Share

16. PESAN TERAKHIR

Author: Evita Maria
last update Huling Na-update: 2024-09-21 18:02:29

Alun-alun Kotaraja Xianfeng dipenuhi oleh kerumunan rakyat yang berdesakan, mata mereka tertuju pada panggung kayu di tengah lapangan. Beberapa meter dari panggung, sebuah meja diletakkan, di belakangnya duduk Menteri Miu dengan wajah angkuh dan dingin.

Menteri Miu mengenakan jubah pejabat berwarna merah tua, di kepalanya terpasang topi futou yang menambah kesan berwibawa. Matanya yang tajam mengawasi tiga orang tahanan yang berdiri di atas panggung, di hadapannya.

Qi Xiang, mantan raja yang kini jatuh dari kejayaannya, berdiri tegak di tengah. Di kanan kirinya, berdiri istrinya Xue Yuan dan Kasim Liu. Ketiganya mengenakan pakaian putih polos, rambut mereka yang panjang dibiarkan tergerai..

"Berlutut!" Perintah Menteri Miu lantang, suaranya terdengar arogan.

Tanpa banyak perlawanan, Kasim Liu dan Xue Yuan perlahan berlutut. Tubuh mereka gemetar karena ketakutan. Hanya Qi Xiang yang tetap berdiri tegak dengan dagu terangkat tinggi. Mata yang tajam menatap lurus ke arah Menteri
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   17. EKSEKUSI

    Menteri Miu menggebrak meja di hadapannya dengan geram. "Kau sudah mau mati masih berani mengancamku?" bentaknya, wajahnya merah padam.Di tengah ketegangan itu, Qi Yue menjatuhkan diri, berlutut di depan meja Menteri Miu."Menteri Miu, kumohon, adakan pengadilan untuk Ayah, Ibu, dan Kasim Liu!" pintanya seraya membungkuk mencium tanah. "Aku yakin ada kesalahpahaman di sini. Mereka tidak bersalah!"Menteri Miu menatap Qi Yue dengan pandangan dingin. "Ayahmu sudah mengaku, Tuan Putri. Apa lagi yang perlu diadili?"Qi Yue menggeleng kuat-kuat, air matanya semakin deras. "Tidak mungkin! Pasti ada sesuatu di balik semua ini. Kumohon, beri mereka kesempatan!"Sementara itu, Qi Xiang menatap putrinya dengan sedih. "Yue-er," panggil

    Huling Na-update : 2024-09-21
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   18. PUTRA YANG TAK DIINGINKAN

    “Bila diizinkan, Hamba akan mendampingi Yang Mulia menuntut balas kepada Ratu Sayana dan antek-anteknya.”Qi Yue memutar kepalanya dengan hati-hati, mengikuti gerak tubuhnya, kembali menghadap pria misterius yang mengaku bernama Cheng Zhuo. Kening sang Putri berkerut, mencoba mencerna sepenuhnya apa yang baru saja dikatakan pria itu.“Mengapa Ratu Sayana?” tanya Qi Yue penasaran. “Katakan apa yang kau ketahui!”“Hamba telah memata-matai istana selama ini, dan Hamba juga memiliki orang dalam di area Ratu,” papar Cheng Zhuo dengan tenang. “Dari sinilah Hamba mengetahui bahwa Panglima Taban mempengaruhi Ratu untuk menyingkirkan Yang Mulia Qi Xiang, serta Ratu Xue Yuan, dengan cara memfitnah mereka berdua dan Kasim Liu.”Pupil mata Qi Yue membesar, ia sulit mempercayai apa yang didengarnya. “Me-mengapa Ratu ingin menyingkirkan orang tuaku?”“Untuk menjatuhkan Yang Mulia,” jawab Cheng Zhuo tegas. “Ratu Sayana mencium ambisi Anda untuk menjadi

    Huling Na-update : 2024-09-22
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   19. LAHIRNYA PUTRA MAHKOTA

    Qi Yue mengerang kesakitan, peluh membanjiri wajahnya yang pucat. Jari-jemarinya mencengkeram selimut kuat-kuat, seolah berusaha mengalihkan rasa sakit yang ia rasakan.Seorang bidan yang membantu proses persalinan sang Putri, berusaha menenangkannya, “Tahan sedikit lagi, Tuan Putri. Terus dorong … Anda pasti bisa!”“Aku … aku tidak sanggup lagi!” jerit Qi Yue kesakitan, ingin menyerah saja rasanya. Namun teringat akan dendamnya pada para pembunuh ayah dan ibunya, semangatnya tumbuh kembali.Tiba-tiba pintu kamar terbuka lebar, Panglima Taban dan beberapa pengawal masuk tanpa permisi. Bibi Pengasuh Wu yang sedari tadi meneamni Qi Yue, segera menghadang mereka masuk lebih jauh dengan merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.“Panglima, Putri sedang dalam proses bers

