Share

7. Diganggu

Author: Adera
last update Last Updated: 2025-01-08 15:44:35

***

Selesai pelajaran kedua, tibalah waktu istirahat. Tampak Acha masih duduk di kursi, ia tidak tau harus melakukan apa ketika jam istirahat, pasalnya Acha tidak ada teman untuk pergi ke kantin.

"Acha." Teman sebangku Acha yaitu Clara tiba-tiba menyapa Acha.

"Iya, ada apa ya?"

"Kamu mau ke kantin? Bareng aku yuk. Kebetulan aku gak ada temen buat makan di kantin!" ajak Clara.

Dengan penuh semangat Acha mengangguk. "Ayo-ayo."

Acha menghela napas lega. Karena akhirnya Acha tidak jadi sendirian pergi ke kantinnya.

***

"Ini dia pesenan bakso kita."

Acha menghampiri Clara yang sedang duduk di meja kantin sambil membawa nampan berisi dua mangkok bakso.

"Akhirnya dateng juga." Clara tersenyum girang.

"Yuk makan Cla!" ajak Acha, kemudian menuangkan saus sambal ke dalam mangkok.

Sepintas pandangan Acha tak sengaja mengarah pada sosok yang sangat dikenalnya. Siapa lagi kalau bukan Riyan yang kala itu sedang makan bersama teman-temannya.

Tak dipungkiri, Riyan juga menatap Acha dari sedikit kejauhan hingga sukses membuat Acha langsung menunduk dan kembali memakan baksonya.

"Bos, gue liat-liat lo natap ke murid baru itu terus," ujar Kevin setelah sadar Bos-nya diam-diam memandangi Acha.

"Hm gak salah lagi sih prediksi gue, seorang Ketua Geng kayak Bos Riyan pasti bakal demen sama cewek yang biasa-biasa aja, bukan cewek sexy," sahut Bastian terus terang.

Riyan tidak menghiraukan kata-kata petasan dari mulut Bastian. Saat ini ia hanya fokus menatap pembantunya itu seolah-olah dalam diri Acha ada magnet yang mampu menghipnotis mata Riyan.

'Ya ampun, kenapa Tuan Muda terus natapin aku ya? Aku kan jadi malu diliatin terus,' batin Acha semakin menenggelamkan kepalanya, nyaris membuat kuah bakso mengenai rambut Acha.

Untungnya Clara yang melihat insiden itu segera menahan jidat Acha.

"Kamu kenapa Cha? Kamu pusing?" tanya Clara sedikit panik.

Acha yang tersadar langsung melototkan mata. "Hah?" Buru-Buru Acha mengangkat kepalanya.

"Enggak kenapa-napa kok, Ra. Cuma lagi latihan cium bakso."

Clara menggaruk kepalanya, merasa aneh mendengar jawaban konyol Acha.

"Hey, Clara cantik."

Mendadak seorang laki-laki berambut gondrong muncul lalu duduk di tengah-tengah Clara dan Acha.

Kedua gadis itu tentu saja merasa risih dengan kehadiran berandalan yang tiba-tiba datang sambil menghisap rokok.

"Bisa minggir gak? Ini sekolahan bukan tempat umum, kalo mau merokok jangan di sini!" ketus Clara.

Berandalan dengan label hang tag bernama Dafa Al-Fariz di bajunya itu langsung tertawa mendengar ucapan Clara.

"Jangan galak-galak dong, Sayang. Nanti abang Dafa makin suka sama kamu," ucap Dafa sambil mencolek pipi Clara.

Dafa yang tersadar akan kehadiran Acha langsung mengerutkan alis.

"Lo siapa?"

"A--aku Acha, temen Clara."

"Ohh temannya Clara." Mendadak Dafa langsung merubah posisi mendekati Acha. "Lumayan juga," ucap Dafa di akhiri dengan membuang asap rokok pada wajah Acha.

Acha yang merasa sesak dengan asap rokok langsung terbatuk-batuk.

