Adrian bersama dengan semua anak buahnya datang untuk menanyai satu persatu pegawai outlet branded tempat Sarah berbelanja. Mereka semua mengakui melihat Nyonya Sarah berbelanja. Namun mereka tidak melihat siapapun berbicara atau juga bersama Nyonya Sarah. Semua bawahan Adrian menanyai mereka satu persatu, sampai pada pegawai magang yang ada di sana. Pegawai itu dengan ragu-ragu memberitahu Adrian apa yang baru ia ingat."Sebenarnya saya tidak yakin Pak, tapi sepertinya saya melihat kalau ada seseorang yang menabrak Nyonya Sarah di pintu keluar. Dan laki-laki itu bersikeras mengganti baju Nyonya Sarah yang terkena noda kopi.""Apa kamu kenal dengan orang itu, seperti apa ciri-cirinya? jelaskan padaku detailnya dengan lengkap.""Maaf Pak hmm... bukan saya tidak ingin membantu namun saya tidak kenal dengan laki-laki itu Pak. Dan saya pun hanya sekilas-sekilas saja melihat laki-laki itu. Jadi saya tidak terlalu hapal dengan ciri-cirinya." katanya dengan takut-takut."Damn!!! Sorry tapi
Tadi malam dan seperti malam-malam lainnya, Antonio begitu menjauhkan dirinya dari Sarah. Antonio masih belum bisa melupakan saat Sarah menyebut nama laki-laki sialan itu saat ia sedang mencumbunya. Meski tidak ingin melepaskan Sarah namun Antonio juga belum sanggup menyentuh wanita itu lagi. Entah apa yang membuat ia merasakan hal itu. Apakah rasa pengkhianatan atau juga rasa kecewa yang begitu dalam bahwa meski salam keadaan lupa ingatan pun Sarah masih mengingat suaminya dengan baik.Malam ini Antonio tidak ingin pulang sebelum ia mabuk. Ia tidak ingin dalam keadaan sadar bertemu dengan wanita itu dan menatap matanya yang seolah mempertanyakan banyak hal tentang dia dan Antonio. Dia merasa belum siap untuk berbicara atau bahkan berdekatan dengan Sarah dalam keadaan sadar. Sehingga malam ini ia perlu mengosongkan pikirannya dengan meminum bergelas-gelas alkohol di bar VIP yang sering dikunjunginya di kota ini.Antonio tahu ia sudah mabuk ketika ia meminum gelas Whisky kesembilannya.
Sarah bermimpi. Di dalam tidurnya ia sedang bergelung mesra bersama seorang laki-laki. Mereka saling bermesraan, bercumbu dan saling menikmati kebersamaan mereka. Sarah terkejut laki-laki itu bukan Antonio, suaminya. Laki-laki lain yang wajahnya yang tidak ia kenali. "Siapa laki-laki itu, apa aku pernah berselingkuh dari Antonio?" Sarah terkejut mendapati pemikirannya jika ia mungkin saja pernah berselingkuh dengan laki-laki lain.Sarah mencoba mengingat wajah laki-laki yang sedang menciumnya dengan mesra tapi ia tidak dapat mengingatnya."You are beautiful Sarah...." suara laki-laki itu terdengar familiar tapi Sarah tetap tidak bisa mengingat namanya. Siapa laki-laki itu, dan dimana ia pernah mendengar suaranya.Laki-laki itu menurunkan tali gaun tidurnya dengan tergesa dan menyelinapkan tangannya dengan cepat, meremas payudara Sarah sehingga ia mengerang pelan.Sarah kini tidak peduli lagi untuk mengingat siapa laki-laki yang menjulang di atasnya. Ia tidak peduli jika erangannya be
Inti tubuh Sarah berdenyut panas, dadanya tersenggal-senggal hebat. Sarah harus meredam gairahnya dengan membenamkan dirinya dalam-dalam kepada pria itu. Ajakannya begitu menggoda, merayu mengajaknya menuju ke surga dunia. Tempat yang Sarah yakini akan ia singgahi sebentar lagi bersama pria itu. Sarah yakin ini adalah salah satu mimpinya yang terasa paling nyata. Bahkan saking nyatanya, ia merasa mimpinya itu adalah mimpinya yang terpanas dan paling erotis sehingga ia tidak lagi banyak berpikir siapa pria yang sedang bercinta bersamanya dan hanya ingin menikmati percintaan ini sebanyak mungkin."Ride me Sarah and i will take you to heaven!" bibir pria itu begitu pandai merayunya. Membujuk Sarah untuk menyerahkan seluruh dirinya hanya untuk menikmati penyatuan mereka bersama.Sarah naik ke atas pangkuan pria itu, ia merasakan tekanan tangan pria itu di kedua pahanya. Dengan perlahan ia menyesuaikan dirinya bergerak untuk merasakan kekuatan pria itu yang terpampang jelas di antara kedua
