Share

8. Tabungan

Author: Rafli123
last update Last Updated: 2024-09-13 17:51:59

Ucapan Ibu masih di dengar oleh mereka yang baru berapa langkah meninggalkan rumah penuh kenangan itu. Ucapan yang bagaikan sambaran petir siang solong. Bayu tidak menyangka jika wanita yang ia hormati dan ia sayang Mamou mengatakan yang tidak seharusnya di ucapkan oleh orang tua terlebih Ibu.

Firasatnya sebagai seorang suami begitu terasa sehingga Bayu memilih pulang untuk kedua kalinya. Siapa sangka ia harus mendengarkan kebenaran yang selama ini di sembunyikan oleh istrinya. Pantas setiap hari selalu ada aja sisa singkong bahkan Bayu sampai hapal singkong akan di olah berbeda meski dengan bahan yang sama, berbagai macam cemilan tersaji di sana dan itu semua karena ulah Ibunya.

Getar ponsel milik Arumi mengalihkan perhatian mereka yang duduk di ruang keluarga. Bayu memangku Salwa sampai tertidur dan Arumi yang sibuk dengan membujuknya agar tidak marah pada Bu Laras.

[Assalamualaikum, Arumi. Bagaimana kabar kalian? Sehat kan? Nak jika hari ini tidak sibuk bisa pulang kampung sebenar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • SEPIRING SINGKONG REBUS    9. Kemarahan Ibu Saraswati

    Bu Saraswati menundukkan wajahnya menyembunyikan luka yang selama ini ia simpan dari anak dan menantunya. Luka seorang ibu mengetahui putrinya di perlakukan tidak layak di rumah wanita yang bergelar mertuanya sungguh hatinya sakit."Kenapa tabungan ibu berikan pada kami? Bu, maafkan kelancangan aku ini. Tapi, alangkah lebih baiknya jika tabungan itu tetap Ibu dan bapak simpan ya, Arumi dan Salwa adalah tanggung jawab aku. Maafkan atas ucapan aku yang tidak sopan ini buk, pak," tegas Bayu, meski setiap kata yang keluar dari bibirnya lirih dan penuh kesopanan."Kami sudah tua, kalian yang lebih membutuhkan. Gunakan uang ini sebaik mungkin kalian juga bisa membuka usaha agar perekonomian kalian membaik,""Ibu, ayah,""Nak, Bayu. Jaga anak dan cucu ibu, bahagiakan mereka seperti janji kamu. Jangan pernah menyakitinya, lindungilah anak dan cucu Ibu dari orang-orang yang sudah zalim kepadanya hanya inilah permintaan Ibu dan bapak sama kamu dan mengenai uang ini kamu bisa memujudkan impian k

    Last Updated : 2024-09-13
  • SEPIRING SINGKONG REBUS    10. Kemarahan Bu Laras

    Seperti janji Bayu sebelumnya. Setelah mengantar Arumi dan Salwa ia hanya menginap semalam di rumah orang tua Arumi dan memilih kembali bekerja ada banyak impian yang belum terwujud salah satunya melindungi anak dan istri dari keluarganya."Bayu, mana istrimu itu, hah? Kurang ajar kalian berdua. Sudah hidup numpang seenaknya kalian pergi tanpa bilang, mana istrimu. Suruh dia keluar kerjaan banyak di rumah, jangan enak-enakan kalian. Dasar ipar nggak ada akhlak." Yoga berkacak pinggang, gemuruh amarah yang di pendamnya sejak kemarin saat Arumi tak menunjukkan batang hidungnya. Sehingga pengeluaran Yoga semakin besar. Acara arisan kantor yang sengaja di rumah Ibunya gagal karena Arumi yang memilih pergi tanpa memperdulikan perintahnya."Kamu kenapa mas, datang-datang marah nggak jelas. Sekali-kali datang ke rumah orang itu salam." Ucap Bayu datar."Kurang ajar kamu. Sudah berani sama aku, hah? Kamu lupa aku ini lebih tua dari kamu," Yoga mengerutkan keningnya. Bayu menurunkan tangannya

