Share

6. Rumus Acha Versi Riyan

Penulis: Adera
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-08 15:43:31

***

Acha menghentikan langkahnya di dekat kantin. Saat ini ia sedang mencari sosok Riyan. Karena mengingat Acha adalah siswai baru, tentu saja area sekolahan sangat asing bagi Acha.

"Tuan Muda kemana ya?"

Tak lama setelah kedua matanya melakukan pencarian, akhirnya Acha menemukan Tuan Muda-nya sedang nongkrong di meja paling ujung bersama beberapa lelaki yang pernah Acha lihat kemarin.

"Tuan Muda ..." Acha menghampiri Riyan dengan raut wajah yang berseri-seri.

Sontak kehadiran Acha membuat teman-teman Riyan tercengang. Termasuk Bastian - Cowok berambut kribo tanpa sadar melepehkan pisang yang dimakannya hingga mulutnya agak terbuka lebar.

"Bos, lo kenal cewek ini?" tanya Jani agak sedikit terbata.

Suasana menjadi hening. Detik ini pandangan serius anak-anak yang ada di kantin sedang tertuju ke arah Riyan dan Acha secara bergantian.

"Aku cari-cari Tuan Muda dari tadi, ternyata Tuan Muda di sini," ucap Acha.

"Mau apa lo nyari gue?" tanya Riyan seraya menatap tajam ke arah Acha.

"Kan di sini aku murid baru, Tuan. Jadi aku gak tau harus kemana," jawab Acha dengan kepala agak sedikit tertunduk.

"Tuan? Bos kok cewek ini manggil lo Tuan Muda?" tanya Babam tidak mengerti dengan situasi saat ini.

"Dia pembantu gue." Riyan berkata to the point.

Brak!

Bastian tiba-tiba saja menggebrakan meja. Mendengar Riyan mengatakan gadis berkacamata itu pembantunya membuat Bastian jadi teringat sesuatu tentang kejadian kemarin.

"Berarti gue gak salah lihat kemarin dong, Bos."

"Maksud lo apa?" tanya Riyan tidak mengerti.

"Kemarin gue lihat lo meluk cewek di balkon rumah. Ternyata cewek itu pembantu lo. Lo macarin pembantu lo sendiri? Plot twist sekali everbadih dunia tipu-tipu ini." Bastian berkata blak blakan, persis seperti ibu-ibu sedang bergosip.

Detik itu juga kepala Bastian langsung mendapat jitakan dari Riyan. "Brengs3k lo!"

"Sakit Bos." Bastian mengusap-ngusap kepalanya. Padahal cuma bercanda, tapi Bos-nya ini galak sekali.

"Yakali selera gue kampungan kayak gitu," ketus Riyan.

"Oh iyah lupa, selera Bos kan cewek sexy," sahut Bastian sambil nyegir kuda.

"Lo tau kan sekolah ini tuh luas, banyak orangnya. Kalo lo gak tau, lo tinggal nanya aja ke anak-anak yang ada di sini, bukan nyari gue," ujar Riyan pada Acha.

"Aku grogi, Tuan Muda. Nggak berani nanya ke orang-orang."

Riyan hanya memutar bola matanya malas, lalu lelaki itu melipat kedua tangannya di depan dada, enggan berbicara lagi dengan Acha.

Acha sendiri sudah berdiri kaku. Ia tidak tau harus berbuat apa sekarang.

"Mau gue anterin ke ruang guru?"

Tiba-tiba saja di tengah kekakuan itu, Alvin - si wakil ketua Geng berdiri menawarkan pada Acha.

Lelaki tampan namun terkesan cuek itu merasa iba pada Acha karena Acha terus dimaki oleh Riyan di depan anak-anak.

"Hah?"

Acha tercengo sebentar. Ia tidak menyangka akan ada orang yang mau membantu dirinya.

Sementara di tempat Riyan, lelaki itu merasa aneh pada temannya itu. Biasanya Alvin tidak terlalu peduli pada kaum hawa yang meminta bantuan padanya. Tapi kenapa ini malah sebaliknya.

