Home / Pendekar / SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API / 53. BERTEMU PAMAN BAIK HATI

Share

53. BERTEMU PAMAN BAIK HATI

Author: Evita Maria
last update Last Updated: 2024-10-06 23:39:14

"Jangan-jangan Lin Mo datang berniat membunuhku?" bisiknya pada diri sendiri, rasa takut mulai menguasai. “Atau Biarawati Yun Hui dan kroni-kroninya sudah mengejarku sampai kemari.”

Tanpa pikir panjang, Du Fei segera menyembunyikan diri di antara semak-semak terdekat. Napasnya tertahan, berusaha tidak menimbulkan suara sekecil apapun.

Dedaunan bergesekan, menandakan kedatangan seseorang. Du Fei merunduk makin dalam, tak berani mengintip.

Tak jauh dari situ, Yu Ping mengedarkan pandangan ke sekeliling. Ia yakin pemilik suara yang ia dengar tadi berada di sekitar tempat itu. Ada sesuatu yang aneh, seolah ada benang tak kasat mata yang menariknya ke sana, mendorongnya untuk menemukan dan berbicara dengan pemilik suara misterius.

Yu Ping berhenti sejenak, menutup matanya dan berkonsentrasi. Ia bisa merasakan keberadaan seseorang, energi yang asing namun entah mengapa terasa akrab. Perlahan, ia membuka matanya kembali, tatapannya tertuju pada sebuah semak-semak yang tampak sedikit bergera
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   54. RACUN AKAR KEGELAPAN

    Du Fei berbalik dengan cepat, jantungnya berdegup kencang, bersiap menghadapi ancaman yang ia kira datang dari Lin Mo. Namun, alih-alih melihat sosok musuh bebuyutannya, ia justru berhadapan dengan wajah yang membuatnya terkejut sekaligus lega."Guru Chang?" Du Fei berseru, matanya melebar melihat Chang Su alias Datuk Racun Selatan berdiri di hadapannya dengan tangan berkacak pinggang. Raut wajah gurunya itu tampak tidak senang, matanya melotot penuh amarah, membuat Du Fei sedikit bingung dan was-was."Aku menunggumu semalaman, tetapi kau tidak pulang-pulang juga. Ternyata malah bermain-main di hutan!" Chang Su melayangkan tangannya dengan cepat, menyambar cuping telinga murid satu-satunya itu dan menariknya ke atas dengan keras."Aduhh, ampun, Guru!" Du Fei mengaduh kesakitan, refleks memegangi daun telinganya yang dipilin sang Guru. Rasa lega yang sempat ia rasakan kini berganti dengan rasa sakit yang menjalar dari telinganya.Setelah mendengar permintaan ampun yang ketiga kalinya d

    Last Updated : 2024-10-07
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   55. PENCARIAN BAHAN-BAHAN RACUN

    Chang Su menatap muridnya dengan geli sekaligus gemas. "Itulah gunanya kau belajar, Bocah Bodoh!" ujarnya, namun ada nada kasih tersembunyi di balik kata-kata kasarnya. "Baiklah, akan kuberikan petunjuk untukmu."Ia mengeluarkan sebuah gulungan perkamen tua dari balik jubahnya dan menyerahkannya pada Du Fei. "Di sini ada peta dan petunjuk untuk menemukan bahan-bahan itu. Tapi ingat, perjalanan ini tidak akan mudah. Kau harus menghadapi berbagai rintangan dan mungkin juga, bahaya."Du Fei menerima gulungan itu dengan tangan bergetar, takut sekaligus bersemangat. "Aku mengerti, Guru. Aku akan berusaha sebaik mungkin."Chang Su mengangguk puas, "Bagus. Ini akan menjadi ujian pertama bagimu. Jika kau berhasil, aku akan mengajarkanmu jurus rahasia yang belum pernah kuajarkan pada siapapun."Mata Du Fei berbinar mendengar janji gurunya. "Benarkah, Guru? Aku pasti akan berhasil!""Jangan terlalu percaya diri, Bocah," Chang Su memperingatkan, ada senyum tipis di bibirnya.Du Fei mengangguk

