Bismillah
SUAMI DARI ALAM LAIN
#Part_75
#by: R.D.Lestari.
"Sayang ...," aku mengecup kening Stella pelan. Menandakan betapa rindunya diriku pada bocah kecil bermata bulat itu..
Raut wajahnya amat sumringah saat tanganku menggapainya dan membawanya dalam gendonganku.
"Maafin Mama, ya, Sayang. Mama lama ya ninggalin kamu?" aku mencium pipinya gemas.
"Kamu tadi pingsan, In?" Ibu menatapku penuh raut kekhawatiran padaku.
"Iya, Bu. Biasa belum makan," sahutku.
"Jangan terlalu fokus, In. Jaga kesehatan juga," Ibu membelai kepalaku lembut.
"Bu, Ibu tau siapa yang menolongku?" aku menata
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_76#by: R.D.Lestari "Lepaskan, James. Aku malu," lirih Rena.Hup!James kembali menggendong Rena menuju ranjang mewahnya.Plukk!James mendudukkan Rena di sana. Menatap Rena lekat. Memandang bola mata Rena yang indah secara bergantian.Jantung Rena berdegup kencang. Setelah sekian lama akhirnya Rena bisa menatap wajah tampan James dari dekat. Tanpa penyekat .Wajah James mulai mendekat. Saat hidung mereka hampir saja bersentuhan, Rena mendorong pelan tubuh James hingga tercipta jarak di antara mereka."Mau apa, James... a... aku... be ...,"James tersenyum manis, ia kembali mendekatkan dirinya pada Rena."Aku tak akan ber
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_77# by: R.D.Lestari."Indri... tunggu...!" Namun, gadis itu tetap berlari tanpa menghiraukan panggilan pemuda idamannya itu. Hatinya hancur. Dan saat itulah awal perpisahan abadi antara Ikhsan dan Indri. Karena sejak itu Ikhsan seolah hilang bak di telan bumi. Indri pun tak pernah mencarinya. Mereka benar-benar terpisah tanpa pernah mengucap kata 'selamat tinggal'.*** Aku termenung seraya menyusui Stella yang kala itu amat manja padaku. Bocah kecil itu seolah enggan membiarkan aku sebagai ibunya untuk pergi barang sekejap. Matanya yang bulat dan bersinar tak jua mau ia katupkan. Asik bermain den
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_78#by:R.D. Lestari "Rena yang cantik, di bawah sinar matahari yang hampir saja tenggelam ini, aku James mengungkapkan perasaan cintaku yang teramat dalam padamu, apakah engkau menerima cintaku?"James mengulurkan tangannya sembari memberi sebuket bunga mawar pink bercampur merah yang amat cantik. Entah dari mana James membawa sebuket mawar. Ya, Rena tak perlu heran. Ia sudah tau kemampuan James yang di luar nalar.Rena terdiam. Antara bahagia dan terbaru dengan perlakuan James yang amat romantis sore ini. Rena menitikkan airmata. Tetesannya jatuh mengenai punggung tangan James. James terhenyak dan membingkai wajah Rena."Ka--kamu kenapa menangis, Rena? apa ada yang salah dengan ucapanku?"Ah, ga. Cuma kelilipan
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_79#by: R.D.Lestari."Selamat pagi, Bu," sapaku saat wanita itu mendekat ke arahku. Selalu tak pernah ada jawaban darinya. Ia terus melaju seperti biasa mengacuhkanku, dan aku cuma bisa mengulas senyum kecut. Walau ia dulu pacarku, tapi sekarang dia adalah mantan dan juga bosku. Aku bisa apa selain mengelus dada dan sabar."Sombong ya, Bos kita?" Dion, temanku berbisik tepat di telingaku."Hussst, jangan sembarangan. Dia bos kita,"sahutku."Lagian, cari muka sih, loe," Dion mengejekku."Bukan gitu, dia kan bos kita, Yon," aku berusaha menepis pikiran buruknya. Bagaimanapun mencari kerjaan sekarang susah. Sayang jika salah kata di pecat. Mantan ya mantan, perut juga butuh makan. Cinta mah nomor sekian."Cih, sok alim kamu. Kalau aku mah males negur bos sombong begitu. Menang cantik aja dia, makanya dapat suami kaya. Lagian, an
