Share

Malam Pertama Kelabu

Author: Salsabilla Else
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Bukan hanya lampu kamar yang dimatikan oleh Karan, seketika dia menarik tubuh Eliza ke atas ranjangnya. Tak memberikan aba-aba, tidak peduli Eliza akan menyetujuinya ataupun tidak. Karan benar-benar malayangkan aksinya.

“Karan, apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku!”

“Diamlah! Bukankah kita sudah menikah? Tidak ada yang dapat melarang apapun yang dapat kulakukan kepadamu.”

“Iya, tapi... Karan...”

Karan tidak mengindahkan teriakan Eliza. Dia terus melakukan aksinya, memberikan sentuhan pada tubuh Elizaa. Tidak peduli, Eliza memberikan penolakan.

Malam ini benar-benar sudah tidak ada lagi toleransi bagi Karan untuk tidak menyelesaikan keinginannya kepada Eliza.

“Kamu tidak percaya padaku, jika aku bekerja di luar bukan? Kamu takut melakukan pengkhianatan bukan? Akan aku buktikan kepadamu malam ini, bahwa aku benar-benar mencintaimu dan tidak pernah melakukan hal buruk di luar sana.”

“Karan, aku percaya padamu, tapi bukan dengan cara ini kamu membuktikannya.”

“Emph!!! Ka...”

Karan tidak membiarkan Eliza bicara, dia menyumpal mulut Eliza dengan mulutnya. Lalu, dengan kasar, dia melumat bibir Eliza. Tidak peduli Eliza menolak, dia terus melakukan itu.

Bukan menikmati, Eliza justru menahan rasa sakit dan menangis dibuatnya. Karan tidak hanya memaksakan mulutnya menyentuh bibir Eliza, dia langsung melepaskan pakain yang dikenakan Eliza dengan paksa.

“Karan, jangan! Aku mohon! Jangan sekarang! Aku tidak siap melakukannya.”

“Apa yang kamu pikirkan? Aku suamimu? Kamu tidak boleh menolaknya.”

Eliza meneteskan air mata, tetapi Karan sepertinya tidak peduli dengan hal itu. Dia terus melakukan sesuai keinginannya. Karan memaksa masuk tanpa persetujuan Eliza, Eliza merintih kesakitan.

“Owh! Karan! Sakit sekali, kumohon hentikan Karan. Pedih sekali rasanya.”

“Tenanglah sayang, kamu tidak perlu khawatir. Aku akan menggantikan rasa pedihnya dengan kenikmatan yang belum pernah kamu rasakan sebelumnya. Ini hanya sebentar, nanti pedihnya akan hilang.”

Bukan menikmati, Eliza terus merintih kesakitan. Ini menjadi malam pertama yang paling buruk baginya. Kenapa rasanya bukan nikmat, justru rasa sakit pedih. Sesuatu yang besar dan panjang menerobos masuk memasuki lubang kenikmatannya dan merobek selaput dara milik Eliza.

Selama ini Eliza tidak pernah tahu volume maupun ukuran milik Karan, tapi sudah nampak jelas gundukan bagian bawah terlihat lebih besar dari ukuran orang lain. Entah apa itu, Eliz tidak peduli.

Hanya saja, malam ini menjadi mimpi buruk baginya. Tidak ada malam pertama yang indah, justru sebaliknya. Tubuh Eliza terasa ingin retak saat Karan benar-benar memaksanya menikmati rasa sakit itu.

“Berbaliklah!”

“Apalagi yang akan kamu lakukan, Karan? Sudah cukup, aku tidak kuat lagi!”

“Diamlah, lebarkan kakimu!”

“Karan, tidak!! Jangan! Lepaskan aku, Karan! Aku mohon, sakit sekali.”

Karan benar-benar tidak mengindahkan semua permintaan Eliza. Dia terus saja beraksi sesuai keinginannya. Semakin kencang teriakan Eliza, Karan justru semakin gila mengoyangkan tubuhnya.

BRUK!!!

