Sarah bahkan tidak memiliki waktu untuk bereaksi. Pria itu langsung menangkup wajahnya, membungkam teriakan kecilnya ketika ia berusaha menolak ciumannya. Bahkan kali ini ia tidak bisa menggigit lidahnya. Pria itu tidak memberikan kesempatan untuknya. Bahkan untuk sekedar bernafas. Sarah kewalahan sementara Antonio dengan ahli menyentak pakaian tidur Sarah dan membuat dirinya polos tanpa sehelai benang pun. "Apakah mereka akan bercinta?"Bercinta tidak ini lebih tepatnya seperti sebuah pemaksaan, pemerkosaan. Pria ini ingin hanya ingin menyetubuhinya seperti binatang. Tanpa cinta dan dengan paksa. Sarah tidak lagi sanggup berpikir ketika dengan kurang ajar, menyentuh tubuh terbuka Sarah. Menelusuri sepanjang kehalusan tubuhnya. Lalu sentuhan panas itu tiba di payudaranya dan mulai meremasnya.Tanpa sadar Sarah melengkungkan tubuhnya. Ia menahan diri untuk tidak mengerang ketika Antonio memeluntir kedua putingnya yang membengkak."Aku yakin kamu menginginkan mulutku di dadamu!" Ucapa
Sarah terus berjalan menembus hutan, ia tidak peduli kakinya yang sudah luka-luka karena tergores ranting dan akar pohon yang melintang di atas jalan yang ia lalui sepanjang hutan itu. Sudah hampir dua jam rasanya ia berlari masuk ke dalam hutan dan menjauhi jalan yang dilalui mobil. Ia juga yakin kalau ia sudah menjauhi villa milik penculiknya. Dengan menabahkan hati dan menguatkan diri kini Sarah terus menembus hutan mencari tempat untuk meminta tolong namun semakin ia berjalan menembus hutan semakin ia tidak menemui satu orang manusia pun. Pepohonan yang semakin rapat dan lebat pun membuat suasana di sekitar Sarah pun menjadi lebih gelap dan lembab. Tidak ada suara manusia hanya ada suara burung dan juga binatang hutan lainnya yang bersahut-sahutan ketika ia semakin dalam memasuki hutan yang lebat itu. Saat matahari semakin tidak terlihat di hutan itu, Sarah mencoba mencari tempat untuk berlindung ketika malam datang. Ia khawatir jika malam dan ia belum menemukan pertolongan maka
Antonio terbangun dengan terengah-engah, keringatnya mengucur deras. Ia bermimpi buruk. Sarah mati tenggelam dan ia sedang memeluk jasadnya. Rupa-rupanya ia tertidur karena kelelahan. Antonio menatap wanita telanjang yang sedang berada dalam pelukannya itu. Dengkur nafasnya yang halus menunjukkan Sarah sudah baik-baik saja. Antonio bernafas lega. Ia sangat ketakutan tadi saat menyangka Sarah mungkin tidak bisa diselamatkan.Melihat Sarah dalam keadaan baik-baik saja, Antonio mencoba membetulkan posisi ia tidur. Ia menggerakkan tubuhnya sedikit, bergeser sedikit agar tubuhnya tidak menimpa tubuh Sarah yang langsing. Saat ia bergeser tubuhnya, dadanya bergesekkan dengan puncak payudara Sarah yang mencuat naik. Membuat tonjolan di antara paha Antonio terus berkedut. Antonio berusaha merendam gairahnya karena ia bukanlah binatang. Ia tidak mungkin meniduri Sarah yang baru saja hampir mati karena tenggelam di sungai. Meskipun ia orang yang jahat, tapi ia tidak sebejat itu. Namun ketika ta
"Suamiku?" Sarah memutar bola matanya, tidak mengeai pria yang mengaku sebagai suaminya. "Ya Sarah, aku Antonio, suamimu!" Antonio berjalan mendekat, menyentuh pipi Sarah dengan sangat perlahan."Aku Antonio suamimu! Apa kamu tidak ingat sayang? Kita sangat saling mencintai satu sama lain!" tangan Antonio kini mulai membelai wajah Sarah dengan penuh kelembutan membuat nafas Sarah tercekat. "Sstt... Aku hanya akan menciummu, mungkin dengan begitu kamu akan ingat siapa aku ini! Suamimu Antonio!" suara Antonio begitu parau, berbisik di telinga Sarah. Nafas Antonio menguar panas berhembus di telinganya.Sarah tidak menjawab, ia bergeming meski begitu ia tidak menolak sentuhan Antonio. Sarah mulai yakin Antonio adalah suaminya, kalau tidak mengapa mereka bisa berada di dalam kabin berduaan dan dalam keadaan Sarah hanya memakai selimut sebagai penutup tubuhnya."Aku sangat mencintaimu istriku!" Tubuh Sarah mulai terasa seperti tersengat aliran listrik ketika Antonio menggantikan tangann
