Share

Gangguan Malam Pertama

Penulis: Salsabilla Else
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Karan masih terdiam setelah mendapatkan pesan dari seseorang. Eliza masih menunggu Karan untuk bicara, dia masih sibuk membalas pesan tersebut.

“Pesan dari siapa? Sibuk banget.”

Merasa didiamkan Karan, akhirnya Eliza beranikan diri untuk bertanya. Memang, Karan terlihat asyik dengan gedget di tangannya. Tanpa sadar, dia seperti lupa ada Eliza di sebelahnya.

“Emh, ini enggak kok, ada pesan dari kantor. Biasa, masih perihal pekerjaan. Kamu tahu sendiri bagaimana pekerjaan di kantor bukan? Sejak kamu tidak ada, banyak pekerjaan yang berantakan. Aku masih harus beradaptasi dengan sekretaris baruku.”

“Itu bukan salahku, kamu sendiri yang memintaku berhenti bekerja.”

“Sayang, bukan begitu. Aku hanya ingin istriku di rumah, istirahat. Agar saat aku pulang bekerja, kamu menyambut kepulanganku.”

Sekali lagi lagi, Eliza tidak diberikan kesempatan untuk melakukan yang dia inginkan. Meskipun tujuan Karan baik, tetap saja itu tidak membuatnya nyaman. Maklum, selama ini Eliza terbiasa bekerja dan jarang ada di rumah.

“Pak, kita sudah sampai,” tutur Pak Bayu seraya menghentikan mobilnya.

Jarak dari gedung ke rumah Karan memang tidak begitu jauh, dia sengaja mengambil gedung terdekat di lokasi resepsi terakhir agar dekat menuju rumah. Mereka juga pulang hanya berdua, Karan sudah meminta izin kepada kedua orang tuanya pulang lebih awal.

Sudah sejak lama Karan terpisah dari orang tua, bahkan usahanya saat ini dia rintis dari awal tanpa bantuan orang tuanya. Karan yang sudah mandiri sejak masih kuliah, dipertemukan dengan gadis mandiri seperti Eliza. Seolah keduanya memang cocok bertemu dalam pernikahan.

“Nah, mulai sekarang kamu akan tinggal di rumah ini. Kita akan tinggal berdua saja, ini yang kamu inginkan bukan?”

“Iya, aku hanya ingin kita berdua saja. Agar bisa mandiri dan tentu saja lebih intim tanpa ada gangguan dari pihak manapun.”

“Hmm, baiklah!”

Karan terlihat memberikan senyuman kepada Eliza, tetapi senyum dan tatapan itu tampak berbeda. Spontan saja, Karan meraih tubuh Eliza. Menggendongnya ke dalam rumah setelah wanita paruh baya itu membukakan pintu untuk mereka.

“Karan, kamu mau ngapain? Lepaskan aku!”

“Diamlah, manis!”

Mau tidak mau, Eliza harus mengikuti keinginan Karan. Dia membiarkan Karan mengendongnya menuju kamar mereka. Karan menurunkan Eliza setelah sampai di kamar tersebut.

Tampak indah dengan hiasan bunga mawar beraneka warna. Karan sengaja membayar orang untuk mendekorasi kamarnya khusus menyambut malam pertama dengan Eliza. Dia inginkan malam ini benar-benar berbeda dan special untuk keduanya.

“Karan, ini indah sekali.”

“Kamu menyukainya?”

Eliza mengangguk, “kamu tahu, Karan. Aku selalu menyukai apa yang kamu lakukan untukku.”

Tidak perlu menunggu, Eliza spontan memberikan kecupan di pipi Karan. Mendapatkan kejutan itu, seolah dia terpaggil untuk segera menuntaskan apa yang ditunggu keduanya.

Jantung Karan nampak berdebar, sesuatu yang tersembunyi dibalik celananya seolah ingin segera berontak keluar dari sarangnya. Ah, apa ini? Belum apa-apa sudah bergulat dengan hasrat sendiri.