Eliza terhempas disebelah Karan, tetapi Karan tidak membiarkan wanita disebelahnya usai sampai di sana. Karan kembali menaiki tubuh Eliza.

“Bukalah mulutmu!”

“Emph, uhuk!!”

Eliza tersedak, sesuatu memenuhi mulutnya dan mengentak tenggorokan. Eliza berusaha menolak, tetapi Karan enggan berhenti. Hingga dia benar-benar merasakan sesuatu akan keluar dari sana.

“Uhuk!”

Eliza kembali terbatuk, Karan benar-benar gila. Dia semprotkan sepuasnya di mulut Eliza dan memaksa Eliza menelannya. Uwek! Rasanya aneh.

“Arrrgghh!!!” Karan melenguh seraya menjatuhkan tubuhnya di sebelah Eliza.

Dia sudah benar-benar puas, tapi tidak pernah dia pikirkan Eliza justru tidak menikmati permainan gilanya. Dia masih meringis kesakitan, punggungnya terasa sakit dan begitu juga panggulnya.

“Karan, pedih sekali. Kenapa kamu melakukan ini kepadaku?” Eliza menangis.

“Kenapa kamu menangis, pedihnya sebentar. Kamu akan terbiasa, seharusnya banggu memiliki suami sepertiku?”

Bukan bersimpati. Karan hanya tertawa, tidak peduli Eliza meringis kesakitan. Selain itu, Eliza juga dikejutkan dengan sprai berwarna putih itu berubah warna. Bercak merah keluar dari bagian bawah Eliza dan merembes di atas sprai.

“Apa yang aku harus banggakan? Kamu sudah melukaiku. Lihatlah! Kenapa keluar darah?”

“Jangan panik, baguslah kamu keluar darah. Itu artinya kamu masih perawan. Dengar! aku lelaki yang jantan. Kenapa kamu justru menolaknya, selama ini aku selalu dipuji oleh banyak wanita dengan kejantananku ini.”

“Hah! Apa katamu?”

Eliza semakin terisak tangis mendengar jawaban Karan. Jika banyak wanita yang sudah menikmatinya, artinya Karan sudah tidak perjaka lagi. Sungguh keterlaluan, dia bahkan tidak mengatakan hal ini kepadanya sebelum menikah.

Ini curang, jika dirinya haruslah menjadi wanita suci sebelum menikah. Lantas, dengan santai Karan merasa tidak bersalah bahwa dirinya sudah pernah menikmati banyak wanita.

“Berhentilah menangis! Lebih baik kamu bereskan sprai ini, aromanya sudah tidak enak lagi.”

“Kenapa kamu melakukan ini kepadaku Karan?”

“Apa yang kamu pikirkan? Mereka menyukainya dan aku juga menikmati service mereka. Tidak seperti kamu yang tidak memiliki inisiatif apapun. Bahkan hanya mengulum saja  kamu tidak mampu.”

Pikiran apa yang ada dibenak Karan saat ini. Bagaimana bisa Eliza berinisiatif melakukan sesuatu, sementara Karan mendominasinya. Dia bahkan tidak memberikan jeda bagi Eliza bernapas barang sebentar saja.

Seolah, Karan hanya ingin menuntaskan keinginannya tanpa berpikir tentang Eliza. Dia tidak peduli istrinya menolak dan merintih kesakitan, yang ada dalam pikirannya hanya kepuasaan untuk dirinya sendiri bukan kepuasaan bersama.

Ini namanya pemerkosaan, bukan hubungan suami istri suka sama suka. Dari kejadian ini, Eliza tahu Karan lelaki kasar. Kelembutannya ditunjukkan hanya untuk menarik simpati, bukan melakukan dengan tulus.

“Pergilah! Kenapa masih tetap diam di sana?”

“Apa kesalahanku, Karan? Hingga kamu melakukan ini kepadaku?”

“Apa yang aku lakukan? Tidak ada salahnya, kita sudah menikah dan aku berhak atas dirimu. Apalagi? Kamu merasa aku telah melecehkanmu? Tidak Eliza, aku suamimu.”