"Oh Antonio, please....""Suara mengerangmu sangat sexy Sarah! Aku sangat menyukainya!" Antonio mengulirkan dan memutar ibu jarinya menyentuh puncak payudara Sarah yang menegang. Nafas Sarah semakin cepat, sentuhan Antonio menguasainya begitu dalam sehingga tubuh Sarah bergetar hebat. Pria itu begitu ahli dalam menyentuhnya, membuat tubuh Sarah bereaksi pada setiap sapuan lidahnya, tangannya dan ciumannya. Antonio membuat Sarah gila, dengan kedua tangannya ia menggoda, menyiksa dan memberi kenikmatan. Sarah ingin mengerang sangat keras ketika pria itu mengitari puting Sarah dengan ibu jarinya, menggosoknya dengan keras lalu bersama jari telunjuknya menarik-narik dan memutar di saat yang bersamaan.Nafas Sarah tersengal dan tubuhnya bergetar ketika jati-jari Antonio terus menggosok putingnya."Putingmu mengeras Sarah, apa kamu menyukai sentuhanku? Atau kamu merindukan mulutku!"Gairahnya meningkat, bibirnya terbuka, melenguh ketika tangan Antonio digantikan dengan mulutnya yang menang
Adrian bersama dengan semua anak buahnya datang untuk menanyai satu persatu pegawai outlet branded tempat Sarah berbelanja. Mereka semua mengakui melihat Nyonya Sarah berbelanja. Namun mereka tidak melihat siapapun berbicara atau juga bersama Nyonya Sarah. Semua bawahan Adrian menanyai mereka satu persatu, sampai pada pegawai magang yang ada di sana. Pegawai itu dengan ragu-ragu memberitahu Adrian apa yang baru ia ingat."Sebenarnya saya tidak yakin Pak, tapi sepertinya saya melihat kalau ada seseorang yang menabrak Nyonya Sarah di pintu keluar. Dan laki-laki itu bersikeras mengganti baju Nyonya Sarah yang terkena noda kopi.""Apa kamu kenal dengan orang itu, seperti apa ciri-cirinya? jelaskan padaku detailnya dengan lengkap.""Maaf Pak hmm... bukan saya tidak ingin membantu namun saya tidak kenal dengan laki-laki itu Pak. Dan saya pun hanya sekilas-sekilas saja melihat laki-laki itu. Jadi saya tidak terlalu hapal dengan ciri-cirinya." katanya dengan takut-takut."Damn!!! Sorry tapi
Tadi malam dan seperti malam-malam lainnya, Antonio begitu menjauhkan dirinya dari Sarah. Antonio masih belum bisa melupakan saat Sarah menyebut nama laki-laki sialan itu saat ia sedang mencumbunya. Meski tidak ingin melepaskan Sarah namun Antonio juga belum sanggup menyentuh wanita itu lagi. Entah apa yang membuat ia merasakan hal itu. Apakah rasa pengkhianatan atau juga rasa kecewa yang begitu dalam bahwa meski salam keadaan lupa ingatan pun Sarah masih mengingat suaminya dengan baik.Malam ini Antonio tidak ingin pulang sebelum ia mabuk. Ia tidak ingin dalam keadaan sadar bertemu dengan wanita itu dan menatap matanya yang seolah mempertanyakan banyak hal tentang dia dan Antonio. Dia merasa belum siap untuk berbicara atau bahkan berdekatan dengan Sarah dalam keadaan sadar. Sehingga malam ini ia perlu mengosongkan pikirannya dengan meminum bergelas-gelas alkohol di bar VIP yang sering dikunjunginya di kota ini.Antonio tahu ia sudah mabuk ketika ia meminum gelas Whisky kesembilannya.
Sarah bermimpi. Di dalam tidurnya ia sedang bergelung mesra bersama seorang laki-laki. Mereka saling bermesraan, bercumbu dan saling menikmati kebersamaan mereka. Sarah terkejut laki-laki itu bukan Antonio, suaminya. Laki-laki lain yang wajahnya yang tidak ia kenali. "Siapa laki-laki itu, apa aku pernah berselingkuh dari Antonio?" Sarah terkejut mendapati pemikirannya jika ia mungkin saja pernah berselingkuh dengan laki-laki lain.Sarah mencoba mengingat wajah laki-laki yang sedang menciumnya dengan mesra tapi ia tidak dapat mengingatnya."You are beautiful Sarah...." suara laki-laki itu terdengar familiar tapi Sarah tetap tidak bisa mengingat namanya. Siapa laki-laki itu, dan dimana ia pernah mendengar suaranya.Laki-laki itu menurunkan tali gaun tidurnya dengan tergesa dan menyelinapkan tangannya dengan cepat, meremas payudara Sarah sehingga ia mengerang pelan.Sarah kini tidak peduli lagi untuk mengingat siapa laki-laki yang menjulang di atasnya. Ia tidak peduli jika erangannya be