“Aku mau membersihkan diri terlebih dulu, setelah itu istirahat.”

“Hanya istirahat?” tanya Karan.

“Iya, tentu saja. Lalu apa lagi yang akan kita lakukan? Sebentar lagi matahari terbenam.”

“Emh, menurutmu apalagi?”

Tanpa memberikan jawaban, Eliza tetap meninggalkan Karan di tempatnya berdiri terpaku. Sejatinya, Karan hanyalah manusia biasa. Lelaki normal yang memiliki keinginan, kenyataannya Eliza tidak peka dengan kebutuhannya.

Selama tiga hari dia menahan itu, tetapi kali ini. Sepertinya dia tidak berniat untuk menundanya lagi.

Karan membiarkan Eliza meninggalkanya ke kamar mandi tanpa menyusul. Dia lepaskan jas hingga ikatan dasi dan sabuknya. Benar kata Eliza, gerah dan penat.

Tidak ingin membuat tubuhnya mendidih terlalu lama, Karan hendak menyusul Eliza ke kamar mandi. Dia sudah siap akan membuka pintu kamar mandi. Namun, Tuhan sepertinya tidak merestui.

“Sedang apa kamu berdiri di sana?” tanya Eliza yang tiba-tiba keluar kamar mandi.

“Emh, itu... aku mau mandi juga. Tubuhku lengket sekali.”

“Masuklah, aku sudah selesai.”

SIAL!! Berharap bisa mandi satu shower berdua, Eliza justru menyudahi mandinya. Mau tidak mau, Karan akhirnya masuk kamar mandi dan menyelesaikan aktivitasnya.

Setelah usai mandi, Eliza nampak mencari bajunya. Dia lupa belum memindahkan pakainnya ke rumah Karan. Alhasil, Eliza kebingungan duduk di pinggir kasur masih dengan handuknya.

“Masa aku harus menggunakan handuk terus, kenapa lupa membawa baju sih,” gerutu Eliza kesal pada dirinya sendiri.

Eliza mengambil inisiatif membuka lemari Karan dan menggunakan salah satu kemeja Karan sebagai gantinya. Terpaksa dia lakukan itu, daripada tidak menggunakan baju sama sekali.

Dari balik kamar mandi, Karan keluar. Dia mendapati Eliza memakai kemeja putihnya, bukan marah justru Karan tertawa. Dia ingat, belum sempat memindahkan baju Eliza dari apartemen.

“Kenapa kamu tertawa?”

“Lucu saja melihatmu menggunakan kemeja.”

“Salahmu tidak memindahkan bajuku. Daripada aku tidak menggunakan baju sama sekali.”

“Ya, maaf aku lupa. Tapi, sebenarnya kamu tidak menggunakan baju juga tidak masalah.”

Karan bicara seolah mengoda, bukanya tergoda Eliza juga kesal dengan pikiran Karan. Mereka memang baru saja menikah, tapi tidak akan mudah bagi Eliza melakukan hal lain. Dia masih gugup untuk melakukannya.

“Karan!!!!”

“Apa? Aku benar ‘kan? Mau ditutupi juga aku pasti akan membukanya.”

“Karan!!!”

Sekali lagi, Eliza memperlihatkan wajah kesalnya. Dia melempar Karan dengan bantal, sontak saja hal itu membuat Karan ingin tertawa lepas. Mereka sudah kenal lama, bahkan menjalin hubungan. Tetap saja, urusan ranjang masih terlalu tabu untuk Eliza.

Tidak ingin memberikan ampun kepada Karan, Eliza terus saja memukulnya. Meskipun Karan berusaha menghindarinya, dia tetap memukul dan mengejar Karan. Seperti anak kecil bermain saling mengejar, keduanya berlarian mengelilingi kamar.

“Cukup, El. Aku benar-benar lelah.”

“Aku tidak akan memberikan ampun kepadamu.”

