Share

8. First Kiss

Author: Adera
last update Last Updated: 2025-01-08 15:44:47

***

Ketika pulang sekolah tiba, Acha tidak melihat sosok Riyan dimana-mana. Gadis itu sudah mencari, namun pencariannya tidak berhasil.

"Apa Tuan Muda udah pulang duluan ya?" pikir Acha.

Tak ingin membuang waktu, Acha segera pulang ke rumah dengan menaiki angkutan umum. Acha hanya ingin memastikan kalau Tuan Muda-nya sudah pulang ke rumah.

*

Setelah sampai, Acha buru-buru masuk ke dalam dan langkahnya terhenti usai melihat ada motor Riyan terparkir di sana. Itu berarti Tuan Mudanya sudah pulang.

Ada perasaan lega dalam hati Acha, pasalnya semenjak kejadian di kantin sekolah tadi, Riyan mendiaminya. Acha sempat khawatir Riyan tidak pulang gara-gara kejadian itu.

"Tuan Muda ... Tuan ...." panggil Acha sambil berjalan cepat menaiki tangga.

"Tuan Muda." Acha mengetuk pintu kamar Riyan berulang kali. Namun, tidak ada sahutan dari si pemilik kamar.

Entah kenapa feeling Acha merasa khawatir. Apalagi saat ini Ny. Indira belum pulang ke rumah karena ada pekerjaan penting, jadi Acha merasa dirinya harus menjaga Riyan meskipun posisinya adalah pembantu di rumah Riyan.

Tak punya pilihan, akhirnya Acha membuka pintu kamar. Dan ternyata tidak kunci. Acha mempunyai kesempatan untuk masuk ke dalam.

Hal pertama yang Acha rasakan saat masuk adalah bau aneh. Bau yang Acha sedikit kenali. Seperti bau orang yang sedang mabuk.

"Ya Tuhan." Acha terkejut ketika melihat banyak beragam botol wine terpampang di meja belajar milik Riyan.

Sementara Tuan Mudanya itu kini tengah berada di balkon sambil meneguk segelas wine.

"Tuan Muda," panggil Acha dengan langkah gemetar mulai mendekati Riyan.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Riyan ketus tanpa melihat ke arah Acha.

"Mending lo pergi dari kamar gue." Belum juga Acha menjawab, Riyan sudah mengusirnya.

"Tuan Muda baik-baik aja kan?" tanya Acha cemas. Ia baru tau kalau putra majikannya itu sering meminum minuman berakohol.

Riyan menarik napas panjang. Kenapa gadis ini keras kepala. Padahal saat ini Riyan hanya ingin meminum wine dengan tenang tanpa gangguan siapapun.

"Tuan Muda, lebih baik Tuan jangan minum botol yang bikin mabuk itu lagi. Itu gak baik buat kesehatan Tuan Muda," ucap Acha memperingati.

"Gak usah sok peduli deh. Mendingan lo pergi dari sini!" usir Riyan kembali.

"Tapi Tuan, Tuan muda harus buang dulu semua botol ini. Kalau Nyonya tau bagaimana?" Acha benar-benar merasa khawatir pada Riyan.

"Mamah gak akan tau kalau lo gak comel. Paham?" Kali ini Riyan sedikit meninggikan ucapannya.

"Tapi Tuan, aku khawatir Nyonya bakal cepet pulang terus liat semua ini," sahut Acha sambil menunjuk beragam botol minuman anggur wine yang akan membuat orang mabuk jika dikonsumsi berlebihan.

Kesabaran Riyan sudah setipis tisu. Ia benar-benar jengkel pada pembantunya yang sulit untuk diusir dan malah berbicara panjang lebar.

"Lo tau, lo udah mancing singa jantan yang sedang minum dengan tenang."

Melihat tatapan menyeramkan dari Riyan, Acha langsung termundur ke belakang. Diikuti oleh Riyan yang terus melangkah maju mendekati Acha.

Bruk!