"Bisa minggir gak!" pekik Clara merasa risih.

"Sut." Dafa memberi Clara isyarat untuk diam karena saat ini ia sedang fokus pada Acha.

"Kalo dibuka benda aneh ini, cantik juga," ucap Dafa dengan seringaian di bibirnya setelah berhasil melepas kacamata milik Acha.

Acha hanya bisa diam dengan tubuh yang gemetar ketakutan. Ia benar-benar tidak berani melawan karena melihat tampang lelaki itu yang terlihat menyeramkan.

Bahkan anak-anak yang di kantin pun tidak berani menegur. Sekali menegur, pulang-pulang satu persatu dari mereka diberi pelajaran oleh Dafa. Seolah Dafa ini adalah sosok yang ditakuti mereka.

Seperti kerasukan setan, Dafa mempunyai hasrat ingin mencium leher Acha.

"DAFA!"

Teriakan itu sukses membuat seisi kantin melihat ke arah sumbernya. Dan ternyata orang yang berteriak barusan adalah Riyan.

Semenjak kehadiran Dafa, Riyan sudah mengamati gerak-gerik lelaki brengsek itu. Bahkan Riyan semakin geram ketika Dafa mendekati Acha dan hendak mencium gadis itu.

Dengan langkah terburu-buru Riyan menghampiri Dafa, dan ...

Bugh!

Tinjuan keras mendarat tepat di pipi Dafa hingga sukses membuatnya tersungkur ke lantai.

"NYARI MATI LO HAH!"

Riyan menghampiri Dafa lalu meninju kembali seluruh wajah Dafa tanpa ampun.

Bugh! Bugh! Bugh!

Seisi kantin langsung dibuat heboh melihat kejadian itu. Ada yang memotret, ada yang teriak, bahkan ada yang berlari memanggil guru.

Sedangkan teman-teman Riyan sibuk melerai Bos-nya agar tidak bablas memukul Dafa. Bisa panjang masalahnya jika Riyan memukul Dafa terus menerus.

"Bos woy Bos, udah. Nanti lo kena hukum!" peringat Babam.

"Gue gak peduli. Intinya si bajing4n ini harus mati di tangan gue." Pekik Riyan, kali ini lelaki itu memukul perut Dafa.

Acha yang melihatnya tentu saja merasa syok. Ia berusaha melerai Tuan Muda-nya agar perkelahian itu segera berhenti. Namun sayangnya, Acha malah didorong Riyan ketika hendak melerai.

"Stop! Stop! Hentikan!" seorang guru olahraga mendadak muncul di tengah-tengah perkelahian itu sambil meniupkan peluit.

Melihat ada guru datang, Riyan segera menghentikan aksinya.

"Apa-apaan kalian ini. Udah pada gede, masih aja berantem. Kamu lagi Riyan, kenapa kamu pukul Dafa hah?" tanya guru olahraga, sebut saja namanya Pak Ihsan.

Riyan tidak menjawab, ia hanya fokus menatap tajam ke arah Dafa. Begitu juga sebaliknya dengan Dafa.

"Sekarang kalian berdua ikut Bapak ke kantor!" seru Pak Ihsan dengan tegas.

Dengan terpaksa Riyan pergi ke ruang guru, mengabaikan Acha yang terus memanggilnya dengan sebutan Tuan Muda.

***

"Ibu kecewa sama kamu, Riyan."

Kali ini bukan Pak Ihsan - guru olahraga yang berbicara, melainkan Bu Fitri - guru BK.

Saat ini Bu Fitri sedang memberi arahan pada Riyan dan Dafa.

"Dari kelas 10 kamu selalu saja bikin onar. Kamu tau, orang tua kamu selalu ibu panggil karena kamu sering berkelahi di sekolah, terus ketahuan balap-balapan motor, bahkan bolos pun pernah. Tapi sekolah tetap mempertahankan kamu karena kamu punya nilai-nilai yang bagus. Ibu akui kamu pintar, tapi kamu minusnya kurang berpikir aja dalam bertindak." tutur Bu Fitri pada Riyan.

