“Kak Xin Ru?” mata Yu Ping berkaca-kaca ketika kakak angkatnya mengangguk. Yu Ping segera menjatuhkan kedua lutut ke tanah, memberikan penghormatan pada orang yang berjasa dalam hidupnya saat ia masih kecil.
“Aku menyewa Iblis Bayangan untuk menyelamatkan dirimu, tetapi mereka gagal dalam tugas dan melapor bahwa kau sudah …,” suara Xin Ru tercekat di kerongkongan.Yu Ping bangkit berdiri dan menggenggam tangan Xin Ru, “Aku selamat meski jatuh ke dalam jurang, semua karena pertolongan dewa.”Merasa diabaikan, Qi Yue berteriak kesal, “Apakah sudah selesai kalian bermesraan? Cepat bebaskan aku!”Xin Ru membungkuk dan membuka totokan di tubuh tuan putri kerajaan Qi. Begitu terbebas, gadis manja itu mendorong pundak kakak angkat Yu Ping dengan marah bercampur cemburu.Ia merasa Yu Ping selalu memberi perhatian lebih pada setiap gadis yang dijumpai, kecuali dirinya.“Menjauh dariku!” bentak Qi Yue seraya bangkit dari duduk.Matahari pagi mulai menampakkan diri dari balik pegunungan ketika Liu Kang membuka mata, ia seperti baru saja mengalami tidur panjang dan mimpi indah. Tubuhnya terasa segar dan bersemangat, padahal dalam ingatan terakhir sebelum jatuh pingsan, ia dalam kondisi sekarat karena racun ‘Tangan Iblis Beracun.’ Perlahan Liu Kang bangkit berdiri dan mengamati sekeliling, ia berada di dalam sebuah gua di balik air terjun. “Siapa orang yang menolongku? Ia pasti seorang tabib sakti karena mampu menyembuhkan aku yang nyaris mati karena racun dahsyat!” Liu Kang berusaha mencari bayangan tabib sang penyelamat namun sia-sia, tak ada seorangpun di sana hingga tiba-tiba terdengar samar-samar suara memanggil namanya. “Kak Liu Kang!” Liu Kang bergegas keluar dari gua, menembus air terjun, dan mendarat di atas bebatuan. Suara-suara memanggil namanya semakin jelas, maka ia pun membalas dengan berteriak, “Aku di sini!” Tak lama terlihat tiga bayangan berlari menghampiri, mereka tak lain adalah ketiga
"Kau bukan kakakku,!"Adik Kedua menuding Liu Kang dengan gemetar, “Tunjukkan siapa dirimu sebenarnya!” Liu Kang tertawa menyeramkan, suaranya berubah menjadi tawa nyaring perempuan. Bulu kuduk Adik Kedua merinding, ia semakin yakin makhluk yang ada di depan mata bukanlah manusia melainkan siluman. Makhluk yang menyamar menjadi Liu Kang berputar seperti gasing, lalu perlahan berubah wujud menjadi wanita cantik bergaun putih. Adik Kedua mengambil ancang-ancang siap bertarung, meski dalam hati tak yakin mampu mengalahkan wanita siluman di hadapannya. “Setelah membuka penyamaranku, jangan harap kau bisa kabur dalam keadaan hidup!” Huli Bai menyeringai, sepasang gigi taring diikuti kuku-kuku jari memanjang menunjukkan ia tidak main-main dengan ancamannya. Meski ngeri, Adik Kedua tidak memiliki pilihan selain melawan habis-habisan. Pemuda itu sudah dibekali ilmu Cakar Harimau Besi sejak kecil, kemampuannya tidak diragukan lagi. Namun baru kali ini menghadapi siluman, ia harus ekstra ha
"Adik Kedua!" Liu Kang jatuh berlutut, menangis histeris sambil memeluk mayat adiknya yang sudah tidak utuh lagi. Adik Ketiga dan Keempat ikut mengelilingi dan meratap, mereka benar-benar tak menyangka akan kehilangan saudara dengan cara begitu tragis. “Ada hawa siluman di sekitar sini!” bisik naga Dilong di telinga Yu Ping, “Sepertinya korban tewas karena dimakan siluman.” “Siapa yang telah demikian tega membuatmu seperti ini, Adikku!” desis Liu Kang marah di sela isak tangis, “Aku tak akan mengampuninya, akan kucincang-cincang tubuhnya seperti ia mencincangmu!” “Hanya binatang yang tega melakukan ini pada adikmu, Saudara Liu!” kata Xue Yi, ikut miris melihat kondisi jenazah. “Aku kira siluman yang melakukannya!” celetuk Yu Ping, “Karena aku dapat merasakan hawa siluman di sekitar sini.” “Siluman? Mana ada siluman di kota seperti ini?” bantah Adik Keempat tak percaya. “Ya, memang agak aneh, kecuali ada yang menarik perhatian siluman itu hingga mengikuti ke mana saja!” terka pem
Tiba-tiba ada tangan terulur menyentuh pundak dan mengguncangnya, "Saudara Liu, Anda tidak apa-apa?" Liu Kang tersadar, berbalik untuk melihat Yu Ping sedang menatapnya penuh selidik. Tiba-tiba saja timbul kebencian dalam hati pada pemuda di depan mata. Pemuda yang berusaha menghancurkan hubungannya dengan sang kekasih. Kedua tangan Liu Kang saling mengepal erat, bibir mengatup rapat. Menahan diri untuk tak menyerang, sadar Yu Ping bukanlah lawan seimbang. “Saudara Liu?” Yu Ping mengguncang pundaknya lagi. “Aku tidak apa-apa,” Liu Kang berusaha tersenyum meski terlihat kikuk. “Kami melihatmu tidur sambil berjalan keluar dari penginapan hingga kemari, apakah ada sesuatu yang kau ingat?” tanya Yu Ping lagi. Liu Kang kesal, kesal karena ia tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Tetapi ia tahu, Yu Ping akan terus mendesak sampai menemukan jawaban yang masuk akal. “Hey, kalian di sini rupanya!” seru Xue Yi di belakang pun