Tubuh Acha kini terhimpit pada dinding. Dengan gerak cepat tangan kiri Riyan mengurung tubuh Acha, sedangkan tangan kanannya memegang segelas wine.

"Tu-Tuan Muda, a--aku ..." Entah kenapa Acha merasa gugup jika berada pada jarak yang sedekat ini dengan Riyan.

"Lo udah bikin gue marah, Cupu," ucap Riyan penuh penekanan.

"Lo tau kan sesuai perjanjian di kertas tadi kalo lo bikin gue marah, sanksinya lo bakal gue paksa minum air wine. Apa lo siap?" tanya Riyan seraya tersenyum smirk.

Acha melotot lalu buru-buru menggeleng. "Nggak mau, aku nggak mau minum yang kayak gitu Tuan."

"Ck, lo mau pergi?" tanya Riyan. Cepat-cepat Acha mengangguk.

"Sudah terlambat."

Riyan mulai mencengkram rahang Acha, mencoba membuka paksa mulut gadis itu agar terbuka. Namun, sekuat mungkin Acha menutup mulutnya.

Karena tak kunjung membuka, akhirnya Riyan melepaskan cengkramannya. Lalu memojokan kembali Acha ke dinding.

"Lo sendiri yang minum atau mau gue paksa lo minum ini dengan cara lain?" tanya Riyan dengan nafas terengah-engah.

Acha menggeleng. Apapun pilihannya, Acha tetap tidak ingin meminum minuman berakohol tersebut.

"Aku gak mau minum itu Tuan Muda," lirih Acha.

Riyan tersenyum penuh kelicikan. Apa Acha kira Riyan akan mengasihinya? Tentu saja tidak. Karena bagaimanapun juga hukuman tetap hukuman.

"Lo harus tetep minum ini cewek kampungan," ketus Riyan lalu meneguk minuman wine tersebut.

Setelah itu, Riyan menempelkan bibirnya pada bibir Acha. Tentu saja Acha melotot sempurna saat merasakan hal itu untuk pertama kalinya.

"Eum." Acha mulai meronta berusaha melepaskan diri. Namun, tenaga Riyan memegang pinggang Acha lebih kuat hingga Acha tidak bisa lepas.

Riyan kemudian mencengkram rahang Acha hingga sedikit terbuka, lalu memasukan air wine dari mulutnya ke dalam mulut Acha dengan penuh paksaan.

Rasanya Acha ingin menangis ketika dirinya dipaksa meminum wine oleh putra majikannya dengan cara seperti ini.

"Uhuk, uhuk.." Acha terbatuk-batuk setelah Riyan menjauhkan diri darinya.

"Sekarang lo pergi dari kamar gue!" usir Riyan.

Tak ingin terjadi sesuatu yang buruk padanya lagi, Acha segera berjalan cepat keluar kamar sambil menahan mual karena menelan air wine.

"Si4l, kenapa bibirnya sangat manis," rutuk Riyan. Ia hampir saja kebablasan ingin memperdalam ciumannya tadi saking manisnya bibir Acha.

***

Acha mendudukkan diri di kasur sambil meminum air putih. Ia mencoba merilekskan tenggorokan juga perutnya karena tadi Riyan memaksanya meminum air wine dengan cara yang tidak wajar.

Bayangkan coba memaksanya itu pakai ciuman. Gimana Acha tidak syok, karena itu ciuman pertamanya.

"Ya Tuhan, bibirku."

Acha meraba-raba bibirnya sendiri yang sudah disentuh oleh bibir Riyan.

"Haish, Tuan Muda benar-benar kejam. Padahal kan niat aku baik." gerutu Acha merasa kesal dengan sikap Riyan yang seenak jidat mencium bibirnya.

Saking gelisah memikirkan kejadian tadi, Acha hampir lupa untuk mandi. Karena sebentar lagi ia harus ke dapur untuk menpersiapkan makan malam sebelum Ny. Indira pulang ke rumah.

***

Jam menunjukan pukul 18.40, terlihat semua makanan untuk makan malam sudah Acha hidangkan di meja makan, tinggal menunggu kehadiran Ny. Indira dan juga Riyan.

