Home / Romansa / SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER / Bab 16: Perang Tanpa Batas

Share

Bab 16: Perang Tanpa Batas

Author: Zayba Almira
last update Last Updated: 2024-12-04 19:38:04
Dua hari berlalu dengan ketegangan yang tak berkurang. Keira memandangi Adrian yang berdiri di dekat jendela apartemen mereka, memeriksa informasi yang baru saja dikirimkan Mia. Cahaya layar holografik memantul di wajahnya, memberikan kesan dingin yang semakin menegaskan betapa dalam pikirannya tenggelam dalam masalah ini.

Keira mengambil napas panjang, mencoba mengumpulkan keberanian untuk bicara. “Adrian,” katanya, suaranya sedikit bergetar, “apa kita benar-benar bisa menang melawan Leon?”

Adrian menoleh perlahan, matanya penuh dengan keyakinan, tetapi juga ada kilatan kelelahan di sana. “Keira, kita tidak punya pilihan selain menang. Jika dokumen itu jatuh ke tangan orang seperti Leon, kerusakan yang dia sebabkan akan jauh lebih besar daripada Raymond.”

Keira mengangguk, meskipun rasa takut masih menguasainya. Ia tahu Adrian sudah terlalu jauh masuk ke dalam dunia ini untuk mundur, dan sekarang, ia juga terikat di dalamnya.

Mia berhasil melacak keberadaan Leon di sebuah gedu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 17: Strategi di Balik Bayangan

    Di tempat persembunyian mereka, Keira duduk diam di sofa kecil dengan napas tersengal. Adrian berdiri di depan jendela, melihat keluar dengan mata tajam. Di tangannya, sebuah tablet holografik memproyeksikan peta gedung milik Leon Carter, yang kini menjadi pusat perhatian mereka. “Aku tidak mengerti,” kata Keira, suaranya bergetar. “Bagaimana kita bisa keluar dari sana tanpa tertangkap? Itu terlalu berisiko, Adrian.” Adrian berbalik, menatap Keira dengan tatapan yang sulit diartikan. “Keira, aku sudah terbiasa menghadapi risiko seperti ini. Tapi aku tidak bisa melindungimu jika kamu terus ragu.” Keira tertegun. Kata-kata Adrian terasa tajam, tetapi ada kejujuran di dalamnya. Ia tahu Adrian tidak bermaksud menyakitinya, melainkan mencoba membuatnya lebih kuat. “Tapi aku takut kehilanganmu,” ujar Keira pelan, hampir berbisik. Adrian terdiam sejenak. Ia berjalan mendekati Keira, lalu duduk di sebelahnya. “Aku juga takut kehilanganmu,” katanya dengan suara lembut. “Tapi kita tida

    Last Updated : 2024-12-05
  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 18: Dalam Jaring Ketidakpastian

    Malam telah larut ketika mereka akhirnya tiba di tempat persembunyian baru. Sebuah rumah tua di pinggir kota yang sepi menjadi pilihan Adrian untuk sementara waktu. Ia mengamankan pintu dan jendela, memastikan tempat itu aman sebelum mereka semua masuk. Victor duduk di kursi kayu usang, wajahnya penuh ketegangan. “Aku tidak yakin ini ide yang bagus. Leon pasti akan mencari keluargaku ke ujung dunia.” Adrian menatapnya tajam. “Keluargamu aman untuk sekarang. Yang perlu kita fokuskan adalah langkah selanjutnya.” Victor menggeleng. “Kau tidak mengerti siapa Leon sebenarnya. Dia bukan hanya seorang miliarder dengan kekuasaan. Dia monster yang tidak pernah kehilangan jejak.” Keira, yang berdiri di dekat jendela, tidak bisa lagi menahan emosinya. “Kalau begitu, kenapa kau bekerja untuknya selama ini? Jika kau tahu dia seperti itu, kenapa tidak melarikan diri sejak awal?” Victor menundukkan kepalanya, suaranya melemah. “Karena aku tidak punya pilihan. Leon menyelamatkanku dari kemis

    Last Updated : 2024-12-05
  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 19: Jejak di Tengah Kabut

