Bismillah
SUAMI DARI ALAM LAIN
#part_78
#by:R.D. Lestari
"Rena yang cantik, di bawah sinar matahari yang hampir saja tenggelam ini, aku James mengungkapkan perasaan cintaku yang teramat dalam padamu, apakah engkau menerima cintaku?"
James mengulurkan tangannya sembari memberi sebuket bunga mawar pink bercampur merah yang amat cantik. Entah dari mana James membawa sebuket mawar. Ya, Rena tak perlu heran. Ia sudah tau kemampuan James yang di luar nalar.
Rena terdiam. Antara bahagia dan terbaru dengan perlakuan James yang amat romantis sore ini. Rena menitikkan airmata. Tetesannya jatuh mengenai punggung tangan James. James terhenyak dan membingkai wajah Rena.
"Ka--kamu kenapa menangis, Rena? apa ada yang salah dengan ucapanku?
"Ah, ga. Cuma kelilipan
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_79#by: R.D.Lestari."Selamat pagi, Bu," sapaku saat wanita itu mendekat ke arahku. Selalu tak pernah ada jawaban darinya. Ia terus melaju seperti biasa mengacuhkanku, dan aku cuma bisa mengulas senyum kecut. Walau ia dulu pacarku, tapi sekarang dia adalah mantan dan juga bosku. Aku bisa apa selain mengelus dada dan sabar."Sombong ya, Bos kita?" Dion, temanku berbisik tepat di telingaku."Hussst, jangan sembarangan. Dia bos kita,"sahutku."Lagian, cari muka sih, loe," Dion mengejekku."Bukan gitu, dia kan bos kita, Yon," aku berusaha menepis pikiran buruknya. Bagaimanapun mencari kerjaan sekarang susah. Sayang jika salah kata di pecat. Mantan ya mantan, perut juga butuh makan. Cinta mah nomor sekian."Cih, sok alim kamu. Kalau aku mah males negur bos sombong begitu. Menang cantik aja dia, makanya dapat suami kaya. Lagian, an
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_80#by: Ratna Dewi Lestari. Drap-drap-drap! Langkah Anima terdengar berirama. Ia amat bahagia karena mendapat berita jika kakaknya Bima sudah siuman. Ia hanya perlu recovery beberapa hari di rumah sakit. Itu artinya tak sampai 5 bulan waktu Uwentira, lebih cepat daripada dugaan yang sebelumnya. Tahunan. Ia sudah tak sabar bertemu saudara kandungnya, begitu juga Ayah dan ibunya. Mereka amat antusias pergi bersama Anima ke rumah sakit siang ini. Ayah dan Ibu dengan raut wajah yang amat bahagia melewati koridor rumah sakit yang beraksen moderen, cat warna putih mendominasi. "Bu, ini ruangan Kak Bi
BismillahSUAMI DARI ALAM LAIN#part_81#by: R.D.Lestari.Pagi ini seperti biasa, Indri hendak bersiap-siap pergi ke kantornya. Stella masih tertidur di praduan setelah kenyang menyusu pada ibunya.Wuzzzhhh!Angin terasa berputar-putar di sekitar Indri. Indri merasa tengkuknya dingin. Seolah ada seseorang yang menghembusnya dari belakang.Bulu kuduk Indri seketika berdiri. Ia lalu mengusap kuduknya.Tap!"Akh!"Tubuh Indri seperti terikat. Tak bisa di gerakkan.Fuhhh!Indri merinding. Ia merasakan hembusan nafas hangat di sekitar telinga bagian belakang. Hembusan yang khas dengan wangi mint yang memanjakan indra penciuman. Mengusik hingga relung hatinya.Indri menatap ke arah cermin. Mencari sumber yang tengah membuatnya seolah terkunci. Kosong. Tak ada siapa pun di belakangnya."Ma--Ma,"Stella mengerjapkan mata bulatnya. Ia bangun dan merangkak mendekati
bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_82#by: R.D.Lestari "Pagi, Sayang ...," Indri menggeliat saat ia merasakan ada pergerakan di balik telinganya. Rasa geli yang tak tertahankan membuatnya sesegera mungkin membuka mata. "Bima... Papa Bima ...," Indri dengan manja menarik Bima dari sisi ranjang hingga lelaki bertubuh atletis itu terjatuh dalam pelukannya. Bak bayi yang haus akan kasih sayang, Indri mendusel-dusel dada Bima hingga lelaki itu merasa geli dan terkekeh melihat tingkah tak biasa dari istrinya. "Hei, ayo bangun. Bukannya hari ini mau ke kantor?" ucap Bima sambil mengelus pucuk kepala Indri. Indri terkesiap. Tangannya mencari dan matanya menyisir sekitar tempat tidur. Di mana Stella? "Stella sama Ibu. Tadi, pagi-pagi sekali Stella bangun. Istri cantikku ini sepertinya