    Last Updated : 2024-09-18
  • SEPIRING SINGKONG REBUS    11. Alergi

    Satu minggu berlalu kebahagiaan Arumi bersama kedua orang tuanya dan Salwa begitu terasa, bagaimana tidak. Kedua orang tua Arumi memanjakan anak dan cucunya. Bahkan mereka berjalan-jalan tiap hari."Ibu, bapak, terima kasih. Seharusnya aku yang sebagai anak membahagiakan orang tua, tapi nyatanya justru aku yang di perlakukan sebaliknya," ucap Arumi, merasa bersalah atas apa yang terjadi saat ini. Sungguh hatinya terharu orang tuanya justru memikirkan kebahagiaan dirinya dan cucu semata wayangnya."Kamu bicara apa, nak? Sudah jadi kewajiban orang tua membahagiakan anaknya. Kami jauh lebih bahagia melihat kalian tertawa lepas, tetaplah tersenyum itu keinginan kami, Arumi. Nak, boleh Ibu bertanya?" Bu Saraswati menoleh ke arah Salwa yang berbaring di depan televisi."Ada apa, buk? Tanyakan aja," sahut Arumi, ragu."Apa kamu bahagia bersama dengan Bayu? Maksud Ibu, apa keluarga Bayu memperlakukan kamu dan Salwa baik?" tanya Bu Saraswati, hati-hati.Terdengar helaan napas panjang Arumi. P

    Last Updated : 2024-09-19
  • SEPIRING SINGKONG REBUS    12. Hinaan Berbalik

    "Dek, kita bagi kemana lagi, ya? Masih banyak ini," ujar Bayu, membungkus buah dan berapa sayuran dalam plastik."Gimana kalau kita bawa ke masjid mas? Kebetulan hari ini hari Jum'at, gimana menurut kamu, mas?" tanya Arumi."Kamu benar, dek. Mas inget di masjid ada kerja bakti, mas pergi sekarang ya," Bayu, membawa bungkusan yang berisi sayuran dan buah segar. Ada lebih dari dua puluh bungkus yang Bayu bawa dari rumah."Mas Bayu, mbak Arumi, apa yang kalian bawa itu?" tanya Pak RT lebih dulu menghampiri, dan membantu mengangkat keranjang besar yang di angkat mereka berdua "Ini pak RT, ada sedikit oleh-oleh dari kampung," ujar Bayu menjelaskan."Oh, pasti dari kampung Mbak Arumi ya, wah ini pasti enak terima —" ucapan pak RT, terhenti suara seseorang yang berhasil menghentikan ucapannya."Bapak-bapak, ibu-ibu, jangan ada yang menerima oleh-oleh dari Arumi. Apa kalian nggak takut kalau buah dan sayuran itu pake sianida, kalian semua tahu kan kalau Arumi itu dari kampung pasti makanan n

    Last Updated : 2024-09-20
  • SEPIRING SINGKONG REBUS    13. Perebutan Tanah Bayu

    Bayu menyembunyikan sesak dalam hatinya Arumi menyentuh tangannya lembut. Memberikan kekuatan untuk pria yang amat ia cintai. "Semua akan baik-baik, saja mas. Percayalah Allah tidak tidur," ucap Arumi, membuat hati Bayu tenang dan nyaman."Terima kasih, dek, mas percaya suatu saat nanti —" Bayu menghentikan ucapannya, tangannya terkepal kuat melihat pemandangan di depannya."Apa yang kalian lakukan, hah?" tanya Bayu, mendekati keluarganya yang berkacak pinggang di depan rumahnya."Astaghfirullahaladzim, mas rumah kita," lirih Arumi."Sudah pulang kalian. Sudah jadi orang kaya? Hidup aja miskin, gaya bagi oleh-oleh, dasar durhaka kalian!" Yoga menghadang langkah Bayu dan Arumi. Namun, Bayu pantang menyerah ia menerjang tubuh atletis Yoga."Apa yang kalian lakukan dengan, rumahku? Kalian merusaknya? Apa lagi yang kalian inginkan, hah?" geram Bayu. Sudah cukup ia bersabar dan mengalah pada keluarganya. Tapi, mereka tidak ada satu pun yang berhenti mengganggunya."Kami mau kalian keluar

