Home / Pendekar / SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API / 52. JERITAN HATI DI HUTAN PINUS

Share

52. JERITAN HATI DI HUTAN PINUS

Author: Evita Maria
last update Last Updated: 2024-10-06 20:49:29

Fajar baru saja menyingsing, sinarnya yang lembut menerobos celah-celah dedaunan pohon pinus yang menjulang tinggi. Embun pagi masih menggantung di ujung-ujung daun, berkilau bagai permata kecil. Di tengah keindahan alam ini, seorang remaja pria berjalan gontai, seolah memikul beban berat di pundak.

Dengan wajah lelah dan mata yang seperti kehilangan cahaya, Du Fei berjalan di antara pepohonan pinus. Rambut hitamnya yang berantakan sesekali tertiup angin pagi yang sejuk. Namun, kesejukan itu tak mampu menentramkan gejolak dalam hatinya.

Tiba-tiba, ia berhenti melangkah. Tangannya terkepal erat, gemetar menahan emosi yang bergolak.

"Mengapa aku begini lemah?" keluh Du Fei, suaranya sarat kesedihan yang mendalam. "Apakah benar yang dikatakan orang-orang bahwa aku hanyalah sampah tak berguna?"

Hening, tak ada yang menjawab jeritan hatinya. Hanya desir angin yang membelai dedaunan pohon pinus, menciptakan simfoni alam yang terdengar begitu menyedihkan di telinga Du Fei.

Frustasi semakin m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
semakin mantap bah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   53. BERTEMU PAMAN BAIK HATI

    "Jangan-jangan Lin Mo datang berniat membunuhku?" bisiknya pada diri sendiri, rasa takut mulai menguasai. “Atau Biarawati Yun Hui dan kroni-kroninya sudah mengejarku sampai kemari.” Tanpa pikir panjang, Du Fei segera menyembunyikan diri di antara semak-semak terdekat. Napasnya tertahan, berusaha tidak menimbulkan suara sekecil apapun.Dedaunan bergesekan, menandakan kedatangan seseorang. Du Fei merunduk makin dalam, tak berani mengintip.Tak jauh dari situ, Yu Ping mengedarkan pandangan ke sekeliling. Ia yakin pemilik suara yang ia dengar tadi berada di sekitar tempat itu. Ada sesuatu yang aneh, seolah ada benang tak kasat mata yang menariknya ke sana, mendorongnya untuk menemukan dan berbicara dengan pemilik suara misterius.Yu Ping berhenti sejenak, menutup matanya dan berkonsentrasi. Ia bisa merasakan keberadaan seseorang, energi yang asing namun entah mengapa terasa akrab. Perlahan, ia membuka matanya kembali, tatapannya tertuju pada sebuah semak-semak yang tampak sedikit bergera

    Last Updated : 2024-10-06
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   54. RACUN AKAR KEGELAPAN

    Du Fei berbalik dengan cepat, jantungnya berdegup kencang, bersiap menghadapi ancaman yang ia kira datang dari Lin Mo. Namun, alih-alih melihat sosok musuh bebuyutannya, ia justru berhadapan dengan wajah yang membuatnya terkejut sekaligus lega."Guru Chang?" Du Fei berseru, matanya melebar melihat Chang Su alias Datuk Racun Selatan berdiri di hadapannya dengan tangan berkacak pinggang. Raut wajah gurunya itu tampak tidak senang, matanya melotot penuh amarah, membuat Du Fei sedikit bingung dan was-was."Aku menunggumu semalaman, tetapi kau tidak pulang-pulang juga. Ternyata malah bermain-main di hutan!" Chang Su melayangkan tangannya dengan cepat, menyambar cuping telinga murid satu-satunya itu dan menariknya ke atas dengan keras."Aduhh, ampun, Guru!" Du Fei mengaduh kesakitan, refleks memegangi daun telinganya yang dipilin sang Guru. Rasa lega yang sempat ia rasakan kini berganti dengan rasa sakit yang menjalar dari telinganya.Setelah mendengar permintaan ampun yang ketiga kalinya d

