SETELAH KITA BERPISAH 22.**Rizka dan karyawan-karyawan yang lainnya senang, melihat permohonan maaf Delia dalam bentuk video di aplikasi dan permohonan maaf itu viral. Apalagi Rizka menggugah ulangnya.Riska menaikkan sudut bibirnya ketika Delia sambil tersedu-sedu memohon maaf kepadanya atas kesalahan yang dilakukannya."Saya Delia. Dengan kesadaran penuh saya memohon maaf atas kesalahan yang saya lakukan kepada Kak Rizka. Saya mengakui kalau saya bertindak ceroboh dengan memberi bintang satu akibat kelalaian saya Toko Kak Rizka jadi terkena imbasnya. Padahal saya hanya memfitnah belaka. Saya pun mengakui ada hubungan khusus antara saya dengan suami Kak Riska. Tapi semuanya Itu sudah berlalu dan saya berharap mendapatkan maaf dan masyarakat tidak lagi menghujat. Saya berusaha menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.Di luar masalah Kak Riska dan suaminya yang saya sudah tahu mereka telah bercerai. Saya sekali lagi memohon maaf sebesar-besarnya. Saya berharap Kak Riska akan menda
Delia berharap Hans mau melakukan apa yang diinginkannya. Bagaimanapun Hans dulu pernah menjadi suami Rizka."Kami menikah Hanya satu tahun. Lagi pula sebelum pernikahan. Abang sudah pernah membuat perjanjian ke Rizka kalau harta kami sebelum menikah adalah harta masing-masing. Tidak boleh diganggu gugat. Saat itu Rizka sedikit kecewa tapi dia juga terpaksa menandatangani surat tersebut. Keinginan Abang juga. Abang berpikir Rizka itu miskin dan dulu Abang juga seorang pegawai jadi terpaksa melakukan itu agar Rizka tidak mengambil harta Abang. Tapi sekarang tidak punya apa-apa lagi malah terbalik Rizka yang kaya. Dia tidak mungkin bisa menyerahkan hartanya begitu saja kalaupun kami terus bertikai di pengadilan akan memakan banyak uang dan waktu. Abang tidak akan mendapatkan apapun."Delia menjauhkan dirinya dari Hans. Dia tidak menyangka kalau calon suaminya itu begitu bodoh."Kenapa kamu punya pemikiran seperti itu, Bang? Apakah setelah menikah nanti kamu pisahkan harta kita berdua?"
SETELAH KITA BERPISAH 23.**PoV AuthorYudha melangkah cepat untuk bertemu dengan kakaknya. Dia terkejut sekali mengetahui kabar kakaknya yang ditabrak orang yang tak dikenal. Hingga akhirnya lelaki muda itu sampai juga dan sudah melihat Tante Dina duduk di depan ruang perawatan Rizka. Segera Yudha melangkah agar cepat mengetahui kabar dari Rizka"Tante, bagaimana Kak Rizka?" tanyanya."Lagi di periksa, Yudha. Kita doa yang terbaik aja semoga Kakak kamu nggak apa-apa."Tak lama berselang Dokter pun keluar dari ruang perawatan Rizka. Mereka berdua segera bertanya ke Dokter apa yang terjadi dengan Rizka? Bagaimana kondisinya?"Bagaimana kabar Rizka, Dokter? Dia baik-baik saja, 'kan? Bayi yang ada dalam kandungannya, bagaimana? Kami sangat khawatir?" tanya Tante Dina cemas."Alhamdulillah, Bu. Bu Rizka hanya mengalami luka lecet saja. Insya Allah kandungannya baik-baik saja, bayinya sangat kuat," kata Dokter.Mereka berdua menghela nafas panjang bersyukur kalau tidak terjadi apa-apa den
Yudha pun setuju ketika dia berbicara dengan Zaki. Akhirnya Yuda membantu Zaki menuju ke ruang perawatan Rizka.Zaki mengatakan tangannya sedikit sakit tetapi kakinya tidak terlalu sakit. Apabila dirawat secara baik akan segera sembuh. Tangannya yang mungkin harus dilakukan perawatan intensif.Yudha juga tidak menyangka kalau sifat Zaki dan Hans sungguh sangat berbeda. Bagaikan langit dan bumi. Hans sangat sombong, kemungkinan karena dia seorang pejabat publik jadi dia merasa di atas awan. Dia merasa dirinya lebih tinggi dari orang lain. Sedangkan Zaki bersikap apa adanya dan biasa-biasa saja, ramah dan baik.Saat Zaki sudah sampai ke ruang perawatan Rizka. Perempuan itu sudah sadar. Dia bersama dengan Tante Dina. Rizka pun kaget dan dia tahu Zaki yang menyelamatkan dirinya.Sekarang Zaki harus repot-repot datang kemari, kemarahan Rizka masih belum reda ke mantan suami tapi dia sangat bersyukur karena Zaki sudah mau membantunya."Bang Zaki," sahut Rizka."Rizka. Abang sudah dengar beb
