Tadi malam dan seperti malam-malam lainnya, Antonio begitu menjauhkan dirinya dari Sarah. Antonio masih belum bisa melupakan saat Sarah menyebut nama laki-laki sialan itu saat ia sedang mencumbunya. Meski tidak ingin melepaskan Sarah namun Antonio juga belum sanggup menyentuh wanita itu lagi. Entah apa yang membuat ia merasakan hal itu. Apakah rasa pengkhianatan atau juga rasa kecewa yang begitu dalam bahwa meski salam keadaan lupa ingatan pun Sarah masih mengingat suaminya dengan baik.Malam ini Antonio tidak ingin pulang sebelum ia mabuk. Ia tidak ingin dalam keadaan sadar bertemu dengan wanita itu dan menatap matanya yang seolah mempertanyakan banyak hal tentang dia dan Antonio. Dia merasa belum siap untuk berbicara atau bahkan berdekatan dengan Sarah dalam keadaan sadar. Sehingga malam ini ia perlu mengosongkan pikirannya dengan meminum bergelas-gelas alkohol di bar VIP yang sering dikunjunginya di kota ini.Antonio tahu ia sudah mabuk ketika ia meminum gelas Whisky kesembilannya.
Sarah bermimpi. Di dalam tidurnya ia sedang bergelung mesra bersama seorang laki-laki. Mereka saling bermesraan, bercumbu dan saling menikmati kebersamaan mereka. Sarah terkejut laki-laki itu bukan Antonio, suaminya. Laki-laki lain yang wajahnya yang tidak ia kenali. "Siapa laki-laki itu, apa aku pernah berselingkuh dari Antonio?" Sarah terkejut mendapati pemikirannya jika ia mungkin saja pernah berselingkuh dengan laki-laki lain.Sarah mencoba mengingat wajah laki-laki yang sedang menciumnya dengan mesra tapi ia tidak dapat mengingatnya."You are beautiful Sarah...." suara laki-laki itu terdengar familiar tapi Sarah tetap tidak bisa mengingat namanya. Siapa laki-laki itu, dan dimana ia pernah mendengar suaranya.Laki-laki itu menurunkan tali gaun tidurnya dengan tergesa dan menyelinapkan tangannya dengan cepat, meremas payudara Sarah sehingga ia mengerang pelan.Sarah kini tidak peduli lagi untuk mengingat siapa laki-laki yang menjulang di atasnya. Ia tidak peduli jika erangannya be
Inti tubuh Sarah berdenyut panas, dadanya tersenggal-senggal hebat. Sarah harus meredam gairahnya dengan membenamkan dirinya dalam-dalam kepada pria itu. Ajakannya begitu menggoda, merayu mengajaknya menuju ke surga dunia. Tempat yang Sarah yakini akan ia singgahi sebentar lagi bersama pria itu. Sarah yakin ini adalah salah satu mimpinya yang terasa paling nyata. Bahkan saking nyatanya, ia merasa mimpinya itu adalah mimpinya yang terpanas dan paling erotis sehingga ia tidak lagi banyak berpikir siapa pria yang sedang bercinta bersamanya dan hanya ingin menikmati percintaan ini sebanyak mungkin."Ride me Sarah and i will take you to heaven!" bibir pria itu begitu pandai merayunya. Membujuk Sarah untuk menyerahkan seluruh dirinya hanya untuk menikmati penyatuan mereka bersama.Sarah naik ke atas pangkuan pria itu, ia merasakan tekanan tangan pria itu di kedua pahanya. Dengan perlahan ia menyesuaikan dirinya bergerak untuk merasakan kekuatan pria itu yang terpampang jelas di antara kedua
