedikitpun dari semua momen menegangkan ini.Seorang wartawan di barisan depan dengan cepat mengangkat tangannya, suaranya penuh rasa ingin tahu. "Bagaimana bisa
Pagi yang cerah di Milan berubah menjadi hari yang penuh kejutan saat berita tentang konferensi pers mendadak yang diadakan oleh Serena menyebar. Wartawan dari berbagai media berkumpul di depan sebuah gedung megah, berdesak-desakan, mencoba mendapatkan posisi terbaik untuk meliput acara yang telah memicu kehebohan luar biasa. Kamera-kamera siap merekam setiap detik, sementara mikrofon dari berbagai stasiun berita diarahkan ke arah podium yang masih kosong.Bayangkan saja, seorang Serena Ambrose yang tanpa skandalpun bisa menghebohkan masyarakat hanya dengan konferensi pers dadakannya itu, apalagi kini, wanita itu sedang menjadi bualan seantero Italia karena videonya yang menikah dengan banyak pria sudah beredar di kalangan masyarakat dan membuat heboh semuanya.Bahkan, ke-14 pria yang Serena nikahi waktu itu tidak diblur wajahnya dan membuat nama mereka juga ikut terseret, seperti Dominic yang terkenal merupakan anak buah Fredrick dan Vicenzo yang memang terkenal karena keahlian bela