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_80#by: Ratna Dewi Lestari. Drap-drap-drap! Langkah Anima terdengar berirama. Ia amat bahagia karena mendapat berita jika kakaknya Bima sudah siuman. Ia hanya perlu recovery beberapa hari di rumah sakit. Itu artinya tak sampai 5 bulan waktu Uwentira, lebih cepat daripada dugaan yang sebelumnya. Tahunan. Ia sudah tak sabar bertemu saudara kandungnya, begitu juga Ayah dan ibunya. Mereka amat antusias pergi bersama Anima ke rumah sakit siang ini. Ayah dan Ibu dengan raut wajah yang amat bahagia melewati koridor rumah sakit yang beraksen moderen, cat warna putih mendominasi. "Bu, ini ruangan Kak Bi
BismillahSUAMI DARI ALAM LAIN#part_81#by: R.D.Lestari.Pagi ini seperti biasa, Indri hendak bersiap-siap pergi ke kantornya. Stella masih tertidur di praduan setelah kenyang menyusu pada ibunya.Wuzzzhhh!Angin terasa berputar-putar di sekitar Indri. Indri merasa tengkuknya dingin. Seolah ada seseorang yang menghembusnya dari belakang.Bulu kuduk Indri seketika berdiri. Ia lalu mengusap kuduknya.Tap!"Akh!"Tubuh Indri seperti terikat. Tak bisa di gerakkan.Fuhhh!Indri merinding. Ia merasakan hembusan nafas hangat di sekitar telinga bagian belakang. Hembusan yang khas dengan wangi mint yang memanjakan indra penciuman. Mengusik hingga relung hatinya.Indri menatap ke arah cermin. Mencari sumber yang tengah membuatnya seolah terkunci. Kosong. Tak ada siapa pun di belakangnya."Ma--Ma,"Stella mengerjapkan mata bulatnya. Ia bangun dan merangkak mendekati
bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_82#by: R.D.Lestari "Pagi, Sayang ...," Indri menggeliat saat ia merasakan ada pergerakan di balik telinganya. Rasa geli yang tak tertahankan membuatnya sesegera mungkin membuka mata. "Bima... Papa Bima ...," Indri dengan manja menarik Bima dari sisi ranjang hingga lelaki bertubuh atletis itu terjatuh dalam pelukannya. Bak bayi yang haus akan kasih sayang, Indri mendusel-dusel dada Bima hingga lelaki itu merasa geli dan terkekeh melihat tingkah tak biasa dari istrinya. "Hei, ayo bangun. Bukannya hari ini mau ke kantor?" ucap Bima sambil mengelus pucuk kepala Indri. Indri terkesiap. Tangannya mencari dan matanya menyisir sekitar tempat tidur. Di mana Stella? "Stella sama Ibu. Tadi, pagi-pagi sekali Stella bangun. Istri cantikku ini sepertinya
BismillahSUAMI DARI ALAM LAIN#part_83#by: R.D.Lestari.Rena mempercepat langkahnya menuju ke kelas. Ia merasa sangat bersalah sudah membuat Sri cemburu, sedangkan ia tak punya maksud seperti itu."Ren ... Rena!"Suara seseorang menghentikan langkah Rena. Rena berbalik dan mencari asal suara.Aldi kini berada tak jauh dari tempatnya berdiri, tersenyum manis dengan membawa sebatang coklat kesukaan Rena.Aldi melangkah mendekati Rena, dengan senyum yang masih terkembang, ia mengulurkan batangan coklat itu pada Rena."A--apa, ini, Al?""Ini coklat untukmu, Ren,""Ta--tapi, Al, aku ...,""Jangan di tolak, Ren. Karena aku ...,""Aku membelinya khusus untukmu," Aldi sedikit memaksa agar Rena mau menerima pemberiannya."Te--terima kasih, Al," Rena mengulas senyum terpaksa. Ia sedang tak ingin makan coklat, sebenarnya. Hatinya sedang tak enak. Ia takut Sri berpikiran b
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#Part_131#by: R.D.Lestari.Anima melangkah pasti menemui semua orang yang saat ini sedang bersantai di ruang keluarga. Wajahnya cantiknya tertekuk ke dalam. Mata indahnya berkaca-kaca."Selamat malam, semua. Aku ingin memberi tahu sesuatu kepada kalian semua," ucapnya lantang.Ibu, Ayah, Indri dan Bima tercengang melihat gadis yang kini sudah menjadi istri orang itu berbicara tegas dan suaranya terdengar menggelegar di seluruh ruangan."An?""Dengarkan Kak, jangan dulu menyela," sentaknya."Maaf semua atas kerusuhan yang sudah aku lakukan. Aku tau ini salah, tapi aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan James,""Kenapa?!" Ayah yang sejak tadi terdiam lantas berdiri seketika."Maaf, Ayah. Tanpa mengurangi rasa hormat, aku mohon hargai keputusanku ini,"Setelah berucap, Anima berbalik dan berlari kencang menuju kamarnya. Menaiki a