Antonio merebahkan kepalanya di atas bahu wanita di atas pangkuannya."Oh Antonio, that was fantastic!" ucap wanita itu dengan suaranya yang masih diliputi gairahnya yang tebal.Kepala Antonio yang masih kosong akibat pengeluarnya yang luar biasa dahsyat segera terisi dengan suara wanita di atas pangkuannya. Dan segera mungkin menjadi sadar dari mabuknya."Siapa kamu? Ke mana istriku Sarah?" tanya Antonio sambil menjauhkan tubuh molek itu dari tubuhnya."Sarah? Istrimu? Aku tidak tahu!" kata Sheila dengan jujur. Ia memang tidak tahu jika pria yang sering ke barnya itu sudah menikah. Ia bahkan tidak peduli jika benar pria itu sudah menikah, as long as mereka bercinta luar biasa seperti tadi setiap mereka bertemu."You! Bukankah kamu pelacur dari bar tadi bukan! How dare you sitting on my lap! Get lost!" nada suara Antonio begitu marah dan ia segera mendorong jatuh Sheila yang tidak siap."How dare you lying to me! Mengapa kamu mengaku sebagai Sarah!" Antonio memegang rahang Sheila deng
Adrian melihat sketsa wajah yang digambar ahli sketsa berdasarkan keterangan pegawai magang di outlet mall itu.Sejak sketsa itu selesai digambar, Antonio menyerahkan sketsa itu kepada polisi dan juga para agen penyelidik yang ia bayar mahal untuk mencari istrinya. Dan mereka segera mencari informasi tentang Antonio secara eksklusif dan diam-diam."Pria itu bernama Antonio, seorang mafia tersadis yang pernah hidup di dunia ini. Beberapa hari lalu ia bersama istrinya terbang menuju ke Los Angeles. Dan sumber kami berhasil melacak alamat Penthouse Antonio di sana." Adrian memegang sketsa itu sambil mengenang percakapannya dengan kepala polisi dan kepala agen penyelidik. "Sarah, wait for me! Tunggu sebentar lagi sayang, aku segera menjemputmu!" Mata Adrian memandang awan di luar pesawat jet pribadinya. Bersama Hendri dan beberapa anak buah kepercayaan Hendri mereka terbang ke Los Angeles setelah berhasil mendapatkan alamat Penthouse Antonio di sana.Pesawat Adrian baru saja mendarat d
"Kau, itu kau?" ucap Sarah lebih kepada dirinya sendiri daripada berbicara pada Adrian."Iya ini aku Sarah, ini aku Adrian. Suamimu!""Suami? Bukan kamu bukan suamiku! Suamiku bernama Antonio. Di mana Antonio? Di mana suamiku?""Bukan Sarah, Antonio adalah orang yang menculikmu dariku. Aku adalah suamimu yang sebenarnya. Ini aku Adrian sayang!" Adrian berusaha mendekati Sarah dan memegang bahunya pelan namun betapa terkejutnya Adrian ketika Sarah mundur satu langkah ke belakang menghindari sentuhannya.Sarah memeluk dirinya sendiri saat melihat raut kecewa di wajah pria itu. "Maaf jangan sentuh aku! Tapi a-aku tidak tahu mana yang benar dan aku a-aku sangat bingung...."Sarah lalu menjelaskan kalau ia tidak ingat siapa dirinya dan siapa pria yang mengaku sebagai suaminya itu. Meski merasa sedih, Adrian mengangguk mengerti.Adrian lalu menunjukkan semua bukti pernikahan mereka, surat-surat pernikahan mereka dan juga foto-foto mereka saat menikah dan berbulan madu ke Maladewa. Ia bahka
Antonio memukul cermin di depannya hingga retak. Sekeliling Penthousenya telah habis ia hancurkan dengan tendangan dan juga lemparan barang-barangnya ke sekeliling Penthouse. Ia merasa murka sekali ketika ia terbangun di Penthouse yang kosong dengan Sarah yang sudah dibawa pergi oleh suaminya. Luka memar di wajahnya dan sakit di bagian ulu hatinya karena hantaman membabi buta dari Adrian membuat amarahnya berubah menjadi dendam."Sial... sial... sial... bagaimana dia bisa melacak keberadaan kami. Aku yakin anak buahku tidak akan pernah meninggalkan jejak sama sekali. Bagaimana ia bisa menemukan kami!" Antonio menghancurkan meja kaca itu dengan tendangannya, ia tidak peduli jika semua pecahan kaca melukai tubuhnya. Ia hanya perlu pelampiasan, sesuatu untuk dibinasakan agar api amarahnya tidak membakar dirinya."Sarah, tunggu aku Sarah!" bibirnya lalu mengucap kalimat lirih di akhir kemarahannya. Ia akan merebut kembali Sarah dari Adrian apapun resikonya. Bahkan kalau perlu, ia akan sia