    Last Updated : 2024-09-21
  • SEPIRING SINGKONG REBUS    14. Perebutan Tanah Milik Bayu

    Mereka saling pandang, menyadari jika diantara mereka masih ada ibu yang duduk di sofa sendiri. Bayu menyembunyikan sesak dalam hatinya Arumi menyentuh tangannya lembut. Memberikan kekuatan untuk pria yang amat ia cintai. "Semua akan baik-baik, saja mas. Percayalah Allah tidak tidur," ucap Arumi, membuat hati Bayu tenang dan nyaman."Terima kasih, dek, mas percaya suatu saat nanti —" Bayu menghentikan ucapannya, tangannya terkepal kuat melihat pemandangan di depannya."Apa yang kalian lakukan, hah?" tanya Bayu, mendekati keluarganya yang berkacak pinggang di depan rumahnya."Astaghfirullahaladzim, mas rumah kita," lirih Arumi."Sudah pulang kalian. Sudah jadi orang kaya? Hidup aja miskin, gaya bagi oleh-oleh, dasar durhaka kalian!" Yoga menghadang langkah Bayu dan Arumi. Namun, Bayu pantang menyerah ia menerjang tubuh atletis Yoga."Apa yang kalian lakukan dengan, rumahku? Kalian merusaknya? Apa lagi yang kalian inginkan, hah?" geram Bayu. Sudah cukup ia bersabar dan mengalah pada k

    Last Updated : 2024-09-23
  • SEPIRING SINGKONG REBUS    15. Amplop Si Miskin

    "Kamu benar, aku lupa. Tugas ibu sekarang mengambil surat itu. Besok aku cari orang kebetulan kemarin ada yang mau beli," ujar Yoga, Bu Laras mengangguk patuh. "Sebentar lagi kita punya mobil baru mas. Aku mau pamer sama temen-temen,kantor. Mereka pasti terkejut!" "Bukan cuma kamu, mbak. Aku juga beli mobil baru, kalau ibu mau beli apa?" ucap Entik, beralih menatap wanita paruh baya yang terlihat jelas memaksakan senyumnya."Ibu pasti beli mas lagi, dong! Kamu tahu kan kalau ibu juga banyak teman arisan yang pasti mereka akan melongo lihat ibu pake mas banyak, baju baru, tas branded baru!" "Sudah kalian bicara apa sih. Yang penting kita cepet-cepet jual itu rumah, pokoknya habis itu kita jalan-jalan, gimana?""Setuju!!" seru mereka."Buk, aku lapar. Ada makanan apa?" "Ibu, nggak masak. Di kulkas ada telor pagi tadi ibu beli, kalian mau makan masak aja ya, ibu capek ngurus anak-anak kalian,""Hah, ibu nyuruh aku masak? Aku capek juga buk di kantor banyak kerjaan," tolak Andara."A

    Last Updated : 2024-09-24
  • SEPIRING SINGKONG REBUS    16. Tanpa Jejak

    Seminggu setelah acara syukuran Nila tidak menyangka jika isi amplop yang di berikan Bayu cukup banyak. Jika di bandingkan dengan saudara yang lain, tentu saja berbeda jauh. Penasaran yang semakin menggebu Nila bergegas pergi dengan mengendarai mobilnya."Mama, mau ke mana? Kenapa nggak ajak aku?" Sely yang mendengar suara mobil berlari ke luar. "Ck, anak ini kebiasaan. Cepetan kalau mau ikut." Sentak Nila."Ya, iya," "Lama banget, sih?" tanya Nila, kesal putrinya terlalu lama di dalam rumah."Aku kan harus dandan mah. Aku nggak mau keliatan jelek, apa mama mau kalau kebetulan aku ketemu calon suamiku muka aku jelek?" sungut Sely."Ya, nggak lah." Ujarnya, kembali fokus ke depan."Nah, itu mama tau. Oh, ya, mah, sebenarnya kita mau kemana sih?" Sely kesal, ibunya tak juga menjawab pertanyaannya."Aduh! Mama, bisa nggak sih bawa mobilnya? Gimana kalau wajah aku yang mulus ini kena —""Diam. Lihat siapa yang kita lihat itu," tunjuk Nila. Sely mengikuti arah pandang Ibunya, tidak kalah