"Apa berkelahi bisa menyelesaikan masalah? Tidak kan! Jadi Ibu harap kamu bisa memperbaiki sikap bandel kamu itu. Mengerti Riyan?"

"Hem iya paham," jawab Riyan dengan nada malas.

"Dan kamu Dafa, udah Ibu peringatin jangan merokok di sekolah, kamu tau kan sekolah manapun melarang siswa untuk jangan merokok."

"Iya Bu tau," sahut Dafa sambil memegang pipinya yang babak belur karena ulah Riyan.

"Baiklah, ibu kasih kesempatan terakhir buat kalian. Jika kalian kembali berkelahi ataupun melanggar peraturan sekolah, Ibu gak akan segan-segan mengeluarkan kalian, dan kalian dianggap tidak lulus sekolah."

Entah mendengarkan atau tidak perkataan Bu Fitri, tapi detik ini Riyan dan Dafa malah sibuk melirik satu sama lain dengan tatapan maut mereka.

#Bersambung

Related chapters

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   8. First Kiss

    *** Ketika pulang sekolah tiba, Acha tidak melihat sosok Riyan dimana-mana. Gadis itu sudah mencari, namun pencariannya tidak berhasil. "Apa Tuan Muda udah pulang duluan ya?" pikir Acha. Tak ingin membuang waktu, Acha segera pulang ke rumah dengan menaiki angkutan umum. Acha hanya ingin memastikan kalau Tuan Muda-nya sudah pulang ke rumah. * Setelah sampai, Acha buru-buru masuk ke dalam dan langkahnya terhenti usai melihat ada motor Riyan terparkir di sana. Itu berarti Tuan Mudanya sudah pulang. Ada perasaan lega dalam hati Acha, pasalnya semenjak kejadian di kantin sekolah tadi, Riyan mendiaminya. Acha sempat khawatir Riyan tidak pulang gara-gara kejadian itu. "Tuan Muda ... Tuan ...." panggil Acha sambil berjalan cepat menaiki tangga. "Tuan Muda." Acha mengetuk pintu kamar Riyan berulang kali. Namun, tidak ada sahutan dari si pemilik kamar. Entah kenapa feeling Acha merasa khawatir. Apalagi saat ini Ny. Indira belum pulang ke rumah karena ada pekerjaan penting, jadi Acha m

    Last Updated : 2025-01-08
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   9. Permohonan Acha

    SADB 9 *** "Mah, aku izin keluar sebentar," ucap Riyan usai menyelesaikan ritual makannya. "Emangnya kamu mau kemana malam-malam begini, Riyan?" tanya Ny. Indira sambil mengelap bibirnya yang kotor menggunakan tisu. "Mau main Mah sama temen-temen," jawab Riyan. "Enggak. Mamah gak ngizinin. Pasti kamu mau balap-balapan lagi kan." "Enggak kok Mah, cuma nongkrong aja. Please ya izinin Mah." Mohon Riyan. Ny. Indira menarik napas panjang. Setelah itu ia memandang ke arah Acha yang sedang membereskan piring-piring. "Mamah bakal izinin kalo kamu perginya sama Acha," final Ny. Indira. "Apa Mah? Sama babu jelek itu? Enggak.. Enggak, Riyan pengen keluar sendiri Mah," keukeuh Riyan. "Pilih aja, kamu mau diem di rumah atau keluar sama Acha?" tanya Ny. Indira dimana keputusannya tidak bisa diganggu gugat. Melihat perdebatan itu, Acha hanya menundukkan kepala. Sejujurnya Acha tidak ingin ikut bersama Tuan Mudanya. Riyan menghela napas kasar. Ia tidak punya pilihan selain keluar dengan Ac

    Last Updated : 2025-01-08
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   10. Gara-Gara Acha?!