Di Penthouse mewah Antonio, pria itu sedang memanggil orang-orang kepercayaannya untuk menyusun rencana untuk mendapatkan Sarah kembali."Apa kau sudah melakukan apa yang aku suruh?" Antonio menatap tajam ke salah satu orang kepercayaannya. "Sudah tuan dan ini adalah laporan yang tuan minta tentang grup perusahaan milik laki-laki itu!" Antonio menerima sebuah flash disc dari anak buahnya itu."Selidiki lebih lanjut tentang kelemahan pria itu! Kita harus menghancurkan pria itu sampai ke akar-akarnya. Aku harus melihat ia memohon untuk aku musnahkan dari muka bumi ini." Antonio menggebrak meja di depannya membuat semua anak buahnya yang berada di dalam ruangan terlihat gentar. Antonio mafia yang berkedok sebagai pebisnis sudah membunuh banyak saingan yang menghalangi bisnisnya. Dan baru pertama kali ini, ia merasakan dorongan untuk membunuh seseorang hanya karena wanita. Namun itulah kenyataannya. Emosinya sudah ke ujung kepala sehingga ia tidak sabar untuk menghancurkan suami wanita y
Leo meraup tubuh Becca dan membawanya ke kamar mandi. Menurunkannya di bawah shower. Leo menyalakan air di shower itu dengan kecepatan yang pelan. Membuat air menimpa tubuh mereka yang panas."Akuilah Becca kamu masih mencintaiku, kalau tidak bagaimana kamu bisa mengerang begitu keras saat ku setubuhi tadi!""Tidak, aku tidak mencintaimu! Aku membencimu!"Melihat pemandangan tubuh Becca yang basah dan molek dan penolakannya yang munafik membuat hasrat Leo meledak.Dengan bernafsunya, Leo melumat bibir wanita itu, Becca menggigit bibir Leo sehingga pria itu menghukumnya dengan menarik putingnya keras dan saat Becca mengaduh, lidahnya membelit dengan bergairah memberikan kenikmatan luar biasa bagi mereka berdua.Leo mendesak kasar tubuh Becca hingga menempel ke tembok marmer dingin tempat mandi shower itu. Sehingga kedua bokong Becca menempel, menekan marmer yang terasa dingin di kulitnya itu."Aku akan membuktikan kalau kamu masih mencintaiku Becca! Aku akan m
Becca sangat cantik sekali, Leo mengakui itu. Ia seorang laki-laki normal. Apalagi ketika ia melihat puncak payudara Becca yang lebih menonjol dari yang diingat Leo. Mungkin karena ia menyusui putranya sehingga kedua putingnya terlihat lebih menggairahkan.Apalagi bagian intim Becca yang sangat dirindukan Leo untuk dimasukinya, membuat Leo meneguk ludahnya berkali-kali.Kejantanan Leo berdenyut-denyut. Miliknya telah menegang maksimal ketika membayangkan membenamkan dirinya jauh-jauh ke dalam tubuh Becca.Leo meruntuki dirinya sendiri karena merasa terangsang hanya karena melihat tubuh Becca yang telanjang."Please Leo...." desah Becca memohon, entah apa yang ia minta.Erangan pelan keluar dari mulut Becca ketika Leo melumat bibirnya. Lidahnya sangat menuntut Becca untuk membalas ciumannya. Mereka berciuman dengan tergesa membuat nafas Becca tersengal-sengal."I want you to ride me !" Leo mengangkat Rebecca ke atas pangkuannya.