    Last Updated : 2024-10-07
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   55. PENCARIAN BAHAN-BAHAN RACUN

    Chang Su menatap muridnya dengan geli sekaligus gemas. "Itulah gunanya kau belajar, Bocah Bodoh!" ujarnya, namun ada nada kasih tersembunyi di balik kata-kata kasarnya. "Baiklah, akan kuberikan petunjuk untukmu."Ia mengeluarkan sebuah gulungan perkamen tua dari balik jubahnya dan menyerahkannya pada Du Fei. "Di sini ada peta dan petunjuk untuk menemukan bahan-bahan itu. Tapi ingat, perjalanan ini tidak akan mudah. Kau harus menghadapi berbagai rintangan dan mungkin juga, bahaya."Du Fei menerima gulungan itu dengan tangan bergetar, takut sekaligus bersemangat. "Aku mengerti, Guru. Aku akan berusaha sebaik mungkin."Chang Su mengangguk puas, "Bagus. Ini akan menjadi ujian pertama bagimu. Jika kau berhasil, aku akan mengajarkanmu jurus rahasia yang belum pernah kuajarkan pada siapapun."Mata Du Fei berbinar mendengar janji gurunya. "Benarkah, Guru? Aku pasti akan berhasil!""Jangan terlalu percaya diri, Bocah," Chang Su memperingatkan, ada senyum tipis di bibirnya.Du Fei mengangguk

    Last Updated : 2024-10-07
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   56. RAHASIA DI BALIK POHON BESAR

    Jantung Du Fei berdegup kencang mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat.Tak jauh dari tempatnya bersembunyi, seorang pemuda berjalan tergesa-gesa. Langkahnya cepat dan tidak beraturan, seolah sedang melarikan diri dari sesuatu. Sesekali pemuda itu menoleh ke belakang, wajahnya pucat pasi, jelas menunjukkan ketakutan yang luar biasa.'Bukankah itu A Fung?' batin Du Fei, dahinya berkerut dalam. Ia mengenali pemuda tersebut sebagai salah satu murid senior di Bu Tong Pai, dan juga sahabat dekat Lin Mo. Kenyataan ini membuat Du Fei semakin waspada. Kalau A Fung berada di hutan ini, bisa jadi Lin Mo juga berada tak jauh.'Mengapa A Fung berada di tempat seperti ini?' Otak Du Fei bekerja keras, berusaha menerka apa yang sedang terjadi. Ia tak habis pikir mengapa A Fung berlarian seperti dikejar sese

    Last Updated : 2024-10-08
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   57. KEBENARAN TERUNGKAP

    Du Fei merasakan darahnya seolah berhenti mengalir mendengar teriakan A Fung. Menyebabkan Guru Besar tewas dan membunuh Ketua Ma? Apakah ini misi yang diberikan Tetua Lin? Seketika, Du Fei merasa mual. Ia selalu meyakini bahwa Bu Tong Pai memiliki sisi gelap, tapi ini terlalu mengerikan bahkan untuk dibayangkan.Keheningan yang mencekam kembali menyelimuti tempat itu. Dari celah sempit di antara batang pohon, Du Fei bisa melihat keterkejutan di wajah Tetua Lin dan Tetua Liu mendengar penolakan A Fung yang begitu berani."Kau bicara omong kosong!" sergah Tetua Lin, nada suaranya meninggi. "Guru Besar tewas karena perbuatan asusila Du Fei, bukan karena kesalahanmu.”“Dan misi yang kuberikan kepadamu hanyalah memberikan teh yang telah dicampuri serbuk Lemah Raga kepada Ketua Ma. Teh itu hanya akan membuat fisiknya lemah, sehingga tak bisa menjalankan fungsi sebagai ketua. Serbuk itu tak akan membunuhnya!” dalih Tetua ke-dua Bu Tong Pai lagi.Mendengar namanya disebut, Du Fei merasakan a