“El, cukup. Kalau tidak aku akan...”

“Akan apa?”

BRUK!!!

Karan menangkap tubuh Eliza dan menjatuhkannya ke atas ranjang yang penuh dengan taburan bunga mawar. Tubuh Eliza tertindih Karan, membuatnya tidak berdaraya. Benar saja, bobot Karan cukup jauh dengan Eliza.

“Karan, lepaskan aku! Apa yang akan kamu lakukan.”

“Aku? Melakukan yang sebagaimana sepasang suami istri di malam pertama. Apalagi?”

“Tidak! Jangan Karan, jangan sekarang!! Karan!!”

TOK... TOK... TOK...

Pintu kamar diketuk, terdengar suara Bi Tuti memanggil Karan dari balik pintu. Terpaksa, Karan melepaskan diri dari tubuh Eliza.

“Iya, Bi. Ada apa?” tanya Karan seraya membuka pintu kamar.

“Makan malamnya sudah siap, mau makan di bawah atau saya antarkan ke kamar saja?”

“Kami akan turun, Bi,” jawab Eliza dari balik tubuh Karan.

“Baik.”

Ah, sial. Baru saja akan dimulai, selalu saja ada gangguan. Karan menyesalinya, padahal dia sudah tidak sabar menantikan malam yang menggetarkan jiwa raga ini. Mau tidak mau, dia harus menundanya.

“Kenapa masih diam saja di sana, Karan. Ayo turun!”

“Ya, baiklah.”

“Sabar, malam baru akan dimulai. Jangan tergesa-gesa!” bisik Eliza.

BERSAMBUNG...

Bab terkait

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Kecurigaan Eliza

    Karan segera mengenakan pakain dengan malas, terpaksa dia harus turun ke bawah untuk menyantap makan malamnya. Sepertinya, Eliza juga tidak bersedia untuk memenuhi keinginannya saat ini. Karan harus menunggu, setidaknya sampai makan malam usai. “Oh, ayolah! Kenapa wajahmu muram sekali? Tersenyumlah sedikit, Karan.” “Aku sebenarnya tidak begitu lapar, tapi kamu juga harus mengisi perutmu. Aku tidak ingin kamu pingsan lagi seperti tadi.” “Tenanglah, aku baik-baik saja. Setelah ini aku akan baik-baik saja, ayolah kita turun sekarang!” Eliza menarik tangan Karan setelah usai menggunakan pakaian. Karan mengikutinya dari belakang. Demi bidadari yang dicintainya, tentu saja dia akan melakukan apapun. Bidadari? Benar hanya Eliza yang dicintai oleh Karan? Lalu, siapa yang mengirimkan pesan begitu mesra itu kepadanya? Ah, sial. Karan terlalu baik untuk dikatakan lelaki brengsek. Siapa yang akan mengira Karan akan melakukan pengkhianatan. Tidak! Karan baru saja akan meninggalkan kamar sebe

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Malam Pertama Kelabu

    Bukan hanya lampu kamar yang dimatikan oleh Karan, seketika dia menarik tubuh Eliza ke atas ranjangnya. Tak memberikan aba-aba, tidak peduli Eliza akan menyetujuinya ataupun tidak. Karan benar-benar malayangkan aksinya.“Karan, apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku!”“Diamlah! Bukankah kita sudah menikah? Tidak ada yang dapat melarang apapun yang dapat kulakukan kepadamu.”“Iya, tapi... Karan...”Karan tidak mengindahkan teriakan Eliza. Dia terus melakukan aksinya, memberikan sentuhan pada tubuh Elizaa. Tidak peduli, Eliza memberikan penolakan.Malam ini benar-benar sudah tidak ada lagi toleransi bagi Karan untuk tidak menyelesaikan keinginannya kepada Eliza.“Kamu tidak percaya padaku, jika aku bekerja di luar bukan? Kamu takut melakukan pengkhianatan bukan? Akan aku buktikan kepadamu malam ini, bahwa aku benar-benar mencintaimu dan tidak pernah melakukan hal buruk di luar sana.”“Karan, aku percaya padamu, tapi bukan dengan cara ini kamu membuktikannya.”“Emph!!! Ka...”Karan tidak me

