Beranda / Pendekar / SERULING SAKTI SANG NAGA / 82. HILANGNYA ADIK KEDUA

Share

82. HILANGNYA ADIK KEDUA

Penulis: Evita Maria
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-05 23:55:23

"Kau bukan kakakku,!"Adik Kedua menuding Liu Kang dengan gemetar, “Tunjukkan siapa dirimu sebenarnya!”

Liu Kang tertawa menyeramkan, suaranya berubah menjadi tawa nyaring perempuan. Bulu kuduk Adik Kedua merinding, ia semakin yakin makhluk yang ada di depan mata bukanlah manusia melainkan siluman.

Makhluk yang menyamar menjadi Liu Kang berputar seperti gasing, lalu perlahan berubah wujud menjadi wanita cantik bergaun putih.

Adik Kedua mengambil ancang-ancang siap bertarung, meski dalam hati tak yakin mampu mengalahkan wanita siluman di hadapannya.

“Setelah membuka penyamaranku, jangan harap kau bisa kabur dalam keadaan hidup!” Huli Bai menyeringai, sepasang gigi taring diikuti kuku-kuku jari memanjang menunjukkan ia tidak main-main dengan ancamannya.

Meski ngeri, Adik Kedua tidak memiliki pilihan selain melawan habis-habisan. Pemuda itu sudah dibekali ilmu Cakar Harimau Besi sejak kecil, kemampuannya tidak diragukan lagi. Namun baru kali ini menghadapi siluman, ia harus ekstra ha
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   83. MENGUNGKAP KEMATIAN

    "Adik Kedua!" Liu Kang jatuh berlutut, menangis histeris sambil memeluk mayat adiknya yang sudah tidak utuh lagi. Adik Ketiga dan Keempat ikut mengelilingi dan meratap, mereka benar-benar tak menyangka akan kehilangan saudara dengan cara begitu tragis. “Ada hawa siluman di sekitar sini!” bisik naga Dilong di telinga Yu Ping, “Sepertinya korban tewas karena dimakan siluman.” “Siapa yang telah demikian tega membuatmu seperti ini, Adikku!” desis Liu Kang marah di sela isak tangis, “Aku tak akan mengampuninya, akan kucincang-cincang tubuhnya seperti ia mencincangmu!” “Hanya binatang yang tega melakukan ini pada adikmu, Saudara Liu!” kata Xue Yi, ikut miris melihat kondisi jenazah. “Aku kira siluman yang melakukannya!” celetuk Yu Ping, “Karena aku dapat merasakan hawa siluman di sekitar sini.” “Siluman? Mana ada siluman di kota seperti ini?” bantah Adik Keempat tak percaya. “Ya, memang agak aneh, kecuali ada yang menarik perhatian siluman itu hingga mengikuti ke mana saja!” terka pem

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   84. MANTRA PENGHANCUR KEKUATAN

    Tiba-tiba ada tangan terulur menyentuh pundak dan mengguncangnya, "Saudara Liu, Anda tidak apa-apa?" Liu Kang tersadar, berbalik untuk melihat Yu Ping sedang menatapnya penuh selidik. Tiba-tiba saja timbul kebencian dalam hati pada pemuda di depan mata. Pemuda yang berusaha menghancurkan hubungannya dengan sang kekasih. Kedua tangan Liu Kang saling mengepal erat, bibir mengatup rapat. Menahan diri untuk tak menyerang, sadar Yu Ping bukanlah lawan seimbang. “Saudara Liu?” Yu Ping mengguncang pundaknya lagi. “Aku tidak apa-apa,” Liu Kang berusaha tersenyum meski terlihat kikuk. “Kami melihatmu tidur sambil berjalan keluar dari penginapan hingga kemari, apakah ada sesuatu yang kau ingat?” tanya Yu Ping lagi. Liu Kang kesal, kesal karena ia tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Tetapi ia tahu, Yu Ping akan terus mendesak sampai menemukan jawaban yang masuk akal. “Hey, kalian di sini rupanya!” seru Xue Yi di belakang pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   85. PERCOBAAN PEMBUNUHAN

