Share

BAB 54A

Penulis: NawankWulan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-08 22:54:16

Pulang dari rumah penyekapan itu, Eros mengajak Hanin ke rumah sakit untuk melakukan visum. Selain begitu mengkhawatirkan keadaan Hanin yang melihat sangat shock, Eros juga ingin memiliki bukti lain untuk menguatkan keputusannya menjebloskan Fika dan gerombolannya ke penjara.

Laki-laki bercambang tipis itu tak rela melihat istri yang begitu dicintainya diperlakukan semena-menaa. Dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan keadilan dan membuat pelakunya jera dan tak mengulangi keslaahan yang sama di kemudian hari, terutama Fika. Eros ingin menghentikan sepak terjang Fika yang sudah kelewat batas menurutnya.

Eros tak mungkin membiarkan para pelaku itu bebas dan menerima hukuman apa kadarnya. Dia ingin memperjuangkan hak Hanin. Dia tak ikhlas melihat Hanin sampai tak berdaya dengan ikatan kuat di kedua tangan dan kakinya. Tak hanya itu saja, bahkan mulutnya disumpal dengan kain dan dilakban sampai memar.

Baginya, tindakan mereka benar-benar tak berperikemanusiaan. Eros tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 54B

    Anak buah Fika sudah berada di kantor polisi. Kini giliran Eris yang masih berusaha menjebak Fika agar dia pulang, tapi rupanya perempuan itu banyak akalnya. Dia sudah bisa menebak dan mengira-ngira apa yang akan terjadi selanjutnya. Belasan kali panggilan dan pesan dari Eris, tak sekalipun ditanggapi Fika. Dia sengaja mengabaikan semua yang berhubungan dengan Eris dan keluarganya karena tak ingin mereka tahu dimana dia berada. Pesan-pesan terbaru dari Eris pun tak ada yang dibalas. Bahkan Fika sengaja mematikan handphonenya semalaman dan belum mengaktifkannya lagi sampai sekarang. "Apa rencanamu sekarang, Ros? Fika nggak bisa dihubungi sejak semalam. Nomornya nggak aktif. Pesan-pesanku pun cuma dibaca tanpa dibalas," ucap Eris sembari menghela napas panjang. Saat ini Eris memang memilih bekerja sama dengan Eros untuk menjebak istrinya sendiri. Dia sudah muak dengan sikap Fika yang benar-benar di luar batas nalarnya. Dia malas berdebat dengan perempuan itu. Eris berpikir, mungkin m

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-09
  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 55A

    "Maaf kalau aku terus merepotkan ibu dan bapak. Mau nggak mau, saat ini aku terpaksa harus mengajak Edo untuk tinggal di sini lagi. Rasanya nggak mungkin tinggal di kontrakan sama Edo dan Mbak Sri saja. Takutnya malah ada fitnah di antara kami berdua karena nggak ada Fika di sana." Eris duduk di sofa ruang tengah sembari mengusap kepala anak lelakinya. Ibu manggut-manggut mengerti, begitu pula dengan bapak. "Sekarang Mbak Sri di mana? Kamu pecat dia?" tanya ibu kemudian. "Nggak dipecat, Bu. Sekarang Mbak Sri masih beberes di kontrakan. Besok biar kujemput. Jadi, bisa bantu-bantu ibu juga di sini. Maaf kalau keputusan ini terkesan cukup mendadak dan nggak berunding dengan ibu, bapak dulu." Eris menambahkan. "Keputusanmu sudah betul, Ris. Nggak elok juga cuma kalian yang tinggal di sana. Meski tak melakukan hal aneh-aneh, tapi bujukan syetan bisa datang kapan saja apalagi Mbak Sri masih lumayan muda." Ibu menimpali dengan senyum hangat seperti biasanya. Eris menghela napas lega. Set

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-09
  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 55B

    "Paman, Bibi? Ngapain kalian ke sini?" tanya Eris setelah melihat tamu yang datang ke rumah orang tuanya itu. "Kami ada urusan sama Eros." Paman buru-buru membalas lalu menarik lengan Mas Eros kasar. Laki-laki itu nyaris memberi Eros sebuah bogem mentah tanpa alasan jelas, tapi Eros berhasil menangkisnya. "Paman ke sini buat bertamu atau memang sengaja mengajakku berantem? Kalau opsi kedua, jelas paman bukan lawan saya!" Eros sedikit meninggikan suaranya. Kedua laki-laki beda usia itu pun saling tatap."Kami ke sini karena nggak setuju kalian menjebloskan Fika ke penjara. Fika itu bagian dari keluarga kalian juga. Teganya kalian menjebloskan dia ke tahanan!" sentak Agus, paman Fika lagi. "Dia dijebloskan ke penjara karena melakukan kriminal, Paman. Kalau anteng aja juga nggak bakal di bui." Eros menatap lekat tamu di depannya. "Kriminal atau nggak, seharusnya kalian bisa menyelesaikannya secara kekeluargaan tanpa melibatkan polisi seperti ini. Kami yakin Fika nggak sejahat itu kok