    *** "Bau-baunya ada yang macarin pembantu sendiri nih." Andra, lawan balap Riyan tiba-tiba saja mengompori Keadaan. Mendengar hal itu, Riyan langsung menatap tajam ke arah Andra. "Seorang Riyan Marvel Alvaro, ketua geng BlackMars yang digilai para cewek sexy, baru kali ini suka sama modelan cewek kampungan kayak gitu!" ledek Andra. "Bangs4t!" Riyan turun dari motor kemudian menarik kas4r kerah jaket Andra. "Jangan sok nyebar isu palsu, brengs3k. Gue gak pernah pacaran sama pembantu kampungan kayak gitu," pekik Riyan. Acha hanya menundukkan kepala dengan posisi masih berlutut di dekat motor Riyan. "Ck, mana ada orang yang udah ketahuan mau ngaku," ucap Andra sambil tersenyum menyeringai. Karena tersulut emosi, Riyan hendak melayangkan pukulan keras pada pipi Andra. Untungnya Kevin beserta Bastian langsung memegang tangan Riyan agar tidak terjadi pertengkaran. "Udah Bos udah, gak ada gunanya lo nonjok si bangs4t Andra. Mending sekarang lo fokus balapan. Kalahin dia Bos," ucap

    Last Updated : 2025-01-08
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   11. Kejutan?

    *** Hati Acha merasa sedih dan bersalah ketika menyaksikan Riyan mulai bersujud di kaki orang lain. Acha tentunya tidak ingin diam saja, ia harus membantu Tuan Mudanya. Namun, saat Acha ingin melangkah, Alvin menahan lengannya. "Mau kemana?" tanya Alvin. "Mau bantu Tuan Muda, Al. Tuan Muda gak boleh ngelakuin itu," jawab Acha. "Saat ini lo lagi disalahin semua orang, Cha. Kalo lo maju belain Riyan lagi, lo bakal dapat masalah yang lebih besar dari ini." "Terus aku harus apa?" tanya Acha, semakin gelisah. "Diem. Lo cukup diem," timpal Alvin sedikit menekan katanya. Dari jarak satu meter, Acha hanya bisa menatap Riyan dengan tatapan sendu. Acha ingin sekali merengkuh badan tegap yang sedang bersujud itu, namun apalah daya Acha tidak ingin menambah masalah. Usai menuruti keinginan Andra, Riyan segera menaiki motornya dan pergi dari sana tanpa berbicara sepatah kata lagi. "Tuan Muda," lirih Acha. Bukan firasat lagi, Acha sudah yakin jika saat ini Riyan sangat marah padanya. **

    Last Updated : 2025-01-19
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   12. Pembawa Sial?

    *** Byur. Entah dari mana sumbernya, guyuran air tiba-tiba saja mendarat tepat di atas kepala Acha, membuat sekujur tubuh gadis itu basah kuyup. "Hahaha, rasain lo." Acha langsung menoleh pada suara tawa tersebut. Beberapa siswi memakai jaket denim dengan rambut berwarna hitam ke-pink-an adalah pelakunya Acha menyipitkan mata sebenar, ia seperti tidak asing dengan mereka. Ya, Acha baru ingat jika mereka adalah teman-teman sekelasnya. "Gimana nih gembel, seru gak disiram pake air comberan?" tanya salah satu dari mereka dengan name tag Ana Tasya Corina. Acha membulatkan mata. Ia baru menyadari jika air yang menimpanya tadi adalah air comberan. Pantas saja Acha merasakan bau busuk. "Kenapa kalian begitu jahat? A--ku ada salah apa sama kalian?" lirih Acha, matanya berkaca-kaca ingin menangis. Niat Acha ke sekolah padahal ingin mencari ilmu, bukan mencari masalah. "Lo punya salah banyak, cupu. Lo udah bikin Prince gue kalah," pekik Tasya sembari melangkah maju mencengkram

