Adrian melihat sketsa wajah yang digambar ahli sketsa berdasarkan keterangan pegawai magang di outlet mall itu.Sejak sketsa itu selesai digambar, Antonio menyerahkan sketsa itu kepada polisi dan juga para agen penyelidik yang ia bayar mahal untuk mencari istrinya. Dan mereka segera mencari informasi tentang Antonio secara eksklusif dan diam-diam."Pria itu bernama Antonio, seorang mafia tersadis yang pernah hidup di dunia ini. Beberapa hari lalu ia bersama istrinya terbang menuju ke Los Angeles. Dan sumber kami berhasil melacak alamat Penthouse Antonio di sana." Adrian memegang sketsa itu sambil mengenang percakapannya dengan kepala polisi dan kepala agen penyelidik. "Sarah, wait for me! Tunggu sebentar lagi sayang, aku segera menjemputmu!" Mata Adrian memandang awan di luar pesawat jet pribadinya. Bersama Hendri dan beberapa anak buah kepercayaan Hendri mereka terbang ke Los Angeles setelah berhasil mendapatkan alamat Penthouse Antonio di sana.Pesawat Adrian baru saja mendarat d
"Kau, itu kau?" ucap Sarah lebih kepada dirinya sendiri daripada berbicara pada Adrian."Iya ini aku Sarah, ini aku Adrian. Suamimu!""Suami? Bukan kamu bukan suamiku! Suamiku bernama Antonio. Di mana Antonio? Di mana suamiku?""Bukan Sarah, Antonio adalah orang yang menculikmu dariku. Aku adalah suamimu yang sebenarnya. Ini aku Adrian sayang!" Adrian berusaha mendekati Sarah dan memegang bahunya pelan namun betapa terkejutnya Adrian ketika Sarah mundur satu langkah ke belakang menghindari sentuhannya.Sarah memeluk dirinya sendiri saat melihat raut kecewa di wajah pria itu. "Maaf jangan sentuh aku! Tapi a-aku tidak tahu mana yang benar dan aku a-aku sangat bingung...."Sarah lalu menjelaskan kalau ia tidak ingat siapa dirinya dan siapa pria yang mengaku sebagai suaminya itu. Meski merasa sedih, Adrian mengangguk mengerti.Adrian lalu menunjukkan semua bukti pernikahan mereka, surat-surat pernikahan mereka dan juga foto-foto mereka saat menikah dan berbulan madu ke Maladewa. Ia bahka
Antonio memukul cermin di depannya hingga retak. Sekeliling Penthousenya telah habis ia hancurkan dengan tendangan dan juga lemparan barang-barangnya ke sekeliling Penthouse. Ia merasa murka sekali ketika ia terbangun di Penthouse yang kosong dengan Sarah yang sudah dibawa pergi oleh suaminya. Luka memar di wajahnya dan sakit di bagian ulu hatinya karena hantaman membabi buta dari Adrian membuat amarahnya berubah menjadi dendam."Sial... sial... sial... bagaimana dia bisa melacak keberadaan kami. Aku yakin anak buahku tidak akan pernah meninggalkan jejak sama sekali. Bagaimana ia bisa menemukan kami!" Antonio menghancurkan meja kaca itu dengan tendangannya, ia tidak peduli jika semua pecahan kaca melukai tubuhnya. Ia hanya perlu pelampiasan, sesuatu untuk dibinasakan agar api amarahnya tidak membakar dirinya."Sarah, tunggu aku Sarah!" bibirnya lalu mengucap kalimat lirih di akhir kemarahannya. Ia akan merebut kembali Sarah dari Adrian apapun resikonya. Bahkan kalau perlu, ia akan sia
Di Penthouse mewah Antonio, pria itu sedang memanggil orang-orang kepercayaannya untuk menyusun rencana untuk mendapatkan Sarah kembali."Apa kau sudah melakukan apa yang aku suruh?" Antonio menatap tajam ke salah satu orang kepercayaannya. "Sudah tuan dan ini adalah laporan yang tuan minta tentang grup perusahaan milik laki-laki itu!" Antonio menerima sebuah flash disc dari anak buahnya itu."Selidiki lebih lanjut tentang kelemahan pria itu! Kita harus menghancurkan pria itu sampai ke akar-akarnya. Aku harus melihat ia memohon untuk aku musnahkan dari muka bumi ini." Antonio menggebrak meja di depannya membuat semua anak buahnya yang berada di dalam ruangan terlihat gentar. Antonio mafia yang berkedok sebagai pebisnis sudah membunuh banyak saingan yang menghalangi bisnisnya. Dan baru pertama kali ini, ia merasakan dorongan untuk membunuh seseorang hanya karena wanita. Namun itulah kenyataannya. Emosinya sudah ke ujung kepala sehingga ia tidak sabar untuk menghancurkan suami wanita y
