Rebecca membeku, wajahnya memucat ketika ia menggeleng panik. Namun dengan kecepatan yang luar biasa tangan Leo menjambak rambut Rebecca dan menariknya untuk tunduk atas perintahnya."Katanya kamu mencintaiku dan ingin menyelamatkan keluargamu! Atau itu hanya ucapan kosong darimu saja Becca?" Leo mendengus kasar menatap Rebecca yang menggeleng dengan wajahnya yang pucat. "Kau ingin menyelamatkan keluargamu! Jalankan kewajibanmu pada suamimu sekarang!" Leo membentak Rebecca yang terpaku diam.Wajah Leo menatapnya dengan ekspresi membiarkan ia berpikir sejenak untuk mengambil keputusannya.Setelah beberapa saat akhirnya tangan Rebbeca terangkat, dengan ragu ia menyentuh milik Leo. Tangannya begitu gemetar ketika pertama kalinya ia merasakan milik suaminya yang begitu keras berada di genggamannya. Belum lagi mata Leo yang menatapnya lekat dari atas mengawasinya."Gunakan mulutmu untuk memuaskanku! Lakukan kewajibanmu!" Leo menarik rambut Rebecca mendekat sehingga mulut cantik itu berada
"Jangan," Rebecca menolak lemah, tatapan jijik Leo yang melecehkan, membuat Rebecca berani untuk menolak perintahnya."Apa kamu lupa our little arrangement Becca! Kamu tidak memiliki hak untuk menolak di sini!" Leo menangkup rahang Rebecca dengan satu tangannya."Leo please, jangan kasar!" Rebecca meraih tangan Leo dan mengenggamnya lembut, namun Leo menaik tangannya terlepas dari genggaman Rebecca. Hampir saja Leo melemah dan tidak lagi bersikap kasar, namun ketika di saat yang sama sebuah panggilan masuk ke dalam ponsel Rebecca amarah Leo kembali menjadi.Tertera nama daddy di layarnya.Leo membuang pandangannya ketika membaca nama yang tertera di layar ponsel Rebecca. Ia merasa jijik berdekatan dengan putri dari orang yang menghacurkan keluarganya."Apa kau tuli, angkat telepon itu! Hilang sudah minatku melihatmu, dasar jalang keturunan keluarga laknat!" Leo segera berbalik menuju pintu, dan pergi sejauh-jauhnya dari ruangan itu. Menghapus airmatanya Rebecca mengangkat panggilan
Leo tidak pernah merasa sefrustrasi ini. Ia tidak bisa menyentuh wanita lain tanpa memikirkan Rebecca. Sebenarnya apa yang sudah dilakukan oleh Rebecca padanya. Rasa frustrasi membuat Leo membenci Rebecca. Ia batal menginap di hotel dan memutuskan kembali ke Penthouse-nya. Ia melihat lampu kamar Rebecca telah padam. Ya memang sekarang sudah hampir pukul 3 pagi waktu setempat, tentu jalang itu sudah terlelap dari tadi.Di antara pintu kamar Rebecca ia berhenti, memutuskan apa yang hendak dia lakukan. Menerobos masuk untuk meluapkan gairahnya pada gadis itu atau berjalan lurus menuju kamarnya sendiri.Pilihan keduanya lah yang ia ambil, dengan langkah lebar ia berlalu menuju kamarnya dan membanting pintunya dengan sangat keras.***Rebecca sudah bangun sejak tadi dan menyiapkan sarapan untuk suaminya. Dan saat Leo datang Rebecca berdiri menunggu ia duduk di meja makan."Aku sudah menyiaplam makan pagi jika kamu ingin makan pagi lebih dulu." ucap Rebecca setengah menunduk, ia masih khawa
Leo harus menahan dirinya untuk tidak menghancurkan kamar Rebecca ketika ia menarik paksa istrinya kembali ke kamarnya."Apa kamu harus menjadi jalang juga pada putra senator kota ini?" Leo mendesis, geram melihat kedekatan Rebecca dan Allen Burke tadi di pesta mereka. "A-aku tidak begitu!" ucap Rebecca berani membantah tuduhan suaminya."Ya kau seperti itu jalang!" Leo hampir saja mencekik leher Rebecca yang putih dan begitu mulus. Ia lalu mengepalkan tangannya, menahan dirinya menghancurkan leher istrinya."Dengarkan aku Leo, aku tidak melakukan apa-apa dengan Allen!" Rebecca bergumam sangat lirih, namun mendengar gadis itu menyebut nama putra senator sekasual itu membuat amarah Leo menggelegak sampai ke kepalanya."Terkutuk kau Becca!" Leo menarik gaun merah Rebecca sampai terlepas yang membuat semua pria di ruangan tadi terkesima olehnya. Bahkan dirinya sendiri sejak di ruang dressing ballroom sudah ingin meletakkan tangannya di seluruh gaun merah ketat itu dan meraba apa yang ad