    Last Updated : 2025-01-23
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   13. Bertemu Dengan Aruna

    ***Acha berjalan kaki melewati jalanan sepi menuju pangkalan angkot. Seharusnya sesuai pesan Indira, Acha harus pulang bersama Riyan. Namun, cewek itu tidak ingin mengganggu Tuan Mudanya.Jangankan mengusik, Acha tidak ingin mencari masalah baru lagi, yang ada nanti hukumannya semakin bertambah.Di tengah sedang melangkah, Acha dikejutkan dengan suara deruman motor yang sangat berisik dari arah barat."Ya Tuhan." Acha mulai panik sendiri. Kenapa sore-sore begini ada segerombolan geng motor?Suara deruman itu semakin dekat seolah akan menghampiri Acha. Acha yang semakin panik segera melarikan diri. Namun, belum sempat melakukan itu, sekelompok geng motor muncul lalu mengelilingi Acha dengan bentuk lingkaran sehingga tidak ada celah bagi Acha untuk kabur."Ya Tuhan, bagaimana ini?" gumam Acha ketakutan.Acha menutup telinganya karena suara knalpot yang sangat berisik, belum lagi kepala Acha merasa pusing melihat sekelompok geng motor memutari tubuhnya."Astagfirullah ... Astagfirullah

    Last Updated : 2025-01-25
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   14. Mendadak Romantis?

    ***Selesai mengganti seragam, Acha segera bergegas ke dapur untuk mempersiapkan makan malam. Namun, setelah tiba di sana, Acha dikejutkan dengan kehadiran seorang wanita paruh baya tengah memotong bawang."Maaf, ibu siapa ya?"Wanita baya itu tersenyum melihat Acha. "Eh, Neng, Neng pasti Neng Acha, ya. Kenalin nama saya teh Suamiati, Neng bisa panggil saya Bik Sum, saya pekerja di sini juga.""Ohh gitu ya, Bik. Bik Sum udah kerja lama di sini? Soalnya Acha baru liat Bik Sum.""Iya Neng, Bik Sum udah lama kerja di sini waktu Mas Riyan masih bayi. Minggu kemarin Bik Sum sama Mang Agus pulang kampung, jadi Neng baru liat Bik Sum."Acha mengerutkan dahi. "Mang Agus itu siapa Bik?""Satpam di rumah ini, Neng."Acha manggut-manggut mengerti. Pantas saja saat Acha pertama kali melamar kerja, suasana rumah saat itu sepi ternyata para pekerja Indira pulang ke halaman kampung."Sore ini Neng duduk manis aja ya biar Bik Sum yang masak.""Enggak bisa Bik." Acha mengambil alih pisau dari tangan B

    Last Updated : 2025-01-26
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   15. Kalung Berharganya Acha

    ***"Ra, ini cara pakainya gimana?" Acha memperlihatkan handphone pemberian Riyan pada Clara.Tadi pagi Acha sangat penasaran dengan isi kotak box dari Riyan. Setelah dibuka ternyata barang-barang di dalam tidak kalah bagus juga mewah. Handphone, jam tangan, gaun dress selutut berwarna denim serta high heels. Tentu saja hati Acha merasa tersentuh melihat barang-barang mewah karena Acha merasa ia tidak layak untuk memiliki semua itu."Cie, yang sekarang ada handphone baru. Dikasih siapa nih?" goda Clara sesekali menyenggol lengan Acha."Hihi, dikasih Tuan Muda," jawab Acha malu-malu."Tumben Riyan baik sama kamu? Pasti ada maunya itu."Acha berpikir sejenak, ada benarnya juga perkataan Clara. Karena dari kemarin malam sikap Riyan berubah padanya, dari sinis menjadi romantis. Acha berharap Riyan memang tulus melakukan semua itu."Aku percaya kalo Tuan Muda baik, Ra.""Iya deh, emang dalam rangka apa Riyan ngasih ini ke kamu?" tanya Clara penasaran."Enggak tau, Ra.""Sini, aku ajarin."