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Tipu Muslihat Sang Kekasih

    Karan tidak peduli dengan Eliza yang mencoba mencegahnya untuk pergi. Dia tetap meninggalkan rumahnya begitu saja di malam pengantin mereka. Tidak ada malam pertama yang indah, hanya ada rasa sakit dan kekecewaan bagi Eliza.Eliza bangkit dari ranjang seraya menahan rasa sakit dan pedih di bagian bawahnya. Karan memang gila, dia bahkan tidak memberikan jeda dari satu posisi ke posisi lainnya. Tidak peduli Eliza berteriak ataupun merintih kesakitan.Perlahan, Eliza bereskan sprai di ranjangnya dan mengganti dengan sprai baru. Terpaksa, Eliza harus berjalan menuruni tangga untuk menurunkan cucian.“Bu, kenapa tidak memanggil saya untuk mengambil cuciannya?” ujar Bi Tuti seraya membantu Eliza membawakan cuciannya.“Tidak apa-apa, Bi. Ini sudah terlalu malam, Bibi juga sedang istirahat.”“Saya bisa dimarahin Tuan kalau melihat semua ini.”Eliza tersenyum, “jangan berlebihan, Tuan tidak ada di rumah. Baru saja pergi keluar, entahlah mau ke mana malam-malam begini.”Nada suara Eliza terdeng

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Pertempuran di Pagi Buta

    BRAK!!!!Pintu kamar mendadak terbuka secara paksa. Eliza baru saja keluar dari kamar mandi seraya mengeringkan rambutnya yang basa. Melihat istrinya hanya menggunakan handuk saja, Karan segera menangkap tubuhnya.“Tidak! K-karan, emph... Karan,” teriak Eliza.Karan tidak peduli dengan penolakan Eliza, dia tetap melancarkan aksinya. Melanjutkan sisa pembantaian semalam. Sebagai istri, Eliza tidak memiliki hak untuk menolaknya dan penolakan itu hanya akan membuat Karan semakin liar.“Diamlah! Ikuti saja permainanku ini, nanti juga kamu akan menikmatinya.”Karan melepaskan ikat pinggangnya, Eliza semakin ketakutan melihat perilaku Karan yang semakin liar. Dia benar-benar sudah tidak waras lagi dalam permainan ranjangnya.PLAK! PLAK! PLAK!!!Ikat pinggang terbuat dari kulit itu dilayangkan Karan tepat di bokong istrinya. Tanda merah itu sudah tidak dapat dihindari lagi. Selepas Karan mengerayangi istrinya, melepaskan kain handuk yang menutupi tubuh sang istri.Karan tidak membiarkan tubu

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Tragedi

    Eliza sengaja tidak melanjutkan perdebatannya dengan Karan. Dia tidak mau Karan mengetahui bahwa dirinya sudah mengentahui skandal Karan dengan sang sekretaris. Untuk memastikan kebenarannya, Eliza diam-diam akan datang ke kantor.Setelah Karan berpamitan selepas sarapan pagi, Eliza hanya pura-pura melanjutkan aktivitas di kamarnya. Melihat Karan sudah berlalu menggunakan mobilnya, Eliza mengganti pakaian.“Bi, tolong bantu saya untuk membereskan meja makan. Saya mau pergi sebentar,” ucap Eliza seraya melangkah perlahan meninggalkan rumah.Bi Tuti tahu, Eliza berusaha menahan rasa sakit saat berjalan. Memang, Eliza mengalami pembekakan akibat hubungan intimnya dengan Karan. Tetapi, dia tidak menggubris rasa sakitnya. Akan jauh lebih baik, jika Eliza tahu apa yang sebenarnya terjadi antara suami dengan sekretarisnya.“Lihat saja Karan, aku tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja dari tanganku. Kamu berpikir bahwa aku benar-benar akan mempercayaimu begitu saja? Tidak Karan, tidak akan