"Cha, apa semuanya sudah siap?" tanya Ny. Indira dari balik pintu ruang makan.

"Sudah Nyonya."

Melihat ada Riyan juga di sana, buru-buru Acha menundukan kepala.

"Loh Acha, kenapa kamu pakai masker? Kamu sakit?" tanya Ny. Indira setelah tersadar sebagian wajah Acha tertutup masker.

"Enggak kok Nyonya. Acha baik-baik aja," jawab Acha cepat.

Padahal alasan sebenarnya Acha memakai masker bukanlah sakit, melainkan untuk berjaga-jaga, khawatir Tuan Mudanya itu melakukan sesuatu yang tidak terduga lagi.

"Ck." Di tempat makan Riyan hanya berdecih melihat Acha memakai masker.

"Bibirnya lagi bengkak kali tuh Mah, kebanyakan makan cabe sih," ucap Riyan asal sambil menahan tawa.

Tentu saja Ny. Indira terkejut mendengarnya. "Astaga! Tadi di sekolah kamu makan pedes, Cha?"

Acha menggeleng. Lalu ia menatap kesal ke arah Riyan yang malah tertawa di atas penderitaannya. Padahal alasan Acha memakai masker karena ulah Riyan sendiri.

"Lain kali jangan makan pedes ya, Nak. Gak baik buat kesehatan. Nanti kamu ke warung terus beli minuman adem sari oke."

Acha terpaksa mengangguk.

#Bersambung

Related chapters

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   9. Permohonan Acha

    SADB 9 *** "Mah, aku izin keluar sebentar," ucap Riyan usai menyelesaikan ritual makannya. "Emangnya kamu mau kemana malam-malam begini, Riyan?" tanya Ny. Indira sambil mengelap bibirnya yang kotor menggunakan tisu. "Mau main Mah sama temen-temen," jawab Riyan. "Enggak. Mamah gak ngizinin. Pasti kamu mau balap-balapan lagi kan." "Enggak kok Mah, cuma nongkrong aja. Please ya izinin Mah." Mohon Riyan. Ny. Indira menarik napas panjang. Setelah itu ia memandang ke arah Acha yang sedang membereskan piring-piring. "Mamah bakal izinin kalo kamu perginya sama Acha," final Ny. Indira. "Apa Mah? Sama babu jelek itu? Enggak.. Enggak, Riyan pengen keluar sendiri Mah," keukeuh Riyan. "Pilih aja, kamu mau diem di rumah atau keluar sama Acha?" tanya Ny. Indira dimana keputusannya tidak bisa diganggu gugat. Melihat perdebatan itu, Acha hanya menundukkan kepala. Sejujurnya Acha tidak ingin ikut bersama Tuan Mudanya. Riyan menghela napas kasar. Ia tidak punya pilihan selain keluar dengan Ac

    Last Updated : 2025-01-08
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   10. Gara-Gara Acha?!

    *** "Bau-baunya ada yang macarin pembantu sendiri nih." Andra, lawan balap Riyan tiba-tiba saja mengompori Keadaan. Mendengar hal itu, Riyan langsung menatap tajam ke arah Andra. "Seorang Riyan Marvel Alvaro, ketua geng BlackMars yang digilai para cewek sexy, baru kali ini suka sama modelan cewek kampungan kayak gitu!" ledek Andra. "Bangs4t!" Riyan turun dari motor kemudian menarik kas4r kerah jaket Andra. "Jangan sok nyebar isu palsu, brengs3k. Gue gak pernah pacaran sama pembantu kampungan kayak gitu," pekik Riyan. Acha hanya menundukkan kepala dengan posisi masih berlutut di dekat motor Riyan. "Ck, mana ada orang yang udah ketahuan mau ngaku," ucap Andra sambil tersenyum menyeringai. Karena tersulut emosi, Riyan hendak melayangkan pukulan keras pada pipi Andra. Untungnya Kevin beserta Bastian langsung memegang tangan Riyan agar tidak terjadi pertengkaran. "Udah Bos udah, gak ada gunanya lo nonjok si bangs4t Andra. Mending sekarang lo fokus balapan. Kalahin dia Bos," ucap

    Last Updated : 2025-01-08
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   11. Kejutan?