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-09
  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 56A

    [Maaf, Mas Eris. Fika pingsan dan sekarang dibawa ke klinik. Sepertinya Fika sangat stres karena masalah ini. Apa nggak sebaiknya Mas Eris jenguk dia sebentar saja? Mungkin dengan kedatangan Mas Eris bisa membuatnya sedikit membaik dan lebih bersemangat lagi] Belum sempat membalas pesan dari Vivian, pesan kedua muncul di layar. [Aku barusan jenguk Fika. Kasihan sekali, Mas. Rasanya nggak tega lihat Fika yang sebelumnya selalu ceria berubah murung dan frustasi seperti itu. Dia butuh support dari orang-orang terdekatnya, khususnya kamu. Datanglah, Mas. Aku yakin dia menunggu kedatanganmu. Setidaknya dengan kedatanganmu dia memiliki semangat baru yang mungkin saat ini nyaris padam] Pesan dari Vivian kembali muncul di layar. Eris malas membalas panjang lebar. Dia hanya mengirimkan kata "ok" sebagai balasan. Eris paham jika apapun yang terjadi Vivian tentu akan membela sahabatnya dengan dalih apapun, karena Fika pasti menceritakan hal yang berbeda pada Vivian untuk mendapatkan simpatiny

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-10
  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 57A

    "Pa! Kenapa papa nggak mau bantu aku untuk dapatkan Eros? Apakah ada hubungan khusus antara papa dengan Hanin atau ibunya Hanin?" tanya Tania saat melihat papanya duduk santai di sofa ruang tengah. Danang menoleh lalu lirik kanan kiri takut jika istrinya mendengar pertanyaan Tania tentang Hanin dan ibunya. Selama ini Delima terlalu cemburu jika Danang masih mengingat mantan istrinya itu. Delima mengira semenjak menikah dengannya, Danang tak pernah bertemu dengan Rukmini. Padahal dua bulan terakhir Danang justru sering menemuinya tanpa sepengetahuan Delima. "Kenapa wajah papa mendadak pias begitu? Apa kecurigaanku selama ini benar? Papa punya hubungan khusus dengan ibunya Hanin?" tanya Tania lagi. Dia tahu jika Danang memiliki hubungan spesial dengan keluarga Hanin di masa lalu. Namun, dia belum tahu jika Rukmini pernah menjadi istri papanya. Tania pikir mereka sekadar menjalin hubungan cinta lalu putus begitu saja setelah papanya memilih Delima sebagai pasangan hidupnya. "Jangan bi

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-10
  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 57B

    Delima masih membisu tak membalas sepatah katapun pertanyaan suaminya. Dia mulai menyadari jika apa yang dijelaskan suaminya tadi ada benarnya juga. Teringat kembali dengan kisahnya di masa lalu. Delima juga sempat dituding sebagai pelakor karena sudah memisahkan Danang dengan Rukmini. Kini, Delima tak ingin Tania mengalami nasib yang sama seperti dirinya. Dituding sebagai pelakor dan dikucilkan banyak orang akan membuat dunianya suram. "Gimana, Ma? Menurut mama, sikap papa sudah benar kan?" tanya Danang kemudian. Pertanyaan dari suaminya itu membuat Delima sedikit salah tingkah. Tanpa menatap suami dan anak perempuannya, Delima mengiyakan ucapan Danang. Melihat dukungan sang mama pada papanya, Tania meradang. Dia mendengkus kesal. "Mama! Kenapa mama sekarang mendukung papa juga? Apa karena aku bukan anak kandung mama, jadi mama tak terlalu peduli dengan kebahagiaan dan masa depanku?" ucap Tania tergugu. Dia tahu asal usulnya itu setelah mengikuti Danang diam-diam dan mendengarkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-10
  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 58A

