“Kenapa dia seperti ini? Tidak biasanya Liebe bermanja-manja di saat pekerjaannya menumpuk?’ tanya Leon dalam hati sambil membelai rambut kekasihnya.
Laki-laki itu dengan hati-hati mengambil berkas yang ada di meja yang akan dikerjakan olehnya dan Jessi. Ia memeriksa berkas itu dengan teliti.
Sesekali ia melirik kekasihnya, Leon tersenyum sambil mencium kening wanita cantik yang tertidur sambil memeluk dirinya.
Jessi tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya jika sedang mempunyai banyak pekerjaan. Untuk pertama kalinya Jessi mengabaikan pekerjaannya.
“Liebe pindah ya, nanti punggungmu pegal.” Leon berusaha melepas pelukan kekasihnya, namun wanita itu semakin erat memeluknya. “Leon, jangan tinggalkan aku!”
“Saya tidak akan meninggalkanmu, Liebe,” sahut Leon sambil membelai pipi wanita cantik itu. “Kamu pindah ya biar lebih nyaman tidurnya.”
“Leon, biarkan aku seperti ini,” gumamnya tanpa membuka mata. Jessi semakin menger
“Bagaimana dengan pekerjaannya, bukannya peluncuran produk hanya tinggal menghitung hari?” Laki-laki dari seberang sana hanya mengkhawatirkan perusahaannya saja. Tidak sekali pun bertanya tentang kesehatan anaknya.“Tuan tidak perlu khawatir. Selama ini Tuan Leon yang membantu pekerjaan Nona. Tuan Leon bekerja dengan baik. Dia terlihat seperti seorang pemimpin, sangat berwibawa ketika sedang memerintah, tapi dia juga tidak pernah bertindak tanpa persetujuan Nona.”“Baiklah. Kabari saya jika ada masalah!”“Baik, Tuan.”Setelah selesai menelepon, Julie mengambil berkas-berkas dan laptopnya.Ia masuk ke dalam ruangan sang CEO tanpa mengetuk pintu karena takut mengganggu istirahat sang nona.Julie dan Loen bekerja dengan serius di ruangan sang CEO. Sudah dua minggu terakhir, ia mengerjakan pekerjaan kekasihnya supaya wanita yang dicintainya tidak terlalu lelah.Sesekali laki-laki
Daniel : Saya sudah tidak mempunyai rekaman video kekasih anda, Boss. Semua video yang anda kirimkan sudah saya hapus.Leon : Baguslah!Laki-laki yang mempunyai rambut sedikit gondrong itu memasukkan ponselnya kembali setelah menghapus pesannya bersama Daniel ketika melihat Jessi berjalan ke arahnya.“Apa kamu sudah memesan makanan untukku?” tanya Jessi kepada laki-laki yang menatapnya tanpa berkedip.“Sudah Nona Jessica Anastasya Moris," jawab Leon dengan sopan.Jessica kembali duduk di samping Leon, lalu memeluk tubuh kekasihnya itu dan membenamkan wajahnya di bawah ketiak sang pengawal.“Liebe, kamu sedang apa?” tanya Leon kepada kekasihnya yang sedang mengendus ketiaknya.“Bau badanmu membuatku terasa segar setelah menciumnya,” jawab Jessi sambil mengendus aroma tubuh Leon. "Aku sangat menyukai aroma tubuhmu. Ini sangat menyegarkan."‘Menyegarkan? Kenapa hari ini dia aneh seka
“Leon kenapa kamu senyum-senyum sendiri?” Jessi menatap curiga kepada laki-laki yang sedang duduk di hadapannya dengan santai sambil menumpangkan kakinya.“Saya sedang bahagia, Nona cantik,” jawab Leon sambil tersenyum. “Kamu mau makan apa lagi?” tanya Leon meledek kekasihnya, tapi bagi Jessi itu penawaran yang sangat menarik.Jessi tersenyum, lalu bertanya. "Apa kamu serius?"Leon menyilangkan tangannya di depan dada sambil menyondongkan wajahnya. "Apa saya terlihat seperti pembohong?""Kalau seorang pembohong bisa dikenali dari raut wajahnya, tidak akan ada yang menjadi korban penipuan." Jessi mencubit hidung kekasihnya.Ucapan Jessi benar-benar menyentil dirinya. 'Kamu benar, Liebe. Buktinya kamu tidak tahu kalau aku seorang pembohong.'“Ayo kita pulang! Aku ingin makan es krim di rumah sambil duduk santai menonton televisi. Sepertinya sangat menyenangkan.”Leon menegakkan