    Last Updated : 2025-01-30

Latest chapter

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   16. Bahaya

    ***Acha syok di tempat. Buru-buru Acha membuka high heelsnya, kemudian melompat ke dalam kolam untuk mengambil kalung pemberian Riyan. Hal itu tentunya menarik perhatian semua tamu undangan, termasuk Riyan yang sedang berdansa ria dengan Mauren."Natasha." Riyan terkejut melihat posisi Acha sekarang melambaikan kedua tangan ke atas sambil memegang kalung dengan badan yang sesekali naik turun. Sudah Riyan pastikan jika Acha tidak bisa berenang."Tolong, tolong aku."Detik itu juga, Riyan langsung berlari untuk menyelamatkan Acha. Namun, langkahnya terhenti usai melihat seorang cowok lebih dulu melompat ke kolam. Siapa lagi kalau bukan Alvin, teman Riyan.Alvin menggendong Acha dengan keadaan posisi antara sadar dan tidak sadar menuju pinggir lapangan. Cewek itu terbatuk-batuk karena sempat merasakan air yang masuk ke dalam perutnya."Hei, lo gak papa?" Alvin menepuk-nepuk pelan pipi Acha, memastikan apakah cewek itu baik-baik saja atau tidak.Acha menggeleng. Lalu segera duduk sambil

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   15. Kalung Berharganya Acha

    ***"Ra, ini cara pakainya gimana?" Acha memperlihatkan handphone pemberian Riyan pada Clara.Tadi pagi Acha sangat penasaran dengan isi kotak box dari Riyan. Setelah dibuka ternyata barang-barang di dalam tidak kalah bagus juga mewah. Handphone, jam tangan, gaun dress selutut berwarna denim serta high heels. Tentu saja hati Acha merasa tersentuh melihat barang-barang mewah karena Acha merasa ia tidak layak untuk memiliki semua itu."Cie, yang sekarang ada handphone baru. Dikasih siapa nih?" goda Clara sesekali menyenggol lengan Acha."Hihi, dikasih Tuan Muda," jawab Acha malu-malu."Tumben Riyan baik sama kamu? Pasti ada maunya itu."Acha berpikir sejenak, ada benarnya juga perkataan Clara. Karena dari kemarin malam sikap Riyan berubah padanya, dari sinis menjadi romantis. Acha berharap Riyan memang tulus melakukan semua itu."Aku percaya kalo Tuan Muda baik, Ra.""Iya deh, emang dalam rangka apa Riyan ngasih ini ke kamu?" tanya Clara penasaran."Enggak tau, Ra.""Sini, aku ajarin."

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   14. Mendadak Romantis?

    ***Selesai mengganti seragam, Acha segera bergegas ke dapur untuk mempersiapkan makan malam. Namun, setelah tiba di sana, Acha dikejutkan dengan kehadiran seorang wanita paruh baya tengah memotong bawang."Maaf, ibu siapa ya?"Wanita baya itu tersenyum melihat Acha. "Eh, Neng, Neng pasti Neng Acha, ya. Kenalin nama saya teh Suamiati, Neng bisa panggil saya Bik Sum, saya pekerja di sini juga.""Ohh gitu ya, Bik. Bik Sum udah kerja lama di sini? Soalnya Acha baru liat Bik Sum.""Iya Neng, Bik Sum udah lama kerja di sini waktu Mas Riyan masih bayi. Minggu kemarin Bik Sum sama Mang Agus pulang kampung, jadi Neng baru liat Bik Sum."Acha mengerutkan dahi. "Mang Agus itu siapa Bik?""Satpam di rumah ini, Neng."Acha manggut-manggut mengerti. Pantas saja saat Acha pertama kali melamar kerja, suasana rumah saat itu sepi ternyata para pekerja Indira pulang ke halaman kampung."Sore ini Neng duduk manis aja ya biar Bik Sum yang masak.""Enggak bisa Bik." Acha mengambil alih pisau dari tangan B

