Home / Romansa / SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER / Bab 15: Perang dalam Bayangan

Share

Bab 15: Perang dalam Bayangan

Author: Zayba Almira
last update Last Updated: 2024-12-04 19:34:38

Malam itu, Keira duduk di apartemen kecil yang kini menjadi tempat persembunyian mereka. Ia memeluk lututnya, pandangannya terpaku pada jendela yang memantulkan bayangan dirinya. Hujan turun deras di luar, seperti mencerminkan kekacauan yang baru saja terjadi.

Adrian berdiri di dapur kecil, tangannya sibuk membersihkan luka kecil di lengannya. Meski tidak serius, luka itu cukup untuk mengingatkannya betapa tipis batas antara hidup dan mati dalam misi mereka tadi.

Keira mengalihkan pandangannya ke arah Adrian. “Kamu baik-baik saja?” tanyanya, suaranya lirih.

Adrian berhenti sejenak, lalu menatapnya dengan mata yang tajam namun lembut. “Aku baik,” jawabnya singkat.

Namun, Keira tahu itu bohong. Ia bisa melihat kelelahan di wajah Adrian, sesuatu yang jarang ia tunjukkan. “Adrian,” katanya, suaranya sedikit lebih keras. “Kamu tidak harus pura-pura kuat di depanku. Aku tahu semua ini melelahkan untukmu.”

Adrian tersenyum tipis, senyum yang tidak benar-benar menyentuh matanya. “Aku tidak pu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 16: Perang Tanpa Batas

    Dua hari berlalu dengan ketegangan yang tak berkurang. Keira memandangi Adrian yang berdiri di dekat jendela apartemen mereka, memeriksa informasi yang baru saja dikirimkan Mia. Cahaya layar holografik memantul di wajahnya, memberikan kesan dingin yang semakin menegaskan betapa dalam pikirannya tenggelam dalam masalah ini.Keira mengambil napas panjang, mencoba mengumpulkan keberanian untuk bicara. “Adrian,” katanya, suaranya sedikit bergetar, “apa kita benar-benar bisa menang melawan Leon?”Adrian menoleh perlahan, matanya penuh dengan keyakinan, tetapi juga ada kilatan kelelahan di sana. “Keira, kita tidak punya pilihan selain menang. Jika dokumen itu jatuh ke tangan orang seperti Leon, kerusakan yang dia sebabkan akan jauh lebih besar daripada Raymond.”Keira mengangguk, meskipun rasa takut masih menguasainya. Ia tahu Adrian sudah terlalu jauh masuk ke dalam dunia ini untuk mundur, dan sekarang, ia juga terikat di dalamnya.---Mia berhasil melacak keberadaan Leon di sebuah gedung

    Last Updated : 2024-12-04
  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 17: Strategi di Balik Bayangan

    Di tempat persembunyian mereka, Keira duduk diam di sofa kecil dengan napas tersengal. Adrian berdiri di depan jendela, melihat keluar dengan mata tajam. Di tangannya, sebuah tablet holografik memproyeksikan peta gedung milik Leon Carter, yang kini menjadi pusat perhatian mereka. “Aku tidak mengerti,” kata Keira, suaranya bergetar. “Bagaimana kita bisa keluar dari sana tanpa tertangkap? Itu terlalu berisiko, Adrian.” Adrian berbalik, menatap Keira dengan tatapan yang sulit diartikan. “Keira, aku sudah terbiasa menghadapi risiko seperti ini. Tapi aku tidak bisa melindungimu jika kamu terus ragu.” Keira tertegun. Kata-kata Adrian terasa tajam, tetapi ada kejujuran di dalamnya. Ia tahu Adrian tidak bermaksud menyakitinya, melainkan mencoba membuatnya lebih kuat. “Tapi aku takut kehilanganmu,” ujar Keira pelan, hampir berbisik. Adrian terdiam sejenak. Ia berjalan mendekati Keira, lalu duduk di sebelahnya. “Aku juga takut kehilanganmu,” katanya dengan suara lembut. “Tapi kita tidak b

    Last Updated : 2024-12-05
  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 18: Dalam Jaring Ketidakpastian