    Last Updated : 2024-10-07
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   56. RAHASIA DI BALIK POHON BESAR

    Jantung Du Fei berdegup kencang mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat.Tak jauh dari tempatnya bersembunyi, seorang pemuda berjalan tergesa-gesa. Langkahnya cepat dan tidak beraturan, seolah sedang melarikan diri dari sesuatu. Sesekali pemuda itu menoleh ke belakang, wajahnya pucat pasi, jelas menunjukkan ketakutan yang luar biasa.'Bukankah itu A Fung?' batin Du Fei, dahinya berkerut dalam. Ia mengenali pemuda tersebut sebagai salah satu murid senior di Bu Tong Pai, dan juga sahabat dekat Lin Mo. Kenyataan ini membuat Du Fei semakin waspada. Kalau A Fung berada di hutan ini, bisa jadi Lin Mo juga berada tak jauh.'Mengapa A Fung berada di tempat seperti ini?' Otak Du Fei bekerja keras, berusaha menerka apa yang sedang terjadi. Ia tak habis pikir mengapa A Fung berlarian seperti dikejar sese

    Last Updated : 2024-10-08
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   57. KEBENARAN TERUNGKAP

    Du Fei merasakan darahnya seolah berhenti mengalir mendengar teriakan A Fung. Menyebabkan Guru Besar tewas dan membunuh Ketua Ma? Apakah ini misi yang diberikan Tetua Lin? Seketika, Du Fei merasa mual. Ia selalu meyakini bahwa Bu Tong Pai memiliki sisi gelap, tapi ini terlalu mengerikan bahkan untuk dibayangkan.Keheningan yang mencekam kembali menyelimuti tempat itu. Dari celah sempit di antara batang pohon, Du Fei bisa melihat keterkejutan di wajah Tetua Lin dan Tetua Liu mendengar penolakan A Fung yang begitu berani."Kau bicara omong kosong!" sergah Tetua Lin, nada suaranya meninggi. "Guru Besar tewas karena perbuatan asusila Du Fei, bukan karena kesalahanmu.”“Dan misi yang kuberikan kepadamu hanyalah memberikan teh yang telah dicampuri serbuk Lemah Raga kepada Ketua Ma. Teh itu hanya akan membuat fisiknya lemah, sehingga tak bisa menjalankan fungsi sebagai ketua. Serbuk itu tak akan membunuhnya!” dalih Tetua ke-dua Bu Tong Pai lagi.Mendengar namanya disebut, Du Fei merasakan a

    Last Updated : 2024-10-08
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   58. RENCANA KEJI

    Du Fei memutar tubuhnya dengan hati-hati, kembali mengintip dari celah-celah pepohonan. Apa yang ia lihat membuat napasnya tersendat, matanya membelalak tak percaya.Di sana, hanya beberapa langkah dari tempat A Fung berpamitan tadi, tubuh pemuda itu kini tergeletak menelungkup di tanah. Tak bergerak, tak bernyawa. Di punggungnya, sebilah belati menancap dalam, darah merembes membasahi pakaiannya."Kakak Lin, apa yang kau lakukan?" Suara Tetua Liu terdengar panik, terkejut sekaligus tak percaya. Ia tak pernah menyangka saudara seperguruannya akan benar-benar membunuh murid kesayangannya.Du Fei menyaksikan Tetua Lin berjalan mendekati mayat A Fung dengan langkah tenang, seolah yang baru saja ia lakukan bukanlah hal yang luar biasa. "Dia tidak boleh dibiarkan hidup karena bisa membongkar rahasia kita," jawabnya tanpa ekspresi. Tangannya terulur, mencabut belati yang menancap di punggung A Fung dengan satu tarikan kuat.Du Fei merasakan perutnya bergolak, karena rasa mual dan kemarahan