    Eros dan Hanin masih dalam perjalanan. Mereka ingin ke rumah Tania setelah mendengar pengakuan Fika tentang penculikan Hanin yang ternyata berasal dari ide gila Tania. Sekalipun tak ada bukti untuk menjeratnya, Eros ingin mengancam perempuan itu agar tak terus mengusik rumah tangganya. Sekalipun Eros tahu bagaimana perasaan Tania padanya, tapi dia hanya menganggap Tania sebagai sahabat sedari dulu, tak pernah lebih dari itu. Jikalaupun akhirnya Tania tak terima dengan pernikahan Eros dan Hanin, itu murni bukan kesalahan Eros. Tania sendiri yang berharap terlalu tinggi, sementara selama ini Eros merasa tak pernah memberi perhatian lebih apalagi memberinya harapan palsu. "Mas, sebaiknya kita pulang saja ya? Nggak harus ke rumah Tania," ujar Hanin tiba-tiba setelah berpikir lagi dan lagi. Dia nggak mau berurusan dengan Danang makanya menolak ajakan suaminya untuk ke rumah Tania. "Kenapa, Sayang? Ada masalah apa?" Eros menoleh sesaat sembari mengernyit. "Malas berurusan dengan Om Dana

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-11
  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 58B

    Sepasang pengantin itu pun memasuki ruang kerja Eros yang tak terlalu lebar itu. Baru membuka pintu, Hanin cukup terkejut dengan pemandangan di dalam. Ruangan yang sederhana itu disulap menjadi indah, nyaris penuh dengan kelopak mawar di sana sini. "Apaan sih, Mas?" Hanin menggumam sembari menutup kedua mulutnya dengan telapak tangan. Tak ingin menjadi bahan tontonan beberapa karyawan, Eros buru-buru menutup pintu lalu menguncinya dari dalam. Melewati jalanan panjang seperti karpet merah dengan kelopak mawar, Eros menuntun Hanin duduk di kursi yang sudah disiapkan. Laki-laki itu memuji keterampilan Mala dan Susi yang menyusun ruang kerjanya sedemikian cantik sesuai dengan keinginannya. Dia berencana akan memberikan bonus untuk kedua karyawannya itu. "Apalagi ini, Mas?" tunjuk Hanin pada kotak kecil berwarna merah muda di tengah kelopak mawar yang berbentuk love itu. Hanin tersipu. Wajahnya merona melihat ruang kerja suaminya yang berubah drastis. Dia benar-benar tak menyangka men

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-11

Bab terbaru

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 68 [TAMAT]

    "Mas, boleh minta sesuatu?" tanya Hanin setelah terdiam beberapa saat. Eros begitu setia dan bersabar menunggu Hanin bicara. "Minta apapun boleh, Sayang. Apaa yang nggak buat kamu. Asalkan tak menyalahi aturanNya, InsyaAllah aku berusaha mewujudkan." Eros membingkai wajah istrinya lalu tersenyum tipis."Kita kembali ke makam Tania sebentar saja, boleh? Mumpung masih di sini," tanya Hanin dengan mengedipkan mata seolah memohon agar permintaannya dikabulkan. "Boleh." Eros membalas singkat dengan seulas senyum di kedua sudut bibirnya. "Makasih, Mas." Eros mengangguk lagi. Setelahnya membuka sabuk pengaman Hanin dan mengajaknya turun dari mobil. Sepasang suami istri itu kembali ke tempat semula. Mereka berdiri di depan sebuah makam yang telah berwarna-warni dengan taburan bunga. Hanin dan Eros jongkok di depan makam itu seperti yang dilakukannya beberapa menit lalu. Bulir-bulir bening menetes di kedua pipinya saat mengusap nisan putih itu. Tania Putri Salsabila binti Danang Saputro.

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 67

    "Hanin, Eros, kalian di sini?" tanya Delima saat melihat Hanin dan Eros di depan makam Tania. Hanin yang masih memejamkan mata sembari merapalkan doa pun mendongak. Dia menatap Delima yang sudah berdiri di sampingnya."Tante Delima ...." Hanin beranjak dari tempatnya berjongkok lalu menyalami Delima, sementara Eros sedikit membungkuk sebagai pengganti jabat tangan. Eros belajar banyak dari Hanin yang tak mau bersentuhan dengan non mahram. "Maafkan saya yang baru datang ke pemakaman Tania, Tante," lirih Hanin setelah kedua perempuan itu mengurai pelukan. Delima mengusap lengan Hanin pelan lalu menggelengkan kepala. "Nggak apa-apa, Nin. Tante tahu kamu baru saja melahirkan. Pamali kalau datang ke pemakaman sebelum masa nifas usai. Hanin mengangguk sembari tersenyum tipis menatap Delima yang berkaca. "Om Danang nggak ikut, Tante?" tanya Hanin setelah menyadari jika Delima datang sendirian ke pemakaman ini. "Papanya Tania ke kantor, ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Kebetulan T