    Last Updated : 2024-10-08
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   58. RENCANA KEJI

    Du Fei memutar tubuhnya dengan hati-hati, kembali mengintip dari celah-celah pepohonan. Apa yang ia lihat membuat napasnya tersendat, matanya membelalak tak percaya.Di sana, hanya beberapa langkah dari tempat A Fung berpamitan tadi, tubuh pemuda itu kini tergeletak menelungkup di tanah. Tak bergerak, tak bernyawa. Di punggungnya, sebilah belati menancap dalam, darah merembes membasahi pakaiannya."Kakak Lin, apa yang kau lakukan?" Suara Tetua Liu terdengar panik, terkejut sekaligus tak percaya. Ia tak pernah menyangka saudara seperguruannya akan benar-benar membunuh murid kesayangannya.Du Fei menyaksikan Tetua Lin berjalan mendekati mayat A Fung dengan langkah tenang, seolah yang baru saja ia lakukan bukanlah hal yang luar biasa. "Dia tidak boleh dibiarkan hidup karena bisa membongkar rahasia kita," jawabnya tanpa ekspresi. Tangannya terulur, mencabut belati yang menancap di punggung A Fung dengan satu tarikan kuat.Du Fei merasakan perutnya bergolak, karena rasa mual dan kemarahan

    Last Updated : 2024-10-08
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   59. PERMAINAN BERBAHAYA

    Dengan langkah berat dan jantung berdebar, Du Fei akhirnya keluar dari persembunyiannya di balik pohon besar. Kemunculannya mengejutkan kedua tetua Bu Tong Pai.Tetua Liu, yang tadinya tampak ragu-ragu, kini menatap Du Fei dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia mendekat ke arah Tetua Lin dan berbisik, namun cukup keras untuk bisa didengar Du Fei"Kakak Lin, putra Pendekar Iblis ini pasti sudah menyaksikan apa yang telah kita lakukan. Bagaimana kalau kubereskan dia?"Du Fei merasakan darahnya membeku mendengar usulan itu. Namun, reaksi Tetua Lin membuatnya lebih waspada lagi. Sebuah senyuman licik tersungging di bibir Tetua Lin. "Aku memiliki ide yang lebih baik," ujarnya, matanya tak lepas dari sosok Du Fei yang berdiri gemetar di hadapan mereka."Apakah kau telah melihat semuanya, Du Fei?" tanya Tetua Lin dengan tatapan menyelidik, seolah berusaha menembus ke dalam pikiran Du Fei.Du Fei menggeleng kuat-kuat, berusaha terlihat meyakinkan. "Aku baru saja datang, tidak melihat apa-

    Last Updated : 2024-10-09
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   60. KAMBING HITAM

    Karena rasa penasaran dan sedikit takut, Du Fei menjauhkan tangannya dari wajah, memperhatikannya dengan seksama di bawah cahaya temaram kamar. Apa yang ia lihat membuat jantungnya seolah berhenti berdetak.Tangannya berlumuran cairan merah pekat. Darah.Dengan panik, Du Fei mengangkat tangan kirinya, dan pemandangan yang ia lihat membuatnya semakin terperangah. Di tangan kirinya tergenggam sebilah belati, bilahnya berlumur darah yang mulai mengering. Dan yang lebih mengejutkan lagi, belati tersebut diikatkan dengan tangan kirinya menggunakan kain yang juga bernoda merah."Apa yang terjadi?" Du Fei bergumam, suaranya bergetar penuh kebingungan dan ketakutan. Bagaimana ia bisa berakhir seperti ini? Apa yang telah ia lakukan?Didorong oleh kepanikan, Du Fei memutuskan untuk keluar dari kamar, mencari jawaban atau bantuan. Ia bangkit dari pembaringan dengan tergesa-gesa. Namun, baru saja kakinya menyentuh lantai dan hendak melangkah, sesuatu menghalangi jalannya.Du Fei tersandung, tub