    Last Updated : 2024-10-08
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   59. PERMAINAN BERBAHAYA

    Dengan langkah berat dan jantung berdebar, Du Fei akhirnya keluar dari persembunyiannya di balik pohon besar. Kemunculannya mengejutkan kedua tetua Bu Tong Pai.Tetua Liu, yang tadinya tampak ragu-ragu, kini menatap Du Fei dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia mendekat ke arah Tetua Lin dan berbisik, namun cukup keras untuk bisa didengar Du Fei"Kakak Lin, putra Pendekar Iblis ini pasti sudah menyaksikan apa yang telah kita lakukan. Bagaimana kalau kubereskan dia?"Du Fei merasakan darahnya membeku mendengar usulan itu. Namun, reaksi Tetua Lin membuatnya lebih waspada lagi. Sebuah senyuman licik tersungging di bibir Tetua Lin. "Aku memiliki ide yang lebih baik," ujarnya, matanya tak lepas dari sosok Du Fei yang berdiri gemetar di hadapan mereka."Apakah kau telah melihat semuanya, Du Fei?" tanya Tetua Lin dengan tatapan menyelidik, seolah berusaha menembus ke dalam pikiran Du Fei.Du Fei menggeleng kuat-kuat, berusaha terlihat meyakinkan. "Aku baru saja datang, tidak melihat apa-

    Last Updated : 2024-10-09
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   60. KAMBING HITAM

    Karena rasa penasaran dan sedikit takut, Du Fei menjauhkan tangannya dari wajah, memperhatikannya dengan seksama di bawah cahaya temaram kamar. Apa yang ia lihat membuat jantungnya seolah berhenti berdetak.Tangannya berlumuran cairan merah pekat. Darah.Dengan panik, Du Fei mengangkat tangan kirinya, dan pemandangan yang ia lihat membuatnya semakin terperangah. Di tangan kirinya tergenggam sebilah belati, bilahnya berlumur darah yang mulai mengering. Dan yang lebih mengejutkan lagi, belati tersebut diikatkan dengan tangan kirinya menggunakan kain yang juga bernoda merah."Apa yang terjadi?" Du Fei bergumam, suaranya bergetar penuh kebingungan dan ketakutan. Bagaimana ia bisa berakhir seperti ini? Apa yang telah ia lakukan?Didorong oleh kepanikan, Du Fei memutuskan untuk keluar dari kamar, mencari jawaban atau bantuan. Ia bangkit dari pembaringan dengan tergesa-gesa. Namun, baru saja kakinya menyentuh lantai dan hendak melangkah, sesuatu menghalangi jalannya.Du Fei tersandung, tub

    Last Updated : 2024-10-09
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   61. KAMBING HITAM 2

    Malam yang kelam di Gunung Wudang seolah berubah menjadi arena perjuangan hidup dan mati. Du Fei, dengan nafas tersengal dan keringat bercucuran, terus memaksa kakinya yang mulai gemetar untuk berlari. Di belakangnya, suara derap langkah para pengejar dari Bu Tong Pai semakin mendekat."Sial!" Du Fei mengumpat lirih, menyadari bahwa jarak antara dirinya dan para pengejar semakin menipis. Ilmu sinkang yang tinggi membuat orang-orang Bu Tong Pai mampu mengejar dengan kecepatan yang menakjubkan.Dengan hanya mengandalkan insting, Du Fei membelokkan arah lari, menerobos masuk ke dalam hutan lebat. Ranting-ranting tajam menyayat kulitnya, dedaunan basah memercik ke wajahnya, namun ia tak peduli. Satu-satunya yang ada di pikirannya hanyalah lepas dari maut. Ia telah difitnah membunuh murid Bu Tong Pai, bila tertangkap hukumannya pasti mati. ‘Aku tak boleh mati sebelum mengungkap kebenaran!” tekad hati Du Fei.Namun, tenaganya yang sudah terkuras habis mulai membuat langkahnya melambat, naf

