Share

HADIAH YANG MENGEJUTKAN

Author: Haii'Fer
last update Last Updated: 2025-01-02 09:00:02

Siang ini Arka sangat bahagia karena kencannya bersama Direktur Arina kemarin malam dan pagi ini berjalan dengan lancar. Arka juga sangat bahagia karena hubungannya dengan Direktur Arina semakin berjalan dengan baik seiring berjalannya waktu.

Arka berjalan ke ruangannya dengan sedikit berjingkrak sambil menyeruput Americano di tangannya. Saat Arka membuka pintu hendak memasuki ruangannya, Arka terkejut dengan keberadaan Presdir Edward yang sudah berdiri di dalam ruangan kerjanya.

“Ha.. Halo, Pak!” Sapa Arka.

 “Ada tamu. Jangan diam saja.” Ucap Presdir Edward.

“Apa? Oh ya! Benar juga. Bodohnya aku. Silahkan duduk, Pak.” Ucap Arka. Lalu menutup pintu dan menghampiri Presdir Edward.

“Mau kopi atau teh?” Tanya Arka.

“Tidak perlu. Duduklah.” Ucap Presdir Edward.

“Baiklah.” Balas Arka. Lalu Arka duduk dan menyimpan kopinya di atas meja.

“Bagaimana kead

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   MERELAKAN JUGA BENTUK KASIH SAYANG

    Ting nong!“Ya, siapa?” Ucap Keena saat berjalan ke arah pintu sambil menggendong Sera.“Aku Arina.”Cklek!“Kalian? Ada apa? Masuklah!” Ucap Keena.Felice dan Arina masuk ke rumah Keena. Mulut Arina sudah tidak tahan ingin mengatakannya. Namun, pada akhirnya Ia tetap tidak tega mengatakannya.Melihat teman-temannya yang tiba-tiba datang di jam kerja membuat Keena bingung. Keena terus melihat ke arah Arina yang berdiri dengan bertolak pinggang dan Felice yang duduk disampingnya.“Ada apa?” Tanya Arina saat melihat Keena celingak celinguk.“Katakan saja! Ada apa kalian kemari?” Ucap Keena.“Hehe, aku kangen kamu jadi aku ajak Felice kemari, itu saja. Hehe!” Balas Arina lalu duduk dan meminum air yang disediakan oleh Keena.“Yakin hanya itu? Itu hal teraneh yang pernah kudengar darimu.” Ucap Keena.

    Last Updated : 2025-01-03
  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   MERELAKAN JUGA BENTUK LAIN DARI CINTA

    Drrtt drtt [Ibu Camilla]“Kenapa tidak diangkat?” Tanya Felice.“Aku perlu keluar sebentar.” Ucap Xavier.Xavier keluar dari mobil Felice untuk mengangkat telepon dari ibunya.“Halo, bu?” Ucap Xavier.Felice terus memperhatikan Xavier yang sedang menelepon dari dalam mobil. Pembicaraan mereka sepertinya cukup serius sampai-sampai Xavier terus melihat ke arah Felice beberapa kali. Xavier terlihat gelisah saat menerima telepon dari Ibunya itu.“Ya. Aku sudah makan malam.”“Ya.”“Tidak usah khawatir.”Felice merasa bersalah dengan ini semua. Felice memutuskan untuk keluar dari mobil dan menghampiri Xavier di luar.“Baiklah.” Ucap Xavier lalu menutup teleponnya.“Inilah yang akan terus terjadi jika kita tetap bersama. Kamu bahkan tidak bisa menjawab telepon ibum

    Last Updated : 2025-01-04
  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   WARNA HITAM

    Hari-hari menuju pembukaan bazar La Fayare semakin dekat. Namun, revisi masih tidak kunjung menemukan solusi juga. Tim Lauré masih terus berusaha semaksimal yang mereka bisa agar acaranya berjalan sesuai dengan harapan mereka“Sepertinya, warnanya tidak trendi. Mereka ingin warna Navy atau pink fuschia. Itu tidak cocok dengan desain kita.” Ucap Luna.“Kita tidak bisa mengubah pakaian utamanya. Jadi, beri tahu mereka kita akan memilih dua gaun berwarna neon.” Balas Luna.“Baiklah, Nona Felice!” Balas Luna.Bahkan bukan hanya Tim Lauré saja yang kerepotan dengan acara ini. Tim yang mengurus brand Viance seperti Vareena dan Rosé juga turut membantu dalam mengurus acara La Fayare.“Periksa semua sampelnya setelah selesai. beri tahu Nona Felice begitu kamu melihat ada masalah.” Ucap Vareena sambil berjalan membawa berkas-berkas.“Baik, kak!” Balas Rosé.