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_130#by: R.D.Lestari.Gadis itu tertidur dengan wajah polosnya. James tau dalam lubuk hati Anima, ia bukanlah orang yang jahat. Hatinya baik, tapi tertutup rasa egois."An, maaf ... aku tak mungkin mencintaimu, hatiku sudah milik Rena," lirih James. Ia berbalik sembari melangkah pergi menjauhi Anima yang sudah ia selimuti.Tanpa James sadari, gadis bermata sendu itu mendengarkan semua ucapan lelaki yang telah menjadi suaminya itu.Kata demi kata yang terasa amat menyakitkan hatinya. Bagaimana bisa James mengucapkan nama perempuan lain saat bersamanya?Perlahan, kelopak cantik mata berwarna biru laut itu terbuka dan berembun. Ia memperhatikan punggung tetap lelaki tampan yang sudah membuat dirinya bagaikan tak berarti."James ... bagaimana caranya agar bisa membuatmu membuka hati untukku?"Srekk!Anima bangkit dan terduduk di
BismillahSUAMI DARI ALAM LAIN#part_129#by: R.D.Lestari"Dia ... Anima ...,""Anima? maksudmu Anima adiknya Bima?"James mengangguk. Kemudian melanjutkan ucapannya."Anima adalah ...,""Sahabatku," desis James."Sahabat? tapi kau tak pernah bicara denganku tentang Anima," Rena menekuk wajahnya, kecewa."Percayalah, Ren. Aku tak mungkin berkhianat denganmu. Kau tau aku sangat mencintaimu," James meraih punggung tangan Rena dan mengecupnya berulang kali.Gadis itu membelai pipi James. Ia terperangah dan menatap dalam kekasihnya yang terlihat tampan malam ini."James? kau menangis?" lirih Rena. Ia bingung melihat James yang begitu bersedih.James terdiam dan menatap Rena sendu. Pria itu menarik tengkuk Rena dan meraup dengan lahap bibir gadis yang amat ia cinta. Rasanya ia tak ingin melepas kecupan demi kecupan cinta dari Rena. Ia takut jika ini adalah hari terakhirnya bersama
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#Part_128#by: R.D.Lestari.Anima melenggak-lenggok di depan cermin. Berulangkali ia memuji kecantikan parasnya yang memakai make up tipis dengan gaun pengantin yang mewah bertaburan kristal swarowski.Indri sengaja menunggu di luar kamar pengantin milik Anima, adik iparnya. Wajahnya murung . Ia bimbang memikirkan nasib temannya, Rena.Ia pasti sangat terpukul saat tau kekasih yang ia cinta menikah dengan wanita lain tanpa sepengetahuan dirinya.Ia harusnya ikut bahagia atas pernikahan Anima, iparnya. Namun, melihat perbuatan Anima yang sudah diluar batas, ia menjadi benci dan enggan turut serta dalam kebahagiaan keluarganya itu.Begitupun Bima. Ia juga tak mengucap selamat untuk adiknya. Malah terkesan cuek. Ia pun amat kecewa dengan tingkah Anima, tapi ia pun tak mampu menolak karena ini bukan urusannya.Pesta pernikahan berlangsung khidmat di
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_127#by: R.D.Lestari."Sudah, jangan di pikirin. Rena pasti bisa sembuh. Asal ...,""Asal apa, An? kau membuatku bertanya-tanya," sungut James."Asal kau menikah denganku," ucapan Anima sontak membuat James ternganga."Menikah?""Ya, karena aku yang membuang semua ingatan Rena, dan hanya aku yang bisa mengembalikannya," jawab Anima santai tanpa beban."Apa?"Brakkk!James menggebrak kursi tunggu dan menatap Anima garang. Giginya bergemeretuk menahan geram."Apa maksud dari perbuatanmu, Anima? salah apa Rena padamu, hah?"James yang tak habis pikir dengan ulah Anima langsung berdiri dan menjauhinya. Gadis itu terhenyak dengan sikap James yang berubah."Dia tak salah. Yang salah itu kamu, Kak!" Anima menunjuk ke arah James."Aku?" kali ini James menunjuk dirinya sendiri."Ya, karena pesonamu