“Kamu memang suamiku, tapi semua yang kamu lakukan ini tidaklah benar. Kamu sudah melukaiku? Bukankah kita bisa melakukannya perlahan? Tapi kamu...”

Karan mulai muak dengan tangisan Eliza, dia beranjak dari ranjang. Lalu mengganti bajunya. Melihat Karan bersiap menggunakan pakaian yang lebih rapi membuat Eliza bertambah curiga.

Ke mana Karan akan pergi selarut ini? Bagaimana bisa dia meninggalkan Eliza di malam pertamanya? Bukan berusaha menenangkan Eliza, Karan justru memakinnya.

“Karan, kenapa kamu menggunakan pakaian rapi?”

“Kenapa? Pertanyaan macam apa itu? Apa tugasmu sebagai istriku hanya mencurigaiku saja? Lebih baik kamu selesaikan pekerjaanmu saja. Tidak perlu kamu ikut campur urusanku.”

“Sebagai istrimu, aku berhak tahu ke mana kamu pergi dan apa yang akan kamu lakukan malam-malam begini?”

BRUK!!!

Bukan memberikan penjelasan, Karan justru mendorong tubuh Eliza. Dia tampak ketakutan, apa yang sudah dilakukan Karan beberapa menit lalu sudah membuatnya sakit. Eliza tidak ingin mengulangi rasa sakitnya.

“Jangan ikut campur urusanku! Kamu hanyalah pelayanku, lakukan apa yang aku mau. Jika tidak, aku akan...”

“Tidak Karan! Jangan lakukan apapun kepadaku, baiklah! Aku akan mengikuti maumu.”

“Bagus!”

Karan menyingkirkan tubuh Eliza dari hadapannya, lalu dia meninggalkan kamar. Sementara, Eliza hanya menangis sesegukan, meratapi nasibnya. Menikahi lelaki hypesex yang ganas dalam permainan ranjangnya.

“Bukan pernikahan seperti ini yang aku harapkan, Karan,” tangis Eliza.

BERSAMBUNG...

Related chapters

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Tipu Muslihat Sang Kekasih

    Karan tidak peduli dengan Eliza yang mencoba mencegahnya untuk pergi. Dia tetap meninggalkan rumahnya begitu saja di malam pengantin mereka. Tidak ada malam pertama yang indah, hanya ada rasa sakit dan kekecewaan bagi Eliza.Eliza bangkit dari ranjang seraya menahan rasa sakit dan pedih di bagian bawahnya. Karan memang gila, dia bahkan tidak memberikan jeda dari satu posisi ke posisi lainnya. Tidak peduli Eliza berteriak ataupun merintih kesakitan.Perlahan, Eliza bereskan sprai di ranjangnya dan mengganti dengan sprai baru. Terpaksa, Eliza harus berjalan menuruni tangga untuk menurunkan cucian.“Bu, kenapa tidak memanggil saya untuk mengambil cuciannya?” ujar Bi Tuti seraya membantu Eliza membawakan cuciannya.“Tidak apa-apa, Bi. Ini sudah terlalu malam, Bibi juga sedang istirahat.”“Saya bisa dimarahin Tuan kalau melihat semua ini.”Eliza tersenyum, “jangan berlebihan, Tuan tidak ada di rumah. Baru saja pergi keluar, entahlah mau ke mana malam-malam begini.”Nada suara Eliza terdeng