    Huling Na-update : 2024-09-22
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   20. MENOLONG KAKEK

    Sepuluh tahun berlalu dalam sekejap mata, waktu seperti aliran sungai yang tak pernah berhenti. Du Fei kini tumbuh menjadi seorang remaja berperawakan tinggi dan tegap, meskipun ia sama sekali tidak pernah berlatih ilmu bela diri. Setiap hari selama bertahun-tahun, ia mengerjakan tugas berat yang diberikan oleh Lin Mo. Melalui kerja kerasnya, tulang-tulang serta otot-otot tubuhnya terbentuk dengan sempurna, menampilkan sosok yang kuat dan berisi. Hari itu, seperti biasanya Du Fei bangun pagi-pagi benar. Ia mengusap wajahnya yang masih dipenuhi rasa kantuk, lalu melangkah keluar dari kamarnya yang sebelumnya merupakan gudang tua. “Mungkin hari ini adalah awal dari sesuatu yang besar,” ujarnya dalam hati, saat melihat sinar matahari mulai muncul perlahan di balik pegunungan, melukis langit dengan nuansa jingga dan merah yang menakjubkan. Dengan penuh semangat, Du Fei melakukan rutinitasnya, mulai dari menyapu pelataran, mengepel lantai aula dan lorong-lorong, hingga memasak. Keti

    Huling Na-update : 2024-09-22
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   21. SEDEKAH UNTUK PENGEMIS

    Guru Tua menatap Du Fei, matanya yang semula bersinar kejam, mulai memancarkan kelembutan. "Anak pintar, jangan khawatir!" ujarnya, berusaha tersenyum meski menahan sakit. "Aku tidak akan mati begitu mudah." Ia tertawa kecil, namun tawanya segera berubah menjadi batuk beruntun, mengguncang tubuh tuanya yang terlihat melemah.Setelah batuknya mereda, Guru Tua bertanya dengan nada serius, "Apakah ada tempat persembunyian di dekat sini, Nak?"Du Fei mengerutkan kening, berpikir keras. Tiba-tiba, ia menjentikkan jari, matanya berbinar-binar. "Ada, Kek! Di ujung sana ada gua yang kutemukan beberapa tahun silam. Mari kuantar!"Dengan hati-hati, Du Fei membantu Guru Tua berdiri. Dengan sabar, Du Fei mendukung tubuh lemah Guru Tua, berjalan perlahan menuju gua yang dimaksud. Gua itu tersembunyi di balik semak belukar lebat, jauh dari jalan setapak. Meski tidak terlalu besar, interior gua cukup kering dan terlindung dari angin, menjadikannya tempat sempurna untuk beristirahat.Di dalam gua ad

    Huling Na-update : 2024-09-23
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   22. DITUDUH MENCURI

    Du Fei mundur selangkah, otaknya berpacu mencari alasan. Ia tidak boleh membocorkan keberadaan Guru Tua, tapi ia juga tahu Lin Mo tidak akan melepaskannya begitu saja."A-aku ... aku hanya …," Du Fei menjawab terbata-bata, mencoba mencari kata-kata yang tepat.Sementara itu, si pengemis yang tadinya ditolong Du Fei, memperhatikan mereka dengan seksama."Aku hanya bermain-main saja," kata Du Fei akhirnya, berusaha terdengar meyakinkan. Dengan gerakan halus, ia menyembunyikan bungkusan obat di belakang punggungnya. Jantungnya berdegup kencang, khawatir kebohongannya akan terbongkar.Mata tajam Lin Mo yang selalu awas menangkap gerak-gerik mencurigakan Du Fei. Ia melangkah maju, wajahnya berubah garang."Apa yang kau

    Huling Na-update : 2024-09-23
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   23. PENGEMIS MISTERIUS