"Bo-boleh," jawab Acha gelagapan.

"Ikut gue!" Alvin berjalan duluan meninggalkan area kantin, diikuti oleh Acha yang mengekori Alvin dari belakang.

Tanpa Acha sadari, ada sekelompok geng perempuan berjaket kulit denim sedang membicarakannya.

"So banget tuh cewek kampungan. So-sok an nyari perhatian Riyan Cs."

"Alvin gue diembat sama cewek kampung."

"Gue denger-denger tadi Sya, cewek kampungan tadi tuh pembantunya Yayang lo si Riyan."

"WHAT?!"

***

"Ini ruang guru nya. Lo tinggal masuk, terus kenalin diri lo ke mereka," ucap Alvin setelah ia dan Acha tiba di depan pintu ruang guru.

"Oh di sini ternyata ruang gurunya. Terimakasih ya Kak udah bantu. Aku bener-bener gak nyangka kakak bakal bantuin aku," ujar Acha di akhiri dengan tersenyum riang.

"Sama-sama. Lain kali jangan panggil gue kakak, Alvin aja."

Acha hanya mengangguk kecil.

"Gue cabut."

Setelah kepergian Alvin, Acha menghela napas lega. Acha sempat mengira tidak akan ada orang membantu dirinya. Tadi ketika di kantin, Acha sudah benar-benar putus asa, apalagi ketika melihat kejamnya sang majikan padanya.

Tapi untungnya ada lelaki berhati malaikat membantu Acha. Ya, meskipun agak cuek.

***

Pukul 07.00, bel sudah berbunyi. Terlihat Anak-anak SMA Bimasakti sibuk berhamburan masuk ke dalam kelas. Berbeda dengan Acha, ia didampingi oleh guru perempuan yang ber-name tag Ardila menuju kelas baru Acha - XII IPA 1.

"Selamat pagi Anak-anak!" sapa Bu Ardila.

"Pagi Bu." sahut mereka serempak.

"Hari ini kita kedatangan murid baru. Jadi Ibu minta kalian jangan berisik, Mengerti?"

"Mengerti, Bu."

"Ayo Acha kenalkan diri kamu pada teman-teman baru kamu."

Dengan gemetaran Acha menghadap ke arah calon teman-temannya. Bahkan detik ini Acha grogi berat setelah melihat satu persatu sorotan mereka padanya sangatlah tidak biasa. Ada yang menertawakannya diam-diam, ada juga yang saling bisik-bisik.

Terutama tatapan sang Tuan Muda yang sedang duduk di meja tengah. Tatapan lelaki tampan berbandana hitam itu selalu saja menyoroti Acha sangat tajam.

Sebenci itukah Riyan pada Acha?

"Pe--perkenalkan nama aku Natasha Putri Salshabilla, teman-teman bisa panggil aku Acha. Aku dari desa, kebetulan aku ini--"

"Ternyata beneran dari kampung. Pantesan aja tampang-tampangnya kayak pembantu yang suka ngelap-ngelap meja." sela salah satu siswi berambut agak pirang sambil tertawa.

Hingga mengundang gelak tawa juga dari seluruh kelas.

"Emang dia pembantu." sahut yang lainnya.

Kepala Acha langsung tertunduk, merasa sedih saat mendengar hal itu. Namun, bagaimanapun juga Acha harus tetap kuat, tidak boleh lemah.

"Sudah-sudah, kenapa kalian semua jadi mengejek, hah? Mau ibu hukum? Mau?" tegas Bu Ardila.

Tentu saja hal itu membuat suasana kelas kembali hening.

"Awas aja kalo ibu dengar kalian mengejek Acha atau ibu liat kalian jahilin Acha, ibu gak segan-segan akan menghukum kalian. Mengerti?"

"Mengerti, Bu."

"Yasudah, Acha kamu duduk di samping clara ya." Bu Ardila menunjuk ke arah meja tengah sebelah kanan.

