Keesokan harinya, Gebbie terbangun dan segera ia mandi dan bersiap-siap untuk pergi bekerja di bioskop yang menjadi salah satu tempat kerja paruh waktunya. Saat di persimpangan jalan, ia berpapasan dengan Jimmie, namun Jimmie terlihat sangat menyedihkan, ia berjalan tanpa arah dan tujuan sambil terus melamun. Awalnya Gebbie ingin menghampirinya namun ia teringat waktunya tidak banyak lagi.
"Ah sudahlah, aku tak ada urusan dengannya, aku harus cepat, nanti aku terlambat." Gumam Gebbie.Sampai di bioskop ia bekerja dengan giat dan hingga malam harinya saat mulai sepi..."Kau sudah selesai, kan?" Tanya rekan kerjanya sambil membawah dua cup popcorn ditangannya."Iya." Jawab Gebbie sambil menguap."Tak ada penonton di teater 05, ayo kita nonton film." Ajak rekan rekannya sambil menyodorkan popcorn."Film dan popcorn? Sepertinya seru. Aku akan segera kesana!" Kata Gebbie."Baiklah!" Jawab rekan kerjanya.Gebbie dan t"Aku tidak punya rumah untuk kembali." jawab Gebbie."Mustahil kau tidak punya rumah, cuci piring karena sudah aku izinkan kau untuk menginap, dan pulanglah besok pagi, nanti akan ku telfon, aku mau pergi dulu, aku ada urusan di luar." Kata Joshua.Gebbie lagi-lagi hanya diam saja, dan sebelum Joshua pergi ia menatap Gebbie yang tampak menyedihkan itu dengan penuh perhatian."Itu mustahil, kan?" gumam Joshua.Setelah ia selesai makan, ia membersihkan rumah Joshua dan juga mencuci piring, setelah itu dia naik ke kamar lantai dua dan mulai berbaring untuk tidur, ia mencoba memejamkan matanya, tapi ia tidak bisa tidur.Ia lalu ke ruang tamu untuk duduk sebentar namun ia menemukan sebuah kertas yang di tulis oleh Joshua di meja."Gebbie tidurlah dengan nyenyak. Jangan lupa besok kau harus pulang, kenapa kau sangat marah tadi? Aku tidak akan tinggal diam jika ada yang mencoba menyakitimu." Ucap Joshua.Gebbie tersenyum kecil
"Boleh aku utang sebentar?" Ucap Gebbie pada temannya yang kerja di minimarket."Kalau bisa tahu, bakalan ada masalah! Kau tau sendiri dia." Ucap temannya."Kalau begitu, boleh aku pinjam ponselmu?" Ucap Gebbie.Gebbie pun menelepon ponselnya..."Siapa ini?" Tanya Joy."Aku pemilik ponsel yang sedang kau pegang, kenapa kau tak pernah mengangkat telepon dariku?" Kata Gebbie."Aku juga sudah lama menunggu telepon darimu!". Ucap Rey langsung masuk ke dalam mobilnya hendak pergi."Bagaimanapun, aku tidak bisa baca SMS karena kau!" Keluh Gebbie."Oh, ponsel ini memang selalu dapat SMS." Ucap Joy."Benarkah? Mungkin itu dari orang rumah! Kau bisa buka kunci ponselku?" Gebbie senang."Apa?" Kata Joy."Akan ku beritahu passwordnya ." Kata Gebbie.Gebbie memberitahu passwordnya pada Joy. Setelah mengetahui kode unlock ponsel Gebbie, Joy diminta untuk membacakan pesan teks yang masuk.
Dalam kehangatan toko yang sederhana, Gebbie merasa seperti mendapatkan kembali secercah harapan. Pria tua itu menyuguhkan secangkir teh hangat dan sepotong roti kepada Gebbie, sementara hujan terus turun di luar."Duduklah, nak," ucap pria tua itu dengan senyum ramah. "Aku senang bisa membantumu.""Terima kasih banyak pak." Ucap Gebbie penuh rasa syukur.Gebbie duduk di kursi kayu di dekat meja, menyeruput teh hangatnya dengan penuh rasa syukur. Dia merasa seperti menemukan sumber kehangatan baru setelah melalui malam yang gelap dan dingin."Pertanyaanmu pasti banyak," ujar pria tua itu, duduk di hadapannya. "Aku dengarkan dengan senang hati."Dengan hati yang terbuka, Gebbie menceritakan kisahnya kepada pria tua itu. Dia menceritakan tentang bagaimana dia diusir dari rumah tanpa alasan yang jelas, tentang perasaannya yang terluka dan kehilangan. Pria tua itu mendengarkan dengan penuh perhatian, kadang mengangguk-angguk mengerti. Setelah
"Apa?! Coba lihat anak nakal ini!" Protes wanita itu sambil mendorong Gebbie."Maaf sebelumnya, anak ibulah yang sebenarnya nakal dan dia juga telah membuat aku kesal duluan." Bantah Gebbie."Lalu? Tidak apa-apa jika memukul seseorang?" Ucap wanita itu."Anak ibu yang memukul duluan!" Kata Gebbie."Inilah akibatnya jika anak-anak yang tidak memiliki ibu, sangat buruk!" Kata wanita itu."Apa? Apa katamu?" Kata Gebbie."Aku menyebutmu bajingan tanpa ibu! Lalu apa masalah bagimu?" Kata wanita itu sambil tertawa jahat."Nyonya kau...!!" Gebbie kesal bukan main dan hampir kehilangan kendali."Apa?! Kau mau memukulku?" Ejek wanita itu.Sebelum emosi Gebbie meledek, Joshua segera menghentikannya."Hentikan!" Kata Joshua."Hentikan apa? Wanita ini telah melewati batas!" Teriak Gebbie pada Joshua."Aku bilang hentikan!" Tegas Joshua.Gebbie terdiam dan hanya menurut saja pada