SETELAH KITA BERPISAH 24.**PoV Author.Ucapan Zaki barusan bagaikan sebuah ejekan untuk Rizka, dia tertawa mendengarnya."Kamu mau bertanggung jawab kepadaku, Bang. Kamu ini ngejek ya? Hidupku lagi sulit. Tolong jangan dipersulit dengan ucapanmu yang nggak masuk akal!" kata Rizka."Rizka, Abang serius. Abang serius ingin bertanggung jawab kepadamu. Bagaimanapun anak yang ada di kandunganmu memerlukan sosok ayah. Abang tidak akan menjadi seperti Hans. Abang benar-benar akan bertanggung jawab kepada Rizka dan anak yang ada dalam kandungan Rizka dan memberikan yang terbaik.""Kenapa? Kenapa kamu mau melakukan itu. Tidak mungkin tanpa alasan kan, Bang. kalau kamu bertanggung jawab padaku dan kamu ingin menikah denganku. Otomatis masa depanmu juga akan dipertaruhkan dalam hal ini." Rizka heran dengan pikiran Zaki."Masa depan Abang nggak pernah dipertaruhkan karena abang berniat menikahi Rizka."Rizka tertawa getir mendengar ucapan Zaki."Aku tanya lebih spesifik. Kenapa Bang? Kenapa kam
"Bang aku mohon beri aku waktu. Aku tidak bisa memutuskan sekarang dan terima kasih karena kamu sudah mengungkapkan perasaanmu. Cuma aku nggak tahu mau berbicara dan membalas apa. Saat ini bukan itu fokusku. Aku hanya ingin melahirkan anak ini. Meskipun benar yang Abang katakan kalau aku membutuhkan pendamping dan juga Ayah untuk anak ini. Anak ini akan kehilangan dan kekurangan kasih sayang ayahnya. Tapi aku sekarang tidak ingin memikirkan itu. Aku ingin sehat dan aku ingin tahu siapa orang yang tega melakukan kejahatan ini padaku."Rizka memberikan penjelasan. Dia tak tahu harus apa dengan ungkapan perasaan Zaki yang tiba-tiba."Iya Rizka. Abang hanya ingin kamu memikirkannya saja. Semoga ada jalan yang terbaik untuk kita semuanya.""Aku hanya menginginkan Abang tidak mengatakan apa-apa ke Bang Hans soal anak yang ada dalam kandunganku. Aku nggak tahu apa yang terjadi kalau dia tahu. Mungkin aja dia ingin melenyapkan ku dan bayi ini untuk kedua kalinya. Aku memang tak punya bukti in
SETELAH KITA BERPISAH 25.**Ketika kedua orang tuanya sudah tidak ada lagi di ruang perawatan. Zaki mencoba bangkit. Dia berusaha sekuat tenaga agar bisa duduk saat berbicara dengan adiknya, Hans.Setelah berusaha susah payah. Zaki bisa duduk di bangsal istirahatnya. Rasanya lebih nyaman ketika berbicara dalam posisi duduk daripada berbaring.Berbaring, maka dia akan terlihat sangat lemah. Zaki harus kuat. Bukankah Zaki berjanji ke Rizka akan menjaga Rizka dan bahkan berjanji kepada Rizka mau menikahi wanita itu."Apa yang ingin kamu bicarakan, Bang? Sampai kamu tidak menginginkan Bapak dan ibu mendengarkan pembicaraan kita!" Hans berkata santai."Kenapa ada manusia terburuk seperti kamu? Sudah diberikan Istri setia, baik tapi kamu menggantinya dengan perempuan lain. Di mana pikiran kamu?!" kata Zaki di awal pembicaraannya sebelum dia mengintimidasi lebih lanjut."Aku tahu kamu yang menyelamatkan perempuan itu! Kenapa juga ada lelaki bodoh sepertimu yang sudah tahu dia bekas orang la
Saat sudah mulai terjadi pertikaian sengit di antara mereka. Ibu dan bapaknya Zaki datang. Bu Nining sedikit kaget ketika kedua anaknya bersiteru. Bapaknya juga."Ada masalah apa, Zaki, Hans?" tanya Bapaknya.Bu Nining meletakkan obat yang tadi diambil dari apotek. Wanita paruh baya itu duduk di sisi anaknya, Zaki."Nggak ada masalah apa-apa kok, Pak. hanya masalah kecil saja. Aku keluar dulu!"Karena malas membahasnya dan juga Hans tidak ingin ketahuan. Dia harus segera keluar dari ruang perawatan Zaki. Tidak ingin terlibat konflik lebih lanjut."Zaki kamu ceritakan sama Ibu apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Bu Nining ingin tahu setelah Hans keluar. "Ibu tahu nggak kalau aku ada di rumah sakit karena menyelamatkan Rizka. Dia hampir tertabrak. Dia hampir kecelakaan akibat ulah orang yang gak dikenal."Bapaknya serta Bu Nining merasa kasus ini serius. Mereka lebih dekat lagi mendengarkan cerita Zaki. Sebenarnya ada kabar kalau Zaki dan seorang perempuan tertabrak tetapi Bu Nining ti