    Malam telah larut ketika mereka akhirnya tiba di tempat persembunyian baru. Sebuah rumah tua di pinggir kota yang sepi menjadi pilihan Adrian untuk sementara waktu. Ia mengamankan pintu dan jendela, memastikan tempat itu aman sebelum mereka semua masuk. Victor duduk di kursi kayu usang, wajahnya penuh ketegangan. “Aku tidak yakin ini ide yang bagus. Leon pasti akan mencari keluargaku ke ujung dunia.” Adrian menatapnya tajam. “Keluargamu aman untuk sekarang. Yang perlu kita fokuskan adalah langkah selanjutnya.” Victor menggeleng. “Kau tidak mengerti siapa Leon sebenarnya. Dia bukan hanya seorang miliarder dengan kekuasaan. Dia monster yang tidak pernah kehilangan jejak.” Keira, yang berdiri di dekat jendela, tidak bisa lagi menahan emosinya. “Kalau begitu, kenapa kau bekerja untuknya selama ini? Jika kau tahu dia seperti itu, kenapa tidak melarikan diri sejak awal?” Victor menundukkan kepalanya, suaranya melemah. “Karena aku tidak punya pilihan. Leon menyelamatkanku dari kemiskin

    Last Updated : 2024-12-05
  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 19: Jejak di Tengah Kabut

    Malam menyelimuti vila tempat Adrian dan Keira bersembunyi. Hanya suara debur ombak di kejauhan yang menemani keheningan mereka. Namun, ketegangan tak bisa dielakkan. Peta digital yang terpampang di layar monitor memenuhi ruangan, menampilkan lokasi rahasia tempat Leon menjalankan eksperimen manusia.Keira duduk di kursi, kedua tangannya menggenggam erat sandaran. Matanya yang lelah berusaha memahami data yang Adrian tunjukkan. Dia merasa seperti pion kecil di tengah permainan catur yang rumit.“Tempat ini,” kata Adrian sambil menunjuk sebuah titik merah di peta, “adalah laboratorium utama Leon. Tapi untuk masuk ke sana... ini lebih rumit dari yang aku duga.”Keira mengerutkan kening. “Kau selalu bilang begitu sebelum akhirnya kau menemukan solusi. Apa yang berbeda kali ini?”Adrian menghela napas panjang, wajahnya terlihat lebih serius dari biasanya. “Sistem keamanan mereka tidak hanya berbasis AI. Mereka punya penjaga manusia, senjata eksperimental, dan... orang-orang yang menjadi k

    Last Updated : 2024-12-06
  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 20: Kepungan dalam Bayangan

    Adrian menatap layar besar di ruang operasi mereka. Wajah Leon terpampang jelas, dengan senyum sinis yang tampak mengolok-olok. Di sebelahnya, diagram kompleks teknologi terbaru yang dinamakan Proyek Omega membuat darah Adrian berdesir. Kali ini, Leon melangkah lebih jauh dari sekadar mempermainkan korbannya. “Apa kau yakin dengan rencanamu, Adrian?” tanya Keira, yang berdiri di sampingnya. Nada suaranya penuh kekhawatiran, meski ia mencoba menyembunyikannya. Adrian menghela napas panjang, matanya tetap terpaku pada layar. “Ini bukan lagi tentang keyakinan, Keira. Ini satu-satunya cara untuk menghentikan Leon.” Sejak pertemuan terakhir dengan Leon, Adrian mulai menyadari bahwa musuhnya bukan hanya individu kejam dengan ambisi besar, tetapi juga seorang mastermind yang memanfaatkan kelemahan orang lain untuk keuntungannya sendiri. Kali ini, Leon memanipulasi kelompok investor global untuk mendukung Proyek Omega, menjadikan dirinya hampir tak tersentuh. Namun, masalah tidak berhent

    Last Updated : 2024-12-07
  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 21: Perang Bayangan

    Malam itu terasa lebih kelam dari biasanya. Adrian duduk di depan meja panjang di markas kecil mereka, matanya tertuju pada layar holografik yang memancarkan diagram kompleks. Data yang mereka curi dari fasilitas Leon memberikan banyak informasi, tetapi juga membuka kenyataan pahit. Proyek Omega bukan sekadar teknologi eksperimental, melainkan senjata global yang dapat mengguncang dunia. Keira berdiri di dekat jendela, menatap kota yang sunyi di bawah mereka. "Semua ini terlalu besar, Adrian. Kita tidak hanya melawan Leon, tapi juga sebuah sistem." Adrian menghela napas panjang, menggenggam kepalanya yang terasa berat. "Aku tahu. Tapi jika kita tidak melakukannya, siapa lagi? Leon akan memanfaatkan teknologi ini untuk memonopoli kekuatan dunia." Victor, yang sibuk dengan perangkatnya, akhirnya angkat bicara. "Bukan hanya Leon. Aku menemukan indikasi bahwa Aegis juga ingin mengontrol teknologi ini. Mereka tidak berbeda jauh. Mereka mungkin menggunakan pendekatan yang lebih halus, t