Antonio merebahkan kepalanya di atas bahu wanita di atas pangkuannya."Oh Antonio, that was fantastic!" ucap wanita itu dengan suaranya yang masih diliputi gairahnya yang tebal.Kepala Antonio yang masih kosong akibat pengeluarnya yang luar biasa dahsyat segera terisi dengan suara wanita di atas pangkuannya. Dan segera mungkin menjadi sadar dari mabuknya."Siapa kamu? Ke mana istriku Sarah?" tanya Antonio sambil menjauhkan tubuh molek itu dari tubuhnya."Sarah? Istrimu? Aku tidak tahu!" kata Sheila dengan jujur. Ia memang tidak tahu jika pria yang sering ke barnya itu sudah menikah. Ia bahkan tidak peduli jika benar pria itu sudah menikah, as long as mereka bercinta luar biasa seperti tadi setiap mereka bertemu."You! Bukankah kamu pelacur dari bar tadi bukan! How dare you sitting on my lap! Get lost!" nada suara Antonio begitu marah dan ia segera mendorong jatuh Sheila yang tidak siap."How dare you lying to me! Mengapa kamu mengaku sebagai Sarah!" Antonio memegang rahang Sheila deng
Adrian melihat sketsa wajah yang digambar ahli sketsa berdasarkan keterangan pegawai magang di outlet mall itu.Sejak sketsa itu selesai digambar, Antonio menyerahkan sketsa itu kepada polisi dan juga para agen penyelidik yang ia bayar mahal untuk mencari istrinya. Dan mereka segera mencari informasi tentang Antonio secara eksklusif dan diam-diam."Pria itu bernama Antonio, seorang mafia tersadis yang pernah hidup di dunia ini. Beberapa hari lalu ia bersama istrinya terbang menuju ke Los Angeles. Dan sumber kami berhasil melacak alamat Penthouse Antonio di sana." Adrian memegang sketsa itu sambil mengenang percakapannya dengan kepala polisi dan kepala agen penyelidik. "Sarah, wait for me! Tunggu sebentar lagi sayang, aku segera menjemputmu!" Mata Adrian memandang awan di luar pesawat jet pribadinya. Bersama Hendri dan beberapa anak buah kepercayaan Hendri mereka terbang ke Los Angeles setelah berhasil mendapatkan alamat Penthouse Antonio di sana.Pesawat Adrian baru saja mendarat d
"Kau, itu kau?" ucap Sarah lebih kepada dirinya sendiri daripada berbicara pada Adrian."Iya ini aku Sarah, ini aku Adrian. Suamimu!""Suami? Bukan kamu bukan suamiku! Suamiku bernama Antonio. Di mana Antonio? Di mana suamiku?""Bukan Sarah, Antonio adalah orang yang menculikmu dariku. Aku adalah suamimu yang sebenarnya. Ini aku Adrian sayang!" Adrian berusaha mendekati Sarah dan memegang bahunya pelan namun betapa terkejutnya Adrian ketika Sarah mundur satu langkah ke belakang menghindari sentuhannya.Sarah memeluk dirinya sendiri saat melihat raut kecewa di wajah pria itu. "Maaf jangan sentuh aku! Tapi a-aku tidak tahu mana yang benar dan aku a-aku sangat bingung...."Sarah lalu menjelaskan kalau ia tidak ingat siapa dirinya dan siapa pria yang mengaku sebagai suaminya itu. Meski merasa sedih, Adrian mengangguk mengerti.Adrian lalu menunjukkan semua bukti pernikahan mereka, surat-surat pernikahan mereka dan juga foto-foto mereka saat menikah dan berbulan madu ke Maladewa. Ia bahka
Antonio memukul cermin di depannya hingga retak. Sekeliling Penthousenya telah habis ia hancurkan dengan tendangan dan juga lemparan barang-barangnya ke sekeliling Penthouse. Ia merasa murka sekali ketika ia terbangun di Penthouse yang kosong dengan Sarah yang sudah dibawa pergi oleh suaminya. Luka memar di wajahnya dan sakit di bagian ulu hatinya karena hantaman membabi buta dari Adrian membuat amarahnya berubah menjadi dendam."Sial... sial... sial... bagaimana dia bisa melacak keberadaan kami. Aku yakin anak buahku tidak akan pernah meninggalkan jejak sama sekali. Bagaimana ia bisa menemukan kami!" Antonio menghancurkan meja kaca itu dengan tendangannya, ia tidak peduli jika semua pecahan kaca melukai tubuhnya. Ia hanya perlu pelampiasan, sesuatu untuk dibinasakan agar api amarahnya tidak membakar dirinya."Sarah, tunggu aku Sarah!" bibirnya lalu mengucap kalimat lirih di akhir kemarahannya. Ia akan merebut kembali Sarah dari Adrian apapun resikonya. Bahkan kalau perlu, ia akan sia