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Menjawab Rasa Curiga

    KRING!!!!!Ponsel Karan berdering sangat kencang membuatny menghentikan aktivitas. Tetapi tangannya tetap tidak terlepas dari Eliza. Justru semakin dalam memasukan jarinya. Sementara Eliza pun tidak menolaknya, dia menikmati sentuhan dan semakin melebarkan keduanya. Agar Karan lebih leluasa bermain di sana, semakin dalam dan semakin merdu derap napasnya.“Ssshhhttt! Sean, apa yang terjadi di bawah sana? Kenapa rasanya nikmat sekali?” lenguh Eliza sambil menggigit bibir bawahnya.Tetapi sepertinya, Karan masih sibuk bicara melalui panggilan telepon. Dia tidak menjawab, tetapi tangannya tidak terhenti hingga dia kembali menyimpan ponselnya.“Sean, lakukan sesuatu. Rasanya aku buang air kecill saat ini.”Eliza terus meracau tidak karuan, mendengar itu seperti membangunkan sesuatu yang sejak tadi sedang tertidur. Sean tidak ingin melewatkan kesempatan ini, dia sudah tidak tahan lagi untuk membiarkan bibir teman wanitanya menganggur.Tanpa meminta persetujuan dari Eliza, Sean langsung saj

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Mengungkap Kebohongan

    Hampir saja Karan menabarak sesuatu di hadapannya, sejak tadi Eliza mengganggu Karan berkonsentrasi membawa mobil. Gadis ini beracau tidak karuan, saking terlalu sakit pendarahan yang terjadi kepadanya.Sepanjang perjalanan, dia terus meringis kesakitan. Dia terus menyalahkan Karan atas apa yang terjadi padanya. Rasa sakit akibat hubungan seksual yang tidak sehat dan sakit hatinya atas pengkhianatan yang dia lakukan.“Aku baik-baik saja, jangan bawa aku ke rumah sakit. Kita pulang saja, Karan.”“Tapi kamu pendarahan, jangan kamu...”Puk!Eliza melayangkan tangannya tepat di lengan kekar Karan. Sebelum Karan mengutarakan kalimat dan tuduhan gila, Eliza sudah memakinya lebih dulu.“Apa yang kamu pikirkan? Pendarahan karena keperawanan aku sudah berhasil kamu ambil? Dasar lelaki gila, tidak waras.”“Kenapa kamu terus mengatakan aku gila dan tidak waras. Jelas-jelas aku dalam keadaan warasa saat aku menikahimu, Eliza.”“Jika kamu lelaki yang sedang waras, tentu saja kamu tidak akan membia

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Sebuah Perjanjian

    Karan berbicara seolah dia tidak melakukan kasalahan apapun kepada Eliza. Dia tidak peduli meskipun istrinya akan marah terhadapnya atas kejujuran Karan tersebut. Dia juga sudah muak dengan kepalsuan hubungannya bersama Ryn.Meskipun Karan menyadari bahwa sebenarnya, dia akan menyakiti hari Eliza. Setelah Eliza mengetahui bahwa Karan memiliki hubungan denga Ryn, bukan hanya rekan kerja saja. Melainkan hubungan sepasang kekasih.Eliza mengagkat kepalanya, kali ini dia benar-benar memberanikan diri menghadap Karan dan menatapnya tajam. Dari sudut mata itu, Karan melihat kekecewaan dan kemarahan serta kepedihan yang ditunjukkan istrinya.“Karan, apa yang kamu katakan itu benar atau kamu hanya menguji perasaanku?”“Baiklah, El. Aku memang harus jujur padamu, bahwa aku dengan Ryn sudah menjalin hubungan satu bulan sebelum pernikahan kita. Aku menikah denganmu karena memang kita sudah menetapkan pernikahan. Jika aku membatalkannya, itu akan membuat reputasiku hancur, baik sebagai pengusaha