    Last Updated : 2024-10-09

Latest chapter

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   243. ANAK DURHAKA

    Hari-hari berlalu dengan lambat di istana Negeri Qi. Musim gugur yang biasanya membawa warna-warna indah dan angin sejuk kini terasa berbeda bagi Raja Yu Ping. Setelah perayaan ulang tahunnya, sesuatu dalam diri sang raja telah berubah. Senyum yang biasa terukir di wajahnya kini jarang terlihat. Tatapannya sering menerawang jauh, pikirannya melayang entah kemana.Para menteri mulai berbisik-bisik, bertanya-tanya apa yang terjadi pada raja mereka. Yu Ping yang dulu selalu bersemangat saat pertemuan resmi, kini lebih banyak diam dan melamun. Keputusan-keputusan penting yang biasanya diambil dengan cepat dan tegas, kini membutuhkan waktu lebih lama.Di taman istana, Yu Ping duduk sendirian di bawah pohon plum, matanya menatap kolam ikan tanpa benar-benar melihatnya. Yang terbayang di pelupuk mata hanyalah sosok penari bercadar yang muncul di pesta ulang tahunnya—sosok yang begitu mirip dengan Qing Ning, cinta pertamanya yang telah meninggal."Tidak mungkin itu dia," bisiknya pada diri s

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   242. SENJATA MAKAN TUAN

    Pangeran Qi Lung yang melihat ayahnya kembali ke aula dengan wajah sedih, segera menghampirinya."Ada apa, Ayah? Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiran Ayah?" tanya Qi Lung, berpura-pura khawatir.Yu Ping menggeleng pelan, tatapannya masih menerawang. "Tidak ada." Ia kemudian menatap putranya dengan sorot mata menyelidik. "Kemana kau pergi selama beberapa minggu terakhir? Tiba-tiba saja kau pulang dan memberiku kejutan ini."Qi Lung terdiam sejenak, otaknya berputar cepat mencari jawaban yang masuk akal. "Aku bepergian untuk melihat bagaimana kehidupan rakyat dan apa yang mereka butuhkan, Ayah," jawabnya dengan lancar. "Dalam perjalananku, aku bertemu dengan rombongan pemusik keliling. Kupikir mereka bisa menghibur Ayah di hari ulang tahunmu."Yu Ping menatap putranya lekat-lekat, berharap Qi Lung mengetahui banyak tentang Qing Ning. "Aku melihat seseorang dari rombongan itu. Seorang gadis yang pernah kukenal dulu.""Oh ya?" Qi Lung pura-pura terkejut. “Siapa gadis itu, Ayah?”"A

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   241. SOSOK DARI MASA LALU

    Udara istana Negeri Qi dipenuhi aroma dupa wangi dan bunga-bunga segar. Suasana aula utama yang biasanya formal kini telah berubah menjadi tempat pesta yang meriah dengan hiasan-hiasan indah dan meja-meja yang dipenuhi hidangan lezat. Lilin-lilin berwarna keemasan menerangi ruangan, menciptakan suasana hangat dan mewah.Pangeran Qi Lung berjalan dengan langkah tenang melewati lorong-lorong istana, menuju ruang baca pribadi ayahandanya. Hatinya berdebar, bukan karena kegembiraan pesta, melainkan karena rencana besar yang sudah mulai bergerak."Ayahanda," Qi Lung memanggil sambil membungkuk hormat saat memasuki ruang baca.Raja Yu Ping mengangkat wajahnya dari gulungan yang sedang dibacanya. "Ada apa, Putraku?""Para menteri ingin membicarakan sesuatu yang penting dengan Ayahanda di aula utama," jawab Qi Lung dengan senyum yang disembunyikan.Yu Ping mengerutkan kening. "Malam-malam begini? Tidak bisakah menunggu sampai besok?""Ini sangat mendesak, Ayahanda. Mereka semua sudah menunggu

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   240. MENYUSUN STRATEGI PERANG