Acha mengangguk kecil, kemudian ia berjalan ke arah meja sesuai arahan Bu Ardila.

Baru saja Acha ingin duduk, tiba-tiba kursi terjatuh ke samping hingga membuat Acha ikut terjatuh.

"Hahaha ...." Anak-anak langsung tertawa melihat hal itu. Membuat Acha yang terduduk di lantai merasa malu.

"Diam-diam, berisik aja kalian! Acha, kenapa kamu jatuh?" tanya Bu Ardila.

Acha perlahan bangun, kemudian merapihkan kursinya. "Tidak tau, bu, tiba-tiba kursinya jatuh pas Acha mau duduk."

"Tasya, pasti ini ulah kamu ya." Bu Ardila menyalahkan cewek berambut agak pirang yang duduk di belakang Acha.

"Enggak lah Bu, orang dari tadi aku diem," sahut Tasya, lalu sekilas menengok ke arah temannya sambil menahan tawa.

Tentu saja bisa dilihat bahwa Tasya-lah pelakunya.

"Yasudah, Acha kamu duduk lagi ya."

Acha mengangguk kecil.

Sementara itu, Riyan yang sedari tadi mengamati setiap pergerakan Acha, langsung melempar segumpal kertas pada gadis itu.

Acha yang menyadari hal tersebut segera memungut, lalu sekilas menoleh ke arah Riyan yang masih meliriknya dengan tatapan dingin.

Karena penasaran, Acha membuka gumpalan kertas itu, kemudian membacanya.

* Rumus cewek kampungan :

Bod0h + Lemah *

Entah kenapa Acha merasa sebal ketika membacanya. Namun, tidak dapat dibohongi terselip juga senyuman kecil di bibir Acha.

#Bersambung

Bab terkait

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   7. Diganggu

    *** Selesai pelajaran kedua, tibalah waktu istirahat. Tampak Acha masih duduk di kursi, ia tidak tau harus melakukan apa ketika jam istirahat, pasalnya Acha tidak ada teman untuk pergi ke kantin. "Acha." Teman sebangku Acha yaitu Clara tiba-tiba menyapa Acha. "Iya, ada apa ya?" "Kamu mau ke kantin? Bareng aku yuk. Kebetulan aku gak ada temen buat makan di kantin!" ajak Clara. Dengan penuh semangat Acha mengangguk. "Ayo-ayo." Acha menghela napas lega. Karena akhirnya Acha tidak jadi sendirian pergi ke kantinnya. *** "Ini dia pesenan bakso kita." Acha menghampiri Clara yang sedang duduk di meja kantin sambil membawa nampan berisi dua mangkok bakso. "Akhirnya dateng juga." Clara tersenyum girang. "Yuk makan Cla!" ajak Acha, kemudian menuangkan saus sambal ke dalam mangkok. Sepintas pandangan Acha tak sengaja mengarah pada sosok yang sangat dikenalnya. Siapa lagi kalau bukan Riyan yang kala itu sedang makan bersama teman-temannya. Tak dipungkiri, Riyan juga men

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   8. First Kiss

    *** Ketika pulang sekolah tiba, Acha tidak melihat sosok Riyan dimana-mana. Gadis itu sudah mencari, namun pencariannya tidak berhasil. "Apa Tuan Muda udah pulang duluan ya?" pikir Acha. Tak ingin membuang waktu, Acha segera pulang ke rumah dengan menaiki angkutan umum. Acha hanya ingin memastikan kalau Tuan Muda-nya sudah pulang ke rumah. * Setelah sampai, Acha buru-buru masuk ke dalam dan langkahnya terhenti usai melihat ada motor Riyan terparkir di sana. Itu berarti Tuan Mudanya sudah pulang. Ada perasaan lega dalam hati Acha, pasalnya semenjak kejadian di kantin sekolah tadi, Riyan mendiaminya. Acha sempat khawatir Riyan tidak pulang gara-gara kejadian itu. "Tuan Muda ... Tuan ...." panggil Acha sambil berjalan cepat menaiki tangga. "Tuan Muda." Acha mengetuk pintu kamar Riyan berulang kali. Namun, tidak ada sahutan dari si pemilik kamar. Entah kenapa feeling Acha merasa khawatir. Apalagi saat ini Ny. Indira belum pulang ke rumah karena ada pekerjaan penting, jadi Acha m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   9. Permohonan Acha