Bab terbaru

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Cinta Lama Belum Usai

    Usai melakukan pemeriksaan, dokter memberikan izin Eliza untuk pulang dan menjalankan rawat jalan. Laura cukup terkejut mendengar kenyataan yang sedang dijalani oleh Eliza. bertahun-tahun lamanya mereka berpisah, tetapi pertemuan ini justru tidak akan bertahan lama.Aku akan baik-baik saja, Tante. Jangan menyalahkan Karan karena hal ini, semua bukan salahnya. Aku yang salah karena tidak teratur mengkonsumi obat-obatan dan melakukan pengobatan.Mengapa kamu tidak pernah menceritakan hal ini pada kami? Setidaknya dengan itu kami akan memberikan pengobatan yang jauh lebih baik.Tante, sebelum perusahaan Karan gulung tikar, Karan sudah memberikan aku pengobatan yang terbaik. Karan suami yang bertanggung jawab, aku saja sebagai istrinya tidak patuh dan memilih kabur dari rumah.Jangan berlebihan memberikan pembelaan padanya. Kamu tidak akan menghadapi situasi seperti ini jika benar suamimu ini bertanggung jawab.Karan memutar rodanya, dia menyadai bahwa yang dikatakan oleh Laura benar. Kal

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Lelaki Cacatku

    Eliza menggelengkan kepalanya, dia tidak memperhatikan Karan. Tentu saja lelaki itu hanya duduk di kursi tanpa beranjak dan tidak mengejar dia seperti biasanya. Eliza menghela napas panjang, tidak tahu harus kembali ke rumah dokter Sean atau tetap melanjutkan perjalanan pulang."Kenapa kamu tidak bicara sejak awal, Sean?""Kamu tidak bertanya padaku, kupikir kamu sudah tahu sebelum akhirnya pergi saat itu. "Tubuh Eliza bergetar hebat, dia memilih masuk mobil dan meminta sang sopir untuk mengantarkannya kembali ke rumah dokter Sean. Sementara itu, dokter Sean hanya menarik napas panjang dan kembali melajukan mobilnya. Dia harus membawa mobilnya ke bengkel agar segera diperbaiki kerusakannya.Saat tiba di rumah dokter Sean, dia melihat Karan sedang melanjukan kursi roda seorang diri. Benar saja yang dikatakan oleh dokter Sean, bahwa suaminya kini tidak dapat berjalan dengan sempurna. Eliza segera menghampiri Karan.Aku bantu dorong, Karan, pintanya.Karan hanya menatap tanpa memberikan

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Aku Ingin Kita Kembali

    Sebuah takdir telah merubah kehidupan Eliza, siapa sangka bahwa gadis sebatang kara yang telah lama kehilangan sang ibu kemudian menjadi seorang pewaris tunggal keluarga Bagaskara. Lelaki yang dianggap Eliza adalah pewaris tunggal, ternyata hanya seorang anak angkat. Dia berusaha membuat Eliza tunduk, tetapi kenyataan akhirnya mengungkapkan siapa sebenarnya Aaryan Bagaskara.Seorang sopir bernama Bayu telah membawa Eliza pada sebuah rumah mewah berwarna putih abu-abu. Pemilik rumah tak lain adalah seorang dokter muda yang pernah terlibat scandal dengan dirinya. Namun kali ini, Eliza datang bukan menemui sang dokter melainkan mencari keberadaan Karan.Sudah satu bulan terakhir ini dia menghilang dari Karan, tentu saja satu kata maaf takkan mudah membuat Karan melupakan rasa kecewanya. Akan tetapi, Eliza tidak akan pernah menyerah hingga dia kembali meyakinkan Karan mengenai kepergiannya saat itu.Permisi, apakah dokter Sean ada di rumah? tanya Eliza kemudian usai seorang wanita paruh b