    *** Hati Acha merasa sedih dan bersalah ketika menyaksikan Riyan mulai bersujud di kaki orang lain. Acha tentunya tidak ingin diam saja, ia harus membantu Tuan Mudanya. Namun, saat Acha ingin melangkah, Alvin menahan lengannya. "Mau kemana?" tanya Alvin. "Mau bantu Tuan Muda, Al. Tuan Muda gak boleh ngelakuin itu," jawab Acha. "Saat ini lo lagi disalahin semua orang, Cha. Kalo lo maju belain Riyan lagi, lo bakal dapat masalah yang lebih besar dari ini." "Terus aku harus apa?" tanya Acha, semakin gelisah. "Diem. Lo cukup diem," timpal Alvin sedikit menekan katanya. Dari jarak satu meter, Acha hanya bisa menatap Riyan dengan tatapan sendu. Acha ingin sekali merengkuh badan tegap yang sedang bersujud itu, namun apalah daya Acha tidak ingin menambah masalah. Usai menuruti keinginan Andra, Riyan segera menaiki motornya dan pergi dari sana tanpa berbicara sepatah kata lagi. "Tuan Muda," lirih Acha. Bukan firasat lagi, Acha sudah yakin jika saat ini Riyan sangat marah padanya. **

    Last Updated : 2025-01-19
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   12. Pembawa Sial?

    *** Byur. Entah dari mana sumbernya, guyuran air tiba-tiba saja mendarat tepat di atas kepala Acha, membuat sekujur tubuh gadis itu basah kuyup. "Hahaha, rasain lo." Acha langsung menoleh pada suara tawa tersebut. Beberapa siswi memakai jaket denim dengan rambut berwarna hitam ke-pink-an adalah pelakunya Acha menyipitkan mata sebenar, ia seperti tidak asing dengan mereka. Ya, Acha baru ingat jika mereka adalah teman-teman sekelasnya. "Gimana nih gembel, seru gak disiram pake air comberan?" tanya salah satu dari mereka dengan name tag Ana Tasya Corina. Acha membulatkan mata. Ia baru menyadari jika air yang menimpanya tadi adalah air comberan. Pantas saja Acha merasakan bau busuk. "Kenapa kalian begitu jahat? A--ku ada salah apa sama kalian?" lirih Acha, matanya berkaca-kaca ingin menangis. Niat Acha ke sekolah padahal ingin mencari ilmu, bukan mencari masalah. "Lo punya salah banyak, cupu. Lo udah bikin Prince gue kalah," pekik Tasya sembari melangkah maju mencengkram

    Last Updated : 2025-01-23
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   13. Bertemu Dengan Aruna

    ***Acha berjalan kaki melewati jalanan sepi menuju pangkalan angkot. Seharusnya sesuai pesan Indira, Acha harus pulang bersama Riyan. Namun, cewek itu tidak ingin mengganggu Tuan Mudanya.Jangankan mengusik, Acha tidak ingin mencari masalah baru lagi, yang ada nanti hukumannya semakin bertambah.Di tengah sedang melangkah, Acha dikejutkan dengan suara deruman motor yang sangat berisik dari arah barat."Ya Tuhan." Acha mulai panik sendiri. Kenapa sore-sore begini ada segerombolan geng motor?Suara deruman itu semakin dekat seolah akan menghampiri Acha. Acha yang semakin panik segera melarikan diri. Namun, belum sempat melakukan itu, sekelompok geng motor muncul lalu mengelilingi Acha dengan bentuk lingkaran sehingga tidak ada celah bagi Acha untuk kabur."Ya Tuhan, bagaimana ini?" gumam Acha ketakutan.Acha menutup telinganya karena suara knalpot yang sangat berisik, belum lagi kepala Acha merasa pusing melihat sekelompok geng motor memutari tubuhnya."Astagfirullah ... Astagfirullah

    Last Updated : 2025-01-25
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   14. Mendadak Romantis?