    Last Updated : 2025-01-06
  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   HARUSKAH KITA PERGI KE PARIS

    Di saat semua orang sudah pulang dan kembali ke rumahnya, Felice masih harus berkutat dengan pekerjaannya sedikit lebih lama dari anggota timnya yang lain. Sebelum pulang Felice mematikan lampu di ruangannya tanpa minta bantuan petugas kebersihan.“Xavier!” Ucap Felice saat melihat Xavier berlari ke arah ruangannya.Tanpa menjawab panggilan Felice, Xavier langsung memeluk Felice tanpa melihat keadaan di sekitarnya.“Maafkan aku.” Ucap Xavier.“Maafkan aku.” Ucap Xavier sambil mengeratkan pelukannya.“Biar aku tambahkan satu hal lagi ke daftar hal yang ingin kulakukan.” Ucap Felice.“Aku ingin memelukmu di tempat kerja tanpa memperdulikan pendapat orang lain.” Lanjut Felice.“Dia menjawabku dengan sedih tapi aku membalas dengan bahagia.” Gumam Felice dengan senyuman namun matanya memerah dan perlahan meneteskan air mata.“Seperti hitam yang bisa dibuat

    Last Updated : 2025-01-07
  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   FAKTA TERPENDAM

    Ckkk [Kertas terlempar]Yuri melempar lembaran kertas-kertas yang sudah Ia tulis tangan ke atas meja. Felice mengambil kertas itu lalu membacanya.“Mah, apa ini?” Tanya Felice.“Pengacaraku yang menyuruhku. Aku diminta menulis semuanya.” Balas Yuri.“Pengacara Mama?” Tanya Felice.“Ya….”Flashback On.Beberapa hari lalu Yuri mendatangi kantor pengacara perceraian. Saat berada di kantor pengacara Yuri merasa gugup dan bimbang dengan semua ini.“Bisa kita mulai?” Tanya Pengacara.“Tentu.” Yuri mengangguk.“Apa suamimu berselingkuh?” Tanya Pengacara.“Tidak.” Yuri menggeleng.“Apa dia menjadi kasar secara fisik saat minum? Apa dia tidak pernah berkontribusi secara finansial?” Tanya Pengacara.“Tidak, bukan begitu. Aku hanya tidak mau tinggal be

    Last Updated : 2025-01-08
  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   JANGAN ADA YANG BERUBAH

    “Bagus, yah!” Ucap Ibu Rami.Liam langsung melihat ke arah Ibunya, “Ibu?”Keena yang sedang tertidur dan masih harus istirahat jadi terbangun karena suara itu. Meskipun masih lemas, Keena memaksakan untuk bangkit dari tempat tidurnya.“Apa ibu bersusah payah membesarkan kamu hanya untuk melihat ini? Hah? Pria macam apa yang memasak di dapur? Lepaskan celemeknya sekarang juga!” Ucap Rami.“Bu, tenanglah!” Ucap Liam.“Apa ini? Astaga!” Ucap Rami sambil melemparkan celemek yang tadi dipakai Liam.“Bu!” Ucap Liam.Cklek! [suara pintu]Keena keluar dari kamarnya untuk menemui ibu mertuanya itu.“Sayang!” Ucap Liam.“Kamu sedang tidur?” Tanya Rami.Keena mencoba tersenyum meskipun terpaksa, “Halo, Ibu! Kenapa tidak menelepon kami dahulu?” Ucap Keena.“Aku tidak bisa karena aku

    Last Updated : 2025-01-09
  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   AKU MENCINTAI HIDUPKU