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 66

    [Assalamualaikum, Bu. Gimana keadaan Tania sekarang?]Sudah tiga kali Hanin mengirimkan pesan yang sama pada ibunya, tapi sampai saat ini belum ada balasan apapun. Eros juga sudah menelepon Eris, tapi tak diangkat bahkan pesannya pun belum dibaca. Hanin dan Eros tak tenang. Mereka curiga ada sesuatu yang tak diinginkan terjadi pada Tania, tapi tak mungkin pergi sekarang karena Arkana baru saja aqiqah dan masih ada beberapa tamu di rumah. "Gimana, Mas?" tanya Hanin pada Eros yang baru masuk ke kamar mereka. Eros menggeleng pelan lalu mengusap lengan istrinya. "Nggak apa-apa, Sayang. Mungkin ibu sama Eris masih menjaga orang tua Tania. Jadi, mereka nggak sempat membuka handphone. Nanti kalau sudah longgar pasti menghubungi kita," ucap Eros dengan senyum tipisnya. Dia berusaha menenangkan Hanin yang terus gelisah. "Eros benar, Nin. Kamu tenang saja. Nanti ibu juga telepon," ucap Desy, kakak iparnya yang masuk kamar sembari menggendong Arkana. Desy tersenyum lalu menidurkan Arkan di

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 65

    "Tania? Mana Tania, Del?" tanya Yuningsih mengikuti pandangan Delima ke area jalan raya. "Itu, Mbak. Dia tersenyum menatapku," balas Delima lagi. Salah satu jemarinya kembali menunjuk ke arah jalan. "Nggak ada, Del. Tania sudah pergi. Dia kembali ke pangkuanNya, Del. Ikhlaskan kepergiannya ya, supaya dia juga bisa tenang di sana." Yuningsih mengusap lengan Delima lalu kembali memeluknya. "Tania masih ada, Mbak. Dia bilang akan mengajakku dan Mas Danang jalan-jalan ke taman kota. Dia pasti sudah menunggu di rumah kan?" lirih Delima lagi. Air matanya masih bercucuran. Delima benar-benar belum bisa menerima kenyataan jika Tania telah tiada. Delima merasa jika anak angkatnya itu masih ada bersamanya bahkan kini menunggunya di rumah. Berulang kali Yuningsih menjelaskan, berulang kali pula Delima bersikukuh dengan ucapannya. "Tante, Tania sudah pergi. Om dan papa masih mengurus jenazahnya. Nanti kita makamkan bersama ya? Tak apa jika sekarang Tante belum bisa menerima ini semua, tapi k

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 64

    Dokter Erwin keluar dari UGD. Dia mencari keluarga pasien yang ditanganinya saat ini. Danang dan Delima yang berada tak jauh dari ruangan itu pun saling tatap lalu buru-buru beranjak dari kursi. Mereka melangkah tergesa menghampiri sang dokter. Keduanya tak sabar ingin mendengar penjelasan dokter tentang keadaan Tania saat ini. "Keluarga pasien Tania?" tanya Dokter Erwin saat Danang dan Delima sampai di dekatnya. Sepasang suami istri itu mengangguk bersamaan. "Benar dokter. Kami orang tua Tania. Bagaimana keadaan anak kami, Dok?" tanya Delima sedikit terbata. Dokter Erwin menghela napas panjang lalu menatap Danang dan Delima dengan sorot mata berbeda. Ada mendung di kedua matanya. "Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, Pak, Bu, tapi Allah berkehendak lain," ucap dokter lirih, tapi cukup jelas terdengar. Delima shock. Dia tak sanggup mendengarkan ucapan dokter selanjutnya. Wanita itu menangis histeris. Tubuhnya lemas dan luruh di lantai begitu saja. Danang yang berada di samping