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Pewaris Tunggal

    Satu bulan kemudian, setelah perjuangan cukup panjang bagi Eliza memenuhi permintaan Aaryan untuk mengemulihkan kembali perusahaan. Usaha yang dilakukan Eliza membuahkan hasil memuaskan, Bagaskara hotel kembali maju seperti sebelumnya bahkan lebih ramai. Dalam satu bulan terakhir, Eliza sudah bekerja keras untuk membangun kembali kehancurahan yang disebabkan oleh Aaryan.Namun, di hari kemenangan itu dia harus menerima kenyataan pahit bahwa Bagaskara tidak bisa diselamatkan dari serangan jantung yang kambuh seketika hingga merenggut nyawanya. Akan tetapi, Eliza merasa bahwa kematian itu tidak wajar, dia menduga ada seseorang yang sengaja membuat Bagaskara serangan jantung hingga merenggang nyawa. Sayang sekali, Eliza tidak bisa membuktikan semua itu hingga ia memilih bungkam dan tidak membahasa itu di hadapan keluarga yang telah berkabung.“Aku sudah menyelesaikan semua urusanku denganku, Aaryan. Itu artinya sekarang juga aku boleh meninggalkan rumah ini dan kembali kepada suamiku.”“

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Menguak Fakta Baru

    Seperti yang sudah Eliza janjikan kepada Aaryan, bahwa dirinya akan membantu memulihkan perusahaan. Benar yang ditakutkan oleh Bagaskara, ditangan Aaryan perusahaan tidak akan berjalan dengan baik. Belum lama Bagaskara masuk rumah sakit, semua sudah luluh lantak. Karyawan juga mengeluh dengan keadaan ini, beberapa dari mereka sudah ada yang mengundurkan diri dari hotel.“Apa yang dilakukannya? Hanya mengurusi perusahaan saja tidak becus. Dia hanya bisa tidur dengan wanita, menghamilinya lalu pergi tanpa memberikan apapun kepada wanita tersebut. Kemudian, dia melanjutkan kembali rutinitas mabuk dan main wanitanya. Dasar lelaki gila!”Eliza menggerutu kesal kepada Aaryan usai mempelajari semua berkas yang diberikan oleh Aaryan mengenai perusahaan Bagaskara Hotel. Usai menyekapnya di gudang hari itu, tiba-tiba saja hari ini Eliza telah disulap Aaryan menjadi wanita cantik nan elegant. Entah apa yang sudah Aaryan jelaskan kepada karyawan, mereka tampak menyambut Eliza dengan hangat tanpa

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Eliza Menghilang

    “Arrgghhtt!!! Sakit sekali kepalaku,” pekik Eliza seraya mencoba membuka matanya. Eliza membuka mata, melihat ke sekeliling yang dipenuhi kegelapan. Tangannya terikat dengan posisi duduk di atas kursi. Bajingan, Aaryan telah melakukan kejahatan ini hanya untuk memenuhi hasratnya. Dia sengaja menggunakan uangnya untuk memeras Eliza dan menindas dirinya. “Aaryan, keparat!!! Lepaskan aku!!!” pekik Eliza dengan kencang. Teriakan Eliza berhasil memanggil Aaryan kehadapannya. Benar memang yang diduga oleh Eliza, bahwa semua ini adalah perbuatan Aaryan. Lelaki itu sangat licik, dulu dia menyelamakan dirinya atas perbuatan keji Broto, sekarang justru perilakunya lebih bajingan dari Broto sendiri. “Kenapa berteriak sayang? Sudah kukatakan agar kamu menuruti semua permintaanku bukan justru membantahnya. Ini adalah hukuman atas sikap berontakmu.” “Aku bahkan belum menjawab apapun, tapi kamu sudah menyiksaku seperti ini.” “Eliza, aku sangat tahu sifat licikmu. Bukankah dulu kamu berusaha ka