    Si Pengemis yang sedari tadi hanya menonton, kini berdiri tegak menghadapi Lin Mo. Tak ada lagi kesan lemah dan menyedihkan dalam dirinya. Matanya bersinar tajam, tubuhnya yang tadinya membungkuk kini tegap menantang."Kalau ingin berkelahi," kata si Pengemis mengembangkan senyuman sinis, "jangan mencari bocah ingusan!" Ia melangkah maju, berdiri di antara Du Fei dan Lin Mo. "biar aku yang menggantikannya!"Du Fei, yang masih terbaring di tanah, berusaha bangkit dengan susah payah. Pipinya yang terkena pukulan Lin Mo mulai membengkak dan membiru. Namun, meski dalam kondisi babak belur, ia masih memikirkan keselamatan orang lain."Paman, jangan!" Du Fei berkata lirih, wajahnya mengernyit menahan sakit. "Nanti kau terluka!"Si Pengemis menoleh, menatap Du Fei dengan pandan

    Huling Na-update : 2024-09-23
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   24. KEKALAHAN MURID BU TONG PAI

    Bukannya merasa gentar, si Pengemis justru terkekeh pelan. Suara tawanya yang ringan namun penuh percaya diri membuat Lin Mo dan keempat temannya semakin gusar.Dengan gerakan santai berkesan meremehkan, tangan kanan si Pengemis bergerak dalam gerakan memanggil, jari-jari nya berulang kali menekuk ke dalam. "Majulah kalian semua!" tantangnya dengan bibir masih menyunggingkan senyum."Paman, hati-hati!" seru Du Fei dari pinggir arena, sambil meringis memegangi pipinya yang bengkak.Kerumunan penonton semakin membesar. Bisik-bisik keheranan terdengar di sana-sini. Bagaimana mungkin seorang pengemis berani menantang lima murid Bu Tong Pai sekaligus? Bahkan beberapa pria di antaranya membuat taruhan siapa yang akan memenangkan pertarungan nanti.Lin Mo dan keempat temannya s

    Huling Na-update : 2024-09-24

Pinakabagong kabanata

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   216. PESTA PERNIKAHAN

    Kediaman Chung Ming alias Lin Mo bersinar terang malam itu, dihiasi ratusan lampion merah yang digantung di sepanjang tembok dan gerbang.Puluhan pelayan berpakaian serasi bergerak dengan cekatan menyambut tamu yang mulai berdatangan. Aroma dupa wangi dan bunga segar memenuhi udara, bercampur dengan harum masakan mewah yang disiapkan oleh juru masak terbaik kotaraja.Halaman depan rumah telah disulap menjadi ruang pesta megah dengan meja-meja bundar tertata rapi, dilapisi kain sutra merah dengan sulaman naga dan phoenix emas—simbol kebahagian pernikahan. Para pembesar istana turun dari tandu mereka satu per satu, disambut oleh deretan pelayan yang membungkuk hormat.Lin Mo berdiri di depan pintu masuk, mengenakan pakaian pengantin berwarna merah menyala dengan pita besar melintang di dadanya. Sulaman emas dan perak menghiasi jubahnya, menandakan statusnya yang tinggi. Wajahnya berseri-seri, senyum tak pernah lepas dari bibirnya saat menyambut para tamu."Menteri Ru Chen tiba!" seru s

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   215. HATI YANG TERLUKA

    "Baiklah," Ming Mei mengangguk, menyembunyikan kilatan di matanya. "Aku akan ikut dengan Tuan."Pemimpin pekerja tersenyum lebar. "Bagus, mari ikut kami!" katanya sambil menepuk-nepuk bahu Ming Mei.Ming Mei bergabung dengan rombongan yang langsung bergerak menuju bagian utara kotaraja—distrik para pejabat. Mereka berhenti di depan sebuah rumah megah yang dikelilingi tembok tinggi. Gerbang utamanya dihiasi kain merah dan tulisan kebahagiaan ganda. Para pekerja mulai mengeluarkan berbagai hiasan pernikahan dari keranjang mereka."Rumah siapakah ini?" tanya Ming Mei dengan nada sekadar penasaran. "Sepertinya pemiliknya orang penting."Pemimpin pekerja tersenyum bangga, "Tentu saja! Ini rumah pejabat baru, penasihat Pangeran Putra Mahkota Qi Lung. Namanya Penasihat Chung Ming. Usianya masih muda tapi kariernya melesat cepat."Ming Mei mengerutkan kening sambil berpikir *Chung Ming? Apakah dia mengenal Lin Mo?* "Chung Ming ... nama yang asing terdengar," gumam gadis yang sedang menyamar i