    Malam menyelimuti vila tempat Adrian dan Keira bersembunyi. Hanya suara debur ombak di kejauhan yang menemani keheningan mereka. Namun, ketegangan tak bisa dielakkan. Peta digital yang terpampang di layar monitor memenuhi ruangan, menampilkan lokasi rahasia tempat Leon menjalankan eksperimen manusia. Keira duduk di kursi, kedua tangannya menggenggam erat sandaran. Matanya yang lelah berusaha memahami data yang Adrian tunjukkan. Dia merasa seperti pion kecil di tengah permainan catur yang rumit. “Tempat ini,” kata Adrian sambil menunjuk sebuah titik merah di peta, “adalah laboratorium utama Leon. Tapi untuk masuk ke sana... ini lebih rumit dari yang aku duga.” Keira mengerutkan kening. “Kau selalu bilang begitu sebelum akhirnya kau menemukan solusi. Apa yang berbeda kali ini?” Adrian menghela napas panjang, wajahnya terlihat lebih serius dari biasanya. “Sistem keamanan mereka tidak hanya berbasis AI. Mereka punya penjaga manusia, senjata eksperimental, dan... orang-orang yang me

    Last Updated : 2024-12-06
  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 20: Kepungan dalam Bayangan

    Adrian menatap layar besar di ruang operasi mereka. Wajah Leon terpampang jelas, dengan senyum sinis yang tampak mengolok-olok. Di sebelahnya, diagram kompleks teknologi terbaru yang dinamakan Proyek Omega membuat darah Adrian berdesir. Kali ini, Leon melangkah lebih jauh dari sekadar mempermainkan korbannya. “Apa kau yakin dengan rencanamu, Adrian?” tanya Keira, yang berdiri di sampingnya. Nada suaranya penuh kekhawatiran, meski ia mencoba menyembunyikannya. Adrian menghela napas panjang, matanya tetap terpaku pada layar. “Ini bukan lagi tentang keyakinan, Keira. Ini satu-satunya cara untuk menghentikan Leon.” Sejak pertemuan terakhir dengan Leon, Adrian mulai menyadari bahwa musuhnya bukan hanya individu kejam dengan ambisi besar, tetapi juga seorang mastermind yang memanfaatkan kelemahan orang lain untuk keuntungannya sendiri. Kali ini, Leon memanipulasi kelompok investor global untuk mendukung Proyek Omega, menjadikan dirinya hampir tak tersentuh. Namun, masalah tidak berhe

    Last Updated : 2024-12-07
  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 21: Perang Bayangan

    Malam itu terasa lebih kelam dari biasanya. Adrian duduk di depan meja panjang di markas kecil mereka, matanya tertuju pada layar holografik yang memancarkan diagram kompleks. Data yang mereka curi dari fasilitas Leon memberikan banyak informasi, tetapi juga membuka kenyataan pahit. Proyek Omega bukan sekadar teknologi eksperimental, melainkan senjata global yang dapat mengguncang dunia. Keira berdiri di dekat jendela, menatap kota yang sunyi di bawah mereka. "Semua ini terlalu besar, Adrian. Kita tidak hanya melawan Leon, tapi juga sebuah sistem." Adrian menghela napas panjang, menggenggam kepalanya yang terasa berat. "Aku tahu. Tapi jika kita tidak melakukannya, siapa lagi? Leon akan memanfaatkan teknologi ini untuk memonopoli kekuatan dunia." Victor, yang sibuk dengan perangkatnya, akhirnya angkat bicara. "Bukan hanya Leon. Aku menemukan indikasi bahwa Aegis juga ingin mengontrol teknologi ini. Mereka tidak berbeda jauh. Mereka mungkin menggunakan pendekatan yang lebih halus,

    Last Updated : 2024-12-08
  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 22: Bayang-Bayang yang Mempersempit

    Kegelapan menyelimuti gudang tua itu. Bau logam berkarat bercampur debu menyeruak di setiap sudut. Adrian berdiri diam di tengah ruangan, tangan kanannya meremas sebuah flash drive kecil yang baru saja mereka selamatkan dari jebakan Leon. Napasnya terdengar berat, tetapi matanya penuh dengan api yang sulit dipadamkan. Victor berdiri tak jauh, jari-jarinya sibuk mengetuk layar holografik yang memproyeksikan data baru. Wajahnya memancarkan kegelisahan, sementara matanya terus bergerak dari satu baris kode ke baris berikutnya. “Adrian, aku menemukan sesuatu...” bisiknya, suara rendah itu seperti enggan memecah keheningan. Keira, yang duduk bersandar di dinding dengan lutut tertarik ke dada, mendongak. Rambut cokelatnya kusut, dan bekas goresan di pelipisnya masih memerah. Namun, matanya tak lagi menunjukkan kelelahan—hanya tekad yang keras kepala. “Apa itu?” Adrian berbalik, tatapannya tajam seperti pisau. Victor menggeser layar, memperbesar peta jaringan fasilitas Leon. “Data i