    SADB 9 *** "Mah, aku izin keluar sebentar," ucap Riyan usai menyelesaikan ritual makannya. "Emangnya kamu mau kemana malam-malam begini, Riyan?" tanya Ny. Indira sambil mengelap bibirnya yang kotor menggunakan tisu. "Mau main Mah sama temen-temen," jawab Riyan. "Enggak. Mamah gak ngizinin. Pasti kamu mau balap-balapan lagi kan." "Enggak kok Mah, cuma nongkrong aja. Please ya izinin Mah." Mohon Riyan. Ny. Indira menarik napas panjang. Setelah itu ia memandang ke arah Acha yang sedang membereskan piring-piring. "Mamah bakal izinin kalo kamu perginya sama Acha," final Ny. Indira. "Apa Mah? Sama babu jelek itu? Enggak.. Enggak, Riyan pengen keluar sendiri Mah," keukeuh Riyan. "Pilih aja, kamu mau diem di rumah atau keluar sama Acha?" tanya Ny. Indira dimana keputusannya tidak bisa diganggu gugat. Melihat perdebatan itu, Acha hanya menundukkan kepala. Sejujurnya Acha tidak ingin ikut bersama Tuan Mudanya. Riyan menghela napas kasar. Ia tidak punya pilihan selain keluar dengan Ac

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   10. Gara-Gara Acha?!

    *** "Bau-baunya ada yang macarin pembantu sendiri nih." Andra, lawan balap Riyan tiba-tiba saja mengompori Keadaan. Mendengar hal itu, Riyan langsung menatap tajam ke arah Andra. "Seorang Riyan Marvel Alvaro, ketua geng BlackMars yang digilai para cewek sexy, baru kali ini suka sama modelan cewek kampungan kayak gitu!" ledek Andra. "Bangs4t!" Riyan turun dari motor kemudian menarik kas4r kerah jaket Andra. "Jangan sok nyebar isu palsu, brengs3k. Gue gak pernah pacaran sama pembantu kampungan kayak gitu," pekik Riyan. Acha hanya menundukkan kepala dengan posisi masih berlutut di dekat motor Riyan. "Ck, mana ada orang yang udah ketahuan mau ngaku," ucap Andra sambil tersenyum menyeringai. Karena tersulut emosi, Riyan hendak melayangkan pukulan keras pada pipi Andra. Untungnya Kevin beserta Bastian langsung memegang tangan Riyan agar tidak terjadi pertengkaran. "Udah Bos udah, gak ada gunanya lo nonjok si bangs4t Andra. Mending sekarang lo fokus balapan. Kalahin dia Bos," ucap

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   11. Kejutan?

    *** Hati Acha merasa sedih dan bersalah ketika menyaksikan Riyan mulai bersujud di kaki orang lain. Acha tentunya tidak ingin diam saja, ia harus membantu Tuan Mudanya. Namun, saat Acha ingin melangkah, Alvin menahan lengannya. "Mau kemana?" tanya Alvin. "Mau bantu Tuan Muda, Al. Tuan Muda gak boleh ngelakuin itu," jawab Acha. "Saat ini lo lagi disalahin semua orang, Cha. Kalo lo maju belain Riyan lagi, lo bakal dapat masalah yang lebih besar dari ini." "Terus aku harus apa?" tanya Acha, semakin gelisah. "Diem. Lo cukup diem," timpal Alvin sedikit menekan katanya. Dari jarak satu meter, Acha hanya bisa menatap Riyan dengan tatapan sendu. Acha ingin sekali merengkuh badan tegap yang sedang bersujud itu, namun apalah daya Acha tidak ingin menambah masalah. Usai menuruti keinginan Andra, Riyan segera menaiki motornya dan pergi dari sana tanpa berbicara sepatah kata lagi. "Tuan Muda," lirih Acha. Bukan firasat lagi, Acha sudah yakin jika saat ini Riyan sangat marah padanya. **

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   12. Pembawa Sial?