    Last Updated : 2024-12-08
  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 22: Bayang-Bayang yang Mempersempit

    Kegelapan menyelimuti gudang tua itu. Bau logam berkarat bercampur debu menyeruak di setiap sudut. Adrian berdiri diam di tengah ruangan, tangan kanannya meremas sebuah flash drive kecil yang baru saja mereka selamatkan dari jebakan Leon. Napasnya terdengar berat, tetapi matanya penuh dengan api yang sulit dipadamkan.Victor berdiri tak jauh, jari-jarinya sibuk mengetuk layar holografik yang memproyeksikan data baru. Wajahnya memancarkan kegelisahan, sementara matanya terus bergerak dari satu baris kode ke baris berikutnya.“Adrian, aku menemukan sesuatu...” bisiknya, suara rendah itu seperti enggan memecah keheningan.Keira, yang duduk bersandar di dinding dengan lutut tertarik ke dada, mendongak. Rambut cokelatnya kusut, dan bekas goresan di pelipisnya masih memerah. Namun, matanya tak lagi menunjukkan kelelahan—hanya tekad yang keras kepala.“Apa itu?” Adrian berbalik, tatapannya tajam seperti pisau.Victor menggeser layar, memperbesar peta jaringan fasilitas Leon. “Data ini menunj

    Last Updated : 2024-12-09
  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 23: Api di Dalam Bayangan

    Lampu jalan yang remang-remang mengiringi kendaraan mereka meluncur di malam yang pekat. Mesin berdengung lembut, tetapi suasana di dalamnya penuh ketegangan. Adrian duduk di kursi pengemudi, tangannya mencengkeram setir lebih erat dari biasanya. Wajahnya terlihat tenang, tetapi matanya lurus ke depan, menyembunyikan gejolak di pikirannya.Keira, yang duduk di sampingnya, memegang alat pelindung kecil di pangkuannya. Sesekali, ia melirik ke arah Adrian, mencoba menebak apa yang ada di pikirannya. Namun, ia tidak mengatakan apa-apa. Diam-diam, ia tahu ini bukan waktu yang tepat untuk menantang atau meredakan ketegangan.Di belakang, Victor menatap layar holografiknya, memindai data yang baru saja mereka ambil. Wajahnya tegang setiap kali ia menemukan sesuatu yang janggal."Ini tidak masuk akal," gumam Victor, suaranya hampir tenggelam dalam dengungan mesin.Adrian mengerutkan kening, tetapi tidak melepaskan pandangannya dari jalan. "Apa maksudmu?"Victor mengangkat wajah, menunjukkan p

    Last Updated : 2024-12-10

Latest chapter

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 36

    Keira memegang erat kendali kendaraan, matanya fokus pada jalan di depannya. Malam itu, jalanan kota terasa lebih sunyi dari biasanya, seolah dunia di luar sana sedang menunggu sesuatu yang akan terjadi. Udara malam yang dingin menyelinap ke dalam mobil, menambah ketegangan yang sudah mencekam hatinya."Keira," suara Adrian terdengar dari kursi penumpang sebelah, memecah keheningan yang sudah terjalin lama. "Apakah kau yakin dengan keputusanmu?"Keira menatapnya sekilas, mencoba membaca ekspresi wajahnya, namun Adrian menjaga wajahnya tetap datar. Keira tahu bahwa pria ini bukan tipe yang mudah terpengaruh oleh keadaan, namun hari itu, ia bisa melihat kegelisahan yang samar. Keira pun merasakan hal yang sama. Keputusan yang ia buat untuk bergerak maju—untuk melawan mereka—adalah langkah yang sangat berisiko. Tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk orang-orang yang terlibat di dalamnya. Terutama Adrian dan Elena."Sudah tidak ada jalan kembali," Keira menjawab dengan suara yang te

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 35 Terungkapnya Jalan Pilihan

    Keira duduk di depan jendela besar yang menghadap ke kota, memandangi pemandangan yang tidak lagi memberinya kenyamanan seperti dulu. Seiring dengan malam yang semakin larut, pikirannya terus berputar-putar tentang segala yang baru saja terungkap. Sebuah organisasi rahasia yang menculiknya, eksperimen yang mengubah hidupnya, dan sekarang, pilihan sulit yang harus diambil.Hatinya berdebar keras, seolah-olah setiap detakan jantungnya menggema dalam keheningan ruang itu. Seorang pria dan wanita, dua orang yang baru saja ia temui—Adrian dan Elena—terus hadir dalam pikirannya, seperti bayang-bayang yang tidak bisa ia hilangkan. Keira tidak pernah membayangkan dirinya terjebak dalam permainan besar yang melibatkan kekuasaan, konspirasi, dan masa lalu yang penuh kebohongan.Dia merasa seolah-olah hidupnya adalah bagian dari teka-teki yang belum lengkap, dan semakin ia mencoba menyusunnya, semakin banyak potongan yang hilang. Ada banyak hal yang tidak ia ketahui, hal-hal yang bahkan melibatk