    Last Updated : 2024-09-25

Latest chapter

  • SEPIRING SINGKONG REBUS    109. Tidak Menyesal

    Dua wanita berbeda usia itu saling senyum, puas bisa melakukan hal yang tentu saja di luar hati nurani. Tak berselang lama wanita lain datang dan bergabung dengan mereka. "Apa perlu kita merayakannya? Lihat sebentar lagi kita akan menghancurkan wanita itu. Mbak, bagaimana dengan kabar cucumu?" Wanita itu duduk dengan anggun, meraih minuman yang sudah tersaji di atas meja tentu kedua wanita itulah yang memesan lebih dulu. "Sangat cantik dan cucuku yang satu lagi, dia sangat tampan. Kapan kamu akan datang ke rumah untuk melihatnya? Sudah berapa bulan terakhir kamu datang cuma sebentar waktu syukuran. Kamu nggak pengen lihat mereka?" tanya Bu Laras setelah berapa saat setelah adiknya menghabiskan setengah gelas just alpukat."Nanti aja mbak, aku malas ke rumahmu. Apa lagi ada wanita itu di sana, kamu sih mbak kenapa bisa punya mantu miskin semua!" Nila mencebik, mengingat menantu baru Bu Laras adalah orang dari kalangan biasa. Baginya itu tidak selevel dengannya."Terus kamu mau aku me

  • SEPIRING SINGKONG REBUS    108. Angkuh

    Arumi dan Bayu saling pandang mendengar suara yang tidak asing untuk mereka, di sana dua kakak iparnya berdiri, wanita yang tak lain adalah Salsa dan Eni. Terlihat di wajah mereka begitu kecewa padanya, hal itu semakin membuat keduanya kebingungan. "Tunggu sebentar ini ada apa? Kami nggak tahu apa maksud kalian berdua, lagi pula –" Ucapan Arumi terhenti saat Salsa kembali berucap. "Jika kamu menolak ajakan kami setidaknya biarkan anak anak bermain di rumah kamu, jangan biarkan mereka terlalu lama kecewa sama kamu. Tapi dengan kejadian kemarin tentu sudah menyakitinya, kamu bisa lihat bagaimana sikap mereka terhadap kamu," ujar Salsabila, terlihat begitu kecewa pada Arumi. "Tunggu, sebenarnya ini ada apa sih! Kenapa kalian datang langsung menyalahkan istriku? Di mana Mas Duta dan juga Mas Yoga? Aku mau bicara dengan mereka, ini pasti ada yang tidak beres. Siapa yang sudah mengadu domba kalian," ucap Bayu yang kini mulai curiga jika ada seseorang yang ingin memecah belah kan keluarga

  • SEPIRING SINGKONG REBUS    107. Manajer

    Kehilangan adalah salah satu hal yang menyakitkan, begitu pula yang di rasakan oleh Dani setelah membaca satu pesan yang dikirim oleh Sely untuknya.Dani mengabaikan pesan itu, ingin sekali memblokir nomer mantan istrinya tapi ia tidak ingin. Suatu saat anaknya akan bertanya tentang ibunya hal itu akan memudahkan untuk berkomunikasi."Dani kamu di panggil sama Bu Arumi. cepetan sana jangan sampai Bu Arumi nunggu!""Baik bos!" Dani berlari menemui Arumi di ruangannya. Wanita yang begitu baik padanya, sampai berapa kali menitipkan susu untuk Geo."Assalamualaikum buk Arumi,""Waalaikumsalam, masuk!""Ibu panggil saya?" "Ya, duduklah. Begini Dani, kebetulan cabang gudang ini tidak ada yang mengawasi. Aku mau kamu ambil alih di sana, gunakan kesempatan ini sebaik mungkin. Jika kamu berubah dan tidak melakukan kesalahan maka kamu akan kembali menjadi manajer! Tapi sebaliknya, jika kamu melakukan kesalahan untuk kedua kalinya aku tidak akan pernah memberikan kamu ampunan."Brugh!!Dani me