    ***Selesai mengganti seragam, Acha segera bergegas ke dapur untuk mempersiapkan makan malam. Namun, setelah tiba di sana, Acha dikejutkan dengan kehadiran seorang wanita paruh baya tengah memotong bawang."Maaf, ibu siapa ya?"Wanita baya itu tersenyum melihat Acha. "Eh, Neng, Neng pasti Neng Acha, ya. Kenalin nama saya teh Suamiati, Neng bisa panggil saya Bik Sum, saya pekerja di sini juga.""Ohh gitu ya, Bik. Bik Sum udah kerja lama di sini? Soalnya Acha baru liat Bik Sum.""Iya Neng, Bik Sum udah lama kerja di sini waktu Mas Riyan masih bayi. Minggu kemarin Bik Sum sama Mang Agus pulang kampung, jadi Neng baru liat Bik Sum."Acha mengerutkan dahi. "Mang Agus itu siapa Bik?""Satpam di rumah ini, Neng."Acha manggut-manggut mengerti. Pantas saja saat Acha pertama kali melamar kerja, suasana rumah saat itu sepi ternyata para pekerja Indira pulang ke halaman kampung."Sore ini Neng duduk manis aja ya biar Bik Sum yang masak.""Enggak bisa Bik." Acha mengambil alih pisau dari tangan B

    Last Updated : 2025-01-26
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   15. Kalung Berharganya Acha

    ***"Ra, ini cara pakainya gimana?" Acha memperlihatkan handphone pemberian Riyan pada Clara.Tadi pagi Acha sangat penasaran dengan isi kotak box dari Riyan. Setelah dibuka ternyata barang-barang di dalam tidak kalah bagus juga mewah. Handphone, jam tangan, gaun dress selutut berwarna denim serta high heels. Tentu saja hati Acha merasa tersentuh melihat barang-barang mewah karena Acha merasa ia tidak layak untuk memiliki semua itu."Cie, yang sekarang ada handphone baru. Dikasih siapa nih?" goda Clara sesekali menyenggol lengan Acha."Hihi, dikasih Tuan Muda," jawab Acha malu-malu."Tumben Riyan baik sama kamu? Pasti ada maunya itu."Acha berpikir sejenak, ada benarnya juga perkataan Clara. Karena dari kemarin malam sikap Riyan berubah padanya, dari sinis menjadi romantis. Acha berharap Riyan memang tulus melakukan semua itu."Aku percaya kalo Tuan Muda baik, Ra.""Iya deh, emang dalam rangka apa Riyan ngasih ini ke kamu?" tanya Clara penasaran."Enggak tau, Ra.""Sini, aku ajarin."

    Last Updated : 2025-01-30
  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   1. Tertangkap Basah

    *** "Nanti kamu tidur di kamar atas!" seru Ny. Indira pada gadis muda yang memakai kacamata dengan rambut dikepang dua. "Apa? Tidur di kamar atas? Tapi Nyonya, Kania nggak--" "Nggak ada kata menolak Kania. Saya mohon!" pinta Ny. Indira. Tak tega melihat Ny. Indira memohon seperti itu, akhirnya Kania mengiyakannya. "B--baik Nyonya." "Terimakasih Kania." "Iya Nyonya sama-sama. Tapi Nyonya, bukannya kamar atas punya anak Nyonya?" tanya Kania. "Iya, di atas ada dua kamar. Yang satunya punya anak saya yang cewek. Dia sudah menikah dua bulan yang lalu dan ikut suami. Ya otomatis kamar itu kosong. Nah saya kepengen kamu menempati kamar tersebut." jelas Ny. Indira. "Terus kamar yang satunya lagi?" "Nah yang disebelahnya itu kamar anak saya yang cowok. Dia masih sekolah, mungkin usianya sama kayak kamu." "Ohh ...." Kania mengangguk-angguk kepala mengerti sambil memandang ke arah sekelilingnya. Ah, benar-benar rumah yang mewah dan luas. Begitulah yang ada di pikiran Kania