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Pertempuran di Pagi Buta

    BRAK!!!!Pintu kamar mendadak terbuka secara paksa. Eliza baru saja keluar dari kamar mandi seraya mengeringkan rambutnya yang basa. Melihat istrinya hanya menggunakan handuk saja, Karan segera menangkap tubuhnya.“Tidak! K-karan, emph... Karan,” teriak Eliza.Karan tidak peduli dengan penolakan Eliza, dia tetap melancarkan aksinya. Melanjutkan sisa pembantaian semalam. Sebagai istri, Eliza tidak memiliki hak untuk menolaknya dan penolakan itu hanya akan membuat Karan semakin liar.“Diamlah! Ikuti saja permainanku ini, nanti juga kamu akan menikmatinya.”Karan melepaskan ikat pinggangnya, Eliza semakin ketakutan melihat perilaku Karan yang semakin liar. Dia benar-benar sudah tidak waras lagi dalam permainan ranjangnya.PLAK! PLAK! PLAK!!!Ikat pinggang terbuat dari kulit itu dilayangkan Karan tepat di bokong istrinya. Tanda merah itu sudah tidak dapat dihindari lagi. Selepas Karan mengerayangi istrinya, melepaskan kain handuk yang menutupi tubuh sang istri.Karan tidak membiarkan tubu

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Tragedi

    Eliza sengaja tidak melanjutkan perdebatannya dengan Karan. Dia tidak mau Karan mengetahui bahwa dirinya sudah mengentahui skandal Karan dengan sang sekretaris. Untuk memastikan kebenarannya, Eliza diam-diam akan datang ke kantor.Setelah Karan berpamitan selepas sarapan pagi, Eliza hanya pura-pura melanjutkan aktivitas di kamarnya. Melihat Karan sudah berlalu menggunakan mobilnya, Eliza mengganti pakaian.“Bi, tolong bantu saya untuk membereskan meja makan. Saya mau pergi sebentar,” ucap Eliza seraya melangkah perlahan meninggalkan rumah.Bi Tuti tahu, Eliza berusaha menahan rasa sakit saat berjalan. Memang, Eliza mengalami pembekakan akibat hubungan intimnya dengan Karan. Tetapi, dia tidak menggubris rasa sakitnya. Akan jauh lebih baik, jika Eliza tahu apa yang sebenarnya terjadi antara suami dengan sekretarisnya.“Lihat saja Karan, aku tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja dari tanganku. Kamu berpikir bahwa aku benar-benar akan mempercayaimu begitu saja? Tidak Karan, tidak akan

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Menjawab Rasa Curiga

    KRING!!!!!Ponsel Karan berdering sangat kencang membuatny menghentikan aktivitas. Tetapi tangannya tetap tidak terlepas dari Eliza. Justru semakin dalam memasukan jarinya. Sementara Eliza pun tidak menolaknya, dia menikmati sentuhan dan semakin melebarkan keduanya. Agar Karan lebih leluasa bermain di sana, semakin dalam dan semakin merdu derap napasnya.“Ssshhhttt! Sean, apa yang terjadi di bawah sana? Kenapa rasanya nikmat sekali?” lenguh Eliza sambil menggigit bibir bawahnya.Tetapi sepertinya, Karan masih sibuk bicara melalui panggilan telepon. Dia tidak menjawab, tetapi tangannya tidak terhenti hingga dia kembali menyimpan ponselnya.“Sean, lakukan sesuatu. Rasanya aku buang air kecill saat ini.”Eliza terus meracau tidak karuan, mendengar itu seperti membangunkan sesuatu yang sejak tadi sedang tertidur. Sean tidak ingin melewatkan kesempatan ini, dia sudah tidak tahan lagi untuk membiarkan bibir teman wanitanya menganggur.Tanpa meminta persetujuan dari Eliza, Sean langsung saj