    *** Byur. Entah dari mana sumbernya, guyuran air tiba-tiba saja mendarat tepat di atas kepala Acha, membuat sekujur tubuh gadis itu basah kuyup. "Hahaha, rasain lo." Acha langsung menoleh pada suara tawa tersebut. Beberapa siswi memakai jaket denim dengan rambut berwarna hitam ke-pink-an adalah pelakunya Acha menyipitkan mata sebenar, ia seperti tidak asing dengan mereka. Ya, Acha baru ingat jika mereka adalah teman-teman sekelasnya. "Gimana nih gembel, seru gak disiram pake air comberan?" tanya salah satu dari mereka dengan name tag Ana Tasya Corina. Acha membulatkan mata. Ia baru menyadari jika air yang menimpanya tadi adalah air comberan. Pantas saja Acha merasakan bau busuk. "Kenapa kalian begitu jahat? A--ku ada salah apa sama kalian?" lirih Acha, matanya berkaca-kaca ingin menangis. Niat Acha ke sekolah padahal ingin mencari ilmu, bukan mencari masalah. "Lo punya salah banyak, cupu. Lo udah bikin Prince gue kalah," pekik Tasya sembari melangkah maju mencengkram

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   13. Bertemu Dengan Aruna

    ***Acha berjalan kaki melewati jalanan sepi menuju pangkalan angkot. Seharusnya sesuai pesan Indira, Acha harus pulang bersama Riyan. Namun, cewek itu tidak ingin mengganggu Tuan Mudanya.Jangankan mengusik, Acha tidak ingin mencari masalah baru lagi, yang ada nanti hukumannya semakin bertambah.Di tengah sedang melangkah, Acha dikejutkan dengan suara deruman motor yang sangat berisik dari arah barat."Ya Tuhan." Acha mulai panik sendiri. Kenapa sore-sore begini ada segerombolan geng motor?Suara deruman itu semakin dekat seolah akan menghampiri Acha. Acha yang semakin panik segera melarikan diri. Namun, belum sempat melakukan itu, sekelompok geng motor muncul lalu mengelilingi Acha dengan bentuk lingkaran sehingga tidak ada celah bagi Acha untuk kabur."Ya Tuhan, bagaimana ini?" gumam Acha ketakutan.Acha menutup telinganya karena suara knalpot yang sangat berisik, belum lagi kepala Acha merasa pusing melihat sekelompok geng motor memutari tubuhnya."Astagfirullah ... Astagfirullah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   14. Mendadak Romantis?

    ***Selesai mengganti seragam, Acha segera bergegas ke dapur untuk mempersiapkan makan malam. Namun, setelah tiba di sana, Acha dikejutkan dengan kehadiran seorang wanita paruh baya tengah memotong bawang."Maaf, ibu siapa ya?"Wanita baya itu tersenyum melihat Acha. "Eh, Neng, Neng pasti Neng Acha, ya. Kenalin nama saya teh Suamiati, Neng bisa panggil saya Bik Sum, saya pekerja di sini juga.""Ohh gitu ya, Bik. Bik Sum udah kerja lama di sini? Soalnya Acha baru liat Bik Sum.""Iya Neng, Bik Sum udah lama kerja di sini waktu Mas Riyan masih bayi. Minggu kemarin Bik Sum sama Mang Agus pulang kampung, jadi Neng baru liat Bik Sum."Acha mengerutkan dahi. "Mang Agus itu siapa Bik?""Satpam di rumah ini, Neng."Acha manggut-manggut mengerti. Pantas saja saat Acha pertama kali melamar kerja, suasana rumah saat itu sepi ternyata para pekerja Indira pulang ke halaman kampung."Sore ini Neng duduk manis aja ya biar Bik Sum yang masak.""Enggak bisa Bik." Acha mengambil alih pisau dari tangan B