    Aula istana Negeri Wu yang megah diselimuti keheningan setelah pernyataan mengejutkan Qi Lung. Ratu Mei Ling, yang duduk di singgasana dengan ukiran naga, menatap tajam pada pangeran muda di hadapannya."Apa?" tanya Ratu Mei Ling nyaris tak mempercayai pendengarannya. "Kau ingin menggulingkan ayahmu sendiri, Pangeran?"Qi Lung menelan ludah, namun tatapannya tetap teguh. "Yang Mulia Ratu, situasinya lebih rumit dari yang terlihat. Posisiku sebagai putra mahkota terancam oleh kehadiran Du Fei, putra dari wanita yang merupakan cinta sejati ayahku."Ratu Mei Ling tertawa, suara tawanya bergema di aula yang luas. "Jadi, kau datang jauh-jauh ke negeri musuh, membahayakan nyawamu sendiri... hanya karena takut tersaingi?" Tubuhnya condong ke depan. "Kau ingin bantuanku untuk membunuh Yu Ping, ayah kandungmu?""Tidak," Qi Lung menggeleng cepat. "Tidak perlu membunuhnya. Cukup membuatnya... lumpuh."Ratu Mei Ling menaikkan alis, tampak terhibur oleh jawaban itu. Ia bangkit dari singgasananya d

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   239. PERTEMUAN DENGAN RATU MEI LING

    Jalanan berbatu di perbatasan Negeri Qi dan Negeri Wu terlihat lengang di pagi hari itu. Dua orang penunggang kuda berjalan perlahan, mengenakan pakaian sederhana layaknya pedagang yang hendak menjajakan dagangannya ke negeri tetangga. Qi Lung, yang biasa mengenakan jubah mewah bersulamkan benang emas, kini harus puas dengan jubah linen kasar berwarna coklat. Cheng Zhuo berada di sampingnya, waspada mengamati keadaan sekitar."Kita hampir sampai di pos perbatasan, Pangeran," bisik Cheng Zhuo. "Ingat, kita adalah pedagang obat-obatan dari desa selatan Negeri Qi."Qi Lung mengangguk. Jantungnya berdegup kencang, bukan karena takut tertangkap, tapi karena ia tak pernah membayangkan dirinya akan melakukan hal seperti ini—menyeberang ke negeri musuh dengan misi rahasia yang bisa dianggap pengkhianatan.Mereka berhasil melewati pos perbatasan tanpa kesulitan berarti. Para penjaga terlalu bosan untuk mencurigai dua pedagang biasa. Setelah beberapa jam perjalanan, lanskap di sekitar mereka mu

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   238. KONSPIRASI GELAP

    Di lantai dekat dapur, tergeletak tubuh seorang wanita tua. Tidak bergerak."Bibi Wu Mei!" teriak Cheng Zhuo, panik sepenuhnya menguasainya.Dengan satu hentakan kuat, ia mendobrak pintu. Kayu tua itu menyerah dengan mudah, membanting terbuka. Cheng Zhuo bergegas masuk, menghampiri sosok yang tergeletak.Bibi Wu Mei terbaring telentang, matanya terbuka namun kosong. Darah kering menodai pakaian sederhananya, bersumber dari luka tusukan di dada. Cheng Zhuo memeriksa nadinya, meski tahu itu sia-sia. Tubuh wanita tua itu sudah dingin dan kaku.Saat ia berlutut memeriksa jasad Bibi Wu, ekor matanya menangkap gerakan samar di jendela—sebuah bayangan yang bergerak cepat.Tanpa pikir panjang, Cheng Zhuo melompat bangkit dan melesat keluar jendela, mengejar sosok bayangan yang berusaha kabur di antara pepohonan bambu."Berhenti!" teriaknya, berlari sekuat tenaga.Sosok itu bergerak cepat, gesit melewati rumpun-rumpun bambu. Tapi Cheng Zhuo, dengan pengalaman bertahun-tahun sebagai seorang pen

