"Jika Leon sudah dekat, kamu beritahu aku!" titah Jessi pada sekretarisnya. Terpancar aura kebahagiaan di wajah cantik sang CEO.
"Baik, Nona.""Ya sudah, aku akan menunggunya. Kamu silakan keluar!""Baik." Julie menunduk hormat sebelum keluar dari ruangan boss-nya.Jessica menunggu kekasihnya sambil membayangkan reaksi Leon jika mendengar kabar bahagia yang akan ia sampaikan.Sementara Leon masih berada di depan gedung kantor Beauty Corporation bersama Daniel dan juga sepupunya, Garry."Daniel, ada apa kamu datang ke sini?" tanya Leon dengan sangat pelan. Ia khawatir ada yang mendengar pembicaraannya dengan laki-laki yang dikira CEO D. R Corporation itu.Daniel menunduk hormat sebelum menjawab pertanyaan boss-nya. "Saya disuruh Tuan Garry agar cepat-cepat datang ke sini katanya Tuan membutuhkan saya.""Garry?" Leon menoleh pada laki-laki yang sedang tersenyum padanya.Entah kejahatan apa yang dia rencanDaniel segera menghubungi orang yang bisa mengatasi masalah tuannya dengan cepat.Ia menyuruh temannya untuk menghapus semua video kekasih dari boss-nya tanpa jejak dengan segera.Lelaki muda itu menyusul tuannya ke dalam kantor Beauty Corporation setelah menghubungi temannya. Namun, seruan Garry menghentikan langkah kakinya. Daniel menoleh ke belakang, lalu bergumam. "Untuk apa dia kembali lagi?""Tunggu Daniel!" Garry menghampiri asisten sepupunya itu. "Tidak seru kalau saya langsung pulang tanpa melihat pertunjukkan yang menyenangkan ini. Mari aku temani menonton."Garry tersenyum, lalu berjalan lebih dulu masuk ke dalam kantor Jessica. Ia menghentikan langkahnya, lalu berbalik menghadap asisten sepupunya yang masih diam mematung."Ayo Daniel, aku sudah tidak sabar melihat pertunjukan setelah skandal sang penguasa Beauty Corporation beredar di publik.""Tuan Garry. Saya mohon, jangan memperkeruh suasana lag
"Liebe, dengarkan saya dulu." Leon berusaha menjelaskannya, tapi lagi-lagi Garry membuat suasana semakin keruh."Aku pergi dulu, selamat sukses saudaraku. Saingan terbesarmu sudah tumbang. Akibat skandal sang penguasa Beauty Corporation akan menjadikan D. R Corporation berjaya selamanya." Garry menepuk-nepuk bahu Leon, lalu pergi dari ruangan Jessica. "Berterimakasihlah padaku!" teriaknya sebelum membuka pintu ruangan itu."Apa yang akan kamu jelaskan, Leon?" Jessica menyilangkan tangannya di bawah dada sambil menatapnya dengan sinis. "Oh maaf, maksudnya Tuan Hans." Jessi tersenyum mengejek."Liebe, saya bisa menjelaskan semuanya. Bukan saya yang mengunggah video itu." Leon meraih lengan Jessica, tapi wanita yang sedang patah hati itu menepisnya dengan kasar."Tapi, kamu yang merekamnya!" Hardik Jessi. "Kamu masuk ke dalam kehidupanku, membawa cinta palsu hanya untuk menjebakku." Jessi sangat kecewa. "Aku mengaku kalah, kamu menang Tuan Hans Leona
Selama menjadi CEO di perusahaan keluarganya, ia baru tahu kalau ada jalan rahasia untuk keluar dari gedung itu."Kita akan keluar dari gedung ini tanpa diketahui para pencari berita," jawab Tuan Felix pada wanita cantik yang sejak kecil sudah dekat dengannya."Apa ada jalan rahasia di gedung ini?" tanya Jessica sambil mengikuti langkah laki-laki tua itu. Walau usianya sudah hampir enam puluh tahun, tapi Tuan Felix masih terlihat sangat bugar dengan postur tubuh yang tinggi dan tegap."Hanya saya dan papimu yang mengetahui jalan rahasia ini," jawab laki-laki tua itu."Terima kasih. Paman sudah datang tepat waktu." Jessica bersyukur Tuhan mengirimkan penolong untuknya di saat yang tepat."Saya telah bersalah padamu karena pengawalmu rekomendasi dari saya. Ini kesalahan fatal yang saya lakukan pada keluarga Moris."Selama puluhan tahun baru kali ini Tuan Felix melakukan kelalaian, hingga berakibat buruk pada putri tuannya.
"Daniel, tolong bantu Nona Julie mengatasi semuanya, saya harus segera menyusul calon istri saya."Leon langsung pergi tanpa menunggu persetujuan asistennya. Ia berjalan menerobos kerumunan para wartawan. Tak segan-segan ia mendorong para pencari berita yang menghalangi langkahnya."Menyingkirlah kalau kalian tidak mau berurusan dengan keluarga Karl!"Seketika para pencari berita itu menyingkir dari hadapan Leon. Siapa yang tidak kenal dengan keluarga Karl pemilik D. R Corporation.Para pencari berita itu segera mencari tahu sosok laki-laki tampan yang mereka ketahui sebagai pengawal sang penguasa yang sedang viral karena skandalnya muncul ke publik.Setelah Leon pergi dari kantor Beauty Corporation, Daniel mendekati Julie."Nona Julie, saya ingin berbicara dengan anda. Apa anda ada waktu?""Maaf Tuan, saya harus mengatasi masalah Beauty Corporation akibat ulah Boss anda." Julie menolaknya dengan sinis.