Leo memecah jalanan Ibukota yang ramai dengan mobil sport nya. Informasi terbaru tentang Rebecca membuat ia melupakan sejenak gairahnya yang membludak. Ini teramat penting sehingga Leo menambah kecepatan mobilnya seperti pembalap yang sedang mengikuti lomba."Lacak di mana Rebecca sekarang berada dan tahan sampai saya datang!" Leo memberi perintah melalui pengeras suara teleponnya di mobil oada orang kepercayaannya.Konsentrasinya kembali terpusat pada jalanan di depannya. Ia tidak sabar untuk menemui wanita itu. Hanya dalam lima belas menit ia telah sampai di parkir VIP tempat Rebecca telah ditahan oleh orang kepercayaannya.Leo turun dari mobil dan menghampiri Rebecca yang tampak ketakutan dihadang orang tidak dikenal. Ternyata ia dipancing oleh orang kepercayaan Leo dengan iming-iming informasi terbaru tentang kedua orangtuanya yang masih ia cari sampai sekarang. Ia ditahan di sebuah mobil di parkiran VIP ini sambil menunggu Leo datang menjemputnya."Ikut aku!" Leo menarik tangan
Leo menemani Abigail berbelanja hampir ke seluruh store di mall itu. Mulai berbelanja tas, sepatu, pakaian dan juga aksesoris branded.Selama berbelanja, tubuh Leo bebas untuk digelayuti Abigail untuk bersandar, dipeluk dan digandeng."Okey sekarang barang-barang ini akan diantar langsung ke Penthouse mu Abigail! Karena sudah waktunya makan malam maka sebaiknya kita pergi ke sebuah restoran." usul Leo langsung ditanggapi Abigail dengan anggukan dan gandengan tangannya. Mengajak Leo ke sebuah restoran favorit gadis itu tidak jauh dari sana."Aku akan memanggil driver, jadi kita bisa membuka sebotol Champagne!" Leo memanggil pelayan dan segera menyuruhnya membawa dua gelas dan sebotol Champagne untuk mereka berdua.Abigail menyesap Champagne-nya, lalu Leo mengajaknya bertoast dan meminum Champagne itu sampai habis.Ketika ia lihat Abigail tampak sedikit mabuk, Leo mulai mengajukan pertanyaannya."Abi, apa benar Allen sudah menikah sekarang?" tanya Leo serius pada gadis yang mulai tersen
Selama lima tahun pria itu terus bersembunyi. Ia tidak bisa mempercayai siapapun sekarang. Tidak seperti lima tahun lalu saat ia mempercayai semua orang kepercayaannya dan juga asistennya yang tidak akan pernah mengkhianatinya. Tapi ternyata ia salah. Sampai ia mengetahui kebenarannya dari asisten yang telah menjadi orang terpercayanya sejak dulu.Kalau ia telah menikahkan putrinya pada orang yang hendak membalas dendam pada keluarganya. Pria itu marah dan menyesal setengah mati ketika putri tersayangnya sudah berada di negara belahan dunia yang lain.Pria itu pun sedang membangun kembali perusahaannya. Ia bekerja dengan diam-diam dengan menggunakan identitas lain dibantu oleh orang kepercayaannya.Di dunia bisnis ia dikenal sebagai pebisnis handal. Dalam jangka satu tahun satu perusahaannya berkembang menjadi 10 lalu dua tahun kemudian menjadi 50 perusahaan dan di tahun ke lima ini perusahaannya sudah bisa disejajarkan dengan perusahaan lamanya yang sudah diambil alih menantunya."Ap