    Last Updated : 2024-12-09
  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 23: Api di Dalam Bayangan

    Lampu jalan yang remang-remang mengiringi kendaraan mereka meluncur di malam yang pekat. Mesin berdengung lembut, tetapi suasana di dalamnya penuh ketegangan. Adrian duduk di kursi pengemudi, tangannya mencengkeram setir lebih erat dari biasanya. Wajahnya terlihat tenang, tetapi matanya lurus ke depan, menyembunyikan gejolak di pikirannya. Keira, yang duduk di sampingnya, memegang alat pelindung kecil di pangkuannya. Sesekali, ia melirik ke arah Adrian, mencoba menebak apa yang ada di pikirannya. Namun, ia tidak mengatakan apa-apa. Diam-diam, ia tahu ini bukan waktu yang tepat untuk menantang atau meredakan ketegangan. Di belakang, Victor menatap layar holografiknya, memindai data yang baru saja mereka ambil. Wajahnya tegang setiap kali ia menemukan sesuatu yang janggal. "Ini tidak masuk akal," gumam Victor, suaranya hampir tenggelam dalam dengungan mesin. Adrian mengerutkan kening, tetapi tidak melepaskan pandangannya dari jalan. "Apa maksudmu?" Victor mengangkat wajah, menu

    Last Updated : 2024-12-10
  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 24: Bayangan di Balik Kebenaran

    Ruang kontrol itu gelap, hanya diterangi oleh cahaya layar holografik yang memantulkan bayangan ke dinding baja. Keira berdiri dengan tubuh tegang, jemarinya masih menggenggam alat pelindung dengan erat. Matanya terpaku pada pria tua di hadapannya, tetapi pikirannya berputar, mencoba memahami apakah kata-kata pria itu sekadar tipu muslihat atau kebenaran. Victor berdiri sedikit di belakangnya, diam namun siaga. Suara mesin di sekitar mereka berdengung pelan, seakan menjadi pengingat bahwa waktu terus berjalan, dan mereka tidak punya banyak. "Siapa namamu?" Keira akhirnya bertanya, suaranya dingin, tapi ada sedikit getar yang tidak dapat ia sembunyikan. Pria itu mengangkat wajah, menunjukkan garis-garis usia yang dalam, seperti peta perjalanan hidup yang penuh beban. "Dr. Arlen Wexler," jawabnya pelan. "Aku ilmuwan yang menciptakan dasar proyek ini... sebelum Leon mengambil semuanya." Keira mengernyitkan alis, tetapi tidak menjawab. Di belakangnya, Victor membungkuk lebih dekat

    Last Updated : 2024-12-11

Latest chapter

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 174

    Malam yang awalnya sunyi berubah menjadi penuh ketegangan.Keira berdiri diam di tempatnya, jantungnya berdebar kencang. Di depannya, beberapa pria bersenjata menghalangi jalan mereka menuju kapal. Wajah mereka dingin, penuh ketegasan.Adrian bergerak cepat, melangkah ke depan dengan tubuh tegak. Matanya tajam menatap pria yang berdiri paling depan, seseorang dengan perawakan tinggi dan sorot mata penuh perhitungan.“Lama tidak bertemu, Adrian,” pria itu berkata, suaranya tenang namun mengandung ancaman.Keira melihat rahang Adrian mengeras. “Lucas,” gumamnya.Dylan yang berada di sebelah Adrian segera bersiaga. Ia melirik Keira dan Samantha, memberi isyarat agar tetap di tempat.Lucas tersenyum kecil. “Aku sudah menunggu kalian. Kudengar kalian ingin pergi jauh. Sayangnya, aku tidak bisa membiarkan itu terjadi.”Adrian tetap tenang. “Apa yang kau inginkan?”Lucas tertawa pelan. “Kau tahu apa yang kuinginkan. Samantha, bayi itu, dan tentu saja…” Matanya beralih ke Keira. “Wanita yan