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   13. Bertemu Dengan Aruna

    ***Acha berjalan kaki melewati jalanan sepi menuju pangkalan angkot. Seharusnya sesuai pesan Indira, Acha harus pulang bersama Riyan. Namun, cewek itu tidak ingin mengganggu Tuan Mudanya.Jangankan mengusik, Acha tidak ingin mencari masalah baru lagi, yang ada nanti hukumannya semakin bertambah.Di tengah sedang melangkah, Acha dikejutkan dengan suara deruman motor yang sangat berisik dari arah barat."Ya Tuhan." Acha mulai panik sendiri. Kenapa sore-sore begini ada segerombolan geng motor?Suara deruman itu semakin dekat seolah akan menghampiri Acha. Acha yang semakin panik segera melarikan diri. Namun, belum sempat melakukan itu, sekelompok geng motor muncul lalu mengelilingi Acha dengan bentuk lingkaran sehingga tidak ada celah bagi Acha untuk kabur."Ya Tuhan, bagaimana ini?" gumam Acha ketakutan.Acha menutup telinganya karena suara knalpot yang sangat berisik, belum lagi kepala Acha merasa pusing melihat sekelompok geng motor memutari tubuhnya."Astagfirullah ... Astagfirullah

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   12. Pembawa Sial?

    *** Byur. Entah dari mana sumbernya, guyuran air tiba-tiba saja mendarat tepat di atas kepala Acha, membuat sekujur tubuh gadis itu basah kuyup. "Hahaha, rasain lo." Acha langsung menoleh pada suara tawa tersebut. Beberapa siswi memakai jaket denim dengan rambut berwarna hitam ke-pink-an adalah pelakunya Acha menyipitkan mata sebenar, ia seperti tidak asing dengan mereka. Ya, Acha baru ingat jika mereka adalah teman-teman sekelasnya. "Gimana nih gembel, seru gak disiram pake air comberan?" tanya salah satu dari mereka dengan name tag Ana Tasya Corina. Acha membulatkan mata. Ia baru menyadari jika air yang menimpanya tadi adalah air comberan. Pantas saja Acha merasakan bau busuk. "Kenapa kalian begitu jahat? A--ku ada salah apa sama kalian?" lirih Acha, matanya berkaca-kaca ingin menangis. Niat Acha ke sekolah padahal ingin mencari ilmu, bukan mencari masalah. "Lo punya salah banyak, cupu. Lo udah bikin Prince gue kalah," pekik Tasya sembari melangkah maju mencengkram

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   11. Kejutan?

    *** Hati Acha merasa sedih dan bersalah ketika menyaksikan Riyan mulai bersujud di kaki orang lain. Acha tentunya tidak ingin diam saja, ia harus membantu Tuan Mudanya. Namun, saat Acha ingin melangkah, Alvin menahan lengannya. "Mau kemana?" tanya Alvin. "Mau bantu Tuan Muda, Al. Tuan Muda gak boleh ngelakuin itu," jawab Acha. "Saat ini lo lagi disalahin semua orang, Cha. Kalo lo maju belain Riyan lagi, lo bakal dapat masalah yang lebih besar dari ini." "Terus aku harus apa?" tanya Acha, semakin gelisah. "Diem. Lo cukup diem," timpal Alvin sedikit menekan katanya. Dari jarak satu meter, Acha hanya bisa menatap Riyan dengan tatapan sendu. Acha ingin sekali merengkuh badan tegap yang sedang bersujud itu, namun apalah daya Acha tidak ingin menambah masalah. Usai menuruti keinginan Andra, Riyan segera menaiki motornya dan pergi dari sana tanpa berbicara sepatah kata lagi. "Tuan Muda," lirih Acha. Bukan firasat lagi, Acha sudah yakin jika saat ini Riyan sangat marah padanya. **

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   10. Gara-Gara Acha?!

