“Aku berpikir bisa dengan mudah mengendalikan perasaanku terhadap laki-laki. Ternyata aku salah, dulu bukan karena aku mampu mengendalikannya, tapi karena belum menemukan cinta pada laki-laki mana pun."
"Saya berpikir akan sulit menaklukkan Penguasa Beauty Corporation, tapi ternyata tidak," balas Leon sembari terkekeh.“Akhir pekan depan saya akan mengajakmu menemui orang tua saya, jika mereka setuju dan orang tuamu juga merestui hubungan kita, saya akan secepatnya menikahimu.”“Aku senang mendengarnya.” Jessi tersenyum, lalu menoleh pada Leon. “Besok ada kejutan untukmu.”“Benarkah?" tanya Leon tak percaya. "Saya tidak sabar menunggu hari esok.”“Ini akan sangat menyenangkan, aku juga tidak sabar menunggu hari esok.” Jessi melirik kekasihnya sambil menarik sudut bibirnya.“Kenapa tidak kamu katakan sekarang saja?” Leon semakin dibuat penasaran oleh wanita cantik di sampingnya.“Besok adalah hari yang penting." Jessi m“Tidak ada apa-apa?” jawab Leon sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku.“Leon!” Jessi menyilangkan tangannya di bawah dada. “Aku nggak mau bicara sama kamu kalau kamu tidak mengatakannya.”“Kamu harus janji tidak marah kalau saya berkata jujur,” jawab Leon dengan serius.“Aku akan berusaha untuk menerima kejujuranmu, walau menyakitkan,” balas Jessi tak kalah serius.Leon menatap lamat manik indah di hadapannya. Dalam beberapa detik ia hanya menatap wanita cantik itu tanpa terucap sepatah kata pun dari mulutnya.“Cepatlah, Leon!” desak Jessi yang sudah tidak sabar menunggu pernyataan kekasihnya.Selama Leon bekerja dengannya, Jessi baru mendengar laki-laki itu mengumpat.“Tadi saya sedang merekam kamu yang sedang tertidur, tapi tiba-tiba ponselnya mati karena kehabisan daya, padahal tadi kamu terlihat lucu dan menggemaskan.”Leon berbohong lagi pada kekasihnya. Tentu saja ia tidak akan mengatakan yang sejujurn
"Sebaiknya lupakan si pengawal pribadimu itu!" Leon marah mendengar ucapan Jessica. "Suka tidak suka, saya ini kekasihmu dan akan segera menikahimu. Kita akan mempunyai anak dan memiliki keluarga kecil yang bahagia. Jadi, jangan pernah berpikir untuk kembali pada kekasihmu itu." Leon pergi meninggalkan Jessica dengan wajah memerah menahan amarah.Melihat kekasihnya marah Jessi malah tersenyum. Baru kali ini ia melihat Leon berani berbicara kasar padanya."Dia sangat berbeda jauh ketika masih menjadi pengawal. Seketika sikapnya berubah setelah menjadi kekasihku." Jessi memandangi punggung kekasihnya. "Apa ada lagi wajah yang lain di balik topengnya? Aku jadi penasaran."Sampai Leon kembali masuk ke dalam rumah sambil membawa keranjang buah, Jessica masih berdiri di tempat semula sambil menyilangkan tangannya di bawah dada.Leon segera meletakkan keranjang buah di meja dapur, kemudian berjalan cepat menghampiri kekasihnya. Ia memeluk wanit
Leon segera menutup teleponnya ketika Jessica datang, padahal ia belum selesai berbicara dengan ibunya.Sebenarnya laki-laki itu ingin meminta bantuan kepada sang ibu untuk membujuk Garry supaya tidak menyakiti wanita yang dicintainya."Apa itu ibumu?" Jessi duduk di samping kekasihnya sambil menumpangkan kaki. "Kenapa kamu selalu menutup telepon dengan terburu-buru ketika aku datang?" Jessi merasa curiga pada Leon."Kamu tahu dari mana? Jangan bilang sejak tadi kamu menguping pembicaraan saya dengan ibu," tukas Leon sambil bercanda. "Aku hanya menebak saja." Jessica menoleh pada kekasihnya. "Apa tebakanku benar? Tadi yang menelepon itu calon mertuaku?""Tebakanmu sangat tepat, tadi itu calon mertuamu," kata Leon sambil mencubit hidung Jessica. "Ibu saya sangat cerewet, dia pasti akan banyak bicara, hingga kamu kewalahan menanggapinya. Maka dari itu saya tidak mengizinkan ibu berbicara denganmu.""Dia calon mertuaku, Leon," sahut Jessi deng