"Bisa. Semua video Nona Jessica sudah dihapus, tidak akan ada yang bisa menemukannya lagi, kecuali bagi mereka yang sudah menyimpannya. Tapi, saya akan memastikan tidak akan ada yang berani mengunggah video itu lagi." Daniel berbicara dengan yakin."Anda yang melakukannya?" Julie ingat ucapan Tuan Felix kalau video sang nona sudah menghilang."Teman saya. Tentu saja atas perintah Tuan Hans," jawab Daniel. "Memang benar, Tuan yang sudah mengirimkan video itu kepada sepupunya sejak lama sebelum jatuh cinta kepada Nona Jessi. Tapi, bukan dia yang memerintahkan untuk mengunggahnya.""Kalau rencana jahat kalian batal, kenapa laki-laki itu menyebarkannya?""Tuan Garry sakit hati karena waktu dan tenaganya terbuang sia-sia ketika rencana ini dibatalkan. Padahal Tuan Hans sudah memberikan proyek besar D. R Corporation padanya, tapi dia tidak mau.""Sekarang siapa yang harus dipersalahkan?" Julie menatap wajah laki-laki yang pernah ia cium itu.
"Aku tidak tahu bagaimana caranya aku harus membalas semua kebaikan Paman." Mata Jessica berkaca-kaca. "Terima kasih." Jessica memeluk laki-laki tua yang masih terlihat sangat bugar itu. Dan akhirnya air mata Jessica tumpah di dada bidang Tuan Felix. Ia terharu, di saat sulitnya Tuhan mendatangkan malaikat pelindung untuknya."Aku tidak tahu harus berterima kasih dengan cara apalagi? Tuhan masih baik kepada pendosa sepertiku. Dia telah mengirimkan malaikat untuk menolongku."Tuan Felix mengusap-usap punggung Jessica untuk menenangkan wanita cantik yang sejak kecil sudah dekat dengannya itu."Tuhan selalu ada untuk umatnya. Kamu jangan merasa sendiri. Tuhan selalu ada bersamamu."Jessica meregangkan pelukannya, kemudian mengusap air mata yang membasahi pipinya."Iya, Paman. Aku harus tetap ada untuk masa depanku." Jessica berusaha tersenyum, walau hatinya hancur. "Sekali lagi terima kasih."Walau merasa bingung dengan uc
Setelah puas meluapkan amarahnya, Jessi membaringkan tubuhnya di tempat tidur.Sementara Leon sedang mencarinya ke sana ke mari. Ia menunggunya di rumah, namun sampai beberapa jam berlalu Jessica tidak muncul juga."Dia tidak akan pulang ke sini karena dia tahu aku pasti mencarinya di sini." Leon bangun dari duduknya, lalu berjalan menuju kamar sang kekasih.Ada kotak kecil berwarna biru elektrik dengan pita berwarna putih yang tergeletak di meja rias Jessica."Apa ini?" Leon membuka kotak itu, ada sepucuk kertas kecil bertuliskan 'Junior Leon dan Liebe' yang membungkus sebuah alat tes kehamilan."Benda apa ini?" Leon memutar-mutar benda itu karena ia sendiri tidak mengetahuinya. "Junior Leon dan Liebe? Apa itu artinya ini alat tes kehamilan? Apa Liebe sedang hamil?"Dengan tangan gemetar Leon mengambil benda itu, lalu melakukan panggilan video kepada Dokter Jacob."Jacob apa kamu bisa memberitahu saya benda apa ini?" Le
"Apa maksud kamu?"Tuan Jason tidak mengerti yang dimaksud pengawal anaknya itu. Kekacauan perusahaan atau kelalaiannya menjaga Jessica."Sebenarnya saya adalah Hans Leonard Karl, CEO D. R Corporation," jawab Leon dengan jujur. "Saya telah membohongi Nona Jessi sebelumnya, tapi percayalah cinta saya padanya tulus bukan sebuah kebohongan."“Jadi kekacauan ini akibat ulahmu?” Tuan Jason bangun dari duduknya. “Keluar dari rumah saya!” usir laki-laki tua itu kepada Leon. "Siapa yang akan percaya kalau cintamu bukan sebuah kebohongan setelah kamu membohongi kami semua."“Tuan, maafkan saya.” Leon bersimpuh sambil meletakkan kedua telapak tangannya di lantai. “Saya janji akan mengatasi semuanya. Tolong beri kesempatan untuk menebus kesalahan saya kepada anda dan Nona Jessi.”“Apa yang bisa kamu lakukan setelah perusahaan saya hancur? Saya melihat ketulusan cinta anak saya, tapi kamu membalasnya dengan cara keji seperti ini. Apa kamu pikir kami