"Rebecca, berhenti kamu! Berhenti!" suara Leo terdengar keras memerintah.Tubuh Rebecca gemetar seketika, ia harus memikirkan jalan keluar untuknya secepatnya. Ia tidak ingin bertatapan dengan Leo sekarang ini."Oh Tuhan apa yang harus aku lakukan!" bisik Rebecca berdoa dalam hatinya sementara ia mendengar langkah Leo terus mendekat di belakangnya.Saat ia mengira Leo sudah ada di belakangnya, Rebecca pun berbalik. Ia memasang wajah dingin dan acuh pada Leo di depannya."Oh Tuhan ini benar kamu Rebecca!" suara Leo begitu bergetar seperti seseorang yang sedang menemukan harta karun terbesarnya.Rebecca diam, memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh Leo selanjutnya."Kemana saja kamu selama ini! Aku terus mencarimu tanpa henti!" Leo maju satu langkah namun secara refleks Rebecca pun mundur satu langkah. Menjauhi mantan suaminya itu."Maaf tapi aku harus pergi sekarang!" Rebecca menghindari tatapan Leo dan bermaksud seger
Matheo merogoh saku celananya, ia melihat kartu nama yang sempat diberikan Leo padanya."Apa aku boleh meneleponmu di nomer ini?" tanya Matheo pada Leo saat ia memberikan kartu namanya itu di lobi."Of course, kalau aku senggang tentu aku akan mengangkat telepon kamu. Kalau aku sibuk nanti aku akan menelepon kamu balik."Biasanya dia akan merasa terganggu dengan adanya anak-anak yang berisik tapi dia tidak merasa seperti itu pada Matheo."Baiklah kalau begitu aku akan meneleponmu jika kau tidak keberatan dengan itu!" Matheo mengulurkan tangannya mengajak Leo krmbali berjabat tangan menyetujui idenya.Leo tertawa sambil menyambut uluran tangan bocah itu. Entah mengapa dalam hatinya ia merasa sangat senang menghabiskan waktu bersama Matheo.Matheo memandang kembali kartu nama itu dan menaruh kontaknya di ponselnya. Ia lalu memandang Rebecca dengan lembut."Aku akan senang sekali kalau mom bisa berpacaran dengan pria baik i
"Tuan anda sangat tampan, apa anda sudah memiliki kekasih?" Matheo memperhatikan kenalan barunya itu, pria yang sangat tinggi dan tampan. tubuhnya bagus dan kokoh. Belum lagi pria itu sangat baik dan ramah terhadapnya.Leo tertawa anak kecil itu menanyakan apa ia memiliki kekasih, untuk apa ia perlu bertanya padanya."Kenapa? Apa ada seseorang yang ingin kau kenalkan padaku nak?" tanya Leo sambil tersenyum tipis."Tentu ada jika anda berminat berkenalan." jawab Matheo dengan cepat.Matheo memperhatikan jas yang dipakai pria itu dan jam tangannya terlihat sangat mahal dan pas di badan pria itu. Menyebabkan penampilan pria itu sangat sempurna dan tampak mahal.Leo tertawa, ia lalu mengelus rambut anak laki-laki itu."Itu bisa kamu lakukan nanti, mengenalkanku dengan wanita cantik dan baik tapi sekarang lebih baik kita mencari ibumu dulu. Mungkin sekarang dia sudah sangat khawatir kepadamu."Matheo mengangguk lalu berjalan bersama Leo, mencari ibunya di sekitar lobi. Namun ia tidak nelih
"Apakah itu tuan Leonardo Davis?" seorang wanita bergaun hitam berbelahan dada terbuka menatap penuh minat ke arah Leo yang sedang melintas di depannya."Ya betul itu tuan Leo, semakin tampan dan gagah saja setiap harinya. Tapi lihat siapa itu yang berada di sisinya? Pasti nona Abigail Burke!" wanita muda lainnya yang duduk bersama wanita bergaun hitam ikut memandang dan menimpali kata-katanya."Betul itu Abigail, gadis yang selalu berlagak seperti istri tuan Leo. Betapa menyebalkan! Lihat betapa mesranya dia menggandeng tangan tuan Leo. Aku benci tingkahnya yang seperti memiliki tuan Leo sepenuhnya padahal dia bukan siapa-siapa tuan Leo!" wanita ketiga yang duduk bersama itu menatap penuh iri ke arah Abigail.Pembicaraan ketiga wanita di restoran yang didatangi Leo dan Abigail terdengar samar di telinga Abigail dan membuat gadis itu semakin mengencangkan rangkulannya di lengan Leo."Dasar wanita-wanita yang iri! Lihat aku Abigail, satu-satunya wa