  • SEPIRING SINGKONG REBUS    106. Ketuk Palu

    Sely menghampiri Dani yang tengah tengah memindahkan karung demi karung berisi bahan untuk olahan dan beras, dari jauh Sely tersenyum sinis. "Bagaimana aku bisa bertahan sama kamu mas, kalau kamu aja begini. Aku tidak bisa hidup tanpa uang dan kekayaan ini, aku mau uang yang banyak, tapi kamu tidak mampu untuk mengabulkan itu semua dan aku juga tidak ingin mengurus anak kita. Biar anak itu akan menjadi anakmu selamanya, aku tidak akan pernah mendekati kalian lagi." Gumam Sely, ia turun dari mobil mewahnya menghampiri Dani yang tengah sibuk bekerja, beberapa teman Dani yang melihat kedatangan Sely, mencolek pria yang sebenarnya tampan."Dani ada cewek cakep bener, lihat itu!" ujar temennya, awalnya Dani tidak peduli tetapi ia pun penasaran. "Sely," lirih Dani, yang membuat sahabatnya menghentikan pekerjaannya dan menoleh kearah Dani yang menyebut nama wanita itu. Sely melangkah menuju ke arahnya begitu angkuh dan penampilan yang berbeda bukan hanya itu saja mobil mewah yang ia bawa me

  • SEPIRING SINGKONG REBUS    105. Pilih Pisah

    Pria itu membuktikan ucapannya, setelah meninggalkan apartemen mereka pergi menuju showroom mobil mewah. Di sana terjejer rapih mobil dengan harga fantastis, Sely berusaha untuk tidak berteriak melihat mobil yang tadinya hanya dalam angannya kini ada di hadapannya."Om, aku ambil yang ini aja," lirih Sely, suka manja dan tentu gengsi."Oh, tidak sayang. Mobil ini terlalu murah untuk kamu, aku pilih itu untuk kamu."Sely bersorak dalam hati. Sedikit pura-pura merendah dan jual mahal, maka hasilnya sempurna. Itulah yang kini terlintas dalam benaknya."Makasih ya, Om, aku suka banget,""Ya, sayang apa sih yang nggak buat kamu. Apapun akan Om berikan padamu, yang penting kamu bahagia," "Makin sayang nanti aku sama kamu om,""Itu yang om mau sayang,"Sely bergelayut manja dalam dekapan pria paruh baya, yang tak lain adalah Broto.'kali ini aku yakin. Aku pilih pisah, lebih baik aku sama Om Broto yang kasih aku banyak uang dan mobil mewah ini, biarin mas Dani yang urus anak itu, aku nggak

  • SEPIRING SINGKONG REBUS    104. Keputusan

    Tiga bulan sudah Sely, meninggalkan rumah suaminya. Rumah masa kecilnya yang kini menjadi tempat berteduh Dani dengan putranya."Apa istrimu tidak ada kabar lagi? Setidaknya istrimu ingat kalau dia memiliki anak yang tinggal sama kamu," Bu Irma, memberikan kopi untuk Dani. Terlihat jelas lelah nampak di wajahnya, belum lagi harus memikirkan tentang istrinya yang tak kunjung datang meski Dani tahu bahwa semua ini akan terjadi. "Kita tidak usah memikirkan Sely, buk. Terserah sama dia kalau memang kami harus berpisah maka biarlah itu sudah menjadi keinginannya,""Tapi nak, bagaimana dengan Geo? Anakmu masih membutuhkan Ibu, apa sebaiknya kamu datang ke sana?""Nggak buk, aku capek terus mengalah dan aku lelah mengikuti keinginannya. Biarkan saja kalau Sely ingat anak pasti akan kembali, jika tidak maka biarkan aku sendiri bisa mengurusnya aku akan cari orang untuk mengasuh Geo, biar ibu tidak terlalu lelah,""Bukan itu nak. Ibu masih sanggup mengurus cucu ibu, kamu fokus aja bekerja jan