"Asalkan cintamu tidak palsu. Tidak masalah kalaupun hidungmu palsu," ucap Leon.Jessi melirik Leon dengan sinis. "Cintaku dan hidungku, semuanya asli," ketusnya."Saya percaya." Leon terkekeh sambil merangkul bahu kekasihnya, lalu mencium kening wanita cantik itu dengan mesra.Leon dan Jessi yang sedang dimabuk cinta, tidak peduli dengan pegawainya yang memerhatikan tingkah mereka."Nona dan Tuan Leon begitu mesra." Wanita berambut ikal itu menyatukan tangannya di depan dada sambil menggigit bibirnya. "Melihat mereka, jiwa jomloku meronta-ronta.""Bekerjalah dengan keras. Jika kamu sudah kaya, pasti banyak laki-laki yang ingin menjadi kekasihmu," sahut rekan kerjanya yang berperawakan jangkung itu."Aku menginginkan laki-laki yang tulus mencintaiku bukan karena hartaku," sahut sang wanita."Di zaman sekarang mana ada wanita miskin jatuh cinta kepada laki-laki kaya kalau tidak mengincar hartanya, begitu pun sebaliknya.”&
“Oh ….” Wanita itu tertawa terpaksa saat menyadari ucapannya. “Lupakan ucapanku.""Ya sudah, ayo kita meeting.” Julie berjalan lebih dulu menuju ruang meeting.“Baik, Nona Julie.” Ketiga orang itu mengikuti sekretaris CEO ke ruang meeting.Mereka membicarakan tentang rangkaian acara peluncuran produk baru perusahaan tempatnya bekerja. Ada sedikit perubahan dalam rangkaian acara itu karena kondisi kesehatan sang nona menurun.Satu jam mereka merangkai kembali susunan acara peluncuran produk baru. Dalam acara itu tidak akan terlalu sering melibatkan sang CEO karena kondisi kesehatannya.Leon hanya tidak ingin terjadi sesuatu pada kekasihnya, mengingat kondisi kesehatan Jessi tiba-tiba menurun, lalu dengan cepat membaik tanpa berobat. Untuk itu ia meminta Julie untuk mengurangi kegiatan sang kekasih saat acara peluncuran produk baru."Baiklah, terima kasih. Semoga acaranya berjalan lancar."
Leon tersentak dari lamunannya saat mendengar suara Jessica. Wanita itu menjadi sangat pencemburu pada pengawal hatinya.Sang pengawal menoleh pada kekasihnya dan berujar. “Bagaimana bisa saya mempunyai wanita lain selain dirimu. Siang malam saya selalu bersamamu, Liebe."“Lalu kenapa kamu senyum-senyum sendiri?” tanya Jessi masih terlihat mencurigai Leon.“Saya sedang mengenang masa kecil bersama adik perempuan saya, tapi sekarang saya tidak tahu keberadaannya.”“Kamu mempunyai adik? Kenapa sebelumnya kamu tidak pernah bilang?”“Saya ini datang padamu sebagai pengawal, apa saya juga harus menceritakan semua yang terjadi pada saya dan keluarga, sejak saya masih bayi? Dulu 'kan kamu tidak pernah bertanya tentang keluarga saya,” jawab Leon dengan kesal.“Kenapa kamu marah? Saya kan hanya bertanya.”“Liebe, saya tidak marah. Saya … baiklah, maafkan
Leon segera meluncur ke rumahnya dengan menggunakan mobil Jessica. Ia ingin mencurahkan hatinya kepada satu-satunya orang yang ia percaya.Mobil hitam itu melesat membelah dinginnya malam. Leon mengendarai kendaraannya dengan kecepatan penuh supaya cepat sampai di rumah.“Itu seperti mobil Nona Jessi. Apa ada kerabat Nona yang tinggal di situ?” gumam Julie saat mobil hitam itu masuk ke dalam kawasan perumahan elit. “Mungkin saya hanya salah lihat, mungkin juga itu mobil orang lain yang mirip dengan mobil Nona.” Julie dan keluarganya baru saja diundang makan malam di rumah calon mertuanya.Leon segera keluar dari kendaraan sang kekasih setelah mobil mewah itu parkir di depan rumahnya.Beberapa pengawal yang berjaga di depan rumahnya menunduk hormat saat tuannya pulang.“Daniel, cepat pesankan beberapa makanan ringan untuk kekasih saya!” titah Leon sambil berjalan mendekati asistennya yang sedang sibuk dengan ponse
“Ya sudah bawa seperlunya saja, Tuan," usul Daniel.Baru saja Daniel akan memerintahkan dua pelayan itu untuk membawa sebagian makanan yang mereka beli. tapi seruan Leon mengurungkan niatnya untuk menghampiri pelayan itu.“Saya akan membawa semuanya,” sahut Leon dengan tegas. "Masukan semuanya ke dalam mobil!” titah laki-laki itu sambil berjalan keluar dari rumahnya.Dua pelayannya membawa semua makanan ke mobil yang dibawa sang tuan.“Apa ada lagi yang bisa saya bantu, Tuan.” tanya dua pelayan itu setelah selesai dengan pekerjaannya.“Tidak ada,” jawab Leon.Daniel mendekati sang tuan. Kemudian bertanya. "Apa ada lagi yang Tuan butuhkan?"“Tolong tanyakan kepada Jacob, vitamin yang bagus untuk tubuh, akhir-akhir ini Liebe sering pusing di pagi hari, tapi setelah itu dia akan berubah menjadi manusia yang rakus seperti tidak makan selama bertahun-tahun.”