    Last Updated : 2024-10-10

Latest chapter

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   238. KONSPIRASI GELAP

    Di lantai dekat dapur, tergeletak tubuh seorang wanita tua. Tidak bergerak."Bibi Wu Mei!" teriak Cheng Zhuo, panik sepenuhnya menguasainya.Dengan satu hentakan kuat, ia mendobrak pintu. Kayu tua itu menyerah dengan mudah, membanting terbuka. Cheng Zhuo bergegas masuk, menghampiri sosok yang tergeletak.Bibi Wu Mei terbaring telentang, matanya terbuka namun kosong. Darah kering menodai pakaian sederhananya, bersumber dari luka tusukan di dada. Cheng Zhuo memeriksa nadinya, meski tahu itu sia-sia. Tubuh wanita tua itu sudah dingin dan kaku.Saat ia berlutut memeriksa jasad Bibi Wu, ekor matanya menangkap gerakan samar di jendela—sebuah bayangan yang bergerak cepat.Tanpa pikir panjang, Cheng Zhuo melompat bangkit dan melesat keluar jendela, mengejar sosok bayangan yang berusaha kabur di antara pepohonan bambu."Berhenti!" teriaknya, berlari sekuat tenaga.Sosok itu bergerak cepat, gesit melewati rumpun-rumpun bambu. Tapi Cheng Zhuo, dengan pengalaman bertahun-tahun sebagai seorang pen

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   237. BERBURU DENGAN WAKTU

    Berita tentang kematian Bidan Lian menyebar cepat bagai api di padang rumput kering. Para penduduk desa yang menemukan jasadnya di tepi hutan segera melaporkan kejadian tersebut kepada tetua desa. Tak lama, berita itu merambat hingga ke kota raja, akhirnya sampai ke telinga Putri Qi Yue.Di paviliunnya yang mewah, Putri Qi Yue duduk dengan gelisah, jari-jarinya tanpa sadar mengetuk-ngetuk meja kayu berukir. Wajahnya yang biasanya tenang kini diselimuti kekhawatiran."Tidak masuk akal," gumamnya. "Bagaimana mungkin ada yang tega membunuh Bidan Lian? Wanita itu telah membantu persalinan hampir seluruh wanita di kota raja dan desa-desa di sekitarnya. Siapa yang memiliki dendam padanya?"Suara langkah tergesa menghampiri paviliunnya. Cheng Zhuo, yang ditugaskan untuk menyelidiki kematian Bidan Lian, memasuki ruangan dengan wajah serius."Bagaimana?" tanya Putri Qi Yue tanpa basa-basi.Cheng Zhuo membungkuk hormat. "Menurut penduduk yang menemukan jasadnya, Bidan Lian meninggal karena luka

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   236. BIDAN YANG MALANG

    Malam telah turun ketika Bidan Lian menyelesaikan tugasnya membantu kelahiran seorang ibu muda di kediaman sebuah keluarga di pinggiran kota raja. Bayi laki-laki yang baru saja ia bersihkan dan diberi selimut, menangis kuat—pertanda baik bagi kehidupan si kecil. Suami dari ibu muda memberikan sekantung koin perak sebagai upah, disertai sebungkus kue kacang merah sebagai tanda terima kasih."Terima kasih, Bidan Lian. Tanpamu, aku tak tahu apa yang akan terjadi pada kami," ucap tuan rumah yang baru saja menjadi ayah dengan mata berkaca-kaca.Bidan Lian menepuk lembut pundak pria itu, "Sudah menjadi tugasku, Nak. Dulu aku yang membantu proses kelahiranmu dan sekarang anakmu. Tuhan memberiku umur panjang."Wanita tua itu mengikat kantung koin di pinggangnya dan membungkus kue dalam saputangan. Setelah berpamitan, ia melangkah meninggalkan kota raja menuju desanya yang terletak beberapa kilometer jauhnya.Jalanan mulai sepi. Cahaya rembulan menyinari jalan setapak yang akan dilalui Bidan