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 34

    Suara pintu yang menutup perlahan bergema di ruangan. Keira berdiri di tengah aula besar, dengan udara yang terasa lebih dingin daripada di luar. Aroma kayu tua bercampur debu memenuhi hidungnya, sementara matanya menelusuri setiap sudut tempat itu.Dinding-dindingnya dihiasi lukisan-lukisan yang terkesan kuno, menampilkan pemandangan yang mengingatkannya pada pertempuran dan kehancuran. Cahaya dari lilin-lilin yang berderet di sepanjang lorong menerangi wajah pria yang berdiri di depannya.“Kau sudah sampai sejauh ini, Keira,” kata pria itu sambil berjalan mendekat. “Aku kagum pada keberanianmu.”Keira menegakkan tubuhnya, matanya penuh dengan tekad meski ada sedikit keraguan yang mengintai di sudut hatinya. “Aku tidak punya waktu untuk basa-basi. Siapa kau sebenarnya? Dan apa yang kau tahu tentangku?”Pria itu hanya tersenyum kecil. “Sebelum aku menjawab pertanyaanmu, biarkan aku memperkenalkan diri. Namaku Adrian.”Adrian mengulurkan tangannya, tapi Keira tidak bergerak. Ia tetap m

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 33

    Keira duduk di sudut ruangan, memandang tablet yang kini diam tanpa suara. Di dalam pikirannya, suara pria yang muncul di layar tadi terus terngiang. Wajahnya yang dingin, senyumnya yang seolah mengetahui segalanya—membuat pikirannya kacau.“Keira, kau baik-baik saja?” suara Victor membuyarkan lamunannya.Ia mengangkat wajah dan mendapati Victor berdiri di depannya, wajahnya dipenuhi kekhawatiran. Untuk sesaat, Keira ingin membuka semua yang ia rasakan, tapi ia tahu ini bukan saat yang tepat.“Aku baik-baik saja,” jawabnya singkat.Victor mengerutkan dahi, tidak yakin dengan jawabannya. “Kau terlihat terganggu sejak pria itu muncul di layar. Jika ada sesuatu yang ingin kau bicarakan…”“Aku bilang aku baik-baik saja,” potong Keira, nadanya sedikit tajam.Victor mundur, tidak ingin memaksakan dirinya. “Baiklah. Tapi ingat, aku ada di sini kalau kau butuh seseorang untuk bicara.”Keira hanya mengangguk, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke tablet. Victor, meskipun berat hati, akhirny

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 32

    Suara derit pintu baja yang berat memecah keheningan, diikuti oleh langkah-langkah tegas yang menggema di dalam lorong sempit. Keira berdiri di tengah ruangan, matanya tertuju pada Nathaniel yang mendorong pintu hingga terbuka lebar. Di balik pintu itu ada ruangan besar yang dipenuhi layar monitor, server yang berdengung, dan meja kerja yang penuh dengan dokumen berserakan.“Ini adalah inti dari operasi kita,” kata Nathaniel sambil melangkah masuk. “Dari sini, kita bisa melacak pergerakan mereka dan mencari tahu rencana berikutnya.”Keira mengamati ruangan itu dengan hati-hati, setiap sudut tampak mencerminkan keahlian teknis yang luar biasa. Victor berdiri di belakangnya, diam, tapi kewaspadaan tampak jelas dari cara matanya bergerak cepat memeriksa setiap detail.“Jadi, apa langkah selanjutnya?” Keira bertanya, suaranya datar, tapi matanya menyimpan bara yang tidak bisa dipadamkan.Nathaniel tidak langsung menjawab. Ia berjalan menuju meja besar di tengah ruangan, menarik sebuah pet