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Mengungkap Kebohongan

    Hampir saja Karan menabarak sesuatu di hadapannya, sejak tadi Eliza mengganggu Karan berkonsentrasi membawa mobil. Gadis ini beracau tidak karuan, saking terlalu sakit pendarahan yang terjadi kepadanya.Sepanjang perjalanan, dia terus meringis kesakitan. Dia terus menyalahkan Karan atas apa yang terjadi padanya. Rasa sakit akibat hubungan seksual yang tidak sehat dan sakit hatinya atas pengkhianatan yang dia lakukan.“Aku baik-baik saja, jangan bawa aku ke rumah sakit. Kita pulang saja, Karan.”“Tapi kamu pendarahan, jangan kamu...”Puk!Eliza melayangkan tangannya tepat di lengan kekar Karan. Sebelum Karan mengutarakan kalimat dan tuduhan gila, Eliza sudah memakinya lebih dulu.“Apa yang kamu pikirkan? Pendarahan karena keperawanan aku sudah berhasil kamu ambil? Dasar lelaki gila, tidak waras.”“Kenapa kamu terus mengatakan aku gila dan tidak waras. Jelas-jelas aku dalam keadaan warasa saat aku menikahimu, Eliza.”“Jika kamu lelaki yang sedang waras, tentu saja kamu tidak akan membia

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Sebuah Perjanjian

    Karan berbicara seolah dia tidak melakukan kasalahan apapun kepada Eliza. Dia tidak peduli meskipun istrinya akan marah terhadapnya atas kejujuran Karan tersebut. Dia juga sudah muak dengan kepalsuan hubungannya bersama Ryn.Meskipun Karan menyadari bahwa sebenarnya, dia akan menyakiti hari Eliza. Setelah Eliza mengetahui bahwa Karan memiliki hubungan denga Ryn, bukan hanya rekan kerja saja. Melainkan hubungan sepasang kekasih.Eliza mengagkat kepalanya, kali ini dia benar-benar memberanikan diri menghadap Karan dan menatapnya tajam. Dari sudut mata itu, Karan melihat kekecewaan dan kemarahan serta kepedihan yang ditunjukkan istrinya.“Karan, apa yang kamu katakan itu benar atau kamu hanya menguji perasaanku?”“Baiklah, El. Aku memang harus jujur padamu, bahwa aku dengan Ryn sudah menjalin hubungan satu bulan sebelum pernikahan kita. Aku menikah denganmu karena memang kita sudah menetapkan pernikahan. Jika aku membatalkannya, itu akan membuat reputasiku hancur, baik sebagai pengusaha

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Kegilaan Karan

    “Arrgghhhtttt!!!” pekik Eliza seraya menyentuh pelipisnya. Kepalanya terasa sakit setelah tertidur sejak sore tadi. Eliza tidak hentinya menangis, hingga dia tertidur. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Karan belum juga kembali setelah pertikan dengannya tadi siang.Ingin sekali Eliza tidak peduli pada keadaan Karan saat ini. Akan tetapi, hati kecilnya masih terus mengkhawatirkan dirinya. Meskipun Karan meminta agar Eliza tidak peduli ke mana kepergiannya, tetap saja Eliza takut terjadi sesuatu dengannya.“Ke mana dia? Jam segini belum juga kembali. Apakah dia akan menghabiskan waktu hingga pagi seperti hari-hari sebelumnya? Sial. Kenapa aku begitu peduli pada lelaki yang jelas tidak peduli padaku.”Eliza menepis bayangan Karan, dia memilih untuk beranjak dari tempat tidur untuk mengambil air minum ke lantai bawah. Eliza berjalan ke dapur perlahan, masih terasa begitu sakit luka dibagian organ intimnya itu.Saat Eliza sedang meneguk air segelas air minum, suara pintu diketuk

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Hubungan Terlarang

    Hari-hari Eliza semakin tidak waras, dia bukan hanya harus menangis rasa sakit hati dan juga sakit akibat perbuatan Karan di atas ranjang. Kesehatan mental Eliza juga semakin terganggu. Dia harus menanggung banyak rasa yang tidak dipajami oleh orang lain.Setelah menikah, dunia Eliza hanyalah memenuhi hasrat suaminya tanpa penolakan. Namun, sejak malam itu Karan tidak lagi melampiaskan hasrat kepada Eliza. Entah apa yang terjadi, sehingga Karan membiarkan istrinya tanpa disentuh.“Apakah Karan masih melakukan tindakan seperti yang sering dia lakukan sebelumnya?” tanya Zoe siang itu saat keduanya menghabiskan waktu di sebuah kafe.Eliza mengangkat bahunya, “sudah lama dia tidak menyentuhku, entalah. Akan tetapi, itu sudah jauh lebih baik daripada aku menanggung rasa sakit akibat perbuatannya itu.”“Sudah kuduga, Eliza. Karan bukan lelaki baik, setiap ucapannya itu hanya sebuah kepalsuan untuk menarik simpatimu saja.”Zoe benar, Eliza sudah berhasil terpedaya oleh kebaikan Karan yang ny