Leo menekan paha Rebecca lebar-lebar dan mendorong kejantanannya masuk ke celah basah Rebecca. Leo menggerung merasakan kenikmatan luar biasa ketika menerobos tubuh Rebecca dan menjadi pria pertama yang memiliki dirinya.Rebecca merintih, pelan ketika merasakan dirinya terobek berkeping-keping di bawah tubuh Leo. Mendengar rintihan Rebecca, Leo terdiam sebentar di dalam tubuh Rebecca membiarkan gadis itu terbiasa dengan ukurannya. "Tahan sakitnya sebentar, ini akan menjadi nikmat untukmu!" Leo berbisik parau lalu melumat bibir Rebecca meredam rintihan gadis itu. Satu tangan Leo menahan beban tubuhnya sementara tangan yang lain mengusap dan memilin puting Rebecca berusaha mengalihkan rasa sakitnya dengan sensasi nikmat yang diberikan lewat sentuhan tangannya.Setelah rintihan Rebecca berubah menjadi desahan, Leo menarik dirinya keluar dan kembali mendorong kejantanannya masuk dengan kuat. Leo merasakan kenikmatan yang luar biasa mencengkramnya. Rebecca begitu ketat dan rapat membuatn
Leo menatap Rebecca dengan tajam, mengangkat tubuh Rebecca dan memangkunya dengan cepat."Now ride me hard Becca! And i will make you cum hard!"Leo melumat bibir Rebecca dengan keras. Lidahnya memaksa Rebecca membalas ciuman Leo dengan sangat bergairah. Leo melumat bibir Rebecca dengan liar, menarik-narik bibirnya agar mereka berciuman semakin panas. Awalnya Rebecca merasa malu-malu membalas ciuman Leo, namun pria itu begitu pintar berciuman. Menggoda lidahnya untuk membelit, mendesah keras di mulutnya, memberi sensasi panas yang membuat celah di bagain bawah tubuh Rebecca menjadi sangat basah. Bergairah hanya karena berciuman. Tanpa sadar Rebecca mendesah saat Leo menyudahi ciuman panas mereka."Aku akui kau sangat cantik sekali, membuatku tidak tahan berada satu ruangan denganmu!" mata Leo menatap minat kedua payudara Rebecca yang besar dan kencang.Dan nafas Rebecca mulai tersengal ketika tangan Leo meraba payudaranya. Menangkup keduanya,meremasnya dengan keras lalu mengitari pu
Malam itu Leo tidur sendian di dalam kamarnya. Setelah acara panas di kamar mandi, Leo membersihkan dirinya dan pergi menuju kamarnya sendiri. Ia meninggalkan Rebecca begitu saja. Rebecca berpikir mungkin setelah percintaan panas mereka tadi, Leo akan mulai berubah padanya. Melupakan dendam dan mungkin mulai tumbuh benih-benih cinta di dirinya. Namun itu ternyata hanya sekedar harapan palsu saja bagi Rebecca. Leo tetap dingin dan tak tersentuh. Hanya saat di ranjang saja, Leo sesekali bersikap memuja, memanggilnya sayang dan memujinya cantik di tempat tidur. Tapi ketika mereka di meja makan atau tidak di tempat tidur, Leo akan memperlakukan Rebecca dengan seenaknya. Seperti ia memperlakukan seorang budak di rumahnya.Hari ini Leo masih berada di kantor dan Rebecca masih melakukan tugasnya sebagai seorang istri. Ia menyiapkan makan malam dan sambil menunggu Leo pulang ia membersihkan Penthouse mereka. Meski ada pembersih yang suka datang membersihkan rumah mereka seminggu sekali namu
Leo tidak menyangka kalau ia sangat bersemangat untuk pulang ke Penthouse setelah selesai mengerjakan urusannya yang tertunda di kantor New York. Alasan ia begitu bersemangat pulang ke Penthouse yaitu tentu saja untuk bertemu dengan Rebecca. Setelah penyatuan mereka kemarin malam, Leo tidak bisa melupakan kenikmatan luar biasa yang diberikan gadis itu. Baginya bercinta dengan Rebecca seperti mengerjakan dua hal penting sekaligus. Mendapatkan kesenangan dan membalas dendam.Leo meyakinkan dirinya kalau Rebecca tidak berarti apa-apa bagi hidupnya. Ia hanyalah sebagai alat Leo untuk membalas dendam. Dan sebagai alat untuk bersenang-senang. Artinya bersenang-senang, ia bisa memuaskan dirinya seliar-liarnya tanpa harus khawatir untuk menyakiti perasaan gadis itu. Ia harus bersikap tega pada putri Adrian, orang yang paling ia benci di dunia ini.Ketika Leo sampai di Penthouse, ia bisa mendengar suara air mengalir dari kamar Rebecca. "Apakah gadis itu sedang mandi sekarang?" Bayangan tubuh p