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   235. PERMAINAN BERBAHAYA

    Senja telah berganti malam, bulan sabit menghiasi langit dengan sinar pucatnya. Di paviliun Putri Qi Yue yang sunyi, tiga sosok duduk melingkari meja kayu berukir.Cheng Zhuo menatap Qi Lung dengan tatapan tajam, mengeluarkan sebuah kotak kecil yang indah dari dalam jubahnya. Dengan gerakan lambat, ia membuka kotak itu, menampilkan sebuah botol kecil berisi serbuk putih."Pangeran," ucap Cheng Zhuo setengah berbisik, "ini adalah jalan terbaik untuk mengatasi masalah kita."Qi Lung memperhatikan botol yang kini berada di atas meja dengan bingung, "Apa itu?""Racun langka dari pegunungan barat," jelas Cheng Zhuo. "Tidak berbau, tidak berasa. Jika dicampurkan sedikit demi sedikit pada makanan Ratu Sayana setiap hari, racun ini tidak akan membunuhnya.""Lalu apa efeknya?" tanya Qi Lung, suaranya bergetar halus."Racun ini bekerja perlahan," Cheng Zhuo tersenyum tipis. "Awalnya dia akan merasa sedikit lelah, kemudian lemahlah anggota tubuhnya satu per satu. Pada akhirnya, dia akan lumpuh t

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   234. PERMAINAN TAKDIR

    Ombak-ombak berdebur di kaki tebing, mengirimkan buih-buih putih yang terpercik tinggi. Angin laut berhembus kencang, membawa aroma asin yang tajam. Di atas tebing yang curam, Qi Lung berdiri tegak, rambutnya melambai liar ditiup angin. Matanya menatap jauh ke laut lepas, seolah mencari jawaban dari ketidakpastian yang kini mengisi hidupnya.Dari kejauhan, Cheng Zhuo akhirnya menemukannya setelah mencari seharian. Napasnya tersengal, kelelahan dan kelegaan terpancar di wajahnya yang sudah menua."Pangeran Qi Lung!" seru pria itu, melangkah hati-hati mendekati tepi jurang.Qi Lung menoleh perlahan. Tatapannya yang dingin dan penuh amarah membuat kelegaan Cheng Zhuo berubah menjadi kekhawatiran dalam sekejap."Pangeran, mengapa Anda tidak pulang seharian?" tanya Cheng Zhuo, berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang. "Putri Qi Yue dan hamba sangat mengkhawatirkan Anda."Qi Lung mendengus pelan, sebuah senyum pahit tergambar di wajahnya yang tampan. "Mengapa kalian khawatir padaku?" tan

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   233. TERKUAKNYA SEBUAH RAHASIA

    Sinar matahari pagi menerobos masuk melalui celah-celah dedaunan, menciptakan pola bayangan yang indah di tanah lapangan latihan istana. Pangeran Qi Lung mengayunkan pedangnya dengan kecepatan yang mengagumkan. Keringat membasahi dahinya, namun wajahnya tetap fokus dan penuh tekad.Di hadapannya, Cheng Zhuo—guru bela diri istana yang terkenal dengan ketajaman matanya—mengamati setiap gerakan sang pangeran dengan seksama. Meski sudah berusia lanjut, sorot matanya masih tajam dan gesturnya penuh wibawa."Bagus, Pangeran," puji Cheng Zhuo saat Qi Lung menyelesaikan rangkaian gerakan terakhirnya. "Kemampuan pedang Anda meningkat pesat."Qi Lung menurunkan pedangnya dan membungkuk hormat pada gurunya. "Terima kasih atas bimbingan Guru Cheng. Tapi…," ia terdiam sejenak, "aku selalu bertanya-tanya, mengapa seorang putra mahkota sepertiku harus bersusah payah berlatih ilmu pedang? Bukankah kelak aku akan memiliki banyak pengawal yang siap melindungiku?"Cheng Zhuo mengusap jenggot putihnya ya

