Share

Kepergian Ibu

Aku panik. "Bu, Ibu jangan bilang begitu. Ibu pasti sembuh. Kita akan sama-sama pulang, Bu!"

Ibu tak bersuara lagi. Hanya deru napasnya yang semakin berat dengan dadanya yang semakin naik turun. Kurasakan genggamannya di tanganku mengendur.

Aku mundur. Membiarkan dokter memeriksa dan menangani Ibu kembali. Kulihat napas Ibu tersendat-sendat. Kepalanya lalu terkulai pelan, seiring dengan matanya yang ikut memejam kembali.

Terdengar helaan napas berat dari dokter. Disertai gelengan kepala.

"Bu Utari sudah meninggal, Pak," ujarnya.

Aku menggeleng tak percaya. "Nggak mungkin! Nggak! Dokter pasti bohong!"

Aku kembali mendekat pada samping ranjang Ibu. Suster melepas alat bantu pernapasan yang terpasang.

Mata Ibu telah memejam. Aku mengguncang bahunya. "Bu? Bangun, Bu! Bangun! Jangan tinggalkan Dewa, Bu! Dewa mohon!" pintaku dengan airmata yang tak bisa kubendung.

Kuraih kembali tangan Ibu. Menggenggamnya tetapi tangan itu tak membalas genggamanku seperti tadi.

"Ibuuuu …." Aku meletakkan ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status