    Kehidupan yang pelik membuat Felice merasa tertekan. Pandangan yang kosong di tengah keramaian, kehilangan fokus seharian karena terlalu banyak yang dipikirkan itulah yang Felice alami hari ini.Saat sedang di restoran bersama Xavier, Felice hanya memandangi pemandangan pepohonan di depannya dengan pandangan yang kosong. Sedangkan Xavier sedang mencari-cari tempat tinggal untuk mereka berdua.“Aku sudah mencari beberapa tempat tinggal di Paris dan di negara Eropa lain yang bisa kita tinggali.” Ucap Xavier sambil menunjukkan beberapa gambar di Ipadnya.“Ada tempat yang berdekatan dengan galeri, atau dengan infrastruktur bagus. Tempa ini lebih dekat dengan banyak taman. Ada juga tempat yang berdekatan dengan banyak cafe bagus.” Ucap Xavier.Felice tersenyum saat Xavier menjelaskannya. “Aku tahu tempat ini. Saat aku di sana untuk belajar, aku berniat menghasilkan banyak uang dan tinggal di situ kelak.” Ucap Felice.

    Last Updated : 2025-01-10
  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   INVESTOR

    “Tim evaluasi tuntas yang membuat kalian cemas. Mereka itu dari investor.” Ucap Presdir Edward.“Apa?” Sahut Direktur Arina.“Wah!” Respon Arka sambil tersenyum bahagia.“Hah?” Respon Emilio.“Heah!” Felice menghela nafas lega setelah mendengarnya.Berita tentang perusahaan yang mendapat investor itu langsung tersebar di di grup chat. Para pegawai yang hendak wawancara kerja, menunda kegiatanya dan langsung menghubungi rekan kerjanya.“Halo?” Ucap Manajer Ellie.“Hallo! Ada berita penting. Perusahaan kita mendapatkan investasi. Apa Nona Ellie sudah melihat grup?” Ucap Sandrina.“Apa? Kita mendapatkan investasi?” Ucap Ellie.“Ya, tim evaluasi kemarin itu untuk investasi besar ini.” Ucap Sandrina.“Baiklah. Aku akan segera kembali.” Balas Ellie yang kemb

    Last Updated : 2025-01-11

Latest chapter

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   KETIDAK RELAAN

    “Jika aku tidak bisa menelan nasinya, aku bisa menambahkan air dan menelannya. Jadi, itu bukan masalah besar. Tapi selama hampir 30 tahun, aku membiarkan kebencianku tumbuh dan mengeras seperti nasi kerak. Itu sesuatu yang tidak bisa kutelan sebanyak apa pun air yang kutuang. Perasaan terluka dan aku tidak bisa melupakannya seperti makanan yang diam saja di perut. Bagaimana jika ini berubah menjadi kesedihan dan kepahitan mendalam? Bagaimana jika yang tersisa dariku hanya kebencian? Aku takut.”Ezra sangat tersentuh membacanya. Ternyata inilah yang dirasakan oleh istrinya selama ini. Setelah membaca catatan itu, Ezra menghampiri Yuri yang sedang mencuci rambutnya di kamar mandi.Yuri memang hanya ingin mencuci rambutnya saja dan tidak ingin mandi karena cuaca di luar sedang hujan deras. Jadi, Yuri hanya keramas di depan wastafel dengan shower di tangan kanannya untuk membasuh rambutnya.Saat busa-busa di rambut Yuri sudah mulai memudar, Ezra

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   MAP BIRU

    “Pria yang mengaku pacarmu itu bersama Presdir Edward alias ayahmu sekarang, berduaan.” Ucap Luca.Arina menggelengkan kepala untuk melupakan bayangan itu, “Tidak! Tidak mungkin! Mereka pasti hanya membicarakan pekerjaan sebagai sesama petinggi perusahaan.”Gumam Arina.Arina menghampiri Arka untuk menyapanya, “Hai, Pak Arka!” Ucap Arina.“Oh Halo! Direktur Arina!” Balas Arka.“Kenapa kamu keluar dari ruangan Presdir?” Tanya Arina.“Aku habis bicara empat mata dengan Presdir Edward soal urusan mendesak.” Balas Arka.“Mendesak? Soal apa?” Tanya Arina.“Sudah kukatakan aku habis bicara empat mata dengannya, yang artinya itu bukan sesuatu yang bisa ku beritahu kepada mu.” Balas Arka.***“Tentu saja, dia tidak bisa memberitahumu.” Ucap Luca ketika bertemu dengan Direktur Arina di restoran tempat