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   214. PENCARIAN

    Matahari memancarkan sinarnya di atas kota raja saat rombongan Ru Chen memasuki gerbang utama. Jalanan lebar yang dilapisi batu granit mengarah ke pusat kota, dengan deretan toko-toko dan rumah-rumah berarsitektur indah di kedua sisinya. Berbagai warna payung dan spanduk para pedagang berkibar diterpa angin, menambah keceriaan suasana. Ming Mei tak bisa menyembunyikan kekagumannya. Dari balik tirai tandu, matanya melebar menyaksikan keagungan kota raja Negeri Qi yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. "Indah sekali," gumam Ming Mei tanpa sadar.Ru Chen yang berkuda di samping tandu tersenyum mendengarnya. "Kota raja Qi memang terkenal dengan keindahan dan keteraturannya. Raja Yu Ping sangat memperhatikan tata kota."Rombongan berbelok ke sebuah jalan yang lebih tenang dengan deretan rumah-rumah besar milik para bangsawan dan pejabat tinggi. Mereka berhenti di depan sebuah rumah megah dengan gerbang kayu berukir naga dan phoenix. Dua penjaga membungkuk hormat saat melihat kedatangan

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   213. AIR MATA KEPALSUAN

    Ru Chen keluar dari tandu, matanya menyipit mengikuti arah yang ditunjuk. Tanpa ragu ia bersama para pengawalnya bergegas menuju tempat itu. Sebagai mantan ketua Sekte Pedang Langit yang kini menjabat sebagai Menteri Kesejahteraan di bawah Raja Yu Ping, insting melindunginya masih sangat kuat.Ia menghampiri sosok yang terbaring. Seorang gadis muda dengan pakaian robek dan tubuh penuh luka. Wajahnya yang pucat tampak damai namun menunjukkan penderitaan.Ru Chen berlutut, memeriksa nadi di pergelangan tangan gadis itu. Kemudian ia mendekatkan dua jarinya ke hidung sang gadis."Masih hidup," ucapnya tenang namun dengan ketegasan seorang pemimpin. "Siapkan tandu! Kita bawa dia ke Tabib Shen Yi!"---Suara kicauan burung dan aroma obat-obatan herbal menyambut Ming Mei saat kesadarannya perlahan kembali. Matanya terbuka lemah, menyesuaikan diri dengan cahaya redup yang menembus jendela di samping tempat tidur.*Di mana aku?*Ming Mei mencoba menggerakkan tubuhnya tapi rasa nyeri tajam men

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   212. BELUM WAKTUNYA MATI

    Matahari senja memancarkan cahaya keemasan di atas lembah ketika Ming Mei melesat di antara pepohonan, detak jantungnya berdegup kencang mengalahkan suara langkah kakinya yang berderap di tanah berbatu. Nafas tersengal, rambut hitamnya yang panjang berkibar liar, dan gaun sutranya yang robek di beberapa bagian menjadi bukti pelarian panjangnya.Di belakang gadis itu, teriakan para prajurit terdengar di antara pepohonan, "Tangkap pembunuh Nyonya Hong! Jangan biarkan dia lolos!"Ming Mei menggertakkan giginya, “Dia orang jahat, dia pantas mati!” Prajurit-prajurit makin memburunya, bagi mereka pembunuh adalah orang yang paling berbahaya di muka bumi selain siluman.*Mereka mendekat!* Ming Mei mempercepat lari meski otot-ototnya menjerit kesakitan.Hutan mulai menipis dan Ming Mei terhenti mendadak. Di hadapannya, tanah tiba-tiba berakhir—sebuah tebing curam dengan jurang dalam di bawahnya. Aliran sungai yang bergelora terlihat seperti benang perak jauh di bawah. Ia berbalik, hanya untuk

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   211. KEMATIAN DI WISMA HARUM

    Pagi itu masih gelap ketika terdengar jeritan memecah keheningan suasana Wisma Harum. Seorang pelayan yang membawakan teh pagi untuk Nyonya Hong terpaku di ambang pintu kamar, matanya terbelalak menyaksikan pemandangan mengerikan di hadapannya."Tolong! Tolong! Nyonya Hong ... dia ... dia …," Suara pelayan itu tercekat di kerongkongan, tangannya gemetar menunjuk ke arah sosok yang tergantung di langit-langit kamar.Tubuh Nyonya Hong, pemilik sekaligus mucikari Wisma Harum yang terkenal itu, sudah kaku dengan wajah membiru. Tubuhnya berayun pelan, menggantung dari tali sutra merah yang terikat pada balok kayu berukir di langit-langit.Dalam hitungan menit, seluruh penghuni wisma berkumpul di depan kamar, saling berbisik dengan wajah pucat. Beberapa gadis menangis terisak, yang lain hanya bisa terdiam dalam keterkejutan.Penyidik Wu tiba satu jam kemudian bersama seorang tabib kota dan dua petugas pengadilan. Dengan tenang ia memperhatikan setiap sudut kamar Nyonya Hong."Sepertinya jel