"Bos kita telah terlacak!" kata Bernard memberi kabar kepada Antonio yang baru saja selesai mandi.Sebuah tamparan melayang ke arah Benard, lalu ia berkata dengan marah."Idiot! Bukan aku bilang lakukan dengan diam-diam!" katanya dengan emosi yang menggelegak."Kami sudah lakukan serapi mungkin tapi sistem keamanan di perusahaan itu telah diperketat, mungkin pria itu sudah menduga kita akan membalas dendam." "Jangan beralasan, aku tidak peduli apa dia telah tahu atau tidak yang pasti kalian telah gagal menutupi jejak kita. Mulai sekarang lancarkan serangan yang seperti kita sudah kita rencanakan. Awas kalau ini sampai gagal, nyawamu sebagai taruhannya!" Antonio menendang meja di depannya membuat Bernard sedikit gentar. Ia sudah sangat hapal dengan peringai bosnya. Jika dia telah bertekad sesuatu maka ia akan melakukannya sampai tuntas.***"Jadi mafia Antonio itu yang telah berani menerobos keamanan data perusahaan kita?""Ya betul pak dan kita tidak boleh meremehkan dia pak. Pria it
Senyum terkembang ketika Sarah menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Seharian ini ia membrowsing melihat resep makanan dan bertanya-tanya apa makanan favorit Adrian pada koki mereka di rumah. Koki di rumah mereka sebenarnya awalnya bekerja untuk ibunya Adrian namun ketika Adrian memilih hidup sendiri ibunya mengirim koki itu untuk bekerja pada Adrian. Sehingga koki ini sudah hapal semua makanan favorit semua anggota keluarga Adrian. "Tuan muda sangat menyukai Steak fillet mignon untuk makan malam." kata koki Adrian memberitahu.Sarah melihat beberapa resep di internet lalu meminta bantuan koki itu untuk menyiapkan bahan-bahan masakannya. Dan ketika sang koki yang bernama Chef Sebastian itu menawarkan untuk membantunya memasak, Sarah menolak dengan halus. "Aku ingin membuat makanan ini sendiri untuk Adrian." begitu ia beralasan. Dan setelah masakan itu akhirnya jadi sepertinya Sarah menyesal tidak menerima bantuan dari chef Sebastian tapi semua sudah terlambat sang koki sudah k
"Aku suka mengecupi seluruh tubuhmu dan kita memiliki waktu sepanjang malam. Malam ini aku akan membuat tubuhmu mengingat sentuhanku sayang!" suara Adrian yang sedang berbisik parau di puncak payudaranya membuat Sarah mengigit bibirnya pelan.Meski sudah berasa seperti berabad lamanya mereka tidak bercinta, Adrian masih ingat cita rasa puting Sarah di dalam mulutnya. Jantungnya berdetak keras saat Adrian mengulum benjolan keras itu dengan mulutnya dan menjilati dengan lidahnya. Atau di sela-sela giginya saat ia menggigit pelan puting keras itu. Adrian masih mengingat dengan jelas semua itu tapi mungkin tidak bagi Sarah. Ini adalah pengalaman pertamanya pikir Adrian. Ia akan memberikan godaan seksual terhebat untuk Sarah sehingga ia akan mendesah dan mengerang keras di bawah tubuhnya.Jemari, lidah dan mulut Adrian bergantian untuk menyiksa Sarah dengan kenikmatan yang membuatnya mendesah senang. Rasa malu-malu yang tadi sempat menyergapi benak Sarah ketika ia bercumbu dengan Adrian s
Pagi hari Sarah terbangun dengan perasaan yang luar biasa, ia bergelung ke sisi kiri dan ternyata Adrian tidak ada di situ. Sisi tempat tidurnya terasa dingin, berarti ia sudah pergi sejak tadi saat Sarah masih berada di dalam mimpinya. Sarah melihat sebuah kertas di nakas sisi tempat Adrian tidur dan mengambilnya. Ia membaca catatan pendek namun ditulis penuh rasa cinta."Maaf aku tidak membangunkanmu, tapi kamu tampak seperti bidadari saat sedang tidur dan aku tidak ingin membangunkanmu. Aku harus ke kantor dan kembali nanti sore. Tadi malam sangat luar biasa, aku mencintaimu!"Sarah melipat kertas itu dan memejamkan matanya. Sentuhan dan ciuman Adrian masih terasa di bibirnya, lehernya dan juga puncak dadanya. Luapan panas saat bibir Adrian menyentuh kulitnya, menggodanya dan bahkan ketika kejantanannya menghujam Sarah. Membelahnya hingga Sarah seperti menjadi terbelah dua. Jantungnya berdebar keras, ia ingat mereka tiga kali bercinta dua kali di larut malam dan satu kali saat din