    Last Updated : 2024-12-14

Latest chapter

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   15. Kalung Berharganya Acha

    ***"Ra, ini cara pakainya gimana?" Acha memperlihatkan handphone pemberian Riyan pada Clara.Tadi pagi Acha sangat penasaran dengan isi kotak box dari Riyan. Setelah dibuka ternyata barang-barang di dalam tidak kalah bagus juga mewah. Handphone, jam tangan, gaun dress selutut berwarna denim serta high heels. Tentu saja hati Acha merasa tersentuh melihat barang-barang mewah karena Acha merasa ia tidak layak untuk memiliki semua itu."Cie, yang sekarang ada handphone baru. Dikasih siapa nih?" goda Clara sesekali menyenggol lengan Acha."Hihi, dikasih Tuan Muda," jawab Acha malu-malu."Tumben Riyan baik sama kamu? Pasti ada maunya itu."Acha berpikir sejenak, ada benarnya juga perkataan Clara. Karena dari kemarin malam sikap Riyan berubah padanya, dari sinis menjadi romantis. Acha berharap Riyan memang tulus melakukan semua itu."Aku percaya kalo Tuan Muda baik, Ra.""Iya deh, emang dalam rangka apa Riyan ngasih ini ke kamu?" tanya Clara penasaran."Enggak tau, Ra.""Sini, aku ajarin."

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   14. Mendadak Romantis?

    ***Selesai mengganti seragam, Acha segera bergegas ke dapur untuk mempersiapkan makan malam. Namun, setelah tiba di sana, Acha dikejutkan dengan kehadiran seorang wanita paruh baya tengah memotong bawang."Maaf, ibu siapa ya?"Wanita baya itu tersenyum melihat Acha. "Eh, Neng, Neng pasti Neng Acha, ya. Kenalin nama saya teh Suamiati, Neng bisa panggil saya Bik Sum, saya pekerja di sini juga.""Ohh gitu ya, Bik. Bik Sum udah kerja lama di sini? Soalnya Acha baru liat Bik Sum.""Iya Neng, Bik Sum udah lama kerja di sini waktu Mas Riyan masih bayi. Minggu kemarin Bik Sum sama Mang Agus pulang kampung, jadi Neng baru liat Bik Sum."Acha mengerutkan dahi. "Mang Agus itu siapa Bik?""Satpam di rumah ini, Neng."Acha manggut-manggut mengerti. Pantas saja saat Acha pertama kali melamar kerja, suasana rumah saat itu sepi ternyata para pekerja Indira pulang ke halaman kampung."Sore ini Neng duduk manis aja ya biar Bik Sum yang masak.""Enggak bisa Bik." Acha mengambil alih pisau dari tangan B

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   13. Bertemu Dengan Aruna

    ***Acha berjalan kaki melewati jalanan sepi menuju pangkalan angkot. Seharusnya sesuai pesan Indira, Acha harus pulang bersama Riyan. Namun, cewek itu tidak ingin mengganggu Tuan Mudanya.Jangankan mengusik, Acha tidak ingin mencari masalah baru lagi, yang ada nanti hukumannya semakin bertambah.Di tengah sedang melangkah, Acha dikejutkan dengan suara deruman motor yang sangat berisik dari arah barat."Ya Tuhan." Acha mulai panik sendiri. Kenapa sore-sore begini ada segerombolan geng motor?Suara deruman itu semakin dekat seolah akan menghampiri Acha. Acha yang semakin panik segera melarikan diri. Namun, belum sempat melakukan itu, sekelompok geng motor muncul lalu mengelilingi Acha dengan bentuk lingkaran sehingga tidak ada celah bagi Acha untuk kabur."Ya Tuhan, bagaimana ini?" gumam Acha ketakutan.Acha menutup telinganya karena suara knalpot yang sangat berisik, belum lagi kepala Acha merasa pusing melihat sekelompok geng motor memutari tubuhnya."Astagfirullah ... Astagfirullah

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   12. Pembawa Sial?