Latest chapter

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Cinta Lama Belum Usai

    Usai melakukan pemeriksaan, dokter memberikan izin Eliza untuk pulang dan menjalankan rawat jalan. Laura cukup terkejut mendengar kenyataan yang sedang dijalani oleh Eliza. bertahun-tahun lamanya mereka berpisah, tetapi pertemuan ini justru tidak akan bertahan lama.Aku akan baik-baik saja, Tante. Jangan menyalahkan Karan karena hal ini, semua bukan salahnya. Aku yang salah karena tidak teratur mengkonsumi obat-obatan dan melakukan pengobatan.Mengapa kamu tidak pernah menceritakan hal ini pada kami? Setidaknya dengan itu kami akan memberikan pengobatan yang jauh lebih baik.Tante, sebelum perusahaan Karan gulung tikar, Karan sudah memberikan aku pengobatan yang terbaik. Karan suami yang bertanggung jawab, aku saja sebagai istrinya tidak patuh dan memilih kabur dari rumah.Jangan berlebihan memberikan pembelaan padanya. Kamu tidak akan menghadapi situasi seperti ini jika benar suamimu ini bertanggung jawab.Karan memutar rodanya, dia menyadai bahwa yang dikatakan oleh Laura benar. Kal

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Lelaki Cacatku

    Eliza menggelengkan kepalanya, dia tidak memperhatikan Karan. Tentu saja lelaki itu hanya duduk di kursi tanpa beranjak dan tidak mengejar dia seperti biasanya. Eliza menghela napas panjang, tidak tahu harus kembali ke rumah dokter Sean atau tetap melanjutkan perjalanan pulang."Kenapa kamu tidak bicara sejak awal, Sean?""Kamu tidak bertanya padaku, kupikir kamu sudah tahu sebelum akhirnya pergi saat itu. "Tubuh Eliza bergetar hebat, dia memilih masuk mobil dan meminta sang sopir untuk mengantarkannya kembali ke rumah dokter Sean. Sementara itu, dokter Sean hanya menarik napas panjang dan kembali melajukan mobilnya. Dia harus membawa mobilnya ke bengkel agar segera diperbaiki kerusakannya.Saat tiba di rumah dokter Sean, dia melihat Karan sedang melanjukan kursi roda seorang diri. Benar saja yang dikatakan oleh dokter Sean, bahwa suaminya kini tidak dapat berjalan dengan sempurna. Eliza segera menghampiri Karan.Aku bantu dorong, Karan, pintanya.Karan hanya menatap tanpa memberikan

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Aku Ingin Kita Kembali

    Sebuah takdir telah merubah kehidupan Eliza, siapa sangka bahwa gadis sebatang kara yang telah lama kehilangan sang ibu kemudian menjadi seorang pewaris tunggal keluarga Bagaskara. Lelaki yang dianggap Eliza adalah pewaris tunggal, ternyata hanya seorang anak angkat. Dia berusaha membuat Eliza tunduk, tetapi kenyataan akhirnya mengungkapkan siapa sebenarnya Aaryan Bagaskara.Seorang sopir bernama Bayu telah membawa Eliza pada sebuah rumah mewah berwarna putih abu-abu. Pemilik rumah tak lain adalah seorang dokter muda yang pernah terlibat scandal dengan dirinya. Namun kali ini, Eliza datang bukan menemui sang dokter melainkan mencari keberadaan Karan.Sudah satu bulan terakhir ini dia menghilang dari Karan, tentu saja satu kata maaf takkan mudah membuat Karan melupakan rasa kecewanya. Akan tetapi, Eliza tidak akan pernah menyerah hingga dia kembali meyakinkan Karan mengenai kepergiannya saat itu.Permisi, apakah dokter Sean ada di rumah? tanya Eliza kemudian usai seorang wanita paruh b