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 31

    Keira duduk di salah satu kursi logam yang dingin di ruangan itu, tubuhnya terasa kaku. Suasana di dalam laboratorium tua tersebut mengintimidasi—dindingnya penuh kabel yang melilit, layar-layar monitor berkedip samar, dan bunyi dengung elektronik mengisi keheningan. Victor berdiri tak jauh dari pintu, seperti penjaga yang tidak pernah lengah, sementara Nathaniel sibuk mengetik sesuatu pada keyboard besar yang terhubung ke salah satu komputer di sudut ruangan.Setiap ketukan tuts keyboard terdengar seperti penanda waktu, menanti sesuatu yang besar untuk terungkap. Keira meremas jari-jarinya, mencoba menenangkan diri, tetapi gemuruh di dadanya tidak bisa diabaikan.“Nathaniel,” suara Victor memecah keheningan, nadanya datar namun penuh tuntutan. “Kita tidak punya waktu untuk permainan. Katakan apa yang harus kami tahu.”Nathaniel menghentikan gerakannya, lalu berbalik perlahan. Di layar besar di belakangnya, muncul diagram dan dokumen-dokumen yang terlihat seperti data rahasia. Ia mena

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 30 Bayangan Masa Lalu yang Tak Pernah Pergi

    Keira berdiri mematung di ambang pintu pondok, tubuhnya setengah gemetar. Udara malam yang menusuk seolah berhenti bergerak, tertahan oleh ketegangan yang menguar dari tiga sosok yang saling berhadapan di luar. Victor tidak bergerak sedikit pun, matanya menatap tajam ke arah pria asing yang berdiri di depan mereka. Cahaya senter yang redup hanya menyoroti sebagian wajah pria itu, memperlihatkan garis rahang yang tegas dan senyuman samar yang membuat Keira semakin tidak nyaman. “Victor,” suara pria itu terdengar tenang, nyaris seperti gumaman. “Kau tahu ini akan terjadi cepat atau lambat.” Victor tidak menjawab. Tangan kanannya masih menggenggam erat senjata, siap digunakan kapan saja. Namun, ada sesuatu di wajahnya—sebuah emosi yang sulit diartikan. Bukan hanya kemarahan atau ketegangan, tetapi juga kesedihan yang terpendam. Keira tidak bisa menahan rasa ingin tahunya. “Siapa dia, Victor?” tanyanya dengan suara pelan, nyaris berbisik. Victor mengalihkan pandangannya sedikit, cuk

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 29 Dalam Kegelapan ada Jawaban

    Udara malam semakin menusuk ketika Keira menyandarkan punggungnya ke batang pohon tua. Napasnya masih terengah-engah setelah pelarian tadi, tetapi suara gemerisik dedaunan di sekitarnya membuatnya tetap waspada. Hutan itu gelap, seolah menjadi sekutu bagi mereka yang mengejarnya. Victor berdiri tidak jauh darinya, punggungnya tegak, tubuhnya siaga penuh. Matanya terus menyapu sekeliling, seperti seorang pemburu yang siap menyerang kapan saja. Namun, ada sesuatu yang berbeda dalam raut wajahnya malam ini—sebuah ketegangan yang lebih dalam dari sekadar pelarian. “Victor,” Keira akhirnya memecah keheningan, suaranya pelan namun bergetar. “Kau yakin kita aman di sini?” Victor menoleh sebentar, matanya bertemu dengan milik Keira. Sorot matanya tajam, tetapi ada kehangatan yang tersembunyi di dalamnya. “Tidak ada tempat yang benar-benar aman, Keira. Tapi untuk saat ini, kita tidak punya pilihan lain.” Keira menggigit bibirnya, merasa kata-kata itu membawa beban lebih besar daripada yan

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 28 Bayang di Tengah Keheningan

    Bab 28: Bayang-Bayang di Tengah KeheninganKeheningan yang merayap di antara pepohonan terasa seperti perangkap yang tak kasatmata. Keira menyandarkan punggungnya di batang pohon besar, tubuhnya sedikit gemetar karena lelah dan gugup. Napasnya terengah, terdengar jelas di tengah suara desiran angin yang menyelinap di antara dedaunan. Ia merasakan dinginnya keringat mengalir di pelipisnya.Victor berdiri di sampingnya, wajahnya penuh konsentrasi. Tangannya menggenggam erat pistol yang sudah lama terisi peluru, siap untuk menghadapi ancaman. Namun, meskipun kelihatan begitu percaya diri, Keira tahu ada sesuatu yang lain di balik sikap tegas itu. Raut wajahnya, meskipun tidak banyak berbicara, menyiratkan beban yang berat—bukan hanya tentang bahaya di depan mereka, tetapi juga sesuatu yang jauh lebih dalam.“Keira,” Victor berbisik pelan, memecah keheningan. “Kita harus terus bergerak. Mereka bisa menemukan jejak kita kapan saja.”Keira mengangguk, meski hatinya masih diliputi kecemasan.

DMCA.com Protection Status