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 173

    Angin malam berdesir melalui celah-celah rumah kayu yang mereka tempati sementara. Di luar, kegelapan membentang, hanya dipecah oleh sinar bulan yang menerobos di antara dedaunan.Adrian berdiri di dekat jendela, memperhatikan jalan setapak yang mereka lewati tadi. Matanya tajam, penuh kewaspadaan. Dylan duduk di lantai, punggungnya bersandar pada dinding kayu, tangannya sibuk membersihkan pistol yang ia bawa.Keira duduk di sofa tua di sudut ruangan, tubuhnya terasa lelah, tetapi pikirannya masih dipenuhi pertanyaan. Sementara itu, Samantha berdiri tak jauh darinya, memeluk dirinya sendiri seakan mencoba menenangkan kegelisahannya.Suasana di dalam rumah itu begitu sunyi, seolah semua orang tenggelam dalam pikirannya masing-masing.Rencana Pelarian yang Belum SelesaiDylan akhirnya memecah kesunyian. “Kita tidak bisa tinggal di sini terlalu lama. Aku yakin mereka masih memburu kita.”Adrian mengangguk. “Aku setuju. Kita harus segera bergerak ke pelabuhan sebelum fajar.”Samantha m

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 172

    Mobil mereka melaju melewati jalanan berbatu yang semakin jauh dari kota. Malam semakin larut, menyelimuti perjalanan mereka dengan kegelapan yang pekat. Keira bersandar di kursi, mencoba menenangkan debaran jantungnya yang masih belum stabil setelah kejadian di jembatan.Samantha duduk diam di sebelahnya, kedua tangannya masih menggenggam erat sabuk pengaman seolah takut melepaskannya. Sementara itu, Adrian dan Dylan tetap waspada, sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan mereka benar-benar telah lolos dari pengejaran."Tidak ada tanda-tanda mobil lain," kata Dylan akhirnya. "Setidaknya untuk sekarang, kita aman."Adrian mengangguk, tapi ekspresinya tetap dingin dan penuh kehati-hatian. "Jangan lengah dulu. Mereka pasti akan mencari kita lagi."Keira menelan ludah. "Ke mana tujuan kita sekarang?"Samantha yang sejak tadi diam akhirnya berbicara. "Kita harus keluar dari negara ini secepat mungkin."Dylan mengangkat alis. "Dan bagaimana caranya? Semua jalur utama pasti sudah mer

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 171

    Malam semakin pekat saat Keira, Adrian, Samantha, dan Dylan menyusuri jalanan gelap menuju titik pertemuan. Hanya suara angin dan derap langkah mereka yang terdengar.Keira merapatkan jaket yang diberikan Dylan, berusaha menghalau dingin sekaligus menutupi identitasnya. Mereka harus bergerak cepat sebelum orang-orang Victor menyadari keberadaan mereka.Adrian berjalan di sampingnya, sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan Samantha masih mengikuti. Gadis itu tampak pucat, tetapi tetap berusaha tegar."Kita hampir sampai," bisik Dylan, mempercepat langkahnya.Di depan, samar-samar terlihat sebuah mobil hitam terparkir di bawah jembatan kecil. Lampunya dimatikan, dan hanya suara mesin yang terdengar pelan."Siapa yang menunggu di sana?" tanya Adrian waspada."Orang kepercayaanku," jawab Dylan. "Dia bisa membawa kita keluar dari kota tanpa terdeteksi."Mereka terus melangkah hingga akhirnya mencapai mobil itu. Seorang pria berkacamata hitam turun dari kursi kemudi, meskipun mala

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 169

    Udara pagi masih dingin saat Keira, Adrian, dan Samantha melangkah keluar dari rumah persembunyian mereka. Langit berwarna abu-abu, seolah mencerminkan suasana hati mereka yang dipenuhi kewaspadaan. Adrian berjalan paling depan, matanya tajam menyapu lingkungan sekitar. Keira dan Samantha mengikutinya dengan hati-hati, tas kecil berisi barang-barang penting menggantung di punggung mereka. “Kita ke mana sekarang?” bisik Keira. Adrian melirik arlojinya sebelum menjawab. “Ada tempat yang aman di pinggiran kota. Aku punya kontak di sana yang bisa membantu kita keluar dari negara ini dengan aman.” Samantha mendesah pelan. “Keluar dari negara ini? Apa itu satu-satunya pilihan kita?” Adrian menatapnya serius. “Victor tidak akan berhenti sebelum dia mendapatkan apa yang dia inginkan. Kita harus berada di luar jangkauannya.” Keira menelan ludah. Membayangkan meninggalkan semua yang ia kenal terasa berat, tetapi ia tahu ini bukan tentang dirinya saja. Ini tentang berta