  • SEPIRING SINGKONG REBUS    103. Kesempatan

    Pagi yang begitu indah, dengan kehadiran orang yang lama tak berjumpa dan bersamaan acara syukuran di kediaman Yoga, hal ini tentu membuat Arumi dan Bayu bahagia. Bagaimana tidak, akhir-akhir ini mereka jarang sekali bertemu hanya anak-anak yang sering berkunjung."Sudah siapa dek?" "Sudah mas, Salwa sama Azka kemana?" Arumi mencari dua anaknya yang sejak tadi tak terdengar suaranya."Mereka ada di depan mbak, ada ibu sama bapak. Mereka lagi temu kangen sampai di panggil nggak ada yang dengar," ujar bude Narsih. "Pantas aja bik, biarin lama mereka tidak bertemu,""Sudah siap dek? Ayok, Bude juga ikut ya," ajak Bayu yang sudah siap."Ada, apa?" sambung Bayu."Nggak mas, aku nggak papa kok, ayok!" Bayu menyatukan dua alisnya melihat sikap Arumi yang tak biasa."Dek, mas perhatikan kamu sering melamun, ada apa? Cerita sama mas," tanya Bayu, yang mengejutkan Arumi."Ya, mas. Kamu bilang apa, tadi?""Tuh kan melamun lagi! Katakan pada mas, jangan buat cemas," ujar Bayu, mengajak Arumi

  • SEPIRING SINGKONG REBUS    102. Tuntutan Sely

    Dani semakin giat bekerja, mengingat keinginan Sely yang ingin melihatnya kayak dulu lagi. Menjadi seorang manajer adalah impian Sely, namun sampai detik ini tak kunjung mendapatkan pekerjaan yang lain selain menjadi tukang panggul.Sambutan Sely yang selalu ketus, membuat Dani harus lebih sabar lagi menghadapinya. Tidak mudah untuk Sely mengikuti gaya hidupnya yang sederhana. "Belum tidur nak? Perlu ibu buatkan teh hangat lagi?" Bu Irma, yang tanpa sengaja melihat putranya begitu gelisah di depan rumahnya. Jam yang sudah menunjukkan dua belas malam namun Dani masih duduk di teras rumah seorang diri tanpa ada segelas air pun. "Nggak perlu buk, aku cuma lagi nyari angin,""Angin kok, di cari. Sudah malam masuklah, kamu butuh istirahat biar besok badan kamu fit lagi. Angin makam nggak baik untuk kesehatan,""Kenapa ibu belum tidur? Ini sudah malam loh buk,""Ibu sudah tidur dari tadi. Ibu mau ambil minum lihat pintu ke buka, ibu pikir ibu lupa kunci pintu,""Maaf buk, aku bikin khawat

  • SEPIRING SINGKONG REBUS    101. Kuli Panggul

    Jam lima sore Dani dan yang lainnya pulang namun, langkahnya terhenti saat mobil kembali datang."Sebaiknya dibongkar besok saja, sudah tidak ada orang lagi, semua karyawan sudah pulang." Ujar pria yang ia panggil bos itu."Tapi kami harus balik lagi pak, pekerjaan dan barang harus segera dikirim kembali, karena yang di sana sudah disiapkan. Apa tidak sebaiknya hubungi mereka pak, supaya kembali lagi dan mengerjakan semua ini. Tapi itungannya jadi lembur untuk mereka," ucap sang sopir, tidak mungkin dia menunggu sampai esok hari. Bahkan bisa dikatakan akan menunggu sampai siang dan itu akan menghambat semua pekerjaannya, sedangkan barang yang harus mereka kirim sudah menumpuk. "Gimana ya, kalau dihubungi percuma aja karena mereka masih berada di jalan. Bagaimana kalau kita tunggu tiga puluh menit lagi?"Belum mendapat jawaban dari sopir, terdengar ucapan salam dari arah samping mereka."Assalamualaikum, bos, apa ada masalah?" ujar Dani."Waalaikumsalam, Alhamdulillah, kamu belum pula

DMCA.com Protection Status