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26

Bab terbaru

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   15. Kalung Berharganya Acha

    ***"Ra, ini cara pakainya gimana?" Acha memperlihatkan handphone pemberian Riyan pada Clara.Tadi pagi Acha sangat penasaran dengan isi kotak box dari Riyan. Setelah dibuka ternyata barang-barang di dalam tidak kalah bagus juga mewah. Handphone, jam tangan, gaun dress selutut berwarna denim serta high heels. Tentu saja hati Acha merasa tersentuh melihat barang-barang mewah karena Acha merasa ia tidak layak untuk memiliki semua itu."Cie, yang sekarang ada handphone baru. Dikasih siapa nih?" goda Clara sesekali menyenggol lengan Acha."Hihi, dikasih Tuan Muda," jawab Acha malu-malu."Tumben Riyan baik sama kamu? Pasti ada maunya itu."Acha berpikir sejenak, ada benarnya juga perkataan Clara. Karena dari kemarin malam sikap Riyan berubah padanya, dari sinis menjadi romantis. Acha berharap Riyan memang tulus melakukan semua itu."Aku percaya kalo Tuan Muda baik, Ra.""Iya deh, emang dalam rangka apa Riyan ngasih ini ke kamu?" tanya Clara penasaran."Enggak tau, Ra.""Sini, aku ajarin."

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   14. Mendadak Romantis?

    ***Selesai mengganti seragam, Acha segera bergegas ke dapur untuk mempersiapkan makan malam. Namun, setelah tiba di sana, Acha dikejutkan dengan kehadiran seorang wanita paruh baya tengah memotong bawang."Maaf, ibu siapa ya?"Wanita baya itu tersenyum melihat Acha. "Eh, Neng, Neng pasti Neng Acha, ya. Kenalin nama saya teh Suamiati, Neng bisa panggil saya Bik Sum, saya pekerja di sini juga.""Ohh gitu ya, Bik. Bik Sum udah kerja lama di sini? Soalnya Acha baru liat Bik Sum.""Iya Neng, Bik Sum udah lama kerja di sini waktu Mas Riyan masih bayi. Minggu kemarin Bik Sum sama Mang Agus pulang kampung, jadi Neng baru liat Bik Sum."Acha mengerutkan dahi. "Mang Agus itu siapa Bik?""Satpam di rumah ini, Neng."Acha manggut-manggut mengerti. Pantas saja saat Acha pertama kali melamar kerja, suasana rumah saat itu sepi ternyata para pekerja Indira pulang ke halaman kampung."Sore ini Neng duduk manis aja ya biar Bik Sum yang masak.""Enggak bisa Bik." Acha mengambil alih pisau dari tangan B

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   13. Bertemu Dengan Aruna

    ***Acha berjalan kaki melewati jalanan sepi menuju pangkalan angkot. Seharusnya sesuai pesan Indira, Acha harus pulang bersama Riyan. Namun, cewek itu tidak ingin mengganggu Tuan Mudanya.Jangankan mengusik, Acha tidak ingin mencari masalah baru lagi, yang ada nanti hukumannya semakin bertambah.Di tengah sedang melangkah, Acha dikejutkan dengan suara deruman motor yang sangat berisik dari arah barat."Ya Tuhan." Acha mulai panik sendiri. Kenapa sore-sore begini ada segerombolan geng motor?Suara deruman itu semakin dekat seolah akan menghampiri Acha. Acha yang semakin panik segera melarikan diri. Namun, belum sempat melakukan itu, sekelompok geng motor muncul lalu mengelilingi Acha dengan bentuk lingkaran sehingga tidak ada celah bagi Acha untuk kabur."Ya Tuhan, bagaimana ini?" gumam Acha ketakutan.Acha menutup telinganya karena suara knalpot yang sangat berisik, belum lagi kepala Acha merasa pusing melihat sekelompok geng motor memutari tubuhnya."Astagfirullah ... Astagfirullah

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   12. Pembawa Sial?