BismillahSUAMI DARI ALAM LAIN#part_83#by: R.D.Lestari.Rena mempercepat langkahnya menuju ke kelas. Ia merasa sangat bersalah sudah membuat Sri cemburu, sedangkan ia tak punya maksud seperti itu."Ren ... Rena!"Suara seseorang menghentikan langkah Rena. Rena berbalik dan mencari asal suara.Aldi kini berada tak jauh dari tempatnya berdiri, tersenyum manis dengan membawa sebatang coklat kesukaan Rena.Aldi melangkah mendekati Rena, dengan senyum yang masih terkembang, ia mengulurkan batangan coklat itu pada Rena."A--apa, ini, Al?""Ini coklat untukmu, Ren,""Ta--tapi, Al, aku ...,""Jangan di tolak, Ren. Karena aku ...,""Aku membelinya khusus untukmu," Aldi sedikit memaksa agar Rena mau menerima pemberiannya."Te--terima kasih, Al," Rena mengulas senyum terpaksa. Ia sedang tak ingin makan coklat, sebenarnya. Hatinya sedang tak enak. Ia takut Sri berpikiran b
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#Part_84#by: R.D.Lestari.Kriettt!Rena membuka pintu kamarnya. Dan mata Reno terbelalak saat melihat ke dalam kamar Rena, ia tak menemukan siapapun!Reno menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Matanya terus menyisir sekitar. Padahal sebelumnya ia amat yakin kakaknya berbicara dengan seorang lelaki. Lirih suara bas khas lelaki bersumber dari kamar Rena, ia yakin seratus persen jika itu bukan halusinasinya.Reno melangkah masuk dengan pandangan mata mengedar mencari asal suara yang ia curigai.Sedangkan Rena dengan bunyi jantung yang bertalu-talu, hanya berdiri di pojok sembari matanya mengikuti Reno yang seperti mencari sesuatu.Pletak!"Aw!""Apaan, No?" Rena terhenyak mendengar rintihan kesakitan Reno. Reno berbalik dan menatap nyalang kepada Rena. Aura kemarahan tersirat dari wajah imutnya."Kakak ini! ngapain mukul kepalaku,
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_85#by: R.D.Lestari.Ckittt!Sempat ia mendengar decit suara motor amat dekat di telinganya. Namun, tubuhnya sudah terlalu lemah dan ...Byuurrr!Gadis itu jatuh ke gulungan air yang sedari tadi bersiap menelannya. Ia merasa napasnya tercekat dan amat sulit untuk menghirup udara. Sesak. Tubuh nya dingin.Byurrr!Slapss!Dalam ketidak berdayaannya, samar ia melihat sosok lelaki yang mendekat padanya di antara gelombang air y
BismillahSUAMI DARI ALAM LAIN#Part_86# by: R.D.Lestari.Aku memilih membenamkan wajah pada bantal kesayanganku. Baju yang basah sudah berganti dengan pakaian tidur. Aku lebih memilih berbaring dan memeluk guling beserta selimut untuk menghangatkan tubuhku yang sedari tadi bagai es karena kedinginan.Di saat sedih dan sepi seperti ini, aku terbiasa menelpon Rena atau Indri, kedua sahabat sedari masa SMA, tapi itu tak mungkin kulakukan saat ini. Indri-- , akh, sudah teramat lama tak mendengar kabar sahabat karibku itu, semenjak telpon terakhir ia mengabari jika akan pulang kembali ke Uwentira dan meninggalkan Perusahaan kepada pamannya.Dan, Rena? tak mungkin aku menelponnya. Aku masih sangat sakit hati padanya. Bukankah ia tau jika aku mencintai Pak Gio? bisa-bisanya Rena berusaha mencuri perhatiannya dan ya-- Gio menolakku pasti karena Rena. Itu pasti!Teman itu cuma sebagai alasan! menyebalkan!Dadaku kembali di cekam rasa