Gebbie segera berlari ke kamarnya, ia sedikit terkejut melihat kamarnya sudah rapi dan bersih, segera ia mencari kotak abu jenazah ibunya dan saat ia menemukannya, ia kembali ke ruang keluarga menemui ayah dan ibu tirinya serta saudara tirinya Lilis."Teganya ayah melakukan ini pada ibu, aku bahkan dengar ayah belum perna sekalipun membayar biaya krematorium, mereka bilang sudah berutang sebesar 5 juta dan jadinya aku bayar biaya itu baru empat juta, jika ayah bayar sisanya, aku bisa membiarkan ibuku beristirahat dengan damai." Keluh Gebbie sambil menangis."Ah soal itu, sayang uang empat juta yang dipakai oleh Gebbie membayar biaya tunggakan itu adalah uang tabungan kuliah Lilis." Kata Lisa."Apa? Aku bekerja siang dan malam dan kau bilang aku mengambil uang kuliah kakak?" Protes Gebbie tak percaya dengan sandiwara ibunya."Sudah ibu, biarkan saja!" Lilis menarik ibunya dan membuat sandiwara baru.Ayahnya beralasan bahwa Lisa lah ibu Gebbie sekarang dan sudah tidak ada gunanya lagi m
Tuan Warren memberitahukan mengenai Gebbie yang akan tinggal di mansion Sky House pada Jimmie, Rey, dan Joy. Juga mengenai aturan dilarang berpacaran dengan Gebbie. "Baiklah! Aku akan mengumumkan hal penting dan spesial dari CEO Jackson sekarang pada kalian semua. Mulai hari ini, nona Gebbie akan tinggal disini bersama dengan kalian semua." Tegas tuan Warren."Apa?" Ucap Rey terkejut."Dia akan tinggal disini?" Tanya Jimmie."Benarkah? Sungguh?" Tanya Rey. "Tapi kenapa?" Tanya Joy juga."Konyol!" Kata Jimmie."Saat tadi kau katakan "semua" apa itu juga termaksud dengan Jimmie?" Tanya Rey."Iya!" Jawab tuan Warren."Tidak masuk akal! Kenapa membawah kembali masuk orang yang mengatakan tidak ingin tinggal disini?" Kata Rey."Juga tidak masuk akal untuk memaksa seorang playboy dan tunangannya tinggal di satu atap!" Ucap Jimmie."Ah, mulai lagi kalian berdua!" Protes Joy."Ini a
Hari-hari Gebbie diisi dengan pekerjaan keras demi mengumpulkan uang untuk biaya kuliahnya nanti dan juga untuk menghidupi dirinya sendiri.Disaat ia sedang duduk merenungkan hidupnya di kursi sudut Cafe, tiba-tiba Joshua datang menemuinya yang kebetulan datang di cafe itu. Melihat Gebbie duduk di salah meja sudut cafe , segera ia pergi dan menghampirinya."Kau sedang apa disini ini? Apa yang membuatmu merenung seperti itu, apa terjadi sesuatu?" tanya Joshua."Tidak apa-apa,aku hanya sedang jalan-jalan saja, lalu kau? Kupikir kau sedang bekerja.." Jawab Gebbie."Aku datang karena kau ada disini." Ucap Joshua "Hah?" Gebbie kebingungan."Ia aku melihatmu sedang menuju kesini saat kau melewati jalan disana, aku kebetulan ada di sebrang jalan itu." Ucap Joshua."Oh, pantas saja." Kata Gebbie."Ngomong-ngomong aku ingin menanyakan sesuatu padamu." Ucap Joshua."Apa itu? Katakan saja." Jawab Gebbie sam
Saat kembali ke kamarnya, Rey mencegatnya dan memastikan sandiwara Gebbie sebagai tunangannya masih berlanjut. "Ada apa? Kenapa tarik-tarik seperti ini?" Tanya Gebbie."Hey, kita masih bertunangan ya?" Ucap Rey."Berhenti mengoceh!" Bisik Gebbie tepat di telinga Rey."Hey kau ini gadis yang tidak punya rasa takut karena tinggal di rumah yang penuh dengan laki-laki, sendirian! Dengar, akan lebih baik jika kau tinggal disini sebagai tunanganku."kata Rey.Gebbie menolaknya meski Rey beralasan hal tersebut akan membuat Gebbie lebih aman. Rey bahkan menawarkan akan membayar Gebbie lagi, yang tetap dijawab dengan penolakan."Lupakan saja!" Kata Gebbie."Apa kau ingin mengatakan pada semua orang kalau sikapmu kemarin karena uang?" Ancam Rey."Tidak ada masalah! Lagipula memang itu yang aku lakukan. Selain itu, apa kau lupa yang dikatakan oleh paman Warren?" Kata Gebbie. "Aku tidak minta kau berkencan dengank