    "Aku akan memakannya kalau begitu, Ayah!" gurau Yu Ping lalu menyantap nasi dan sayur dalam mangkuk tanpa curiga. Wajah Liu Kang yang tegang berubah sumringah kembali, bahkan cenderung menyeringai. “Aku akan menghancurkanmu dan merampas seruling sakti yang kau miliki,” batin Liu Kang, senyum kemenangan terukir di bibir pria yang telah dikuasai mantra pemikat siluman rubah putih, Huli Bai. Setelah selesai sarapan, Yu Ping bangkit berdiri namun tiba-tiba ia terhuyung seperti mau pingsan. “Adik Yu, kau tidak apa-apa?” Liu Kang memegang lengan pemuda itu, berpura-pura cemas. Ia ingin memastikan, mantra penghancur kekuatan telah bekerja. Setelah Yu Ping duduk, ketua perguruan Harimau Utara itu memeriksa nadinya, “Nadimu kacau, apa yang terjadi?” “Entahlah, tiba-tiba aku merasa lemas,” keluh Yu Ping seraya memegangi kepalanya. Xin Ru dan Qi Yue spontan mendekati pemuda itu, “Pertandingan di Hoa San akan segera dimulai, sebaiknya Saudara Xue Yi dan dua Nona ini berangkat lebih dulu ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   86. HARGA SEBUAH NYAWA

    "Hari ini adalah hari keberuntunganku," Huli Bai membasahi bibirnya dan menyeringai buas, "Karena hari ini aku akan menyantap daging pendekar seruling sakti!" “Sudah kuduga siluman yang mengacau adalah dirimu, Huli Bai!” Yu Ping tersenyum misterius. Senyumnya menyebabkan perasaan Huli Bai tak nyaman, meskipun ia yakin kekuatan mantra Penghancur Kekuatan miliknya, tetapi bisa saja pemuda itu tak meminumnya. Yu Ping bergerak maju namun baru saja satu langkah terlampaui, ia jatuh berlutut ke tanah. Huli Bai bernapas lega, mulai berani kembali memamerkan kelihaiannya. “Kau sudah terkena mantra Penghancur Kekuatan, bahkan dewa langit pun akan kehilangan semua kesaktiannya bila meminum mantraku ini!” Huli Bai menyombongkan diri. Yu Ping hanya menundukkan kepala, tak bergeming. Hanya sebagian rambut panjangnya yang tergerai, melambai ditiup angin malam. “Huhh, sudah hampir mampus masih angkuh saja!” sungut Huli Bai lalu berkata pada Liu Kang yang sedari tadi diam terpaku, “Kekasihku, ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   87. SEBUAH RENCANA

    "Baiklah, aku bersedia menjadi istrimu. Tetapi Yang Mulia harus menyembuhkan temanku ini lebih dulu!" kata Huli Bai setelah meneguhkan hati. Raja Siluman menyeringai puas mendengar keputusan siluman rubah yang sudah lama ia incar namun tak pernah dihiraukan. “Keputusan yang bijaksana, tetapi bila aku menyembuhkan temanmu lebih dulu, kau bisa saja mengkhianatiku!” Raja Siluman menatap Huli Bai tajam, “Berikan aku bukti bila kau tak akan mengingkari janji!” Huli Bai mendengus dalam hati, siluman tua ribuan tahun itu benar-benar cerdik. Wanita siluman itu pun berlutut dan mengangkat tangan kanannya, “Aku Huli Bai bersumpah, akan meninggalkan dan melupakan Liu Kang selamanya, menikah dengan Raja Siluman dan berbakti kepadamu saja. Bila aku melanggar sumpah, biarlah aku mati disambar petir!” Raja Siluman tertawa senang mendengar sumpah calon istrinya, “Bagus sekali, aku sekarang percaya padamu.” “Tidak!” Tiba-tiba terdengar teriakan Liu K