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Pewaris Tunggal

    Satu bulan kemudian, setelah perjuangan cukup panjang bagi Eliza memenuhi permintaan Aaryan untuk mengemulihkan kembali perusahaan. Usaha yang dilakukan Eliza membuahkan hasil memuaskan, Bagaskara hotel kembali maju seperti sebelumnya bahkan lebih ramai. Dalam satu bulan terakhir, Eliza sudah bekerja keras untuk membangun kembali kehancurahan yang disebabkan oleh Aaryan.Namun, di hari kemenangan itu dia harus menerima kenyataan pahit bahwa Bagaskara tidak bisa diselamatkan dari serangan jantung yang kambuh seketika hingga merenggut nyawanya. Akan tetapi, Eliza merasa bahwa kematian itu tidak wajar, dia menduga ada seseorang yang sengaja membuat Bagaskara serangan jantung hingga merenggang nyawa. Sayang sekali, Eliza tidak bisa membuktikan semua itu hingga ia memilih bungkam dan tidak membahasa itu di hadapan keluarga yang telah berkabung.“Aku sudah menyelesaikan semua urusanku denganku, Aaryan. Itu artinya sekarang juga aku boleh meninggalkan rumah ini dan kembali kepada suamiku.”“

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Menguak Fakta Baru

    Seperti yang sudah Eliza janjikan kepada Aaryan, bahwa dirinya akan membantu memulihkan perusahaan. Benar yang ditakutkan oleh Bagaskara, ditangan Aaryan perusahaan tidak akan berjalan dengan baik. Belum lama Bagaskara masuk rumah sakit, semua sudah luluh lantak. Karyawan juga mengeluh dengan keadaan ini, beberapa dari mereka sudah ada yang mengundurkan diri dari hotel.“Apa yang dilakukannya? Hanya mengurusi perusahaan saja tidak becus. Dia hanya bisa tidur dengan wanita, menghamilinya lalu pergi tanpa memberikan apapun kepada wanita tersebut. Kemudian, dia melanjutkan kembali rutinitas mabuk dan main wanitanya. Dasar lelaki gila!”Eliza menggerutu kesal kepada Aaryan usai mempelajari semua berkas yang diberikan oleh Aaryan mengenai perusahaan Bagaskara Hotel. Usai menyekapnya di gudang hari itu, tiba-tiba saja hari ini Eliza telah disulap Aaryan menjadi wanita cantik nan elegant. Entah apa yang sudah Aaryan jelaskan kepada karyawan, mereka tampak menyambut Eliza dengan hangat tanpa

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Eliza Menghilang

    “Arrgghhtt!!! Sakit sekali kepalaku,” pekik Eliza seraya mencoba membuka matanya. Eliza membuka mata, melihat ke sekeliling yang dipenuhi kegelapan. Tangannya terikat dengan posisi duduk di atas kursi. Bajingan, Aaryan telah melakukan kejahatan ini hanya untuk memenuhi hasratnya. Dia sengaja menggunakan uangnya untuk memeras Eliza dan menindas dirinya. “Aaryan, keparat!!! Lepaskan aku!!!” pekik Eliza dengan kencang. Teriakan Eliza berhasil memanggil Aaryan kehadapannya. Benar memang yang diduga oleh Eliza, bahwa semua ini adalah perbuatan Aaryan. Lelaki itu sangat licik, dulu dia menyelamakan dirinya atas perbuatan keji Broto, sekarang justru perilakunya lebih bajingan dari Broto sendiri. “Kenapa berteriak sayang? Sudah kukatakan agar kamu menuruti semua permintaanku bukan justru membantahnya. Ini adalah hukuman atas sikap berontakmu.” “Aku bahkan belum menjawab apapun, tapi kamu sudah menyiksaku seperti ini.” “Eliza, aku sangat tahu sifat licikmu. Bukankah dulu kamu berusaha ka