    *** Byur. Entah dari mana sumbernya, guyuran air tiba-tiba saja mendarat tepat di atas kepala Acha, membuat sekujur tubuh gadis itu basah kuyup. "Hahaha, rasain lo." Acha langsung menoleh pada suara tawa tersebut. Beberapa siswi memakai jaket denim dengan rambut berwarna hitam ke-pink-an adalah pelakunya Acha menyipitkan mata sebenar, ia seperti tidak asing dengan mereka. Ya, Acha baru ingat jika mereka adalah teman-teman sekelasnya. "Gimana nih gembel, seru gak disiram pake air comberan?" tanya salah satu dari mereka dengan name tag Ana Tasya Corina. Acha membulatkan mata. Ia baru menyadari jika air yang menimpanya tadi adalah air comberan. Pantas saja Acha merasakan bau busuk. "Kenapa kalian begitu jahat? A--ku ada salah apa sama kalian?" lirih Acha, matanya berkaca-kaca ingin menangis. Niat Acha ke sekolah padahal ingin mencari ilmu, bukan mencari masalah. "Lo punya salah banyak, cupu. Lo udah bikin Prince gue kalah," pekik Tasya sembari melangkah maju mencengkram

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   11. Kejutan?

    *** Hati Acha merasa sedih dan bersalah ketika menyaksikan Riyan mulai bersujud di kaki orang lain. Acha tentunya tidak ingin diam saja, ia harus membantu Tuan Mudanya. Namun, saat Acha ingin melangkah, Alvin menahan lengannya. "Mau kemana?" tanya Alvin. "Mau bantu Tuan Muda, Al. Tuan Muda gak boleh ngelakuin itu," jawab Acha. "Saat ini lo lagi disalahin semua orang, Cha. Kalo lo maju belain Riyan lagi, lo bakal dapat masalah yang lebih besar dari ini." "Terus aku harus apa?" tanya Acha, semakin gelisah. "Diem. Lo cukup diem," timpal Alvin sedikit menekan katanya. Dari jarak satu meter, Acha hanya bisa menatap Riyan dengan tatapan sendu. Acha ingin sekali merengkuh badan tegap yang sedang bersujud itu, namun apalah daya Acha tidak ingin menambah masalah. Usai menuruti keinginan Andra, Riyan segera menaiki motornya dan pergi dari sana tanpa berbicara sepatah kata lagi. "Tuan Muda," lirih Acha. Bukan firasat lagi, Acha sudah yakin jika saat ini Riyan sangat marah padanya. **

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   10. Gara-Gara Acha?!

    *** "Bau-baunya ada yang macarin pembantu sendiri nih." Andra, lawan balap Riyan tiba-tiba saja mengompori Keadaan. Mendengar hal itu, Riyan langsung menatap tajam ke arah Andra. "Seorang Riyan Marvel Alvaro, ketua geng BlackMars yang digilai para cewek sexy, baru kali ini suka sama modelan cewek kampungan kayak gitu!" ledek Andra. "Bangs4t!" Riyan turun dari motor kemudian menarik kas4r kerah jaket Andra. "Jangan sok nyebar isu palsu, brengs3k. Gue gak pernah pacaran sama pembantu kampungan kayak gitu," pekik Riyan. Acha hanya menundukkan kepala dengan posisi masih berlutut di dekat motor Riyan. "Ck, mana ada orang yang udah ketahuan mau ngaku," ucap Andra sambil tersenyum menyeringai. Karena tersulut emosi, Riyan hendak melayangkan pukulan keras pada pipi Andra. Untungnya Kevin beserta Bastian langsung memegang tangan Riyan agar tidak terjadi pertengkaran. "Udah Bos udah, gak ada gunanya lo nonjok si bangs4t Andra. Mending sekarang lo fokus balapan. Kalahin dia Bos," ucap