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   88. KORBAN PERSEMBAHAN

    "Akhirnya kita menemukan korban gadis muda untuk Dewa Air!" lapor pemilik losmen bersemangat. “Bagus, Dewa sudah sangat marah karena kalian terlambat beberapa hari dari seharusnya!” Pria berjubah biru gelap mendengus. “Pendeta Song, jangan salahkan kami. Gadis di kota ini sudah hampir habis dijadikan persembahan!” Pemilik losmen menunduk, sebenarnya hatinya sangat sedih bukan main. Dahulu, kota kecil Zhu Zhi merupakan kota yang makmur karena letaknya sangat strategis yaitu berada di dekat sungai Huang Ho. Sampai suatu ketika terjadi bencana air bah yang menewaskan banyak warga dan menghancurkan pertanian maupun perdagangan mereka. Tak lama kemudian muncullah pria bernama Pendeta Song, pendeta yang mengaku mampu berkomunikasi dengan Dewa Air Sungai Huang Ho. Ia memberitahukan bahwa Dewa Air murka karena penduduk telah mencemari sungai Huang Ho. Penduduk yang putus asa percaya begitu saja, bahkan bersedia menuruti apapun yang diminta oleh Dewa Air agar bencana tidak terjadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   89. PENYESALAN SEORANG AYAH

    "Pak Tua, Anda dari mana saja tadi?" tiba-tiba terdengar suara renyah perempuan di belakang Xue Yi. Pemilik losmen tertegun, suara itu ... mengapa mirip suara gadis yang sudah ia lemparkan ke sungai tidak lama berselang? Qi Yue? Tubuh pemiik losmen gemetar melihat sosok Qi Yue, ia seperti melihat hantu. “Pak Tua, mengapa wajahmu pucat sekali?” tanya Qi Yue lagi. “Tadi kami semua tertidur di lantai, apakah Bapak tahu apa yang telah terjadi?” Pemilik losmen hanya menggelengkan kepala, sementara pikirannya berkecamuk. Kalau Qi Yue yang berdiri di depannya ini bukan hantu, lalu raga siapa yang telah ia buang ke sungai Huang Ho barusan? Tiba-tiba pria tua itu teringat sesuatu. “Ding Ding?” Pemilik losmen berlari menuju ke ruang bawah tanah, namun ruangan itu kosong. Ia berbalik dan mencari putrinya di tempat-tempat lain di rumahnya namun Ding Ding tak jua ditemukan. “Apakah Ding Ding telah menukar dirinya dengan gadis asing itu?” lutut pemilik losmen lemas membayangkan kemungkinan ia t

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   90. TERMAKAN SUMPAH

    Di saat bersamaan Xin Ru muncul, matanya memindai sekeliling dan berhenti pada sosok gadis yang meringkuk di atas papan dengan baju terkoyak.“Pendeta Busuk, selama ini kau sudah mengelabui penduduk kota dengan menyebarkan cerita kutukan Dewa Air di Sungai Huang Ho. Sungguh licik!” bentak Xin Ru gusar.“Bukan hanya itu,” imbuh Qi Yun, “Aku sudah menyelidiki juga, ia bekerja sama dengan para mucikari, menjual gadis-gadis kota ini pada mereka setelah dicuci otak sehingga tak ingat lagi asal usulnya!”“Ha-ha-ha, kalian bicara tanpa bukti. Penduduk kota tak akan mempercayai orang asing, mereka akan lebih mendengarkanku!” Pendeta Song tertawa licik.“Kau tidak akan keluar dari sini hidup-hidup!”desis Qi Yun, tatapannya dingin mengancam.“Kita tidak bisa membunuhnya,” cegah Xin Ru. “Kita harus membawanya ke pengadilan kota agar dia dapat diadili!”Qi Yun menjadi sangat kesal namun tak dapat membantah. Pendekar di sampingnya benar, kalau ia membunuh Pendeta Song, maka penduduk kota akan mera