"Leon ...! Leon bangun!" Jessi menepuk-nepuk pipi kekasihnya supaya laki-laki itu terbangun dari tidurnya.Keringat mengucur dari pelipis laki-laki itu. Napasnya memburu seperti kelelahan setelah berlari."Ya Tuhan, dia mimpi apa?" gumam Jessi saat sang kekasih tak kunjung bangun."Leon ... bangunlah!" Jessi menepuk pipi kekasihnya dengan keras.Barulah Leon membuka mata. Ia langsung bangun dan memeluk Jessica dengan erat."Tolong jangan tinggalkan saya. Jangan pergi! Saya tidak sanggup hidup tanpamu, Liebe." Leon memeluk kekasihnya dengan sangat lama. Ia sangat takut mimpi buruknya terjadi."Tidak akan ada yang berani memisahkan kita." Jessi mengusap-usap punggung kekasihnya untuk menenangkan.Setelah beberapa menit barulah Leon melepas pelukannya. Kemudian menggenggam lengan Jessi."Liebe, berjanjilah padaku, kamu tidak akan pernah meninggalkan saya!" Sang pengawal itu mencium jari jemari lentik mili
"Tuan Hans?" gumam Jessi sambil menoleh ke belakang.Leon hanya diam mematung saat Jessi menggumam nama Hans sambil menatapnya.'Habislah riwayat saya,' gumam Leon dalam hati."Ada apa Tuan Hans ke sini?" tanya Jessi saat melihat Daniel keluar dari mobil berwarna hitam mengilat.Leon menoleh ke arah pandang kekasihnya. Tenyata sang asisten yang berpura-pura sebagai Hans juga datang.'Kenapa mereka semua ada di sini?' Leon bertanya-tanya dalam hatinya ketika melihat Daniel dan Garry datang ke perusahaan pesaingnya."Leon kamu urus Tuan Hans dan laki-laki itu. Aku akan masuk ke dalam lebih dulu!" titah Jessi sambil menatap Garry dan Daniel secara bergantian. "Jika mereka tidak ada keperluan yang penting, kamu bilang saja aku sedang sibuk.""Baik, Nona." Leon menunduk hormat pada Boss yang sekarang sudah menjadi kekasihnya.Jessi melenggang masuk ke dalam kantornya sendirian. Ia sengaja menyuruh Leon untuk mengurus
"Jika Leon sudah dekat, kamu beritahu aku!" titah Jessi pada sekretarisnya. Terpancar aura kebahagiaan di wajah cantik sang CEO."Baik, Nona.""Ya sudah, aku akan menunggunya. Kamu silakan keluar!""Baik." Julie menunduk hormat sebelum keluar dari ruangan boss-nya.Jessica menunggu kekasihnya sambil membayangkan reaksi Leon jika mendengar kabar bahagia yang akan ia sampaikan.Sementara Leon masih berada di depan gedung kantor Beauty Corporation bersama Daniel dan juga sepupunya, Garry."Daniel, ada apa kamu datang ke sini?" tanya Leon dengan sangat pelan. Ia khawatir ada yang mendengar pembicaraannya dengan laki-laki yang dikira CEO D. R Corporation itu.Daniel menunduk hormat sebelum menjawab pertanyaan boss-nya. "Saya disuruh Tuan Garry agar cepat-cepat datang ke sini katanya Tuan membutuhkan saya.""Garry?" Leon menoleh pada laki-laki yang sedang tersenyum padanya.Entah kejahatan apa yang dia rencan
Daniel segera menghubungi orang yang bisa mengatasi masalah tuannya dengan cepat.Ia menyuruh temannya untuk menghapus semua video kekasih dari boss-nya tanpa jejak dengan segera.Lelaki muda itu menyusul tuannya ke dalam kantor Beauty Corporation setelah menghubungi temannya. Namun, seruan Garry menghentikan langkah kakinya. Daniel menoleh ke belakang, lalu bergumam. "Untuk apa dia kembali lagi?""Tunggu Daniel!" Garry menghampiri asisten sepupunya itu. "Tidak seru kalau saya langsung pulang tanpa melihat pertunjukkan yang menyenangkan ini. Mari aku temani menonton."Garry tersenyum, lalu berjalan lebih dulu masuk ke dalam kantor Jessica. Ia menghentikan langkahnya, lalu berbalik menghadap asisten sepupunya yang masih diam mematung."Ayo Daniel, aku sudah tidak sabar melihat pertunjukan setelah skandal sang penguasa Beauty Corporation beredar di publik.""Tuan Garry. Saya mohon, jangan memperkeruh suasana lag
"Liebe, dengarkan saya dulu." Leon berusaha menjelaskannya, tapi lagi-lagi Garry membuat suasana semakin keruh."Aku pergi dulu, selamat sukses saudaraku. Saingan terbesarmu sudah tumbang. Akibat skandal sang penguasa Beauty Corporation akan menjadikan D. R Corporation berjaya selamanya." Garry menepuk-nepuk bahu Leon, lalu pergi dari ruangan Jessica. "Berterimakasihlah padaku!" teriaknya sebelum membuka pintu ruangan itu."Apa yang akan kamu jelaskan, Leon?" Jessica menyilangkan tangannya di bawah dada sambil menatapnya dengan sinis. "Oh maaf, maksudnya Tuan Hans." Jessi tersenyum mengejek."Liebe, saya bisa menjelaskan semuanya. Bukan saya yang mengunggah video itu." Leon meraih lengan Jessica, tapi wanita yang sedang patah hati itu menepisnya dengan kasar."Tapi, kamu yang merekamnya!" Hardik Jessi. "Kamu masuk ke dalam kehidupanku, membawa cinta palsu hanya untuk menjebakku." Jessi sangat kecewa. "Aku mengaku kalah, kamu menang Tuan Hans Leona