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   9. Permohonan Acha

    SADB 9 *** "Mah, aku izin keluar sebentar," ucap Riyan usai menyelesaikan ritual makannya. "Emangnya kamu mau kemana malam-malam begini, Riyan?" tanya Ny. Indira sambil mengelap bibirnya yang kotor menggunakan tisu. "Mau main Mah sama temen-temen," jawab Riyan. "Enggak. Mamah gak ngizinin. Pasti kamu mau balap-balapan lagi kan." "Enggak kok Mah, cuma nongkrong aja. Please ya izinin Mah." Mohon Riyan. Ny. Indira menarik napas panjang. Setelah itu ia memandang ke arah Acha yang sedang membereskan piring-piring. "Mamah bakal izinin kalo kamu perginya sama Acha," final Ny. Indira. "Apa Mah? Sama babu jelek itu? Enggak.. Enggak, Riyan pengen keluar sendiri Mah," keukeuh Riyan. "Pilih aja, kamu mau diem di rumah atau keluar sama Acha?" tanya Ny. Indira dimana keputusannya tidak bisa diganggu gugat. Melihat perdebatan itu, Acha hanya menundukkan kepala. Sejujurnya Acha tidak ingin ikut bersama Tuan Mudanya. Riyan menghela napas kasar. Ia tidak punya pilihan selain keluar dengan Ac

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   8. First Kiss

    *** Ketika pulang sekolah tiba, Acha tidak melihat sosok Riyan dimana-mana. Gadis itu sudah mencari, namun pencariannya tidak berhasil. "Apa Tuan Muda udah pulang duluan ya?" pikir Acha. Tak ingin membuang waktu, Acha segera pulang ke rumah dengan menaiki angkutan umum. Acha hanya ingin memastikan kalau Tuan Muda-nya sudah pulang ke rumah. * Setelah sampai, Acha buru-buru masuk ke dalam dan langkahnya terhenti usai melihat ada motor Riyan terparkir di sana. Itu berarti Tuan Mudanya sudah pulang. Ada perasaan lega dalam hati Acha, pasalnya semenjak kejadian di kantin sekolah tadi, Riyan mendiaminya. Acha sempat khawatir Riyan tidak pulang gara-gara kejadian itu. "Tuan Muda ... Tuan ...." panggil Acha sambil berjalan cepat menaiki tangga. "Tuan Muda." Acha mengetuk pintu kamar Riyan berulang kali. Namun, tidak ada sahutan dari si pemilik kamar. Entah kenapa feeling Acha merasa khawatir. Apalagi saat ini Ny. Indira belum pulang ke rumah karena ada pekerjaan penting, jadi Acha m

  • SATU ATAP DENGAN BADBOY TAMPAN   7. Diganggu

    *** Selesai pelajaran kedua, tibalah waktu istirahat. Tampak Acha masih duduk di kursi, ia tidak tau harus melakukan apa ketika jam istirahat, pasalnya Acha tidak ada teman untuk pergi ke kantin. "Acha." Teman sebangku Acha yaitu Clara tiba-tiba menyapa Acha. "Iya, ada apa ya?" "Kamu mau ke kantin? Bareng aku yuk. Kebetulan aku gak ada temen buat makan di kantin!" ajak Clara. Dengan penuh semangat Acha mengangguk. "Ayo-ayo." Acha menghela napas lega. Karena akhirnya Acha tidak jadi sendirian pergi ke kantinnya. *** "Ini dia pesenan bakso kita." Acha menghampiri Clara yang sedang duduk di meja kantin sambil membawa nampan berisi dua mangkok bakso. "Akhirnya dateng juga." Clara tersenyum girang. "Yuk makan Cla!" ajak Acha, kemudian menuangkan saus sambal ke dalam mangkok. Sepintas pandangan Acha tak sengaja mengarah pada sosok yang sangat dikenalnya. Siapa lagi kalau bukan Riyan yang kala itu sedang makan bersama teman-temannya. Tak dipungkiri, Riyan juga men

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status