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13

Bab terbaru

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   FINAL BONUS : PERPISAHAN

    Di puncak Gunung Kunlun yang menjulang tinggi, kabut tipis menyelimuti puncak-puncak batu yang tajam. Udara dingin pegunungan menerpa wajah dua sosok yang berdiri tegap di atas jembatan batu kuno. Yu Ping dan kakak angkatnya, Xin Ru, berdiri berdampingan, mata mereka menatap jauh ke dalam jurang yang dalam dan gelap di bawah.Yu Ping, mengenakan pakaian kerajaan dengan garis emas di sepanjang tepi kain sutra yang terjuntai hingga nyaris menyentuh tanah, menggenggam seruling emas di tangan, dan sebuah golok hitam diselipkan di belakang punggung. Di sampingnya, Xin Ru berdiri dengan postur waspada, matanya yang tajam menyapu sekeliling, siap menghadapi apapun yang mungkin terjadi."Kau yakin dia akan muncul?" tanya Xin Ru, suaranya nyaris berbisik.Yu Ping mengangguk pasti, senyum tipis tersungging di bibirnya. "Aku yakin, karena dia adalah guruku.” Dengan gerakan perlahan, Yu Ping mengangkat seruling ke bibirnya. Ia menarik napas dalam, lalu mulai meniup. Nada-nada lembut mengalir d

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   BONUS CHAPTER 3 : PELANTIKAN RAJA

    Aula kerajaan Qi dipenuhi oleh kemegahan dan kemewahan. Dinding-dinding berukir emas berkilau di bawah cahaya ribuan lilin yang menerangi ruangan. Aroma dupa yang manis mengambang di udara, menciptakan suasana sakral yang teduh.Di tengah aula, Yu Ping berdiri tegap, mengenakan jubah kerajaan berlapis emas. Wajahnya tenang berwibawa, mencerminkan seorang yang berhati lembut namun juga tegas. Kasim Liu, berlutut di hadapannya, menyodorkan mahkota dan jubah emas kerajaan di atas bantal beludru merah.Dengan gerakan perlahan, Yu Ping mengambil mahkota itu dan meletakkannya di atas kepala. Jubah emas kemudian disampirkan di bahunya, melengkapi penampilannya sebagai seorang raja. Seketika itu juga, seluruh ruangan dipenuhi oleh suara gemerisik kain—para Jenderal dan Menteri berlutut, memberikan penghormatan kepada raja baru mereka.Di samping singgasana raja, dua wanita cantik duduk dengan anggun. Di sisi kiri, Sayana, dengan pakaian mewah dan perhiasan yang gemerlap, tersenyum anggun. Mat

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   BONUS CHAPTER 2 : BENIH PENDEKAR IBLIS

    Mentari bersinar cerah di atas Kota Xianfeng, cahayanya memantul dari atap-atap bangunan. Udara dipenuhi oleh semangat dan kegembiraan yang menggelora, seiring dengan persiapan pelantikan Yu Ping sebagai raja baru Negeri Qi.Hiruk pikuk keramaian terdengar dari setiap sudut kota, sementara di dalam istana, para pelayan berlarian kesana-kemari, sibuk dengan persiapan acara yang akan berlangsung selama tujuh hari tujuh malam.Di aula utama istana, Kepala Pelayan, seorang pria paruh baya dengan wajah serius namun berwibawa, tampak kewalahan menerima bingkisan hadiah yang terus berdatangan. Utusan dari berbagai negeri jiran dan perwakilan sekte-sekte aliran putih dari seluruh penjuru negeri silih berganti memasuki ruangan, membawa persembahan untuk raja baru mereka."Yang Mulia pasti akan sangat senang melihat sem