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 170

    Malam mulai menyelimuti langit saat Keira, Adrian, dan Samantha akhirnya mencapai pinggiran hutan. Napas mereka masih terengah-engah setelah pelarian panjang yang hampir membuat mereka tertangkap.Keira menatap Adrian dengan khawatir. “Apa yang harus kita lakukan sekarang? Mereka masih mencari kita.”Adrian mengedarkan pandangannya ke sekitar. Hutan mulai beralih ke tanah lapang dengan beberapa gudang tua yang tampak terlantar. Ia menunjuk ke salah satu bangunan yang terlihat lebih kokoh. “Kita bersembunyi di sana dulu. Kita butuh tempat untuk menyusun rencana sebelum melanjutkan perjalanan.”Samantha tampak ragu. “Bagaimana kalau tempat itu tidak aman?”Adrian menatapnya tajam. “Saat ini, kita tidak punya pilihan lain.”Mereka bertiga bergerak dengan hati-hati, menyelinap ke dalam gudang tua yang pintunya setengah terbuka. Begitu masuk, mereka mendapati ruangan luas dengan beberapa tumpukan kayu dan alat-alat pertanian berkarat. Bau tanah lembap bercampur debu memenuhi udara.Ke

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 168

    Malam semakin larut, dan udara dingin mulai merayapi rumah kecil itu. Keira duduk di dekat perapian, tangannya memeluk lutut, mencoba mencari kehangatan. Samantha beristirahat di sofa, sementara Adrian sibuk memeriksa peta digital di ponselnya.Suasana hening, tetapi bukan ketenangan yang nyaman—melainkan ketegangan yang menggantung di udara.Keira mengangkat wajahnya. “Adrian, menurutmu Victor akan menemukan kita secepat itu?”Adrian menghela napas panjang. “Victor bukan orang yang mudah menyerah. Tapi sejauh ini, kita masih memiliki sedikit keunggulan.”Samantha menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa, matanya menatap langit-langit. “Masalahnya, kita tidak bisa bersembunyi selamanya. Kita harus berpikir bagaimana mengakhiri ini.”Keira menatap Samantha. Ia tahu perempuan itu benar. Mereka tidak bisa terus-menerus melarikan diri.“Lalu, apa rencanamu?” tanya Keira akhirnya.Adrian menatap Samantha sejenak sebelum menjawab. “Aku punya beberapa kontak yang bisa membantu kita. Tapi k

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 167

    Mobil melaju kencang di jalan berbatu, meninggalkan villa Victor yang kini sudah jauh di belakang mereka. Di dalam mobil, suasana terasa tegang.Keira duduk di kursi penumpang, sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan keadaan Samantha yang masih menekan lukanya."Kau yakin baik-baik saja?" tanya Keira dengan nada khawatir.Samantha mengangguk pelan, meskipun wajahnya sedikit pucat. "Ini hanya luka ringan. Aku pernah mengalami yang lebih buruk," jawabnya, berusaha tetap tenang.Adrian tetap fokus pada jalan di depan. Tangannya erat menggenggam setir, memastikan mereka tidak tersesat atau masuk ke dalam perangkap."Kita harus segera menemukan tempat aman untuk bersembunyi," kata Adrian. "Victor pasti sudah menyebar anak buahnya untuk mencari kita."Keira menelan ludah. "Kau ada ide ke mana kita harus pergi?"Adrian terdiam sejenak sebelum menjawab, "Aku punya tempat di luar kota. Rumah kecil yang jarang dipakai. Itu cukup jauh dari sini dan aman."Keira mengangguk, mempercayai pen

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 166

    Alarm terus berbunyi, memecah keheningan malam di villa Victor. Lampu merah berkedip-kedip di sepanjang koridor, menandakan bahwa mereka telah terdeteksi.Keira merasakan jantungnya berdetak begitu cepat saat ia, Adrian, dan Samantha berlari melewati lorong sempit, berusaha mencari jalan keluar."Ke arah sini!" bisik Samantha, menunjuk sebuah pintu kecil di ujung lorong.Adrian menarik Keira, memastikan ia tetap dekat dengannya. "Jangan lepas tanganku," katanya tegas.Keira mengangguk, meskipun ketakutan mulai menyelimutinya.Begitu mereka mencapai pintu itu, Samantha dengan cepat mengeluarkan alat kecil dari sakunya dan mengutak-atik panel kunci elektronik di sebelahnya."Ayo cepat, Sam," bisik Keira, merasa waktu mereka semakin menipis.Langkah kaki para penjaga semakin mendekat. Mereka bisa mendengar suara perintah tegas melalui radio yang dibawa para penjaga.Klik.Pintu terbuka tepat pada waktunya.Mereka bertiga segera masuk dan menutup pintunya kembali dengan cepat. Ruangan y

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status