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Bayangan Lelaki Licik

    “Maaf, aku tidak bermaksud berbohong. Tadi aku memang mencari dokter Sean dan bertemu dengannya di kantin rumah sakit. Dia juga tidak mau berbicara apapun denganku, jadi aku makan saja di sana,” jawab Eliza seraya duduk di pinggiran ranjang tempat Karan berbaring.“Sejak kapan kamu memanggilnya dokter Sean?” tanya Karan lagi dengan surut mata yang tampak aneh.“Masih saja saja cemburunya gak terkontrol, lagi juga tidak terjadi apapun antara aku dengannya.”“Aku hanya bertanya, lagi pula untuk apa mencemburuinya. Sean sudah banyak membantuku bahkan sebelum kecelakaan ini terjadi.”“Baiklah, aku tidak akan mencari lelaki lain lagi selain kamu. Sudahlah ya, kurangi berpikir burukmu aku mau kamu segera pulih. Ada hal yang harus kita selesaikan, aku juga tidak mau berlama-lama melihatmu sakit. Nanti gak ada yang marah-marah lagi sama aku seperti dulu.”Hari pertama Karan membuka mata di luar dugaan Eliza, lelaki itu sungguh sangat kuat dan hebat. Dia tidak tampak lemah seperti saat koma, h

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Bangun dari Koma

    Jari Eliza tertahan saat akan melepaskan diri, spontan saja Eliza menatap ke arah sumber suara tersebut. Tanpa berpikir panjang lagi, Eliza segera mendekap tubuh lemah yang terbaring itu. Matanya yang sayu tampak berusaha membuka dengan sempurna. Suaranya tertahan oleh alat pernapasan yang terpasang.Lelaki yang dia tinggalkan begitu saja, kemudian jalan hidupnya harus berakhir di rumah sakit berhari-hari bahkan dalam hitungan bulan. Memang ini bukan kali pertama Karan masuk rumah sakit, dia pernah melewati kecelekaan sebelumnya. Akan tetapi, kecelakaan yang Karan alami saat ini sangat berbeda.“Karan, benarkah ini kamu? aku tidak sedang bermimpi lagi bukan?” seru Eliza seraya menyentuh lembut wajah Karan.“Aku sudah bangun, seperti yang kamu lihat,” jawab Karan dengan suara lirih bahkan hampir tak terdengar.Air mata Eliza jatuh tak tertahankan lagi, dia menangis bahagia dapat melihat wajah lelakinya. Melihat hal itu, Karan perlahan menggerakkan tangannya untuk menghapus butiran beni

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Bantuan Tak Terduga

    Eliza segera memesan ojek online agar segera tiba di rumah sakit. Tentu saja, dia tidak boleh datang terlambat untuk menyelamatkan Karan. Bagaimanapun kondisi Karan sekarang dan sebagaimanapun kesalahan yang telah dilakukannya saat itu, kehilangan Karan bukan hal yang diinginkan Eliza.“Karan, bertahanlah! Aku akan segera datang dan membujuk mereka agar tidak melepaskan semuanya. Bertahanlah demi aku, demi pernikahan kita,” batin Eliza seraya terisak tangis.Eliza menyeka air mata yang mulai membasahi pipinya, sepanjang perjalanan menuju rumah sakit dia terus berdoa memohon kepada Tuhan agar suaminya dapat diselamatkan. Baginya, ada hal yang belum mereka selesaikan. Sebab itulah, Eliza tidak ingin kehidupannya berakhir tragis dengan kehilangan sang suami disebabkan oleh kematian.Segera Eliza berlari menuju ruangan Karan di rawat usai tiba di rumah sakit. Dia terlihat sangat panik dan ketakutan. Hatinya semakin hancur ketika melihat dokter dan beberapa perawat mendorong tubuh lemah Ka

DMCA.com Protection Status