"Aku akan memakannya kalau begitu, Ayah!" gurau Yu Ping lalu menyantap nasi dan sayur dalam mangkuk tanpa curiga. Wajah Liu Kang yang tegang berubah sumringah kembali, bahkan cenderung menyeringai. “Aku akan menghancurkanmu dan merampas seruling sakti yang kau miliki,” batin Liu Kang, senyum kemenangan terukir di bibir pria yang telah dikuasai mantra pemikat siluman rubah putih, Huli Bai. Setelah selesai sarapan, Yu Ping bangkit berdiri namun tiba-tiba ia terhuyung seperti mau pingsan. “Adik Yu, kau tidak apa-apa?” Liu Kang memegang lengan pemuda itu, berpura-pura cemas. Ia ingin memastikan, mantra penghancur kekuatan telah bekerja. Setelah Yu Ping duduk, ketua perguruan Harimau Utara itu memeriksa nadinya, “Nadimu kacau, apa yang terjadi?” “Entahlah, tiba-tiba aku merasa lemas,” keluh Yu Ping seraya memegangi kepalanya. Xin Ru dan Qi Yue spontan mendekati pemuda itu, “Pertandingan di Hoa San akan segera dimulai, sebaiknya Saudara Xue Yi dan dua Nona ini berangkat lebih dulu ke
"Hari ini adalah hari keberuntunganku," Huli Bai membasahi bibirnya dan menyeringai buas, "Karena hari ini aku akan menyantap daging pendekar seruling sakti!" “Sudah kuduga siluman yang mengacau adalah dirimu, Huli Bai!” Yu Ping tersenyum misterius. Senyumnya menyebabkan perasaan Huli Bai tak nyaman, meskipun ia yakin kekuatan mantra Penghancur Kekuatan miliknya, tetapi bisa saja pemuda itu tak meminumnya. Yu Ping bergerak maju namun baru saja satu langkah terlampaui, ia jatuh berlutut ke tanah. Huli Bai bernapas lega, mulai berani kembali memamerkan kelihaiannya. “Kau sudah terkena mantra Penghancur Kekuatan, bahkan dewa langit pun akan kehilangan semua kesaktiannya bila meminum mantraku ini!” Huli Bai menyombongkan diri. Yu Ping hanya menundukkan kepala, tak bergeming. Hanya sebagian rambut panjangnya yang tergerai, melambai ditiup angin malam. “Huhh, sudah hampir mampus masih angkuh saja!” sungut Huli Bai lalu berkata pada Liu Kang yang sedari tadi diam terpaku, “Kekasihku, ma
"Baiklah, aku bersedia menjadi istrimu. Tetapi Yang Mulia harus menyembuhkan temanku ini lebih dulu!" kata Huli Bai setelah meneguhkan hati. Raja Siluman menyeringai puas mendengar keputusan siluman rubah yang sudah lama ia incar namun tak pernah dihiraukan. “Keputusan yang bijaksana, tetapi bila aku menyembuhkan temanmu lebih dulu, kau bisa saja mengkhianatiku!” Raja Siluman menatap Huli Bai tajam, “Berikan aku bukti bila kau tak akan mengingkari janji!” Huli Bai mendengus dalam hati, siluman tua ribuan tahun itu benar-benar cerdik. Wanita siluman itu pun berlutut dan mengangkat tangan kanannya, “Aku Huli Bai bersumpah, akan meninggalkan dan melupakan Liu Kang selamanya, menikah dengan Raja Siluman dan berbakti kepadamu saja. Bila aku melanggar sumpah, biarlah aku mati disambar petir!” Raja Siluman tertawa senang mendengar sumpah calon istrinya, “Bagus sekali, aku sekarang percaya padamu.” “Tidak!” Tiba-tiba terdengar teriakan Liu K
"Akhirnya kita menemukan korban gadis muda untuk Dewa Air!" lapor pemilik losmen bersemangat. “Bagus, Dewa sudah sangat marah karena kalian terlambat beberapa hari dari seharusnya!” Pria berjubah biru gelap mendengus. “Pendeta Song, jangan salahkan kami. Gadis di kota ini sudah hampir habis dijadikan persembahan!” Pemilik losmen menunduk, sebenarnya hatinya sangat sedih bukan main. Dahulu, kota kecil Zhu Zhi merupakan kota yang makmur karena letaknya sangat strategis yaitu berada di dekat sungai Huang Ho. Sampai suatu ketika terjadi bencana air bah yang menewaskan banyak warga dan menghancurkan pertanian maupun perdagangan mereka. Tak lama kemudian muncullah pria bernama Pendeta Song, pendeta yang mengaku mampu berkomunikasi dengan Dewa Air Sungai Huang Ho. Ia memberitahukan bahwa Dewa Air murka karena penduduk telah mencemari sungai Huang Ho. Penduduk yang putus asa percaya begitu saja, bahkan bersedia menuruti apapun yang diminta oleh Dewa Air agar bencana tidak terjadi