    *** Byur. Entah dari mana sumbernya, guyuran air tiba-tiba saja mendarat tepat di atas kepala Acha, membuat sekujur tubuh gadis itu basah kuyup. "Hahaha, rasain lo." Acha langsung menoleh pada suara tawa tersebut. Beberapa siswi memakai jaket denim dengan rambut berwarna hitam ke-pink-an adalah pelakunya Acha menyipitkan mata sebenar, ia seperti tidak asing dengan mereka. Ya, Acha baru ingat jika mereka adalah teman-teman sekelasnya. "Gimana nih gembel, seru gak disiram pake air comberan?" tanya salah satu dari mereka dengan name tag Ana Tasya Corina. Acha membulatkan mata. Ia baru menyadari jika air yang menimpanya tadi adalah air comberan. Pantas saja Acha merasakan bau busuk. "Kenapa kalian begitu jahat? A--ku ada salah apa sama kalian?" lirih Acha, matanya berkaca-kaca ingin menangis. Niat Acha ke sekolah padahal ingin mencari ilmu, bukan mencari masalah. "Lo punya salah banyak, cupu. Lo udah bikin Prince gue kalah," pekik Tasya sembari melangkah maju mencengkram

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   11. Kejutan?

    *** Hati Acha merasa sedih dan bersalah ketika menyaksikan Riyan mulai bersujud di kaki orang lain. Acha tentunya tidak ingin diam saja, ia harus membantu Tuan Mudanya. Namun, saat Acha ingin melangkah, Alvin menahan lengannya. "Mau kemana?" tanya Alvin. "Mau bantu Tuan Muda, Al. Tuan Muda gak boleh ngelakuin itu," jawab Acha. "Saat ini lo lagi disalahin semua orang, Cha. Kalo lo maju belain Riyan lagi, lo bakal dapat masalah yang lebih besar dari ini." "Terus aku harus apa?" tanya Acha, semakin gelisah. "Diem. Lo cukup diem," timpal Alvin sedikit menekan katanya. Dari jarak satu meter, Acha hanya bisa menatap Riyan dengan tatapan sendu. Acha ingin sekali merengkuh badan tegap yang sedang bersujud itu, namun apalah daya Acha tidak ingin menambah masalah. Usai menuruti keinginan Andra, Riyan segera menaiki motornya dan pergi dari sana tanpa berbicara sepatah kata lagi. "Tuan Muda," lirih Acha. Bukan firasat lagi, Acha sudah yakin jika saat ini Riyan sangat marah padanya. **

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   10. Gara-Gara Acha?!

    *** "Bau-baunya ada yang macarin pembantu sendiri nih." Andra, lawan balap Riyan tiba-tiba saja mengompori Keadaan. Mendengar hal itu, Riyan langsung menatap tajam ke arah Andra. "Seorang Riyan Marvel Alvaro, ketua geng BlackMars yang digilai para cewek sexy, baru kali ini suka sama modelan cewek kampungan kayak gitu!" ledek Andra. "Bangs4t!" Riyan turun dari motor kemudian menarik kas4r kerah jaket Andra. "Jangan sok nyebar isu palsu, brengs3k. Gue gak pernah pacaran sama pembantu kampungan kayak gitu," pekik Riyan. Acha hanya menundukkan kepala dengan posisi masih berlutut di dekat motor Riyan. "Ck, mana ada orang yang udah ketahuan mau ngaku," ucap Andra sambil tersenyum menyeringai. Karena tersulut emosi, Riyan hendak melayangkan pukulan keras pada pipi Andra. Untungnya Kevin beserta Bastian langsung memegang tangan Riyan agar tidak terjadi pertengkaran. "Udah Bos udah, gak ada gunanya lo nonjok si bangs4t Andra. Mending sekarang lo fokus balapan. Kalahin dia Bos," ucap