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   PILIHAN UNTUK BAHAGIA

    Presdir Edward menatap Felice dengan tajam, Ia terus teringat dengan kejadian kemarin saat bertemu dengan Arka.Flashback On“Apa orang-orang di Paris ingin merekrut Felice?” Tanya Presdir Edward.Arka tertunduk dan diam membisu.“Kenapa? Apa aku menyulitkanmu?” Tanya Presdir Edward.“Aku merasa tidak nyaman menceritakan ini kepada bos Nona Felice karena… aduh.. hmm.. bagaimana mengatakannya, ya? Aku seakan menodai kepercayaannya.” Ucap Arka.“Jadi, benar seseorang ingin merekrutnya? Siapa itu Anthony?” Ucap Presdir Edward.“Maaf, Pak.” Ucap Arka sembari tertunduk ketakutan.Flashback Off“Kalau begitu, kita akan tetap di Neo Avenue.” Ucap Manajer Alano.“Jika kamu yakin bisa melindungi harga diri kita, lakukanlah.” Ucap Presdir Edward pada Felice.“Apa agenda ku selanjutnya?&rd

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   TIDAK MEMBUAT ALASAN

    Jika kita bisa berpapasan lagi secara kebetulan,Aku tidak akan membuat alasan.Aku akan mencoba percaya bahwa kita memang ditakdirkan bersama.-Haii’ferMenikmati senja di alam terbuka memang bisa menyejukkan hati. Apalagi jika sudah terlalu sering menghadapi hiruk pikuk kehidupan di perkotaan.“Satu hari lagi telah berlalu.” Ucap Felice saat sedang memandang ke arah senja di depan mobil bersama Xavier.Xavier menata Felice yang masih memandangi langit senja.“Kapan kamu berangkat ke Paris?” Tanya Felice sambil menghadap ke arah Xavier.“Kurasa tidak akan lama lagi.” Balas Xavier. Felice pergi ke kursi belakang mobilnya lalu membuka pintu mobil untuk mengambil sesuatu. Setelah mengambilnya Felice kembali lagi pada Xavier yang masih duduk menunggunya di depan mobil sambil melihat pemandangan di sore hari itu. “Ini untukmu.” Ucap Felice saat memberikan kotak hadiah yang cukup besar untuk Xavier. Xavier membuka kotak yang Felice pegang itu. Isinya adalah sebuah tas yang didesain untu

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   PENAWARAN DARI ANTHONY

    Sungai, jembatan, pepohonan, burung-burung terbang dan keindahan alam yang dilihat hari ini harus menjadi kenangan manis yang akan selalu diingat oleh Xavier dan Felice. Momen ini bukan hanya akan terekam dalam memori yang ada di kamera Xavier. Namun, momen ini juga akan selalu ada dalam rekaman ingatan Felice dan Xavier.Melihat Xavier memotret merupakan hal yang sangat Felice suka akhir akhir ini. Bagi Felice, melihat Xavier yang fokus dengan keahliannya jadi terlihat sangat tampan baginya.Setelah memotret di sekitar jembatan, Xavier dan Felice pergi berpiknik sambil memotret beberapa spot yang ada di sana. Selain itu mereka juga sambil melihat-lihat beberapa hasil foto yang sudah didapatkan.“Itu indah.” Ucap Felice.“Bukankah ini bagus?” Ucap Xavier.“Kamu fotografer yang hebat. Semuanya terlihat luar biasa.” Ucap Felice.“Hehe. Lihat lah yang ini.” Xavier tersenyum melihat Felice yang ter