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   232. PILIHAN HIDUP PANGERAN ZHEN YI

    Sinar matahari jatuh lembut menyapu halaman kuil Shaolin yang asri. Dedaunan menari pelan ditiup angin, menciptakan harmoni alam yang menenangkan jiwa. Du Fei dan Yun Hao berjalan beriringan memasuki gerbang kuil yang megah, menarik perhatian beberapa murid yang sedang berlatih di halaman."Sudah lama aku tidak mengunjungi kuil," ucap Du Fei sambil memandang sekeliling dengan takjub. Arsitektur kuil yang indah dan atmosfer ketenangan membuatnya merasa damai. "Apakah kita akan bersembahyang?"Yun Hao menggeleng pelan, senyum tipis menghiasi wajahnya yang tampan. "Tidak, Du Fei. Aku membawamu ke sini untuk tujuan lain."Du Fei menoleh, alisnya terangkat penuh tanya."Aku memiliki seorang saudara lain ayah," lanjut Yun Hao, suaranya sedikit berubah, ada kerinduan yang tersirat di sana. "Namanya Zhen Yi. Ia memilih jalan berbeda dari kita—ia memutuskan untuk tinggal di kuil Shaolin setelah kepergianku beberapa waktu lalu.""Saudaramu tinggal di kuil ini?" tanya Du Fei, tidak menyembunyika

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   231. KESEMPATAN KEDUA

    Di sebuah lembah hijau yang tenang, tak jauh dari kotaraja, pemandangan haru terlihat jelas di bawah langit kelabu. Seorang gadis kecil bersimpuh di hadapan tiga makam yang masih baru, tanahnya masih gembur. Di belakangnya, sepuluh orang dewasa juga berlutut dengan kepala tertunduk. Mereka adalah anggota terakhir sekte Iblis Bayangan yang tersisa setelah pertempuran berdarah di alun-alun.Gadis kecil itu menangis pilu, tubuh mungilnya bergetar hebat. Ia membungkuk dalam-dalam hingga keningnya membentur tanah di depan makam orang tuanya. Air mata membasahi tanah makam ibunya."Ibu…," isak Yao Chen, suaranya tersendat-sendat. "Ayah... kalian kemana? Kenapa aku ditinggal sendiri? Aku harus tinggal dengan siapa sekarang?"Tangisannya semakin menjadi, mengiris hati siapapun yang mendengarnya. Dalam semalam, dunia gadis kecil itu telah hancur berkeping-keping. Kedua orang tua yang menjadi sandarannya kini telah pergi untuk selamanya.Lian Xi, pria setengah baya dengan wajah keras namun mata

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   230. PENGAMPUNAN DARI RAJA

    Dengan suara lantang, Lin Mo memerintahkan pasukannya, "Serang lebih gencar! Jangan biarkan dia lolos! Aku menginginkan pedang itu!"Hujan anak panah semakin intens. Du Fei masih mampu menangkisnya, namun fokusnya terganggu seiring dengan tumbangnya beberapa pengikut Iblis Bayangan.Di tengah kekacauan pertempuran, sebuah suara lembut namun dingin terdengar dari belakang Lin Mo."Lin Mo!"Lin Mo membeku mendengar suara yang sangat dikenalnya. Perlahan, ia berbalik, dan matanya melebar melihat sosok wanita cantik dalam balutan pakaian putih berdiri persis dibelakangnya."Ming Mei? Bagaimana kau—"Kalimatnya terputus oleh rasa sakit yang luar biasa. Ming Mei telah menusukkan ebuah belati perak tepat ke perutnya sebelum ia sempat menghindar. Lin Mo terbelalak, menatap wajah cantik yang dulu menjadi kekasihnya."Ini untuk semua kebohonganmu," bisik Ming Mei, matanya berkaca-kaca namun penuh kebencian.Lin Mo muntah darah, tangannya gemetar memegangi gagang belati yang menancap di perutnya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status