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   9. Permohonan Acha

    SADB 9 *** "Mah, aku izin keluar sebentar," ucap Riyan usai menyelesaikan ritual makannya. "Emangnya kamu mau kemana malam-malam begini, Riyan?" tanya Ny. Indira sambil mengelap bibirnya yang kotor menggunakan tisu. "Mau main Mah sama temen-temen," jawab Riyan. "Enggak. Mamah gak ngizinin. Pasti kamu mau balap-balapan lagi kan." "Enggak kok Mah, cuma nongkrong aja. Please ya izinin Mah." Mohon Riyan. Ny. Indira menarik napas panjang. Setelah itu ia memandang ke arah Acha yang sedang membereskan piring-piring. "Mamah bakal izinin kalo kamu perginya sama Acha," final Ny. Indira. "Apa Mah? Sama babu jelek itu? Enggak.. Enggak, Riyan pengen keluar sendiri Mah," keukeuh Riyan. "Pilih aja, kamu mau diem di rumah atau keluar sama Acha?" tanya Ny. Indira dimana keputusannya tidak bisa diganggu gugat. Melihat perdebatan itu, Acha hanya menundukkan kepala. Sejujurnya Acha tidak ingin ikut bersama Tuan Mudanya. Riyan menghela napas kasar. Ia tidak punya pilihan selain keluar dengan Ac

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   8. First Kiss

    *** Ketika pulang sekolah tiba, Acha tidak melihat sosok Riyan dimana-mana. Gadis itu sudah mencari, namun pencariannya tidak berhasil. "Apa Tuan Muda udah pulang duluan ya?" pikir Acha. Tak ingin membuang waktu, Acha segera pulang ke rumah dengan menaiki angkutan umum. Acha hanya ingin memastikan kalau Tuan Muda-nya sudah pulang ke rumah. * Setelah sampai, Acha buru-buru masuk ke dalam dan langkahnya terhenti usai melihat ada motor Riyan terparkir di sana. Itu berarti Tuan Mudanya sudah pulang. Ada perasaan lega dalam hati Acha, pasalnya semenjak kejadian di kantin sekolah tadi, Riyan mendiaminya. Acha sempat khawatir Riyan tidak pulang gara-gara kejadian itu. "Tuan Muda ... Tuan ...." panggil Acha sambil berjalan cepat menaiki tangga. "Tuan Muda." Acha mengetuk pintu kamar Riyan berulang kali. Namun, tidak ada sahutan dari si pemilik kamar. Entah kenapa feeling Acha merasa khawatir. Apalagi saat ini Ny. Indira belum pulang ke rumah karena ada pekerjaan penting, jadi Acha m

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   7. Diganggu

    *** Selesai pelajaran kedua, tibalah waktu istirahat. Tampak Acha masih duduk di kursi, ia tidak tau harus melakukan apa ketika jam istirahat, pasalnya Acha tidak ada teman untuk pergi ke kantin. "Acha." Teman sebangku Acha yaitu Clara tiba-tiba menyapa Acha. "Iya, ada apa ya?" "Kamu mau ke kantin? Bareng aku yuk. Kebetulan aku gak ada temen buat makan di kantin!" ajak Clara. Dengan penuh semangat Acha mengangguk. "Ayo-ayo." Acha menghela napas lega. Karena akhirnya Acha tidak jadi sendirian pergi ke kantinnya. *** "Ini dia pesenan bakso kita." Acha menghampiri Clara yang sedang duduk di meja kantin sambil membawa nampan berisi dua mangkok bakso. "Akhirnya dateng juga." Clara tersenyum girang. "Yuk makan Cla!" ajak Acha, kemudian menuangkan saus sambal ke dalam mangkok. Sepintas pandangan Acha tak sengaja mengarah pada sosok yang sangat dikenalnya. Siapa lagi kalau bukan Riyan yang kala itu sedang makan bersama teman-temannya. Tak dipungkiri, Riyan juga men

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status