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   BONUS CHAPTER 1 : PEMAKAMAN

    Suasana suram menyelimuti pemakaman keluarga kerajaan. Angin semilir membelai dedaunan pohon-pohon tua yang mengelilingi area sakral itu. Di tengah keheningan, sosok Yu Ping berlutut di depan sebuah makam yang masih baru. Tangannya gemetar memegang beberapa batang hio yang telah dinyalakan, asapnya mengepul tipis ke udara. Dengan hati-hati, ia menancapkan hio-hio tersebut ke dalam hiolo -tempat dupa yang terbuat dari logam berukir indah- yang terletak tepat di depan batu nisan ibunya, Xian Lian.Yu Ping menatap lekat nama yang terukir di batu nisan itu. Matanya yang berkaca-kaca menyiratkan kesedihan mendalam. Ia menghela napas berat sebelum berbisik lirih, suaranya nyaris terbawa angin."Ibu," ucap si pemuda dengan nada bergetar, "sekian lama aku mendambakan pertemuan dengan orang tua kandungku. Tapi mengapa, ketika akhirnya kita dipertemukan, waktu begitu kejam membatasi kebersamaan kita?"Jemarinya perlahan menelusuri ukiran nama ibunya di batu nisan. "Qi Yun sungguh beruntung,"

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   204. DUEL MAUT

    Kedua pendekar muda itu berhadapan di udara, aura mereka yang bertolak belakang - keemasan milik Yu Ping dan kegelapan milik Qi Yun - bertabrakan, menciptakan gelombang energi yang membuat udara bergetar."Qi Yun," balas Yu Ping, suaranya tenang namun penuh ketegasan. "Hentikan semua ini! Terlalu banyak nyawa yang telah melayang."Qi Yun tertawa sinis. "Hentikan? Tidak akan! Hari ini, salah satu dari kita akan mati!"Bersamaan dengan itu Qi Yun mengayunkan goloknya, menciptakan gelombang energi hitam yang melesat ke arah Yu Ping. Yu Ping dengan sigap mengeluarkan seruling saktinya, bersiap menghadapi pertarungan yang akan menentukan nasib kerajaan Qi.Di bawah, pasukan kedua belah pihak menghentikan pertempuran sejenak, mata mereka tertuju ke langit di mana dua sosok pemimpin mereka akan bertarung hingga titik darah penghabisan. Mereka tahu, hasil pertarungan ini akan menentukan tidak hanya nasib mereka, tapi juga masa depan seluruh kerajaan.Langit di atas Xianfeng menjadi arena perta

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   203. PERTEMPURAN TERAKHIR

    Di atas benteng kokoh, di kotaraja Xianfeng, Qi Yun berdiri tegak, jubah perang yang berat dan berkilauan menambah kegagahannya. Matanya yang tajam menatap ke kejauhan, menanti kedatangan musuh yang ia tahu pasti akan tiba.Berita kekalahan para Jenderal Perang dan pasukannya telah sampai ke telinganya, dibawa oleh prajurit-prajurit yang berhasil meloloskan diri dari pertempuran.Suasana di atas benteng sunyi senyap, hanya deru napas para pasukan yang merasa tegang memecah keheningan. Mereka telah mendengar desas-desus tentang kesaktian Yu Ping, dan ketakutan mulai merayapi hati mereka. Namun, di bawah tatapan dingin Qi Yun, tak seorang pun berani menunjukkan keraguan."Pasukan siap, Pangeran!" lapor seorang perwira. "Pemanah, infanteri, dan pelontar batu telah mengambil posisi."Qi Yun mengangguk singkat, matanya tak lepas memandang langit. Tak lama kemudian, apa yang ditunggunya muncul. Dari kejauhan, terlihat pasukan Yu Ping yang mulai mendekat. Mereka berhenti agak jauh dari bent

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   202. PENANTIAN JENDERAL TUA