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   MALAM YANG DINGIN

    Pulang kerja kali ini Direktur Arina hendak pulang dengan Arka. Saat sedang menunggu Arka di lobby kantor, Arina melihat seseorang yang sepertinya sedang memanggil dirinya sambil melambaikan tangan. “Nona!” Panggil Luca sambil melambaikan tangan kepada Direktur Arina. “Nona Arina.” Ucap Luca.“Ngapain dia disini. Beraninya dia datang lagi ke dalam kehidupanku.” Gumam ArinaLuca lari menghampiri Arina yang sedang berdiri di depan Lobby. “Nona!” Ucap Luca lalu hendak memeluk Arina.Arina mendorongnya dengan kedua tangannya, “Kamu tidak lihat aku menolakmu?” Ucap Arina sambil tangannya terus berusaha menjaga jarak dengan Luca.“Aku ingin meluruskan kesalahpahaman.” Ucap Luca.“Baru sekarang? Haha. Kenapa tidak menunggu sampai tahun depan sekalian?” Ucap Arina lalu pergi menghindar.Luca mencegahnya, “Aku berjanji itu tidak akan terjadi lagi. Kamu tah

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   JADI SEMAKIN PENASARAN

    Setelah Felice pergi, Adrina mengajak Irene bertemu di tempat yang sama.“Menurutmu seperti apa Felice Chiara Farfalla?” Tanya Adriana.“Dia? Dia seseorang yang membuatku iri.” Ucap Irene lalu menyeruput kopinya.“Kamu iri terhadap seseorang?” Ucap Adriana.“Aku sudah lama mengaguminya. Tapi kali ini, dia memenangkan rasa hormatku.” Balas Irene.“Kini kamu menghormatinya? Aku jadi makin penasaran.” Ucap Adriana.Irene hanya membalas dengan senyuman pada Adriana.***Setelah bertemu Adriana, Felice langsung mendatangi studio Xavier.“Pekerjaan hari ini tidak butuh waktu lama seperti dugaanku. Jadi, aku sudah tidak ada pekerjaan lagi.” Ucap Felice.“Maaf, aku ada satu janji temu lagi.” Ucap Xavier.“Tidak apa-apa. Aku akan menunggu.” Balas Felice.“Permisi! Aku yang menelponmu kemarin.”

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   SUDAH BANYAK PERPISAHAN

    Andai kami tidak perlu berpamitanAku tidak akan tahu betapa berharganya momen ini. Betapa terbatasnya waktu yang kami miliki.-Felice Chiara Farfalla.“Kamu tidak akan memperpanjang kontrak mu dengan kami? Perpisahan tanpa pemberitahuan macam apa ini?” Tanya Arka.“Katamu aku bisa membatalkan kontrak sesukaku. Jadi, jangan menuntutku.” Ucap Xavier.“Ada apa? Apa ada yang menginginkanmu? Siapa itu? Di mana?” Tanya Arka.“Aku dapat telepon dari Paris.” Balas Xavier.“Tentang apa?” Tanya Arka.“Asosiasi foto ingin mengadakan pameran untukku.” Balas Xavier.“Pameran? Benarkah? Haha!” Ucap Arka.“Ya.” Balas Xavier.“Akhirnya kamu bisa mengadakan pameran yang selalu kamu inginkan itu?” Ucap Arka.“Ya.”“Jadi, kapan kamu mulai bekerja? Tidak

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   HIDUP HARUS BERLANJUT

    “Selamat, Nona Felice. Aku kirakamu ceroboh. Melompat kedalam sesuatu yang semua orang tidak ada gunanya.” Ucap Irene.“Aku tidak melakukannya untuk membuat pakaian kami laris atau semakin dikenal di luar negeri. Kami ingin mematahkan prasangka bahwa kami akan gagal, dan tunjukkan kepada para penentang bahwa bias mereka tentang kami itu salah.” Ucap Felice.“Kamu pikir kamu berhasil?” Tanya Irene.“Sampai batas tertentu.” Ucap Felice sambil mengangguk.“Hasil positif ini mungkin tidak akan bertahan lama.” Ucap Irene.“Tetap saja, kamu meminta bertemu denganku lagi di ruangan mu ini. Tanpa harus membayar komisi yang meningkat atau aku harus menyembahmu, kamu mengulurkan tanganmu kepada kami lebih dahulu. Itu saja membuatku berpikir upayaku amat berarti sampai bisa menggoyahkan mu.” Ucap Felice.“Jika kamu tidak tampil baik di musim mendatang, kita harus menegosiasik

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status