Share

Chapter 15

Dugaan bijak Shania tak salah. Tepat sasaran tanpa sedikit pun meleset. Bianca memang mengajak Alan keluar dari rumah, dengan alasan mengajaknya makan malam, meski motif yang sebenarnya tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk menjauhkan dirinya dan paman kesayangannya itu dari sang ibu tiri. Alan, yang kemampuan empatinya sangat bisa diandalkan, memahami kondisi hati sang keponakan yang sedang tidak stabil, dan alhasil mengabulkan permintaan itu demi menghibur hatinya.

"Bianca," ucap Alan di dalam mobil, di tengah perjalanan mereka, "jika Om Alan tidak ada di rumah saat ini, apakah kamu akan pergi jalan-jalan keluar bersama teman-temanmu?" 

"Tentu saja!" jawab Bianca tersenyum simpul. "Itu akan lebih menyenangkan daripada berada di rumah bersama ibu tiri itu."

Alan melirikkan matanya sekejap pada sang keponakan, yang tampak menikmati ekspresi kebenciannya dengan sepenuh hati. "Kamu sudah sering melakukannya sejak kepergian ibumu, Sayang. Om rasa ibu tirimu t

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status