    Asap pertempuran mengepul di berbagai sudut kota, menandai jejak perjuangan pasukan Yu Ping dalam perjalanan mereka menuju Xianfeng. Satu demi satu, pertempuran dimenangkan oleh Yu Ping dan pasukannya. Namun, kemenangan demi kemenangan ini tidak membuat Yu Ping lengah. Sebaliknya, instingnya sebagai strategi perang mulai menangkap pola yang mencurigakan.Yu Ping berdiri di atas bukit kecil, memandang ke arah kota yang masih diselimuti asap pertempuran. Matanya yang tajam menyipit, menganalisis situasi dengan cermat. Perlahan, sebuah kesimpulan terbentuk di benaknya."Dia ingin pasukan kita kelelahan saat tiba di Xianfeng," gumam Yu Ping, lebih kepada dirinya sendiri. Nada suaranya lebih kepada kekaguman namun juga mengandung kejengkelan. "Dasar licik!"Panglima Sung yang berdiri di sampingnya, menangkap gumaman itu. Dengan wajah serius, ia bertanya, "Apa yang harus kita lakukan, Jenderal Yu Ping?" Suaranya penuh hormat dan kesiapan. "Kami siap melakukan apapun perintahmu!"Yu Ping ter

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   201. PUTRA MAHKOTA

    Pemandangan itu menyadarkan Qi Xiang akan kenyataan yang mengerikan: ia benar-benar berhadapan dengan Raja Iblis. Ketakutan yang luar biasa mencengkeram hatinya, membuatnya gemetar hebat."B-baik," ujar Qi Xiang terbata-bata, keringat dingin membasahi dahinya. "Akan kulakukan apapun yang kau mau asal bunuh Yu Ping dan antek-anteknya untukku."Sebuah senyum tipis tersungging di bibir Qi Yun. "Bagus," ujarnya, suaranya dingin dan tanpa emosi. "Sekarang lakukan sesuatu untukku! Bebaskan ibuku dari penjara, obati luka-lukanya dan biarkan ia menempati kamar ratu.""A-apa?" Qi Xiang terkejut, tidak menyangka permintaan semacam ini akan datang dari Qi Yun."Kau merampas itu darinya," desis Qi Yun, matanya berkilat-kilat penuh ancaman. "Aku akan mengembalikan martabatnya seperti semula!"Qi Xiang, yang kini tak lebih dari boneka di tangan Qi Yun, tak berkutik. Ia hanya bisa mengangguk pasrah, menyadari bahwa hidupnya kini bergantung pada keinginan pemuda di hadapannya ini."Baik ... baik …,"

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   200. PERJANJIAN DENGAN RAJA IBLIS

    Di dalam penjara bawah tanah istana yang lembab dan dingin, suara rintihan tertahan memecah keheningan. Seorang wanita, dengan rambut kusut dan pakaian compang-camping, terikat dengan kedua tangan terentang di atas sebuah papan kayu yang kasar. Wajahnya yang cantik kini penuh dengan luka dan lebam, hasil dari penyiksaan brutal yang baru saja ia alami.Ma Yin, dengan senyum puas tersungging di bibirnya, berdiri di hadapan wanita itu. Cambuk di tangannya masih basah oleh darah."Yang Mulia Ratu," ujarnya dengan nada mengejek, "ternyata Anda sungguh tangguh ... sudah dicambuk dan dihajar berulang kali tetapi masih berdiri tegak!"Xian Lian, mantan Ratu yang kini diperlakukan bagai penjahat kelas berat, hanya diam. Kepalanya tertunduk, seolah tak lagi memiliki kekuatan untuk mengangkatnya.Ma Yin melangkah mendekat, suara sepatunya bergema di dinding-dinding sel. "Seandainya Anda mau bekerja sama, tentu hal ini tak akan sampai terjadi."Tangan kanan Raja itu kini berada tepat di depan Xia

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status