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_126#by:R.D.Lestari.Pov Rena.Silau. Mataku mengerjap beberapa kali saat retinaku menangkap sinar yang amat menyilaukan. Kepalaku pusing dan seluruh tubuh teras nyeri juga sakit.Aku sebenarnya teramat lelah. Susah untuk membuka mata. Kelopak mata seakan di lem dan menempel.Namun, suara orang-orang berbincang riuh di telingaku. Apa yang sebenarnya terjadi pada diriku?Perlahan ku buka mata dan membiasakan diri dengan cahaya. Ruangan serba putih. Tempat apa ini?"Rena! alhamdulillah kamu sudah sadar!"Aku sedikit menggeliat saat tubuhku yang terasa amat sakit tertindih oleh tubuh lain yang membuatku sesak dan sulit bernapas.Bulir air menetes di pipiku. Wanita ini menangis?Ia kemudian mengangkat tubuhnya dan kini wajahnya terlihat jelas di depan mataku. Ia menatapku khawatir dan tangisan yang tak henti mengalir.
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_125#by: R.D.Lestari"Terima kasih sudah mengantarku pulang, Kak James," Anima melempar senyum termanisnya saat tiba di rumahnya, James hanya membalas dengan senyum tipis."Aku permisi pulang dulu, An. Titip salam untuk Indri dan Pak Bima," sahut James. Anima mengangguk dan gegas James memaju mobilnya menjauhi rumah Bima.Anima melenggang dengan riang masuk ke dalam rumahnya. Senyum sumringah membingkai wajah cantiknya. Sembari berdendang ia melangkah menuju kamarnya."Ekhm, hem,"Suara deheman membuat Anima menghentikan langkahnya dan mengarahkan pandangannya pada si pemilik suara."Kakak?" lirihnya."Kenapa pulang sama James? bukannya kamu nemani Indri dan Stella?""Ohhh, Kak Indri! aku lupa, Kak," Anima menepuk jidatnya. Ia lupa jika bersama Indri sebelum janjian dengan James.Memang Anim
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#Part_124#by: R.D.Lestari.Tubuh itu limbung dan ambruk dengan darah yang mengalir deras dari perut, dada dan pinggang.Gadis itu menahan nyeri dan pedih di seluruh tubuhnya, tapi ia masih dalam keadaan sadar. Matanya menatap sayu kearah para penjahat yang lari tunggang langgang.Manik coklat itu berembun dan berkabut. Meneteskan bulir bening di ujung sudut matanya yang seakan lelah dan ingin terpejam.Ia mulai sesak dan sulit bernapas. Dalam pikirannya hanya bayangan James yang jadi kekuatan."Tolong... tolong...," dalam kelemahan dan ketidakberdayaannya, Rena masih berusaha mengeluarkan asa untuk bisa selamat dari kematian yang kini ada di depan mata.Ia masih berharap bisa berjumpa kembali dengan pujaan hatinya sekedar untuk mengucap selamat tinggal yang terakhir kalinya.Srek-srek-srek!"Ya, ampun. Apa yang terjadi padamu, Mba
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#Part_123#by:R.D.Lestari."Tapi, Nona...,"Rena menepis ucapan Bibi dan tetap melangkah riang bersama Sri menuju taman belakang rumah Gio yang megah.Kaki Rena terhenti saat ia melihat James sedang duduk santai dengan seorang wanita berhijab di hadapannya.Rena menyaksikan sendiri betapa riangnya James bersenda gurau dan berbincang hangat tanpa beban seperti tidak terjadi apa-apa pada dirinya.Hati Rena remuk redam. Apalagi saat tangan kekar yang amat dirindunya itu menyentuh bibir wanita cantik berkulit putih dan menghapus noda di ujung bibir mungilnya.Tangan Rena menekan bagian dadanya kuat. Ia tak sanggup menatap kemesraan James tepat di depan matanya.Perlahan bulir bening itu mulai tumpah. Sesak di dadanya dan matanya menjadi buram."Rena... kamu jangan berpikir buruk dulu, ayo kita ke tempat James," Sri yang juga mel