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   237. BERBURU DENGAN WAKTU

    Berita tentang kematian Bidan Lian menyebar cepat bagai api di padang rumput kering. Para penduduk desa yang menemukan jasadnya di tepi hutan segera melaporkan kejadian tersebut kepada tetua desa. Tak lama, berita itu merambat hingga ke kota raja, akhirnya sampai ke telinga Putri Qi Yue.Di paviliunnya yang mewah, Putri Qi Yue duduk dengan gelisah, jari-jarinya tanpa sadar mengetuk-ngetuk meja kayu berukir. Wajahnya yang biasanya tenang kini diselimuti kekhawatiran."Tidak masuk akal," gumamnya. "Bagaimana mungkin ada yang tega membunuh Bidan Lian? Wanita itu telah membantu persalinan hampir seluruh wanita di kota raja dan desa-desa di sekitarnya. Siapa yang memiliki dendam padanya?"Suara langkah tergesa menghampiri paviliunnya. Cheng Zhuo, yang ditugaskan untuk menyelidiki kematian Bidan Lian, memasuki ruangan dengan wajah serius."Bagaimana?" tanya Putri Qi Yue tanpa basa-basi.Cheng Zhuo membungkuk hormat. "Menurut penduduk yang menemukan jasadnya, Bidan Lian meninggal karena luka

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   236. BIDAN YANG MALANG

    Malam telah turun ketika Bidan Lian menyelesaikan tugasnya membantu kelahiran seorang ibu muda di kediaman sebuah keluarga di pinggiran kota raja. Bayi laki-laki yang baru saja ia bersihkan dan diberi selimut, menangis kuat—pertanda baik bagi kehidupan si kecil. Suami dari ibu muda memberikan sekantung koin perak sebagai upah, disertai sebungkus kue kacang merah sebagai tanda terima kasih."Terima kasih, Bidan Lian. Tanpamu, aku tak tahu apa yang akan terjadi pada kami," ucap tuan rumah yang baru saja menjadi ayah dengan mata berkaca-kaca.Bidan Lian menepuk lembut pundak pria itu, "Sudah menjadi tugasku, Nak. Dulu aku yang membantu proses kelahiranmu dan sekarang anakmu. Tuhan memberiku umur panjang."Wanita tua itu mengikat kantung koin di pinggangnya dan membungkus kue dalam saputangan. Setelah berpamitan, ia melangkah meninggalkan kota raja menuju desanya yang terletak beberapa kilometer jauhnya.Jalanan mulai sepi. Cahaya rembulan menyinari jalan setapak yang akan dilalui Bidan

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   235. PERMAINAN BERBAHAYA

    Senja telah berganti malam, bulan sabit menghiasi langit dengan sinar pucatnya. Di paviliun Putri Qi Yue yang sunyi, tiga sosok duduk melingkari meja kayu berukir.Cheng Zhuo menatap Qi Lung dengan tatapan tajam, mengeluarkan sebuah kotak kecil yang indah dari dalam jubahnya. Dengan gerakan lambat, ia membuka kotak itu, menampilkan sebuah botol kecil berisi serbuk putih."Pangeran," ucap Cheng Zhuo setengah berbisik, "ini adalah jalan terbaik untuk mengatasi masalah kita."Qi Lung memperhatikan botol yang kini berada di atas meja dengan bingung, "Apa itu?""Racun langka dari pegunungan barat," jelas Cheng Zhuo. "Tidak berbau, tidak berasa. Jika dicampurkan sedikit demi sedikit pada makanan Ratu Sayana setiap hari, racun ini tidak akan membunuhnya.""Lalu apa efeknya?" tanya Qi Lung, suaranya bergetar halus."Racun ini bekerja perlahan," Cheng Zhuo tersenyum tipis. "Awalnya dia akan merasa sedikit lelah, kemudian lemahlah anggota tubuhnya satu per satu. Pada akhirnya, dia akan lumpuh t

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status