    *** "Bau-baunya ada yang macarin pembantu sendiri nih." Andra, lawan balap Riyan tiba-tiba saja mengompori Keadaan. Mendengar hal itu, Riyan langsung menatap tajam ke arah Andra. "Seorang Riyan Marvel Alvaro, ketua geng BlackMars yang digilai para cewek sexy, baru kali ini suka sama modelan cewek kampungan kayak gitu!" ledek Andra. "Bangs4t!" Riyan turun dari motor kemudian menarik kas4r kerah jaket Andra. "Jangan sok nyebar isu palsu, brengs3k. Gue gak pernah pacaran sama pembantu kampungan kayak gitu," pekik Riyan. Acha hanya menundukkan kepala dengan posisi masih berlutut di dekat motor Riyan. "Ck, mana ada orang yang udah ketahuan mau ngaku," ucap Andra sambil tersenyum menyeringai. Karena tersulut emosi, Riyan hendak melayangkan pukulan keras pada pipi Andra. Untungnya Kevin beserta Bastian langsung memegang tangan Riyan agar tidak terjadi pertengkaran. "Udah Bos udah, gak ada gunanya lo nonjok si bangs4t Andra. Mending sekarang lo fokus balapan. Kalahin dia Bos," ucap

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   9. Permohonan Acha

    SADB 9 *** "Mah, aku izin keluar sebentar," ucap Riyan usai menyelesaikan ritual makannya. "Emangnya kamu mau kemana malam-malam begini, Riyan?" tanya Ny. Indira sambil mengelap bibirnya yang kotor menggunakan tisu. "Mau main Mah sama temen-temen," jawab Riyan. "Enggak. Mamah gak ngizinin. Pasti kamu mau balap-balapan lagi kan." "Enggak kok Mah, cuma nongkrong aja. Please ya izinin Mah." Mohon Riyan. Ny. Indira menarik napas panjang. Setelah itu ia memandang ke arah Acha yang sedang membereskan piring-piring. "Mamah bakal izinin kalo kamu perginya sama Acha," final Ny. Indira. "Apa Mah? Sama babu jelek itu? Enggak.. Enggak, Riyan pengen keluar sendiri Mah," keukeuh Riyan. "Pilih aja, kamu mau diem di rumah atau keluar sama Acha?" tanya Ny. Indira dimana keputusannya tidak bisa diganggu gugat. Melihat perdebatan itu, Acha hanya menundukkan kepala. Sejujurnya Acha tidak ingin ikut bersama Tuan Mudanya. Riyan menghela napas kasar. Ia tidak punya pilihan selain keluar dengan Ac

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   8. First Kiss

    *** Ketika pulang sekolah tiba, Acha tidak melihat sosok Riyan dimana-mana. Gadis itu sudah mencari, namun pencariannya tidak berhasil. "Apa Tuan Muda udah pulang duluan ya?" pikir Acha. Tak ingin membuang waktu, Acha segera pulang ke rumah dengan menaiki angkutan umum. Acha hanya ingin memastikan kalau Tuan Muda-nya sudah pulang ke rumah. * Setelah sampai, Acha buru-buru masuk ke dalam dan langkahnya terhenti usai melihat ada motor Riyan terparkir di sana. Itu berarti Tuan Mudanya sudah pulang. Ada perasaan lega dalam hati Acha, pasalnya semenjak kejadian di kantin sekolah tadi, Riyan mendiaminya. Acha sempat khawatir Riyan tidak pulang gara-gara kejadian itu. "Tuan Muda ... Tuan ...." panggil Acha sambil berjalan cepat menaiki tangga. "Tuan Muda." Acha mengetuk pintu kamar Riyan berulang kali. Namun, tidak ada sahutan dari si pemilik kamar. Entah kenapa feeling Acha merasa khawatir. Apalagi saat ini Ny. Indira belum pulang ke rumah karena ada pekerjaan penting, jadi Acha m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status