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 63B

    "Ya Allah Tania kenapa, Tante? Padahal tadi tampak bersemangat dan ceria. Kenapa mendadak seperti ini?" Hanin kembali gugup dan terkejut melihat perubahan drastis perempuan di sampingnya. Tania benar-benar tampak lemas dan tak berdaya. "Tania memang begitu, Nin. Dia selalu berusaha kuat dan baik-baik saja makanya selama ini Tante dan Om juga nggak tahu kalau sakitnya sudah separah ini. Dia pintar menyembunyikan semuanya dan tak ingin melihat orang lain kerepotan." Delima mengoles minyak angin di kening Tania, tapi tak ada efek apapun karena Tania tetap terdiam."Maafkan kami, Nin. Kami harus bawa Tania ke rumah sakit," ujar Danang kemudian.Hanin mengiyakan dan mendoakan yang terbaik untuk Tania. Eros dan Eris pun ikut membantu Danang membawa Tania ke mobilnya. Ahmad, Yuningsih dan Eris ikut mengantar Tania ke rumah sakit. Sementara Rukmini dan Eros tetap di rumah menemani Hanin. Bahkan Hana pun ingin menginap di rumah sahabatnya itu."Semoga Tania baik-baik saja," lirih Hanin saat m

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 63A

    Hari ini acara syukuran kelahiran Arkana Bima Atharrazka, anak pertama Hanin dan Eros. Bayi mungil itu tampan dan lucu. Dia begitu menggemaskan, membuat kedua orang tuanya semakin bahagia. Saat ini, dua keluarga berkumpul di rumah Eros, termasuk keluarga kakaknya Dani dari Semarang dan adiknya perempuannya, Ayu. Sejak pernikahan Eros dan Hanin, apalagi setelah Fika masuk penjara, Ayu tak kembali ikut campur masalah Hanin. Mungkin dia malu atau tak enak hati jika terus menghina kakak iparnya itu, apalagi setelah dia tahu jika ternyata kedua kakak kembarnya mencintai orang yang sama. Mereka sama-sama menyukai Hanin, perempuan yang selama ini dibenci dan selalu dihinanya. Bukan tanpa alasan Ayu selalu menyudutkan Hanin di setiap waktu dan kesempatan. Dia selalu berpikir jika Hanin tak pantas menjadi bagian dari keluarganya. "Selamat ya, Nin. Semoga jagoan kecil ini bisa menjadi anak yang shaleh dan sukses dunia akhirat. Mbak mendoakan yang terbaik buat kalian." Desy, istri Dani yang k

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 62B

    Waktu terus bergulir dan kini hari perkiraan lahir tinggal menghitung hari. Hanin mulai kewalahan dengan perutnya yang membesar dan cukup susah untuk digerakkan. Dia sering begadang tiap malam karena susah tidur. Entah mengapa mata susah diajak kompromi. Rasanya nggak nyaman. Miring susah, terlentang nggak enak dan nggak mungkin tengkurap juga kan?Sudah tiga hari belakangan Eros tak memeriksa cafe maupun bisnis ekspedisinya. Dia ingin fokus mengurus dan menemani Hanin jika melahirkan sewaktu-waktu. Eros tak ingin kehilangan momen penting dalam hidupnya. Dia benar-benar berharap bisa menemani dan memberi dukungan pada Hanin saat persalinan nanti. "Istrimu lama sekali di kamar mandi, Ros. Cek sana. Ibu takut dia kepleset atau kenapa-kenapa. Perutnya sudah segede itu soalnya." Rukmini baru saja memerintah. Tak selang lama, suara Hanin dari kamar mandi membuat menantu dan mertua itu shock seketika. "Hanin!" teriak keduanya bersamaan lalu buru-buru lari ke kamar mandi. Benar kata Rukmi

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 62A

    "Hamil?" Hanin menggumam. "Mungkinkah aku hamil? Secepat itu?" lirihnya lagi seolah tak percaya jika dia bisa hamil secepat itu. Rasanya seperti tak mungkin, tapi jika iya, tentu dia sangat mensyukurinya. Hanin buru-buru mencuci muka lalu membuka pintu kamar mandi. Eros sudah menunggu di sana dengan ekspresi cemas. "Kamu nggak kenapa-kenapa kan, Sayang?" ucapnya sembari membingkai wajah Hanin dengan kedua telapak tangan. Hanin tersenyum tipis lalu menggeleng pelan. "Nggak apa-apa, Mas. Kamu tenang saja ya? Mungkin karena kebanyakan minum air putih saja tadi makanya mual begini." Lagi-lagi Hanin mengusap punggung tangan Eros yang masih menempel di pipinya. "Syukurlah kalau begitu. Kita ke dokter saja ya? Bisa jadi mual-mualmu ini bukan mual sembarangan." "Maksudnya?" Hanin mengernyit. "Iya, mual karena hamil. Coba kamu ingat-ingat, telat nggak datang bulannya?" Eros merangkul sang istri lalu mengajaknya duduk di sofa ruang tengah. Hanin pun berusaha mengingat tanggal haid bulan

DMCA.com Protection Status