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Bayangan Lelaki Licik

    “Maaf, aku tidak bermaksud berbohong. Tadi aku memang mencari dokter Sean dan bertemu dengannya di kantin rumah sakit. Dia juga tidak mau berbicara apapun denganku, jadi aku makan saja di sana,” jawab Eliza seraya duduk di pinggiran ranjang tempat Karan berbaring.“Sejak kapan kamu memanggilnya dokter Sean?” tanya Karan lagi dengan surut mata yang tampak aneh.“Masih saja saja cemburunya gak terkontrol, lagi juga tidak terjadi apapun antara aku dengannya.”“Aku hanya bertanya, lagi pula untuk apa mencemburuinya. Sean sudah banyak membantuku bahkan sebelum kecelakaan ini terjadi.”“Baiklah, aku tidak akan mencari lelaki lain lagi selain kamu. Sudahlah ya, kurangi berpikir burukmu aku mau kamu segera pulih. Ada hal yang harus kita selesaikan, aku juga tidak mau berlama-lama melihatmu sakit. Nanti gak ada yang marah-marah lagi sama aku seperti dulu.”Hari pertama Karan membuka mata di luar dugaan Eliza, lelaki itu sungguh sangat kuat dan hebat. Dia tidak tampak lemah seperti saat koma, h

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Bangun dari Koma

    Jari Eliza tertahan saat akan melepaskan diri, spontan saja Eliza menatap ke arah sumber suara tersebut. Tanpa berpikir panjang lagi, Eliza segera mendekap tubuh lemah yang terbaring itu. Matanya yang sayu tampak berusaha membuka dengan sempurna. Suaranya tertahan oleh alat pernapasan yang terpasang.Lelaki yang dia tinggalkan begitu saja, kemudian jalan hidupnya harus berakhir di rumah sakit berhari-hari bahkan dalam hitungan bulan. Memang ini bukan kali pertama Karan masuk rumah sakit, dia pernah melewati kecelekaan sebelumnya. Akan tetapi, kecelakaan yang Karan alami saat ini sangat berbeda.“Karan, benarkah ini kamu? aku tidak sedang bermimpi lagi bukan?” seru Eliza seraya menyentuh lembut wajah Karan.“Aku sudah bangun, seperti yang kamu lihat,” jawab Karan dengan suara lirih bahkan hampir tak terdengar.Air mata Eliza jatuh tak tertahankan lagi, dia menangis bahagia dapat melihat wajah lelakinya. Melihat hal itu, Karan perlahan menggerakkan tangannya untuk menghapus butiran beni

  • SCANDAL WITH PRIVATE DOCTOR   Bantuan Tak Terduga

    Eliza segera memesan ojek online agar segera tiba di rumah sakit. Tentu saja, dia tidak boleh datang terlambat untuk menyelamatkan Karan. Bagaimanapun kondisi Karan sekarang dan sebagaimanapun kesalahan yang telah dilakukannya saat itu, kehilangan Karan bukan hal yang diinginkan Eliza.“Karan, bertahanlah! Aku akan segera datang dan membujuk mereka agar tidak melepaskan semuanya. Bertahanlah demi aku, demi pernikahan kita,” batin Eliza seraya terisak tangis.Eliza menyeka air mata yang mulai membasahi pipinya, sepanjang perjalanan menuju rumah sakit dia terus berdoa memohon kepada Tuhan agar suaminya dapat diselamatkan. Baginya, ada hal yang belum mereka selesaikan. Sebab itulah, Eliza tidak ingin kehidupannya berakhir tragis dengan kehilangan sang suami disebabkan oleh kematian.Segera Eliza berlari menuju ruangan Karan di rawat usai tiba di rumah sakit. Dia terlihat sangat panik dan ketakutan. Hatinya semakin hancur ketika melihat dokter dan beberapa perawat mendorong tubuh lemah Ka

DMCA.com Protection Status