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   210. BERTARUH NYAWA

    Xie She Tai Tai mendekati Yun Hao yang terdesak. Delapan kaki laba-labanya merayap dengan gerakan menjijikkan, sementara ekor ularnya terangkat tinggi, siap menyerang. Yun Hao mundur hingga punggungnya menyentuh tebing curam. Tak ada jalan keluar."Sudah waktunya kita pergi, Suamiku," siluman itu mendesis. "Ada banyak hal menyenangkan yang akan kita lakukan."Tepat saat cakar Xie She Tai Tai nyaris mencengkeram Yun Hao, suara keras terdengar dari kejauhan."Serang!"Belasan anak panah berujung perak melesat dari balik pepohonan, menghujani tubuh Xie She Tai Tai. Siluman itu menjerit, beberapa anak panah tertancap di tubuhnya, mengeluarkan asap kehitaman.Jenderal Lo muncul dengan pedang terhunus, diikuti Chang Kong dan pasukan khusus kerajaan. "Yun Hao, menjauh dari makhluk itu!""Manusia-manusia pengganggu!" Xie She Tai Tai mendesis murka. Tubuhnya berputar, ekor ular dan kaki laba-labanya menciptakan badai serangan mematikan.Chang Kong bergerak cepat, tubuh tuanya menampakkan kemam

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   209. DUA MENJADI SATU

    Keheningan hutan menyelubungi Yun Hao yang berjalan sendirian menuruni lereng gunung. Dedaunan kering berderak di bawah langkahnya, menciptakan jejak suara yang menandai perjalanannya. Samar-samar suara binatang malam mulai terdengar—koak-an burung hantu dan dengung serangga—pertanda matahari akan segera tenggelam.Yun Hao mempercepat langkah, berharap segera bertemu dengan rombongan Jenderal Lo yang mungkin telah mendahuluinya. Kedua tangannya mengepal erat, selalu bersiaga bila menangkap adanya gerakan mencurigakan.Mendadak, udara berubah. Hawa dingin menyergap hingga menembus tulang. Suhu turun drastis dalam sekejap, membuat nafasnya mengepulkan asap seperti berada di puncak Gunung Kunlun saat musim salju. Daun-daun di sekitarnya bergetar dan berguguran, padahal tidak ada angin yang berhembus."Siluman," gumam Yun Hao, instingnya meneriakkan adanya bahaya yang mendekat.Tepat saat itu, bayangan hitam pekat melesat dari arah belakang. Bayangan itu terbang melayang, menyapu udara di

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   208. KESEMPATAN KEDUA

    Du Fei mengangguk. "Aku mendengar ada air terjun tak jauh dari sini. Air murni dapat menetralisir kekuatan serbuk peledak." Ia berpaling pada Ya Ci, "Kau harus melepas pakaianmu dan membersihkan tubuhmu di air terjun."Pipi Ya Ci memerah, tapi ia mengangguk karena sadar tak ada pilihan lain selain mendengarkan arahan pemuda di hadapannya. Du Fei mengulurkan tangan, dan Ya Ci menyambutnya dengan perasaan jengah. Du Fei membantunya berdiri, memastikan Tabir Api Pelindung tetap menaungi gadis itu."Aku akan menjaga Tabir Api tetap menyelimutimu hingga kita sampai di air terjun," Du Fei menjelaskan lalu berpaling pada adiknya. "Yun Hao, kita akan bertemu di lereng gunung. Tunggu aku di sana!"Yun Hao mengangguk, “Berhati-hatilah kalian!”Du Fei menggandeng tangan Ya Ci, mereka berdua melesat menembus hutan Gunung Huolong. Api keemasan bergerak di atas mereka, melindungi Ya Ci dari sentuhan sinar matahari. Sampai akhirnya, mereka tiba di sebuah air terjun tersembunyi. Air jernih mengalir

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status